Selasa, 16 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Dekonstruksi Derrida: Hegelian Force vs Differance

Lagi wae tulisane mbah'e iki apene tak search Te...lha kok awakmu wis
entuk dhisikan...he..he..he..

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
<hautesurveilance@...> wrote:
>
> jadi ingat tulisan pabrik yang ini, bagaimana gat, aud:
>
> "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda?"
> Oleh nuruddin asyhadie
>
>
> Moira, Moira Esperanda lengkapnya, merasa ada sesuatu yang sedang
> menggunting dalam lipatan, atau sudah. Sesuatu itu adalah wajahnya
> sendiri. Bermula semenjak ia mulai bekerja sebagai customer service
> di Hasselbrook Bank, ketika nasabah-nasabah yang ditemuinya selalu
> bertanya santun, "Maaf sepertinya saya mengenal Anda? Apakah Anda
> Bella Porizkova? Atau mungkin Anda memiliki hubungan darah dengannya?"
> Pertanyaan yang pada awalnya cukup menggembungkan hatinya. Siapa yang
> tak senang dipadankan dengan Bella, perempuan cantik, pemimpin redaksi
> Contemporeanos, majalah gaya hidup metropolitan terkemuka, "fun
> fearless female" Cosmo, pengulas topik-topik aktual sosial budaya yang
> terkenal dan tajam. Siapa yang tak bersemu rautnya disamakan dengan
> impian dan inspirasi setiap gadis belia, lulusan S2 Antropologi
> Harvard. Lama kelamaan, Moira merasa risih, atau lebih genting lagi
> identifikasi itu menaikan asam lambungnya, membuatnya mual dan
> muntah-muntah.
>
> Bella Porizkova telah menghapus jati dirinya, Moira Esperanda, yang
> betapapun tak bergunanya, tetaplah sebuah pribadi mandiri, unik,
> sampai-sampai ia ngebet memasang iklan besar-besar di koran, bahwa
> dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan Bella dan penyebutan nama
> Bella terhadap Moira adalah pelanggaran hak asasi manusia. Entah
> mengapa Moira tak melakukannya. Mungkin tak cukup uang di kantong.
> Mungkin ia masih terkatung antara fetishisme dan ego
> eksistensialisnya, sebab bahkan dalam gagasan yang relatif sederhana
> seperti memotong rambut, gagasan yang tak disetujui Manolo, pacarnya,
> ia masih menimbang seribu kali, dan ketika ia benar-benar mengubah
> penampilannya, Moira pun tak berani menemui pacarnya. Bisa jadi pula
> pada dasarnya ia seorang peragu, eksistensialis Gemini. Pada masa cuti
> yang diberikan oleh sang atasan agar dia memikirkan baik-baik
> keputusannya untuk hengkang dari Hasselbrook, ia akhirnya menganulir
> keputusan tersebut. Sebelum memotong rambutnya, ia terlebih dahulu
> membolak-balik majalah-majalah mode, keluar-masuk butik dan toko
> pakaian. Watak yang cukup aneh bagi seorang eksistensialis yang
> biasanya didefinisikan sebagai teguh pendirian dan kepala batu, tak
> peduli mata dan mulut orang lain.
>
> Pagi pertama kembalinya bekerja, Moira berpikir dandanan
> barunya akan membikin surprise teman-teman di kantor. Yang lebih
> penting, tak akan ada lagi yang menyamakannya dengan si Jahanam Bella.
> Pikiran pertama Moira tak meleset. Orang-orang kantor banyak memuji
> penampilan anyarnya. Pikiran kedua, gagal total. Memang ia tak
> disamakan lagi dengan Bella. Buktinya seorang nasabah lama yang ingin
> membuka rekening baru, tak lagi mengenalinya sebagai Bella, namun
> bukan berarti duri kehidupannya telah tercabut. Nasabah itu bertanya
> padanya, "Apakah Anda masih ada hubungan saudara dengan Catherina Zeta
> Jones?..."
>
> Demikianlah "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda", kisah
> terakhir dalam kumpulan cerpen Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan
> Cerita-Cerita Lainnya (2004). Secara terpilah, cerpen ini bisa dikunya
> sebagai narasi Kafkan, perjuangan sebuah individu dalam melepaskan
> diri dari uniformitas, atau dongeng "there is nothing new under the
> sun," tempat apapun yang kita (per)buat tak pernah menjadi sesuatu
> yang tertutup dan berdiri sendiri, selalu tereferensi dan mereferensi
> pada eksterioritas, yang kemudian bersama dirinya menyusun biografinya
> sendiri serta biografi-biografi lainnya, baik yang telah lalu, maupun
> yang akan datang.
>
> Membaca cerpen bersama seluruh rangkaian gerbong kumpulan
> cerpen ini, kita mendapatkan teks yang lebih kompleks. Memanfaatkan
> peristiwa penarikan cerpen "Olan" Donny dari antologi Kota yang
> Bernama dan Tak Bernama (2004) atas tuduhan plagiarisme terhadap
> cerpen "Sialan" Putu Setia, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita
> Lainnya telah dipolitisir, dikomoditifikasi sedemikian rupa, hingga
> melebihi batas-batasnya sendiri sebagai kumpulan cerpen, menjadi
> sebuah pembelaan, atau dengan sedikit mulut besar, menjadi pertanyaan
> terhadap orisinalitas, representasi, moralitas. Di bawah ketegangan
> representasional inilah, "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda" menjadi
> sebuah kunci penting untuk menapaki gang-gang kelinci kumpulan ini.
>
>
> Seperti para nasabah, pacar, teman, dan bos Moira, menghadapi 11
> cerpen Donny, saya selalu tergoda untuk mengatakan, "Maaf, sepertinya
> saya mengenal Anda?"
>
> Pada masyarakat di mana kondisi-kondisi modern dari produksi berlaku,
> seluruh kehidupan mempresentasikan dirinya sebagai akumulasi tontonan
> yang luar biasa. Segala hal yang benar-benar hidup meluncur ke dalam
> sebuah representasi
>
> Sebagai anggota masyarakat modern tentu saya mengkonsumsi, sekaligus
> memproduksi citra. Ketika citra yang memiliki kekuatan luar biasa
> menentukan kebutuhan kita terhadap realitas dan merupakan pengganti
> pengalaman tangan pertama, maka ia menjadi sepenting minum susu.
>
> Pertanyaan "Maaf, sepertinya saya mengenal Anda?" merupakan
> manifestasi dari proses internalisasi dan eksternalisasi diri terhadap
> citraan-citraan di sekeliling saya. Ia keluar demikian saja, tanpa
> tendensi-tendensi sinisme moralitas tertentu. Saya tak memiliki
> masalah dengan kemiripan atau kemungkinan peniruan Moira, terhadap
> Bella, Catherina, atau entah siapa, bahkan ketika saya menemui
> peniruan itu dilakukan se-artificial penggambaran apartemen
> Hasselbrook dan sepak terjang penghuninya dalam "Lelaki Itu", yang
> hampir-hampir murni copy--paste pelukisan Tuliptree dalam cerpen
> Keluarga M, Budi Darma.
>
>
>
> ....Apartemen Hasselbrook adalah sebuah gedung raksasa yang memuat
> sekitar dua ratus apartemen.
>
> Di antara penghuni lainnya hanya Miquel hidup sendirian saja tanpa
> anak dan istri. Meskipun Miquel belum mempunyai cita-cita mempunyai
> anak, bukan berarti ia tidak berkeberatan meliaht anak-anak
> menghabiskan waktunya di lapangan bermain yang letakanya di sebelah
> utara gedung. Lepangan ini dapat Miquel lihat dari jendala. Apartemen
> Miquel berada di tingkat tujuh. Jumlah mereka banyak sekali. Karena
> banyak orang tua yang tinggal di apartemen Hasselbrook hanya beberapa
> bulan, anak-anak di sini pun bayak yang cepat datang dan pergi.
>
> Miquel sendiri sesungguhnya heran mengapa banyak penghuni apartemen
> tidak mau berlama-lama tinggal di sini. Miquel sering mendengar
> keluhan gedung ini terlalu jauh jaraknya dari sekolah anak-anak mereka
> meskipun sebenarnya nyaman untuk tempat tinggal. Apartemen Hasselbrook
> tenang dan udaranya sejuk. Ada juga yang mengatakan gedung ini terlalu
> jauh dari tempat-tempat umum. Ada yang jengkel karena di sini banyak
> anak-anak kecil sehingga suasananya menjadi bising. Ada yang mengeluh
> tempatnya terlalu sunyi, macam-macam. Biar bagaimanapun Miquel tetap
> merasa kerasan dan beruntung tinggal di apartemen ini....
>
> (Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita Lainnya, 2004:
> 25-26)
>
>
>
>
>
> Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus
> apartemen ini, dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup sendirian
> tanpa anak dan istri. Selama ini sya tidak pernah terganggu. Meskipun
> saya tidak pernah mempunyai cita-cita untuk mempunyai anak, daya tidak
> berkeberatan melihat anak-anak menghabiskan waktunya di lapangan
> bermain di sebelah utara gedung. Lapangan ini dapat saya lihat dari
> jendela apartemen saya di tingkat delapan. Banyak benar jumlah mereka.
> Dan karena banyak orang tua yang hanya tinggal beberapa bulan saja,
> anak-anak di gedung ini pun banyak yang datang dan pergi.
>
> Kadang-kadang saya heran mengapa banyak orang tidak krasan
> tinggal di sini. Ada yang mengeluh gedung ini jauh dari sekolah
> anak-anak mereka, ada yang menyatakan penyeslannya mengapa gedung ini
> dulu dibangun dekat jalan raya federal, dengan demikian lalu lintas
> bising dan membahayakan anak-anak, dan ada juga yang jengkel karena di
> sini terlalu banyak anak, dan karena itu suasana menjadi gaduh, ada
> juga yang mengeluh karena anak-anak di sini nakal, sering berkelahi,
> dan merugikan anak mereka sendiri. Bahwa gedung ini jauh dari tempat
> umum, tokh semua yang tinggal di sini mempunyai mobil...
>
> (Budi Darma, Orang-orang Blomington, 1980: 41)
>
>
>
>
>
> Pembukaan itu tak berpretensi menghakimi Donny, tapi saya
> juga tak bisa berpura-pura menutup mata atau menganggapnya tiada.
> Dalam dunia amoral, bukan berarti kata "kejahatan" dihapuskan dari
> kamus seperti Clementis dari potret-potret sejarah Ceko dalam Kitab
> Lupa dan Gelak Tawa Milan Kundera. Demikian pula dengan
> "plagiarisme". Hanya saja daripada melakukan penstempelan dan
> penggelandangan ke kursi pesakitan, dunia amoral saya lebih memilih
> untuk menyelaminya, apa, mengapa, dan bagaimana semua itu bisa
> terjadi? Adakah motif-motif tertentu, atau mungkin sebuah mekanisme
> tak sadar? Dan sebagainya, dan sebagainya.
>
> Pada prinsipnya karya seni selalu direproduksi. Artifak ciptaan
> manusia misalnya selalu akan bisa ditiru oleh orang lain. Orisinalitas
> yang merupakan syarat otentisitas hanyalah omong kosong "spesialisi
> diri" seniman-seniman Romantik Abad Pencerahan untuk menghapus
> jerat-jerat patronase dan bereksperimentasi dengan diri mereka
> sendiri, jenius yang karyanya mengekspresikan sensibilitas superior
> mereka.
>
> Gagasan pengekspresian dan pengembangan diri bagi kita sampai kini
> sungguh-sungguh tampak sebagai sesuatu yang baik, sehingga kita dapat
> melihat kekuatan citra ini masih tersisa. Kita masih terkejut
> mendengar seniman-seniman pra-Romantik seperti Michelangelo atau
> Rembrandt secara rutin memanfaatkan murid-murid dan pembantunya untuk
> menyelesaikan karya mereka, atau Picasso yang menyerahkan
> potongan-potongan lukisannya pada berbagai murid-muridnya: "Di sini
> kau kasih warna merah, beri sedikit warna abu-abu, Kau juga dapat
> mengambar sedikit garis lengkung di bawah sini." Kita masih merasa
> tertipu terhadap curahan otentik seniman jenius tersebut sebab kita
> sangat terikat pada gagasan romantik mengenai seniman.
>
> Kenyataan bahwa hal semacam ini dapat diterima dan normal sebelum masa
> Romantik menunjukan teori ekspresi bukan sesuatu yang absolut dan
> alamiah. seorang jenius sama naturalnya dengan oven atau microwave
> dalam kehidupan sehari-hari. (Collin Campbell, "Romanticism and The
> Consumer Ethic: Intimations of a Weber style Thesis" dalam
> Sociological Analysis,1983: 288). Citra keterlepasan dari segala aspek
> kehidupan yang lebur dalam common stream tak dapat dihidupkan kembali.
> Realitas telah tercerai berai, menjadi kepingan-kepingan dalam
> unitasnya yang amat general, sebagai suatu bagian dunia yang palsu.
> Citra-citra kekhususan, spesial, unik, terkubur dalam dunia citra
> swatantra, di mana sang pembohong menipu dirinya sendiri.
>
> Itulah yang terjadi pada Moira, pada Donny . Moira tak mau disamakan
> dengan siapapun, ia merasa dirinya adalah sebuah individu yang unik,
> tunggal, namun seberapa unik dirinya? Ketika akan memotong rambut, ia
> harus membuka-buka majalah mode, keluar masuk butik dan toko pakaian,
> bukan tidak mungkin pada saat itu ia menemukan gambar Chaterina,
> meminta tukang salon untuk memotong rambutnya seperti sang aktris. Hal
> yang sama bisa terjadi sebelumnya, saat ia masih berpenampilan seperti
> Bella. Ia tak pernah merasa meniru Bella atau Chaterina, sebab citra
> keduanya telah menjadi milik umum, prototype, tulis Donny, yang
> artinya adalah juga milik Moira, diri Moira. Pada Donny relasi ini
> tampak pada pengambilan kalimat-kalimat Budi Darma, atau Putu Setia
> dalam kasus Olan, yang alpa tak diberinya catatan kaki.
>
> Penipuan diri itu menciptakan paradoks-paradoks antara The same dan
> The one yang tak mudah didamaikan atau direduksi oleh prinsip-prinsip
> kesatuan dan self-same. Moira amat mengerti akan hal ini. Juga Donny.
> Itulah sebabnya Moira memotong rambutnya, mengganti penampilannya,
> agar orang tak lagi mengenalinya sebagai Bella, sebuah pengalihan
> jejak sekaligus pemaafan diri atas segala kejahatannya, penipuannya,
> pengingkarannya. Tapi kita tahu, bagaimanapun hal ini tak akan
> berhasil. Ia memasuki citraan-citraan lain, baik yang ia pilih maupun
> dipaksakan orang lain. Tidak ada jalan keluar, kecuali, mungkin,
> membunuh diri sendiri.
>
> ***
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "audivacx"
> <audivacx@> wrote:
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
> > <gotholoco@> wrote:
> >
> > > Ya ada lah, itu wajah -2 kita masing-masing. Emang ada gitu
> yang sama
> > > di dunia ini?
> > > Coba aja keliling seluruh dunia. Emang hapal wajah sendiri
dan ada
> > > yang persis sama?
> > > Kalau klaim paling ganteng itu seh HAM.
> > >
> >
> > Audifax:
> > Yup. Tetapi benarkah tidak ada 'differance' dalam wajah kita? Seberapa
> > orisinil hingga orang tidak pernah mengatakan wajah kita mirip si anu
> > atau si itu.
> >
> > bahkan dalam 'mengolah' wajah pun orang melakukan referensialitas.
> > Misalnya: ketika memilih gaya rambut. Pada saat yang sama seseorang
> > ingin tampil beda sesuai identitas dirinya, ia juga melakukan
> > referensialitas pada sesuatu yang membuatnya sama dengan seseorang
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
> > <gotholoco@> wrote:
> >
> > > Soal temuan(invention) atau discovery("pengungkapan kembali") itu
> > > bisa nggak yah disebut disebut karya orsinil?
> > > Emang sudah ada seh dari "sonoh"nya hanya saja manusia baru 'ngeh'
> > > begini atau begitu. Ibarat ditemukan benua amerika, padahal benua
> > > amerika udah ada terlebih dahulu dari jaman indian.
> > > Jadi kalau begitu HAKI (hak kekayaan atas intelektual) sebetulnya
> > > adalah "klaim" kekekuasaan tertentu atas sesuatu oleh seseorang
> dengan
> > > atas nama hukum UUD (ujung-ujungnya duit).
> >
> >
> > Audifax;
> > Ya..ujung-ujungnya duit. Contohnya tidak usah jauh-jauh.
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Yahoo! Groups

Endurance Zone

A Yahoo! Group

for better endurance.

Food Lovers

Real Food Group

on Yahoo! Groups

find out more.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: (Tuhantu)APAKAH VINCENT LIONG MAU BERBOHONG LAGI ?

Contoh yang manis Bung Tuhantu.
Ungu adalah pertemuan antara merah dan biru.
(dan ungu bertemu kuning juga menjadi coklat...ya khan?)
Mau dibahas pake literatur alam atau dialektika hegelian sama saja.
Intinya ada suatu kemen-Jadi-an dari pertemuan 'X' dengan Liyan dari
'X'. Merah dengan Biru, Ungu dengan Kuning, dan seterusnya.

Inilah sebuah pelajaran sederhana dari transformasi

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tuhantu_hantuhan"
<tuhantu_hantuhan@...> wrote:
>
>
> Quote: sedangkan orang-orang yang waras, berusaha mendewasakan
pikiran
> vincent supaya sadar End of quote.
>
> Tuhantu: Saya juga ´berbenturan´ dengan Vincent, tapi saya nggak
> mengaku-ngaku sebagai lebih waras dari siapapun...:-) ... Dalam setiap
> ´benturan´ akan selalu melahirkan hal ´lain´ (Cut and
> Fill)... Sederhana kok: Nggak akan ada warna ungu kalau nggak ada warna
> merah dan biru... (Tul nggak nih Mas Edy?.. Gua pake literatur alam
> ajah, soale... :-))
>
> Be Fun
>
> Tuhantu
>
> http://hole-spirit.blogspot.com <http://hole-spirit.blogspot.com>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "goenardjoadi"
> <goenardjoadi@> wrote:
> >
> > sebetulnya vincent ini bisa dibilang sebuah bibit, sebuah benih,
> > sebuah potensi, namanya benih, artinya yah belum jadi. tadinya saya
> > pikir benih itu bisa dikembangkan, karena orang-orang di sekitar
> > vincent itu bagus-bagus.
> >
> > Audifax itu kemauannya keras,
> > Leonardo Rimba itu jujur
> > Mang Iyus itu berwawasan
> > Cornelia Istiani itu caring,
> >
> > namun rupanya itu belum cukup. dan karena vincent ini mengembangkan
> > benih buah pikirannya dengan model MLM, selalu mencari downline,
> > maka akhirnya ketemulah orang-orang antik, seperti One Boele, dunia
> > kalangn bisnis [yang kurang kerjaan], Rio keadaan menjadi semakin
> > ngawur.
> >
> > seolah-olah jadinya seperti anak kecil Drop Out tapi bisa ngatur
> > orang dewasa. Jadi pikirannya, buat apa sekolah? toh saya bisa
> > cari duit, pasien dekon antri. genaplah sudah, istilahnya layu
> > sebelum berkembang. sudah gak bisa dengerin orang lagi.
> >
> > sedangkan orang-orang yang waras, berusaha mendewasakan pikiran
> > vincent supaya sadar.
> >
> > Harez Posma, berusaha menjelaskan kekeliruan langkah vincent dalam
> > mendalami psikologi
> > Manneke Budiman, berusaha utuk melayani debat vincent, namun
> > ternyata vincent keburu kalap, malah menghukum Pak Manneke, ya
> > ngawur.
> > Hudoyo berusaha menjelaskan kepada Vincent aspek meditasi, tapi
> > gayanya vincent ngeyel, malah menghukum Pak Hudoyo dari milis psi
> > trans. Ngawur lagi.
> >
> > orang-orang ini semua berusaha mengembalikan kesadaran vincent,
> > supaya balik lagi jadi normal, dengan berterus-terang, tapi yah
> > mubazir.
> >
> > herannya, vincent itu sulit menangkap empati orang lain, padahal
> > maksudnya dia mau mengajarkan komunikasi empati. aneh. jadinya
> > bukan empati, malah komunikasi batin tercampur ego, istimah RATIH
> > IBRAHIM EGO YANG TERLUKA.
> >
> > benih itu seharusnya disiram, namun speerti kata pepatah, bila benih
> > kacang disiram, lalu dalam 3 hari ditanya jadi apa? jadinya kacang
> > basah...
> >
> > salam,
> > goen
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "nalaratih"
> > nalaratih@ wrote:
> > >
> > > ck ck ck...banyak bener daftarnya..
> > > apa yang ada di otak si VL itu
> > > ya??!..sensasi?,ketenaran?,pelampiasan?,pengakuan?, .......atau
> > yang
> > > lain??!!
> > > pusing deh..mas ahli hukum gimana pendapatnya dari sisi hukum?
> > > mas ahli psikologi (psikolog) gimana analisa terhadap kepribadian
> > si
> > > VL ini?, mas Goen (ahli hati nurani..sori cuma satu satunya
> > sepertinya
> > > dimilisjadi langsung sebut nama..hehehe..) bagaimana
> > analisanya?..dan
> > > mas mas mba mba yang lain....???
> > > itung itung sambil belajar studi kasus..:)
> > >
> > > smile always
> > > Nala
> > > *sambil nyengir n ketawa kuda*
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "sinagahp"
> > > <sinagahp@> wrote:
> > > >
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > > <vincentliong@> wrote:
> > > > >
> > > > > manipulasi data untuk perusakan nama baik, hingga gertakan
> > > > > tertulis tentang penangkapan dan pemenjaraan terhadap diri
> > > > > Vincent Liong dengan membuat korban palsu melalui jalur
> > kepolisian,
> > > >
> > > > Apakah yang Vincent Liong maksud dengan manipulasi data ?
> > > >
> > > > Apakah yang Vincent Liong maksud dengan korban palsu ?
> > > >
> > > > Sudahkan Vincent Liong membaca artikel di bawah ini ?
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/32492
> > > >
> > > > Apakah tanggapan Vincent Liong terhadap tulisan di atas ?
> > > >
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > > <vincentliong@> wrote:
> > > > >
> > > > > Di luar masalah dengan oknum-oknum
> > > > > berlatarbelakang pendidikan resmi menara gading
> > > > > kompatiologi samasekali tidak ada masalah.
> > > > >
> > > > > .....
> > > > > Paling-paling sebagai penulis
> > > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > > setahun sekali.
> > > > >
> > > >
> > > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Bapak Hudoyo
> > Hupudio
> > > > (tokoh agama) ?
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11035 -
> > 1
> > > > Oktober 2006 mulai diskusi dengan HH
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11282 -
> > 8
> > > > Oktober 2006 VCL memakai wewenang sebagai moderator mengeluarkan
> > surat
> > > > peringatan kepada HH
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11338 -
> > 9
> > > > Oktober 2006 HH mengundurkan diri
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11595 -
> > 16
> > > > Oktober 2006, AUdi sebagai owner dan moderator mengundang
> > kembali HH
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/12643 -
> > 18
> > > > Nopember 2006, VCL masih membahas masalah dengan HH
> > > >
> > > > Waktu lebih dari seminggu.
> > > >
> > > > Tindakan petantang-petenteng VCL sebagai moderator, tidak hanya
> > > > dilakukan terhadap HH, tetapi juga kepada beberapa membeer lain
> > dalam
> > > > milis ini. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa
> > Saudara
> > > > Audifax memberhentikan VCL sebagai moderator milis ini. Berikut
> > > > kutipannya.
> > > >
> > > > Apa yang kulakukan justru memberimu'pelajaran' atas
> > > > petentang-petentengmu memberi peringatan Manneke danPabrik T,
> > yang
> > > > diikuti dengan mem-banned Pabrik T, lalu membuatkebohongan publik
> > > > tentang oneliner. Kamulah yang sakit hati karenaalih-alih aku mau
> > > > membelamu, malah kucopot dirimu dari moderator. KasusManneke dan
> > Pabrik
> > > > T itu sudah keduakalinya Cent! Sebelumnya kamu jugapetentang-
> > petenteng
> > > > dengan surat peringatan pada Hudoyo. Kamulah yangkehilangan
> > hirarki dan
> > > > harga diri karena tidak bisa petentang-petentengdengan surat
> > peringatan
> > > > lagi.
> > > >
> > > > Sumber:
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/28898
> > > >
> > > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan anggota
> > milis Hankam
> > > > ?
> > > >
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11810
> > 23
> > > > Oktober 2006
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/13248
> > 7
> > > > Desember 2006
> > > >
> > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/13404
> > 10
> > > > Desember 2006
> > > >
> > > > Waktu juga lebih dari satu minggu, dan bukan berasal dari
> > kalangan
> > > > perguruan tinggi.
> > > >
> > > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Ibu Ani
> > Sekarningsih
> > > > ?
> > > >
> > > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Ibu Liany
> > Hendranata
> > > > ?
> > > >
> > > > APAKAH VINCENT LIONG MAU BERBOHONG LAGI ?
> > > >
> > > > salam,
> > > > harez
> > > >
> > > > ===============================================================
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > > <vincentliong@> wrote:
> > > > >
> > > > > Paling-paling sebagai penulis
> > > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > > setahun sekali.
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > > <vincentliong@> wrote:
> > > > >
> > > > > Kompatiologi: Sukses itu Hak Milik Setiap Orang
> > > > >
> > > > > Ditulis oleh: Liong Vincent Christian
> > > > > Tempat, Hari& Tanggal: Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > "... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
> > > > > sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
> > > > > sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
> > > > > pada masing-masing individu pelaku. ..."
> > > > >
> > > > > Kurang lebih kalimat ini yang didengar seorang sahabat
> > > > > saya saat seorang profesor di sebuah fakultas di
> > > > > Universitas Indonesia membuka sebuah acara penerimaan
> > > > > mahasiswa baru (jenjang pendidikan S1) sekian puluh
> > > > > tahun silam.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Paragraf tsb di atas menjadi paragraf pembuka dari
> > > > > tulisan saya kali ini " Sukses itu Hak Milik Setiap
> > > > > Orang". Tujuannya adalah untuk membahas segala
> > > > > tekan-menekan mulai dari cacimaki, teror pribadi dan
> > > > > keluarga dengan sita jaminan, manipulasi data untuk
> > > > > perusakan nama baik, hingga gertakan tertulis tentang
> > > > > penangkapan dan pemenjaraan terhadap diri Vincent
> > > > > Liong dengan membuat korban palsu melalui jalur
> > > > > kepolisian, dari pihak-pihak berlatarbelakang
> > > > > pendidikan di universitas 'menara gading' mulai dari
> > > > > yang S1, S2, S3, dlsb. Semua ini dilakukan 'tanpa ada
> > > > > istirahat sejenak'(sepanjang tahun) sejak Vincent
> > > > > Liong lulus SMU dan memutuskan masuk ke 'their private
> > > > > club' (sebuah member only club bernama menara gading
> > > > > pendidikan). Di luar masalah dengan oknum-oknum
> > > > > berlatarbelakang pendidikan resmi menara gading
> > > > > kompatiologi samasekali tidak ada masalah.
> > > > >
> > > > > Semua tindakan dan rencana ini dibahas secara terbuka
> > > > > oleh-masing-masing oknum lulusan menara gading
> > > > > pendidikan dengan mencantumkan nama asli mulai dari
> > > > > bulan April 2007 – saat ini masih berjalan di
> > > > > maillist: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > > e-link:
> > > > > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/messages
> > > > > .
> > > > >
> > > > >
> > > > > Hal ini dilakukan demi meluruskan (membenarkan)
> > > > > keyakinan mereka tentang 'hukum kesuksesan' yang hanya
> > > > > menjadi hak bagi mereka yang menempuh ‚jalur
> > > > > pendidikan resmi' (S1, S2, S3, Profesor). Dimulai dari
> > > > > tertarik pada sebuah jurusan di sebuah universitas,
> > > > > mendaftar sebagai mahasiswa baru dengan membayar uang
> > > > > pangkalnya yang mahal, hingga jadi mahasiswa, hingga
> > > > > lulus menerima ijasah dan mulai masuk pada realita
> > > > > dunia kerja yang tidak seideal janji-janji tiket
> > > > > jaminan kesuksesan hidup, yang didalaminya dan
> > > > > diamininya selama sekian tahun menempuh jenjang
> > > > > pendidikan.
> > > > >
> > > > > Sebelum lulus SMU dan masuk ke private club bernama
> > > > > universitas resmi, Vincent Liong yang memang hobi
> > > > > melakukan penelitian sendiri lepas dari keterlibatan
> > > > > lembaga resmi apapun tidak pernah mendapat konflik
> > > > > begitu berkelanjutan dan begitu serius mau menghabisi
> > > > > masa depan pribadi Vincent Liong, bukan menghabisi
> > > > > ilmu kompatiologi-nya. Paling-paling sebagai penulis
> > > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > > setahun sekali.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Pertanyaan dalam hati mereka para lulusan menara
> > > > > gading ini adalah:
> > > > >
> > > > > "Mengapa Vincent Liong yang tidak lulus S1 (hanya
> > > > > lulusan SMU dan mengundurkan diri dari fak Psikologi
> > > > > Unika Amtajaya di semester empat) boleh bernasib
> > > > > sukses?" Misalnya:
> > > > >
> > > > > 1. Sukses mendapat pengakuan, perhatian dan
> > > > > kepercayaan masyarakat awam dari mulai proses
> > > > > penelitian ilmu kompatiologi (tanpa cap ilmiah dari
> > > > > universitas sebagai pemilik resmi hak label keilmiahan
> > > > > yang boleh dipakai oleh yang member of the private
> > > > > club saja) hingga berhasil dan mulai memasarkan
> > > > > kompatiologi.
> > > > >
> > > > > 2. Sukses mendapat uang untuk diri sendiri dan membuka
> > > > > lapangan pekerjaan dari menjual kompatiologi yang
> > > > > dikembangkannya melalui penelitian dari nol bukan dari
> > > > > literatur yang adalah hak milik lembaga pendidikan.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Atas dasar pelanggaran terhadap `hukum kesuksesan'
> > > > > yang `mereka' yakini (para oknum dari lembaga
> > > > > pendidikan menara gading) maka segala tindakan
> > > > > merugikan pribadi Vincent Liong dianggap sebagai
> > > > > tindakan untuk "mendidik dan memperbaiki" Vincent
> > > > > Liong dari pelanggarannya terhadap hukum kesuksesan
> > > > > ala menara gading pendidikan.
> > > > >
> > > > > Dalam pola pikir mereka; sesuatu yang `baik dan
> > > > > benar', haruslah sesuatu yang bisa
> > > > > dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kepercayaan
> > > > > masyarakat tidak dihitung di sini. Masalahnya, cap
> > > > > ilmiah sendiri hanyalah hak milik eksklusif lembaga
> > > > > pendidikan `menara gading'. Tidak ada orang di luar
> > > > > private club yang member only ini yang boleh memiliki
> > > > > hak ilmiah. Jadi masalah bukan ada pada Vincent Liong
> > > > > atau mereka. Masalah ada pada perbedaan pola pikir
> > > > > tentang hak atas suatu karya dianggap baik dan benar.
> > > > >
> > > > > Dalam penelitian ilmiah sendiri, kebanyakan penelitian
> > > > > dalam lembaga pendidikan dilakukan sekedar untuk
> > > > > memenuhi syarat kelulusan atau prosedural pendidikan
> > > > > di lembaga pendidikan menara gading saja, sehingga
> > > > > tetap saja tidak sampai pada penggunaan secara luas di
> > > > > masyarakat. Jadi apakah suatu hasil karya penelitian
> > > > > mau sekedar dianggap baik dan benar, atau mau berguna
> > > > > bagi orang banyak ;adalah dua hal yang sangat berbeda.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Para pembaca dan pemerhati penelitian kompatiologi,
> > > > > dengan membaca tulisan singkat saya ini saya
> > > > > mengharapkan saudara-saudara sekedar membiarkan dan
> > > > > tidak perlu peduli pada segala usaha untuk
> > > > > menghancurkan pribadi saya dari oknum-oknum lulusan
> > > > > lembaga pendidikan menara gading ini. Masih banyak hal
> > > > > lebih bermanfaat yang bisa kita kerjakan.
> > > > >
> > > > > `Mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara gading
> > > > > ini) mempunyai masalah pemenuhan komitment; dalam
> > > > > hubungan diri mereka sebagai pribadi dengan komitment
> > > > > lembaga pendidikan menara gading yang mereka yakini
> > > > > terhadap diri mereka, tentang `hak kesuksesan'.
> > > > > Sekedar menunjukkan perasaan tidak puas pada
> > > > > janji-janji lembaga pendidikan menara gading
> > > > > pendidikan terhadap konsumennya yaitu mahasiswa dan
> > > > > lulusan mereka sendiri.
> > > > >
> > > > > Bila `mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara
> > > > > gading) ini masih berniat baik maka masih banyak hal
> > > > > yang lain yang lebih perlu dikerjakan. Misalnya
> > > > > memperbaiki kwalitas lembaga pendidikan menara gading
> > > > > terhadap konsumennya di masa yang akan datang yaitu
> > > > > para calon mahasiswa baru atau yang masih sedang
> > > > > menjadi mahasiswa. Menyalahkan pihak di luar
> > > > > perjainjian jaminan kesuksesan ala member only club
> > > > > lembaga pendidikan menara gading atas ketidakadilan
> > > > > nasib ini hanya akan membuang waktu dan tenaga.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Sekali lagi "Sukses itu Hak Milik Setiap Orang" bukan
> > > > > kalau berijasah dijamin sukses dan yang tidak
> > > > > berijasah tidak boleh sukses.
> > > > >
> > > > > "... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
> > > > > sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
> > > > > sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
> > > > > pada masing-masing individu pelaku. ..."
> > > > >
> > > > > Saya Vincent Liong tidak berijasah (S1, S2, S3)
> > > > > kemungkinan saya untuk bernasib sukses memang
> > > > > berkurang sepuluh persen tetapi saya masih punya yang
> > > > > sembilan puluh persen untuk diperjuangkan.
> > > > >
> > > > >
> > > > > Ttd,
> > > > > Vincent Liong
> > > > > Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007
> > > > >
> > > > >
> > > > > Send instant messages to your online friends
> > > > http://au.messenger.yahoo.com
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yoga Resources

on Yahoo! Groups

Take the stress

out of your life.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Dekonstruksi Derrida: Hegelian Force vs Differance

jadi ingat tulisan pabrik yang ini, bagaimana gat, aud:

"Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda?"
Oleh nuruddin asyhadie

Moira, Moira Esperanda lengkapnya, merasa ada sesuatu yang sedang
menggunting dalam lipatan, atau sudah. Sesuatu itu adalah wajahnya
sendiri. Bermula semenjak ia mulai bekerja sebagai customer service
di Hasselbrook Bank, ketika nasabah-nasabah yang ditemuinya selalu
bertanya santun, "Maaf sepertinya saya mengenal Anda? Apakah Anda
Bella Porizkova? Atau mungkin Anda memiliki hubungan darah dengannya?"
Pertanyaan yang pada awalnya cukup menggembungkan hatinya. Siapa yang
tak senang dipadankan dengan Bella, perempuan cantik, pemimpin redaksi
Contemporeanos, majalah gaya hidup metropolitan terkemuka, "fun
fearless female" Cosmo, pengulas topik-topik aktual sosial budaya yang
terkenal dan tajam. Siapa yang tak bersemu rautnya disamakan dengan
impian dan inspirasi setiap gadis belia, lulusan S2 Antropologi
Harvard. Lama kelamaan, Moira merasa risih, atau lebih genting lagi
identifikasi itu menaikan asam lambungnya, membuatnya mual dan
muntah-muntah.

Bella Porizkova telah menghapus jati dirinya, Moira Esperanda, yang
betapapun tak bergunanya, tetaplah sebuah pribadi mandiri, unik,
sampai-sampai ia ngebet memasang iklan besar-besar di koran, bahwa
dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan Bella dan penyebutan nama
Bella terhadap Moira adalah pelanggaran hak asasi manusia. Entah
mengapa Moira tak melakukannya. Mungkin tak cukup uang di kantong.
Mungkin ia masih terkatung antara fetishisme dan ego
eksistensialisnya, sebab bahkan dalam gagasan yang relatif sederhana
seperti memotong rambut, gagasan yang tak disetujui Manolo, pacarnya,
ia masih menimbang seribu kali, dan ketika ia benar-benar mengubah
penampilannya, Moira pun tak berani menemui pacarnya. Bisa jadi pula
pada dasarnya ia seorang peragu, eksistensialis Gemini. Pada masa cuti
yang diberikan oleh sang atasan agar dia memikirkan baik-baik
keputusannya untuk hengkang dari Hasselbrook, ia akhirnya menganulir
keputusan tersebut. Sebelum memotong rambutnya, ia terlebih dahulu
membolak-balik majalah-majalah mode, keluar-masuk butik dan toko
pakaian. Watak yang cukup aneh bagi seorang eksistensialis yang
biasanya didefinisikan sebagai teguh pendirian dan kepala batu, tak
peduli mata dan mulut orang lain.

Pagi pertama kembalinya bekerja, Moira berpikir dandanan
barunya akan membikin surprise teman-teman di kantor. Yang lebih
penting, tak akan ada lagi yang menyamakannya dengan si Jahanam Bella.
Pikiran pertama Moira tak meleset. Orang-orang kantor banyak memuji
penampilan anyarnya. Pikiran kedua, gagal total. Memang ia tak
disamakan lagi dengan Bella. Buktinya seorang nasabah lama yang ingin
membuka rekening baru, tak lagi mengenalinya sebagai Bella, namun
bukan berarti duri kehidupannya telah tercabut. Nasabah itu bertanya
padanya, "Apakah Anda masih ada hubungan saudara dengan Catherina Zeta
Jones?..."

Demikianlah "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda", kisah
terakhir dalam kumpulan cerpen Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan
Cerita-Cerita Lainnya (2004). Secara terpilah, cerpen ini bisa dikunya
sebagai narasi Kafkan, perjuangan sebuah individu dalam melepaskan
diri dari uniformitas, atau dongeng "there is nothing new under the
sun," tempat apapun yang kita (per)buat tak pernah menjadi sesuatu
yang tertutup dan berdiri sendiri, selalu tereferensi dan mereferensi
pada eksterioritas, yang kemudian bersama dirinya menyusun biografinya
sendiri serta biografi-biografi lainnya, baik yang telah lalu, maupun
yang akan datang.

Membaca cerpen bersama seluruh rangkaian gerbong kumpulan
cerpen ini, kita mendapatkan teks yang lebih kompleks. Memanfaatkan
peristiwa penarikan cerpen "Olan" Donny dari antologi Kota yang
Bernama dan Tak Bernama (2004) atas tuduhan plagiarisme terhadap
cerpen "Sialan" Putu Setia, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita
Lainnya telah dipolitisir, dikomoditifikasi sedemikian rupa, hingga
melebihi batas-batasnya sendiri sebagai kumpulan cerpen, menjadi
sebuah pembelaan, atau dengan sedikit mulut besar, menjadi pertanyaan
terhadap orisinalitas, representasi, moralitas. Di bawah ketegangan
representasional inilah, "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda" menjadi
sebuah kunci penting untuk menapaki gang-gang kelinci kumpulan ini.


Seperti para nasabah, pacar, teman, dan bos Moira, menghadapi 11
cerpen Donny, saya selalu tergoda untuk mengatakan, "Maaf, sepertinya
saya mengenal Anda?"

Pada masyarakat di mana kondisi-kondisi modern dari produksi berlaku,
seluruh kehidupan mempresentasikan dirinya sebagai akumulasi tontonan
yang luar biasa. Segala hal yang benar-benar hidup meluncur ke dalam
sebuah representasi

Sebagai anggota masyarakat modern tentu saya mengkonsumsi, sekaligus
memproduksi citra. Ketika citra yang memiliki kekuatan luar biasa
menentukan kebutuhan kita terhadap realitas dan merupakan pengganti
pengalaman tangan pertama, maka ia menjadi sepenting minum susu.

Pertanyaan "Maaf, sepertinya saya mengenal Anda?" merupakan
manifestasi dari proses internalisasi dan eksternalisasi diri terhadap
citraan-citraan di sekeliling saya. Ia keluar demikian saja, tanpa
tendensi-tendensi sinisme moralitas tertentu. Saya tak memiliki
masalah dengan kemiripan atau kemungkinan peniruan Moira, terhadap
Bella, Catherina, atau entah siapa, bahkan ketika saya menemui
peniruan itu dilakukan se-artificial penggambaran apartemen
Hasselbrook dan sepak terjang penghuninya dalam "Lelaki Itu", yang
hampir-hampir murni copy--paste pelukisan Tuliptree dalam cerpen
Keluarga M, Budi Darma.

....Apartemen Hasselbrook adalah sebuah gedung raksasa yang memuat
sekitar dua ratus apartemen.

Di antara penghuni lainnya hanya Miquel hidup sendirian saja tanpa
anak dan istri. Meskipun Miquel belum mempunyai cita-cita mempunyai
anak, bukan berarti ia tidak berkeberatan meliaht anak-anak
menghabiskan waktunya di lapangan bermain yang letakanya di sebelah
utara gedung. Lepangan ini dapat Miquel lihat dari jendala. Apartemen
Miquel berada di tingkat tujuh. Jumlah mereka banyak sekali. Karena
banyak orang tua yang tinggal di apartemen Hasselbrook hanya beberapa
bulan, anak-anak di sini pun bayak yang cepat datang dan pergi.

Miquel sendiri sesungguhnya heran mengapa banyak penghuni apartemen
tidak mau berlama-lama tinggal di sini. Miquel sering mendengar
keluhan gedung ini terlalu jauh jaraknya dari sekolah anak-anak mereka
meskipun sebenarnya nyaman untuk tempat tinggal. Apartemen Hasselbrook
tenang dan udaranya sejuk. Ada juga yang mengatakan gedung ini terlalu
jauh dari tempat-tempat umum. Ada yang jengkel karena di sini banyak
anak-anak kecil sehingga suasananya menjadi bising. Ada yang mengeluh
tempatnya terlalu sunyi, macam-macam. Biar bagaimanapun Miquel tetap
merasa kerasan dan beruntung tinggal di apartemen ini....

(Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita Lainnya, 2004:
25-26)

Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus
apartemen ini, dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup sendirian
tanpa anak dan istri. Selama ini sya tidak pernah terganggu. Meskipun
saya tidak pernah mempunyai cita-cita untuk mempunyai anak, daya tidak
berkeberatan melihat anak-anak menghabiskan waktunya di lapangan
bermain di sebelah utara gedung. Lapangan ini dapat saya lihat dari
jendela apartemen saya di tingkat delapan. Banyak benar jumlah mereka.
Dan karena banyak orang tua yang hanya tinggal beberapa bulan saja,
anak-anak di gedung ini pun banyak yang datang dan pergi.

Kadang-kadang saya heran mengapa banyak orang tidak krasan
tinggal di sini. Ada yang mengeluh gedung ini jauh dari sekolah
anak-anak mereka, ada yang menyatakan penyeslannya mengapa gedung ini
dulu dibangun dekat jalan raya federal, dengan demikian lalu lintas
bising dan membahayakan anak-anak, dan ada juga yang jengkel karena di
sini terlalu banyak anak, dan karena itu suasana menjadi gaduh, ada
juga yang mengeluh karena anak-anak di sini nakal, sering berkelahi,
dan merugikan anak mereka sendiri. Bahwa gedung ini jauh dari tempat
umum, tokh semua yang tinggal di sini mempunyai mobil...

(Budi Darma, Orang-orang Blomington, 1980: 41)

Pembukaan itu tak berpretensi menghakimi Donny, tapi saya
juga tak bisa berpura-pura menutup mata atau menganggapnya tiada.
Dalam dunia amoral, bukan berarti kata "kejahatan" dihapuskan dari
kamus seperti Clementis dari potret-potret sejarah Ceko dalam Kitab
Lupa dan Gelak Tawa Milan Kundera. Demikian pula dengan
"plagiarisme". Hanya saja daripada melakukan penstempelan dan
penggelandangan ke kursi pesakitan, dunia amoral saya lebih memilih
untuk menyelaminya, apa, mengapa, dan bagaimana semua itu bisa
terjadi? Adakah motif-motif tertentu, atau mungkin sebuah mekanisme
tak sadar? Dan sebagainya, dan sebagainya.

Pada prinsipnya karya seni selalu direproduksi. Artifak ciptaan
manusia misalnya selalu akan bisa ditiru oleh orang lain. Orisinalitas
yang merupakan syarat otentisitas hanyalah omong kosong "spesialisi
diri" seniman-seniman Romantik Abad Pencerahan untuk menghapus
jerat-jerat patronase dan bereksperimentasi dengan diri mereka
sendiri, jenius yang karyanya mengekspresikan sensibilitas superior
mereka.

Gagasan pengekspresian dan pengembangan diri bagi kita sampai kini
sungguh-sungguh tampak sebagai sesuatu yang baik, sehingga kita dapat
melihat kekuatan citra ini masih tersisa. Kita masih terkejut
mendengar seniman-seniman pra-Romantik seperti Michelangelo atau
Rembrandt secara rutin memanfaatkan murid-murid dan pembantunya untuk
menyelesaikan karya mereka, atau Picasso yang menyerahkan
potongan-potongan lukisannya pada berbagai murid-muridnya: "Di sini
kau kasih warna merah, beri sedikit warna abu-abu, Kau juga dapat
mengambar sedikit garis lengkung di bawah sini." Kita masih merasa
tertipu terhadap curahan otentik seniman jenius tersebut sebab kita
sangat terikat pada gagasan romantik mengenai seniman.

Kenyataan bahwa hal semacam ini dapat diterima dan normal sebelum masa
Romantik menunjukan teori ekspresi bukan sesuatu yang absolut dan
alamiah. seorang jenius sama naturalnya dengan oven atau microwave
dalam kehidupan sehari-hari. (Collin Campbell, "Romanticism and The
Consumer Ethic: Intimations of a Weber style Thesis" dalam
Sociological Analysis,1983: 288). Citra keterlepasan dari segala aspek
kehidupan yang lebur dalam common stream tak dapat dihidupkan kembali.
Realitas telah tercerai berai, menjadi kepingan-kepingan dalam
unitasnya yang amat general, sebagai suatu bagian dunia yang palsu.
Citra-citra kekhususan, spesial, unik, terkubur dalam dunia citra
swatantra, di mana sang pembohong menipu dirinya sendiri.

Itulah yang terjadi pada Moira, pada Donny . Moira tak mau disamakan
dengan siapapun, ia merasa dirinya adalah sebuah individu yang unik,
tunggal, namun seberapa unik dirinya? Ketika akan memotong rambut, ia
harus membuka-buka majalah mode, keluar masuk butik dan toko pakaian,
bukan tidak mungkin pada saat itu ia menemukan gambar Chaterina,
meminta tukang salon untuk memotong rambutnya seperti sang aktris. Hal
yang sama bisa terjadi sebelumnya, saat ia masih berpenampilan seperti
Bella. Ia tak pernah merasa meniru Bella atau Chaterina, sebab citra
keduanya telah menjadi milik umum, prototype, tulis Donny, yang
artinya adalah juga milik Moira, diri Moira. Pada Donny relasi ini
tampak pada pengambilan kalimat-kalimat Budi Darma, atau Putu Setia
dalam kasus Olan, yang alpa tak diberinya catatan kaki.

Penipuan diri itu menciptakan paradoks-paradoks antara The same dan
The one yang tak mudah didamaikan atau direduksi oleh prinsip-prinsip
kesatuan dan self-same. Moira amat mengerti akan hal ini. Juga Donny.
Itulah sebabnya Moira memotong rambutnya, mengganti penampilannya,
agar orang tak lagi mengenalinya sebagai Bella, sebuah pengalihan
jejak sekaligus pemaafan diri atas segala kejahatannya, penipuannya,
pengingkarannya. Tapi kita tahu, bagaimanapun hal ini tak akan
berhasil. Ia memasuki citraan-citraan lain, baik yang ia pilih maupun
dipaksakan orang lain. Tidak ada jalan keluar, kecuali, mungkin,
membunuh diri sendiri.

***

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "audivacx"
<audivacx@...> wrote:
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
> <gotholoco@> wrote:
>
> > Ya ada lah, itu wajah -2 kita masing-masing. Emang ada gitu
yang sama
> > di dunia ini?
> > Coba aja keliling seluruh dunia. Emang hapal wajah sendiri dan ada
> > yang persis sama?
> > Kalau klaim paling ganteng itu seh HAM.
> >
>
> Audifax:
> Yup. Tetapi benarkah tidak ada 'differance' dalam wajah kita? Seberapa
> orisinil hingga orang tidak pernah mengatakan wajah kita mirip si anu
> atau si itu.
>
> bahkan dalam 'mengolah' wajah pun orang melakukan referensialitas.
> Misalnya: ketika memilih gaya rambut. Pada saat yang sama seseorang
> ingin tampil beda sesuai identitas dirinya, ia juga melakukan
> referensialitas pada sesuatu yang membuatnya sama dengan seseorang
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
> <gotholoco@> wrote:
>
> > Soal temuan(invention) atau discovery("pengungkapan kembali") itu
> > bisa nggak yah disebut disebut karya orsinil?
> > Emang sudah ada seh dari "sonoh"nya hanya saja manusia baru 'ngeh'
> > begini atau begitu. Ibarat ditemukan benua amerika, padahal benua
> > amerika udah ada terlebih dahulu dari jaman indian.
> > Jadi kalau begitu HAKI (hak kekayaan atas intelektual) sebetulnya
> > adalah "klaim" kekekuasaan tertentu atas sesuatu oleh seseorang
dengan
> > atas nama hukum UUD (ujung-ujungnya duit).
>
>
> Audifax;
> Ya..ujung-ujungnya duit. Contohnya tidak usah jauh-jauh.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Endurance Zone

b/c every athlete

needs an edge.

Beauty Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: APAKAH VINCENT LIONG MAU BERBOHONG LAGI ?

 Quote: sedangkan orang-orang yang waras, berusaha mendewasakan pikiran  vincent supaya sadar End of quote.

Tuhantu: Saya juga ´berbenturan´ dengan Vincent, tapi saya nggak mengaku-ngaku sebagai lebih waras dari siapapun...:-) ... Dalam setiap ´benturan´ akan selalu melahirkan hal ´lain´ (Cut and Fill)... Sederhana kok: Nggak akan ada warna ungu kalau nggak ada warna merah dan biru... (Tul nggak nih Mas Edy?.. Gua pake literatur alam ajah, soale... :-))

Be Fun

Tuhantu

http://hole-spirit.blogspot.com

 


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "goenardjoadi" <goenardjoadi@...> wrote:
>
> sebetulnya vincent ini bisa dibilang sebuah bibit, sebuah benih,
> sebuah potensi, namanya benih, artinya yah belum jadi. tadinya saya
> pikir benih itu bisa dikembangkan, karena orang-orang di sekitar
> vincent itu bagus-bagus.
>
> Audifax itu kemauannya keras,
> Leonardo Rimba itu jujur
> Mang Iyus itu berwawasan
> Cornelia Istiani itu caring,
>
> namun rupanya itu belum cukup. dan karena vincent ini mengembangkan
> benih buah pikirannya dengan model MLM, selalu mencari downline,
> maka akhirnya ketemulah orang-orang antik, seperti One Boele, dunia
> kalangn bisnis [yang kurang kerjaan], Rio keadaan menjadi semakin
> ngawur.
>
> seolah-olah jadinya seperti anak kecil Drop Out tapi bisa ngatur
> orang dewasa. Jadi pikirannya, buat apa sekolah? toh saya bisa
> cari duit, pasien dekon antri. genaplah sudah, istilahnya layu
> sebelum berkembang. sudah gak bisa dengerin orang lagi.
>
> sedangkan orang-orang yang waras, berusaha mendewasakan pikiran
> vincent supaya sadar.
>
> Harez Posma, berusaha menjelaskan kekeliruan langkah vincent dalam
> mendalami psikologi
> Manneke Budiman, berusaha utuk melayani debat vincent, namun
> ternyata vincent keburu kalap, malah menghukum Pak Manneke, ya
> ngawur.
> Hudoyo berusaha menjelaskan kepada Vincent aspek meditasi, tapi
> gayanya vincent ngeyel, malah menghukum Pak Hudoyo dari milis psi
> trans. Ngawur lagi.
>
> orang-orang ini semua berusaha mengembalikan kesadaran vincent,
> supaya balik lagi jadi normal, dengan berterus-terang, tapi yah
> mubazir.
>
> herannya, vincent itu sulit menangkap empati orang lain, padahal
> maksudnya dia mau mengajarkan komunikasi empati. aneh. jadinya
> bukan empati, malah komunikasi batin tercampur ego, istimah RATIH
> IBRAHIM EGO YANG TERLUKA.
>
> benih itu seharusnya disiram, namun speerti kata pepatah, bila benih
> kacang disiram, lalu dalam 3 hari ditanya jadi apa? jadinya kacang
> basah...
>
> salam,
> goen
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "nalaratih"
> nalaratih@ wrote:
> >
> > ck ck ck...banyak bener daftarnya..
> > apa yang ada di otak si VL itu
> > ya??!..sensasi?,ketenaran?,pelampiasan?,pengakuan?, .......atau
> yang
> > lain??!!
> > pusing deh..mas ahli hukum gimana pendapatnya dari sisi hukum?
> > mas ahli psikologi (psikolog) gimana analisa terhadap kepribadian
> si
> > VL ini?, mas Goen (ahli hati nurani..sori cuma satu satunya
> sepertinya
> > dimilisjadi langsung sebut nama..hehehe..) bagaimana
> analisanya?..dan
> > mas mas mba mba yang lain....???
> > itung itung sambil belajar studi kasus..:)
> >
> > smile always
> > Nala
> > *sambil nyengir n ketawa kuda*
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "sinagahp"
> > <sinagahp@> wrote:
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > <vincentliong@> wrote:
> > > >
> > > > manipulasi data untuk perusakan nama baik, hingga gertakan
> > > > tertulis tentang penangkapan dan pemenjaraan terhadap diri
> > > > Vincent Liong dengan membuat korban palsu melalui jalur
> kepolisian,
> > >
> > > Apakah yang Vincent Liong maksud dengan manipulasi data ?
> > >
> > > Apakah yang Vincent Liong maksud dengan korban palsu ?
> > >
> > > Sudahkan Vincent Liong membaca artikel di bawah ini ?
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/32492
> > >
> > > Apakah tanggapan Vincent Liong terhadap tulisan di atas ?
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > <vincentliong@> wrote:
> > > >
> > > > Di luar masalah dengan oknum-oknum
> > > > berlatarbelakang pendidikan resmi menara gading
> > > > kompatiologi samasekali tidak ada masalah.
> > > >
> > > > .....
> > > > Paling-paling sebagai penulis
> > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > setahun sekali.
> > > >
> > >
> > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Bapak Hudoyo
> Hupudio
> > > (tokoh agama) ?
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11035 -
> 1
> > > Oktober 2006 mulai diskusi dengan HH
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11282 -
> 8
> > > Oktober 2006 VCL memakai wewenang sebagai moderator mengeluarkan
> surat
> > > peringatan kepada HH
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11338 -
> 9
> > > Oktober 2006 HH mengundurkan diri
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11595 -
> 16
> > > Oktober 2006, AUdi sebagai owner dan moderator mengundang
> kembali HH
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/12643 -
> 18
> > > Nopember 2006, VCL masih membahas masalah dengan HH
> > >
> > > Waktu lebih dari seminggu.
> > >
> > > Tindakan petantang-petenteng VCL sebagai moderator, tidak hanya
> > > dilakukan terhadap HH, tetapi juga kepada beberapa membeer lain
> dalam
> > > milis ini. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa
> Saudara
> > > Audifax memberhentikan VCL sebagai moderator milis ini. Berikut
> > > kutipannya.
> > >
> > > Apa yang kulakukan justru memberimu'pelajaran' atas
> > > petentang-petentengmu memberi peringatan Manneke danPabrik T,
> yang
> > > diikuti dengan mem-banned Pabrik T, lalu membuatkebohongan publik
> > > tentang oneliner. Kamulah yang sakit hati karenaalih-alih aku mau
> > > membelamu, malah kucopot dirimu dari moderator. KasusManneke dan
> Pabrik
> > > T itu sudah keduakalinya Cent! Sebelumnya kamu jugapetentang-
> petenteng
> > > dengan surat peringatan pada Hudoyo. Kamulah yangkehilangan
> hirarki dan
> > > harga diri karena tidak bisa petentang-petentengdengan surat
> peringatan
> > > lagi.
> > >
> > > Sumber:
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/28898
> > >
> > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan anggota
> milis Hankam
> > > ?
> > >
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/11810
> 23
> > > Oktober 2006
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/13248
> 7
> > > Desember 2006
> > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/13404
> 10
> > > Desember 2006
> > >
> > > Waktu juga lebih dari satu minggu, dan bukan berasal dari
> kalangan
> > > perguruan tinggi.
> > >
> > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Ibu Ani
> Sekarningsih
> > > ?
> > >
> > > Apakah Vincent Liong tidak pernah bermasalah dengan Ibu Liany
> Hendranata
> > > ?
> > >
> > > APAKAH VINCENT LIONG MAU BERBOHONG LAGI ?
> > >
> > > salam,
> > > harez
> > >
> > > ===============================================================
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > <vincentliong@> wrote:
> > > >
> > > > Paling-paling sebagai penulis
> > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > setahun sekali.
> > > >
> > >
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Vincent Liong
> > > <vincentliong@> wrote:
> > > >
> > > > Kompatiologi: Sukses itu Hak Milik Setiap Orang
> > > >
> > > > Ditulis oleh: Liong Vincent Christian
> > > > Tempat, Hari& Tanggal: Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > "... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
> > > > sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
> > > > sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
> > > > pada masing-masing individu pelaku. ..."
> > > >
> > > > Kurang lebih kalimat ini yang didengar seorang sahabat
> > > > saya saat seorang profesor di sebuah fakultas di
> > > > Universitas Indonesia membuka sebuah acara penerimaan
> > > > mahasiswa baru (jenjang pendidikan S1) sekian puluh
> > > > tahun silam.
> > > >
> > > >
> > > > Paragraf tsb di atas menjadi paragraf pembuka dari
> > > > tulisan saya kali ini " Sukses itu Hak Milik Setiap
> > > > Orang". Tujuannya adalah untuk membahas segala
> > > > tekan-menekan mulai dari cacimaki, teror pribadi dan
> > > > keluarga dengan sita jaminan, manipulasi data untuk
> > > > perusakan nama baik, hingga gertakan tertulis tentang
> > > > penangkapan dan pemenjaraan terhadap diri Vincent
> > > > Liong dengan membuat korban palsu melalui jalur
> > > > kepolisian, dari pihak-pihak berlatarbelakang
> > > > pendidikan di universitas 'menara gading' mulai dari
> > > > yang S1, S2, S3, dlsb. Semua ini dilakukan 'tanpa ada
> > > > istirahat sejenak'(sepanjang tahun) sejak Vincent
> > > > Liong lulus SMU dan memutuskan masuk ke 'their private
> > > > club' (sebuah member only club bernama menara gading
> > > > pendidikan). Di luar masalah dengan oknum-oknum
> > > > berlatarbelakang pendidikan resmi menara gading
> > > > kompatiologi samasekali tidak ada masalah.
> > > >
> > > > Semua tindakan dan rencana ini dibahas secara terbuka
> > > > oleh-masing-masing oknum lulusan menara gading
> > > > pendidikan dengan mencantumkan nama asli mulai dari
> > > > bulan April 2007 – saat ini masih berjalan di
> > > > maillist: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > e-link:
> > > > http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/messages
> > > > .
> > > >
> > > >
> > > > Hal ini dilakukan demi meluruskan (membenarkan)
> > > > keyakinan mereka tentang 'hukum kesuksesan' yang hanya
> > > > menjadi hak bagi mereka yang menempuh ‚jalur
> > > > pendidikan resmi' (S1, S2, S3, Profesor). Dimulai dari
> > > > tertarik pada sebuah jurusan di sebuah universitas,
> > > > mendaftar sebagai mahasiswa baru dengan membayar uang
> > > > pangkalnya yang mahal, hingga jadi mahasiswa, hingga
> > > > lulus menerima ijasah dan mulai masuk pada realita
> > > > dunia kerja yang tidak seideal janji-janji tiket
> > > > jaminan kesuksesan hidup, yang didalaminya dan
> > > > diamininya selama sekian tahun menempuh jenjang
> > > > pendidikan.
> > > >
> > > > Sebelum lulus SMU dan masuk ke private club bernama
> > > > universitas resmi, Vincent Liong yang memang hobi
> > > > melakukan penelitian sendiri lepas dari keterlibatan
> > > > lembaga resmi apapun tidak pernah mendapat konflik
> > > > begitu berkelanjutan dan begitu serius mau menghabisi
> > > > masa depan pribadi Vincent Liong, bukan menghabisi
> > > > ilmu kompatiologi-nya. Paling-paling sebagai penulis
> > > > ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
> > > > konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
> > > > pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
> > > > setahun sekali.
> > > >
> > > >
> > > > Pertanyaan dalam hati mereka para lulusan menara
> > > > gading ini adalah:
> > > >
> > > > "Mengapa Vincent Liong yang tidak lulus S1 (hanya
> > > > lulusan SMU dan mengundurkan diri dari fak Psikologi
> > > > Unika Amtajaya di semester empat) boleh bernasib
> > > > sukses?" Misalnya:
> > > >
> > > > 1. Sukses mendapat pengakuan, perhatian dan
> > > > kepercayaan masyarakat awam dari mulai proses
> > > > penelitian ilmu kompatiologi (tanpa cap ilmiah dari
> > > > universitas sebagai pemilik resmi hak label keilmiahan
> > > > yang boleh dipakai oleh yang member of the private
> > > > club saja) hingga berhasil dan mulai memasarkan
> > > > kompatiologi.
> > > >
> > > > 2. Sukses mendapat uang untuk diri sendiri dan membuka
> > > > lapangan pekerjaan dari menjual kompatiologi yang
> > > > dikembangkannya melalui penelitian dari nol bukan dari
> > > > literatur yang adalah hak milik lembaga pendidikan.
> > > >
> > > >
> > > > Atas dasar pelanggaran terhadap `hukum kesuksesan'
> > > > yang `mereka' yakini (para oknum dari lembaga
> > > > pendidikan menara gading) maka segala tindakan
> > > > merugikan pribadi Vincent Liong dianggap sebagai
> > > > tindakan untuk "mendidik dan memperbaiki" Vincent
> > > > Liong dari pelanggarannya terhadap hukum kesuksesan
> > > > ala menara gading pendidikan.
> > > >
> > > > Dalam pola pikir mereka; sesuatu yang `baik dan
> > > > benar', haruslah sesuatu yang bisa
> > > > dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kepercayaan
> > > > masyarakat tidak dihitung di sini. Masalahnya, cap
> > > > ilmiah sendiri hanyalah hak milik eksklusif lembaga
> > > > pendidikan `menara gading'. Tidak ada orang di luar
> > > > private club yang member only ini yang boleh memiliki
> > > > hak ilmiah. Jadi masalah bukan ada pada Vincent Liong
> > > > atau mereka. Masalah ada pada perbedaan pola pikir
> > > > tentang hak atas suatu karya dianggap baik dan benar.
> > > >
> > > > Dalam penelitian ilmiah sendiri, kebanyakan penelitian
> > > > dalam lembaga pendidikan dilakukan sekedar untuk
> > > > memenuhi syarat kelulusan atau prosedural pendidikan
> > > > di lembaga pendidikan menara gading saja, sehingga
> > > > tetap saja tidak sampai pada penggunaan secara luas di
> > > > masyarakat. Jadi apakah suatu hasil karya penelitian
> > > > mau sekedar dianggap baik dan benar, atau mau berguna
> > > > bagi orang banyak ;adalah dua hal yang sangat berbeda.
> > > >
> > > >
> > > > Para pembaca dan pemerhati penelitian kompatiologi,
> > > > dengan membaca tulisan singkat saya ini saya
> > > > mengharapkan saudara-saudara sekedar membiarkan dan
> > > > tidak perlu peduli pada segala usaha untuk
> > > > menghancurkan pribadi saya dari oknum-oknum lulusan
> > > > lembaga pendidikan menara gading ini. Masih banyak hal
> > > > lebih bermanfaat yang bisa kita kerjakan.
> > > >
> > > > `Mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara gading
> > > > ini) mempunyai masalah pemenuhan komitment; dalam
> > > > hubungan diri mereka sebagai pribadi dengan komitment
> > > > lembaga pendidikan menara gading yang mereka yakini
> > > > terhadap diri mereka, tentang `hak kesuksesan'.
> > > > Sekedar menunjukkan perasaan tidak puas pada
> > > > janji-janji lembaga pendidikan menara gading
> > > > pendidikan terhadap konsumennya yaitu mahasiswa dan
> > > > lulusan mereka sendiri.
> > > >
> > > > Bila `mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara
> > > > gading) ini masih berniat baik maka masih banyak hal
> > > > yang lain yang lebih perlu dikerjakan. Misalnya
> > > > memperbaiki kwalitas lembaga pendidikan menara gading
> > > > terhadap konsumennya di masa yang akan datang yaitu
> > > > para calon mahasiswa baru atau yang masih sedang
> > > > menjadi mahasiswa. Menyalahkan pihak di luar
> > > > perjainjian jaminan kesuksesan ala member only club
> > > > lembaga pendidikan menara gading atas ketidakadilan
> > > > nasib ini hanya akan membuang waktu dan tenaga.
> > > >
> > > >
> > > > Sekali lagi "Sukses itu Hak Milik Setiap Orang" bukan
> > > > kalau berijasah dijamin sukses dan yang tidak
> > > > berijasah tidak boleh sukses.
> > > >
> > > > "... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
> > > > sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
> > > > sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
> > > > pada masing-masing individu pelaku. ..."
> > > >
> > > > Saya Vincent Liong tidak berijasah (S1, S2, S3)
> > > > kemungkinan saya untuk bernasib sukses memang
> > > > berkurang sepuluh persen tetapi saya masih punya yang
> > > > sembilan puluh persen untuk diperjuangkan.
> > > >
> > > >
> > > > Ttd,
> > > > Vincent Liong
> > > > Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007
> > > >
> > > >
> > > > Send instant messages to your online friends
> > > http://au.messenger.yahoo.com
> > > >
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Athletic Edge

A Yahoo! Group

to connect w/ others

about fitness goals.

Yahoo! Groups

Special K Challenge

Learn how others are

shedding the pounds.

.

__,_._,___