Sabtu, 01 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Membaca Gautama

Gautama November 20, 2006



Kita tahu cerita termasyhur ini: seorang pangeran lahir di dekat kota kecil Kapilavastu, putra mahkota yang jerit pertamanya dari kandungan ditandai oleh keceriaan alam. Yang dramatis dari riwayat ini ialah ketika ia dewasa, Sidharta Gautama memulai sebuah sejarah besar dengan sebuah selamat tinggal yang radikal.

Masa lalunya, yang ditopang takhta dan kekuasaan, dijalin lezatnya hidup di puri dan bahagianya hidup berumah tangga, jadi masa yang terasa sebagai ilusi. Pangeran yang lembut hati itu—meskipun dicoba dijauhkan dari dunia di luar istana yang terlindung—telah melihat seorang yang sakit, menyaksikan orang jadi tua renta, dan bersua dengan jenazah yang diusung. Agaknya kefanaan yang disaksikannya itu mengguncang hatinya benar. Ia akhirnya menyadari bahwa semua itu bagian dari hidup—yakni sebuah jurang yang dalam, di mana kematian dan ketiadaan melekat erat dengan dan dalam diri.

Tapi yang menarik ialah bahwa hal itu tak memberi Buddhisme—yang berangkat dari pandangan dan pengalaman Sidharta Gautama itu—sebuah dalih untuk membinasakan hidup dan diri sendiri. Saya bukan seorang Buddhis, dan hanya sedikit yang saya pahami tentang agama ini, tapi jika ada yang menggugah dari dalamnya ialah bahwa seraya melihat hidup sebagai sesuatu yang mengapung-apung di atas ketiadaan, Buddhisme tak menyebarkan sikap yang pahit dan amarah terhadap nasib. Yang berubah ketika kita sadar akan hal itu ialah tatapan dan gerak kita di dunia. Kita tak lagi maju dengan bergegas ke depan, tak sabar merengkuh dan menaklukkan dunia. Dengan menyadari bagaimana ketiadaan atau maut berada dalam inti hidup, kita akan menyentuh dengan mesra apa yang langsung hadir di bawah kaki.

Dalam arti tertentu, itu juga mengandung sikap bersyukur yang sederhana—sesuatu yang dilupakan di sebuah masa ketika begitu sering sikap tak hendak mengenal syukur berbentuk ketidaksabaran. Ketidaksabaran itulah pangkal keserakahan, hasrat mendapatkan sebanyak-banyaknya dalam hidup, dengan lekas. Ketidaksabaran pula yang jadi awal penaklukan dan pembasmian. Yang mengerikan di masa ini ialah ketika ketidaksabaran mendapatkan tauladannya pada dua hal: manusia yang menang dan Tuhan yang murka.

Manusia yang menang—yang bisa mempengaruhi opini dunia, yang bisa menaklukkan orang lain, yang bisa membeli hal-ihwal, dan yang bisa mengakumulasikan milik dan kuasa—itu kita saksikan setiap hari di media, di gedung-gedung peradilan dan pemerintahan, di pasar, di medan perang dan konflik. Sedangkan Tuhan yang murka kita dengarkan hampir tiap pekan lewat mimbar agama yang mengancam hidup dengan api neraka.

Tapi kita tahu bahwa akhirnya ketidaksabaran akan terbentur dan kemenangan hanya terbatas jangkauannya. Di situlah kesadaran akan "sunyata", akan apa yang suwung, sunyi dan "hampa" yang tersembunyi dalam hidup jadi penting untuk membentuk kesadaran akan terbatasnya "aku"….

Pada tahun 1922, pengarang Jerman yang memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1946, Herman Hesse, menerbitkan Siddhartha—kisah perjalanan pencarian spiritual seorang pemuda yang akhirnya berjumpa dengan Sang Buddha sendiri. Seperti Sang Guru yang namanya mirip dengan namanya, Siddhartha bermula dari rasa murung dan berakhir dengan rasa tenteram pada posisi yang tak muluk.

Tapi ia tak menjadi penganut Sang Buddha.

Ia tetap seorang penarik perahu tambangan yang duduk mendengarkan sungai. Ada yang mengatakan ia seorang bijaksana dengan petuah yang menyejukkan. Ia—seorang keturunan Brahmana yang tampan dan cerdas—memang pernah jadi seorang pengembara, meninggalkan kenikmatan dunia. Ia bahkan pernah mengikuti Buddha Gautama. Tapi tetap saja ia tak berbahagia. Akhirnya ia tahu: tanpa mengikuti doktrin apa pun, tanpa menganut ajaran agama apa pun, ia melebur diri dalam dunia, mengikuti gema alam, mencari percakapan dengan air yang mengalir.

Inilah yang dikatakannya kepada sahabatnya, Govinda: "Aku senantiasa haus akan pengetahuan, aku selalu menyimpan pertanyaan. Aku telah bertanya kepada para Brahmana, tahun demi tahun, aku telah bertanya kepada Kitab Veda yang suci, tahun demi tahun…. Mungkin, wahai Govinda, akan sama hasilnya, akan sama cerdas dan menguntungkannya, seandainya aku bertanya kepada burung tiung dan simpanse di pohon-pohon. Begitu lama telah kujalani proses belajar, dan itu pun belum selesai untuk memahami ini, duhai Govinda: bahwa tak ada yang harus dipelajari!…"

Tapi tidakkah dengan demikian yang akan tumbuh hanyalah sikap pasrah? Kesabaran yang hanya akan berakhir dengan ketidaktahuan?

Barangkali demikian. Tetapi barangkali juga yang hendak ditunjukkan Siddhartha yang dihadirkan Herman Hesse adalah bahwa ada sikap takabur ketika kita melupakan apa yang menyentuh dan kita sentuh mesra dengan kaki kita di tanah: benda-benda bersahaja yang sesungguhnya mengandung rahmat. Mempelajari dengan melalaikan hal-hal yang bersahaja pada akhirnya hanya akan menaklukkan apa yang di luar diri. Itulah sebabnya Siddhartha mendengarkan arus sungai.

Ia memang menyatakan diri tak hendak mengikuti doktrin apa pun, juga ajaran Buddha. Tapi ada tukang perahu ini yang menyiratkan kerendahan-hati yang tersirat dalam sikap Buddha Gautama.

Syahdan, dalam posisi bertapa yang habis-habisan, sehingga tubuhnya nyaris rusak, Sang Buddha mendengarkan nyanyian ini:

Dawai yang terentang terlampau tegang akan putus, dan musik akan mati

Dawai yang terentang kendur akan hilang bunyi, dan musik akan mati


~Majalah Tempo Edisi. 39/XXXV/20 - 26 November 2006~


sumber: http://caping.wordpress.com/category/budhisme/


Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

.

__,_._,___

Full Length Movies at MyFreePaysite.com

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

[psikologi_transformatif] "abrahamic faiths"..

"Abrahamic Faiths?" Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Senin, 12 November 2007
Soal nama Tuhan masih menjadi perselisihan di tubuh Kristen. Layaknya disebut "millah Ibrahim"? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-212
Oleh: Adian Husaini
Bagi peminat pemikiran keagamaan, istilah "Abrahamic Faith" atau "agama Ibrahim" tidaklah asing. Istilah ini sudah lama dipopulerkan oleh banyak kalangan dan dianggap sebagai sesuatu yang sudah lazim dalam isilah studi-studi agama, seperti halnya pembagian agama menjadi "agama samawi" (agama langit) dan "agama ardhi" (agama bumi). Istilah ini mulai popular di dunia Islam, setelah pada tahun 1986, The International Institute of islamic Thought (IIIT), menerbitkan sebuah buku berjudul Trialogue of the Abrahamic Faiths (ed. Ismail Raji al-Faruqi). Secara harfiah, judul buku itu adalah "Trialog antar Agama-agama Ibrahim".  Buku ini merupakan kompilasi makalah hasil konvensi tahun 1979 di New York yang diselenggarakan oleh American Academy of Religion (AAR).
Pada 8 November 2007, Republika menurunkan sebuah kolom Azyumardi Azra berjudul "Trialog Peradaban". Azra menceritakan, bahwa pada 21-24 Oktober 2007, Harvard University menyelenggarakan sebuah konferensi bertema "Children of Abraham: A Trialogue of Civilization"Kata Azra, 'Anak-anak Ibrahim', tak lain adalah para pengikut tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Pembicaraan antara ketiga agama (trialog) diharapkan dapat menumbuhkan saling pengertian dan toleransi yang pada gilirannya mendatangkan perdamaian.
Lebih jauh Azra menulis:
Dalam makalah berjudul 'Trialogue of Abrahamic Faiths: Towards the Alliance of Civilizations", saya melihat 'Abrahamic Faiths' yang dalam Al-Quran disebut sebagai 'millah Ibrahim' memiliki banyak kesamaan dan afinitas; lebih dari itu ketiganya juga berbagi sejarah yang sama. Tetapi, tentu saja, masing-masing agama Nabi Ibrahim tersebt unik dalam dirinya sendiri. Lagi pula, para penganut ketiga agama itu ibarat kakak-adik, juga terlibat dalam persaingan, kecemburuan, konflik, dan bahkan perang."
Begitulah, sebagian isi tulisan Azyumardi Azra, yang mengaku beruntung hadir dalam konferensi di Harvard tersebut. Ia merupakan satu-satunya ilmuwan dari Asia yang hadir di situ.
Kita tentu menyambut baik setiap usaha untuk menciptakan perdamaian di muka bumi ini. Namun, kita perlu mengkaji dengan cermat, cara-cara yang digunakan untuk menciptakan perdamaian tersebut, khususnya dalam hal yang berkenaan dengan ajaran Islam itu sendiri. Soal dialog antar-agama, dalam sejarah, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sejak awal kemunculannya, umat Islam sudah terbiasa berdialog dengan siapa saja. Di Mekah, sebelum hijrah, Rasulullah saw dan para sahabat sudah berdialog dengan kaum musyrik Arab dan pengikut Kristen. Saat hijrah ke Habsyah, Ja'far bin Abdul Muthalib sudah berdialog keras dengan pengikut Kristen dan juga Raja Najasyi yang ketika itu masih memeluk agama Kristen. Di Madinah, Rasulullah saw melayani perdebatan dengan delegasi Kristen Najran.
Bahkan, jika kita renungkan, banyak ayat Al-Quran yang senantiasa mengajak kaum Yahudi dan Kristen untuk berdialog. Tetapi, jika kita baca ayat-ayat Al-Quran, tentang masalah ini, kita akan menemukan, bahwa posisi Al-Quran senantiasa jelas, yaitu posisi menyeru kaum Yahudi-Kristen agar kembali kepada kalimah tauhid, kembali kepada ajaran inti yang dibawa oleh para nabi, yaitu ajaran Tauhid. Misalnya, QS Ali Imran: 64 menyebutkan:
"Katakanlah, wahai Ahlul Kitab, marilah kita kembali kepada 'kalimah yang sama' (kalimatin sawa') antara kami dan kalian semua, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak menserikatkan Allah dengan sesuatu pun dan kita tidak menjadikan sebagian diantara kita sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka ingkar, maka katakan, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim."
Sebagai Muslim, kita yakin, bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang menegaskan kembali ajaran tauhid yang dibawa para nabi sebelumnya. Kita yakin, bahwa semua Nabi, termasuk Nabi Ibrahim juga membawa ajaran tauhid. Karena itu, 'millah Ibrahim', dalam pandangan Islam, adalah agama tauhid. Dan saat ini, satu-satunya agama Tauhid – dalam pandangan Islam – adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Maka, dalam perspektif Islam ini, istilah "Abrahamic Faiths" (agama-agama Ibrahim), dalam bentuk jamak yang memasukkan agama Yahudi dan Kristen sebagai 'millah Ibrahim', adalah aneh dan keliru. Seolah-olah, ada banyak agama Ibrahim.
Jika kita telusuri lebih jauh lagi, akan tampak kerancuan penggunaan istilah "Abrahamic Faiths" ini. Misalnya, dalam agama Yahudi (Judaism) dan Kristen (Christianity), terdapat begitu banyak sekte dan bahkan agama-agama yang berbeda-beda. Apakah semuanya juga 'millah Ibrahim'? Tentu tidak mungkin seperti itu. Sebab, agama Ibrahim adalah satu, dan yang satu itu adalah agama Tauhid.
Dalam hal inilah, kita biasa melihat, banyaknya cendekiawan yang kurang hati-hati dalam mengadopsi istilah-istilah tertentu. Dalam perspektif netral agama, secara historis-fenomenologis, bisa saja Islam, Kristen, dan Yahudi dimasukkan ke dalam kategori Abrahamic Faiths, karena ketiganya memiliki klaim sebagai pewaris ajaran Ibrahim. Tetapi, Al-Quran sudah menjelaskan apa yang dimaksud dengan millah Ibrahim yang hanif. "Dan siapakah yang lebih baik din-nya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti millah Ibrahim yang hanif." (QS 4:125). "Ibrahim bukanlah Yahudi atau Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang hanif dan Muslim, dan dia bukanlah orang musyrik." (QS 3:67).
Dengan penegasan Al-Quran itu, tidaklah tepat jika ada cendekiawan yang mengakui bahwa agama Kristen dan Yahudi saat ini termasuk ke dalam kategori "millah Ibrahim" yang hanif. Jika kaum Yahudi dan Kristen mengklaim mereka sebagai pelanjut agama Ibrahim, itu adalah urusan mereka. Tetapi, sebagai Muslim, seyogyanya pandangan kita bersandar kepada konsep-konsep yang diajarkan dalam Al-Quran.
Dalam konferensi tahun 1979, melalui makalahnya yang berjudul "Islam and Christianity in the Perspective of Judaism", Michel Wyschogrod, profesor filsafat di Baruch College, City University, New York, memaparkan persoalan mendasar dalam pemahaman keagamaan antara Yahudi, Kristen, dan Islam. Yahudi dan Kristen bersekutu dalam Bibel (Perjanjian Lama). Tetapi berbeda secara mendasar dalam soal trinitas. Dengan Islam, Yahudi tidak bermasalah dalam soal pengakuan Tuhan yang satu (monotheism). Tetapi, Muslim memandang bahwa telah terjadi penyimpangan (tahrif) yang serius pada Kitab Yahudi (juga Kristen).
Gambaran Prof. Michel Wyschogrod tentang Islam tersebut tidak sepenuhnya benar. Monoteisme memang mengakui Tuhan yang satu. Tetapi, monoteisme tidak sama dengan Tauhid. Istilah ini juga sering disalahpahami, seolah-olah monoteisme sama dengan Tauhid. Dalam konsep Islam, tauhid adalah mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan ada unsur ikhlas, rela diatur oleh Allah SWT. Karena itu, jika orang menyembah Tuhan yang satu, tetapi yang 'yang satu' itu adalah Fir'aun, maka dia tidak bertauhid. Iblis pun tidak bertauhid, tetapi kafir, karena menolak tunduk kepada Allah, meskipun dia mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
Dalam perspektif Islam inilah, memasukkan agama Yahudi (Judaism), sebagai 'millah Ibrahim' juga patut dipertanyakan. Kaum Yahudi memang menyembah Tuhan yang satu. Tetapi, hingga kini, mereka masih berselisih paham tentang siapa Tuhan yang satu itu? Sebagian menyebut-Nya sebagai 'Yahweh'. Tetapi, dalam tradisi Yahudi, nama Tuhan tidak boleh diucapkan. Oxford Concise Dictionary of World Religions menulis: "Yahweh: The God of Judaism as the 'tetragrammaton YHWH', may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God's name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy." Jadi, hingga kini, belum jelas, siapa nama Tuhan Yahudi.
Karena menolak beriman kepada kenabian Muhammad saw, maka kaum Yahudi kehilangan jejak kenabian dan Tauhid, karena kehilangan data-data valid dalam Kitab mereka. Th.C.Vriezen, dalam buku "Agama Israel Kuno" (Jakarta: BPK, 2001), menulis, bahwa "Ada beberapa kesulitan yang harus kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi (diolah kembali oleh penyadur)… Namun, ada kerugiannya yaitu adanya banyak penambahan dan perubahan yang secara bertahap dimasukkan ke dalam naskah, sehingga sekarang sulit sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang merupakan sisipan."
Dalam sejumlah buku studi Islam di Perguruan Tinggi, masih ada yang menulis bahwa agama Yahudi adalah agamanya Nabi Musa a.s. Bahkan, Prof. Harun Nasution, dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, menyebut agama Yahudi sebagai agama yang memelihara kemurnian Tauhid. Padahal, agama nabi Musa adalah agama Tauhid yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. Jika Yahudi memeluk agama Nabi Musa, pasti mereka akan menerima kenabian Muhammad saw. Al-Quran banyak menyebutkan tindakan kaum Yahudi yang mengubah-ubah kitab mereka, sehingga mereka keluar dari jalan kebenaran. (QS 2:59, 75, 79, dll).
Senada dengan Yahudi, Kristen juga menolak kenabian Muhammad saw dan bahkan mengangkat status Nabi Isa a.s. sebagai Tuhan. Al-Quran memberikan kritik-kritik yang sangat mendasar terhadap konsep ketuhanan Kristen ini. (QS 19:88-91, 5:72-75, dll.). Secara tegas, Al-Quran menyebutkan, bahwa Nabi Isa a.s. pernah menyeru Bani Israil agar mengakuinya sebagai Rasul, utusan Allah, dan mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad saw. Karena itulah, Islam memandang, kaum Kristen telah melakukan penyimpangan aqidah, karena mengangkat Nabi Isa a.s. sebagai Tuhan, bukan sebagai utusan Allah. Dengan konsep itu, mereka menolak untuk beriman kepada kenabian Muhammad saw. Segaimana kaum Yahudi, kaum Kristen di Barat tidak mengenal nama Tuhan mereka. Mereka hanya menyebut Tuhannya sebagai "God" atau "Lord". Soal nama Tuhan, masih diperselisihkan, dalam agama Kristen.
Karena itu, dalam pandangan Islam, yang bisa dimasukkan ke dalam kategori sebagai 'millah Ibrahim' saat ini, hanyalah agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Kaum Muslim begitu dekat dengan nabi Ibrahim a.s.. Setiap shalat, kaum Muslim membaca doa untuk Nabi Ibrahim. Begitu juga, salah satu hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Adha yang terkait erat dengan kisah perjuangan dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim a.s..
Dari sinilah, kita memahami, bahwa sebaiknya istilah "Abrahamic Faiths" tidak digunakan. Apalagi, dalam bentuk jamak (plural) yang menunjukkan bahwa ada banyak agama Ibrahim. Padahal, agama Nabi Ibrahim hanya satu, yaitu agama Tauhid, yang kemudian dilanjutkan oleh para Nabi sesudahnya, sampai nabi terakhir, Muhammad saw. Nabiyullah Ibrahim a.s. begitu gigih dalam memperjuangkan Tauhid, sampai harus berhadapan dengan keluarganya sendiri dan diusir dari tanah kelahirannya.
Sebagaimana yang lalu-lalu, kita berulangkali mengimbau, kiranya para cendekiawan berhati-hati dalam menggunakan istilah. Tanpa menggunakan istilah-istilah yang aneh-aneh, kita bisa melakukan dialog dengan kaum Yahudi, Kristen, dan sebagainya. Tidak perlu menjustifikasi hal-hal yang bertentangan secara tegas dengan konsep-konsep dasar Islam. Dalam pandangan Islam, perdamaian adalah penting. Tetapi, Tauhid lebih penting. Karena itulah, Rasulullah saw memilih tidak berdamai dengan paman-pamannya yang menolak Tauhid dan lebih mengutamakan syirik. Kita menghormati perbedaan. Kita ingin perdamaian. Kita siap berdialog. Tetapi, dalam dialog itu, perspektif dan posisi kita sebagai Muslim harusnya dinyatakan secara tegas. Justru, dialog itu akan terjadi, jika masing-masing pihak memiliki posisi yang jelas. Jika tidak, maka dapat muncul sikap kepura-puraan dan kemunafikan. Wallahu a'lam. [Jakarta, 9 November 2007/


Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Food Lovers

Real Food Group

on Yahoo! Groups

find out more.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Benarkah Rendang dari Malaysia Re: [eramuslim] Malaysia akhirnya ngaku......

Salam kenal Pak Mujiarto. Saya coba jawab ya. Saya pernah baca buku
sejarah, tapi udah lama dan saya lupa judulnya, bahwasanya melayu
malaysia banyak yang berasal dari Minang Kabau/Sumatra Barat. terkait
dengan kultur orang minang yang suka pergi merantau. Kali aja dulunya
mereka merantaunya ke Malaysia bukan ke Jakarta seperti sekarang :-).
jadi sebenarnya gak salah juga sih mereka mengakui rendang dari
Malaysia (yah pastinya karena mereka gak ngerti sejarah leluhur mereka
sih) karena nenek moyang mereka juga berasal dari sana.

salam

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Mujiarto Karuk
<mkaruk@...> wrote:
>
>
>
> Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh
>
> Ada saudara menanyakan pada saya semoga saudara saudara bisa
membantu saya dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan saudara saya
tersebut sekaligus menjelaskan pada saudara saudara yang lain juga,
>
> Pertanyaan saudara saya tersebut ialah
>
> APAKAH BETUL BAHWA MASAKAN RENDANG YANG BERASAL DARI MINANGKABAU
SUMATRA BARAT DI AKUI JUGA OLEH NEGARA TETANGGA DAN SAUDARA KITA MALAYSIA
>
> Bila memang betul mohon penjelasan selanjutnya
>
> Demi untuk terjalinnya uhuwah Islamiyah mari kita tingkatkan dan
kita eratkan jalinan silaturahmi, biar tubuh ini saling berjauhan Iman
dan Taqwa pada Alloh SWT lah yang membuat kita berdekatan, hindari
perpecahan dan mari bersatu melawan kedholiman
>
>
> Salam Uhuwah
>
> Mujiarto Karuk
>
>
>
> Sandra Imawati <sandraimawati@...> wrote:
> Tahniah Malaysia, anda terpuji karena telah bersikap
gentleman. Terima kasih pemerintah Indonesia karena telah bertindak
nyata membela kepentingan dan kehormatan negara dan bangsa, bukan
hanya dengan marah2, demo dan celaan.
>
> Semoga lain kali masalah sedemikian tidak terulang. Saudaraku
Malaysians, boleh anda memakai kebudayaan dan nyanyian kami (seperti
juga kebudayaan India dan Cina sudahpun menyatu dalam kebudayaan
Malaysia), tetapi hendaklah disebutkan dan diakui bahwa itu adalah
berasal dari Indonesia. Janganlah malu mengakui bahwa moyang kita
adalah sama, walaupun bangsa kami sedang dalam kesusahan.
>
> Satu yg paling penting dan patut diingat, kita saudara seiman.
>
>
> Note: forwarded message attached.
>
> ---------------------------------
> Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
> Forwarded Message [ Download File ]
>
> Date: Tue, 13 Nov 2007 18:21:54 -0800 (PST) From: "Nunik
Heriwahyuni" <nuniq_bach@...> Subject: Fw: [ppi_ukm]
alhamdulillah..... HORE !! To: "Sandra Imawati" <sandraimawati@...>
HTML Attachment [ Scan and Save to Computer ]
>
> ----- Forwarded Message ----
> From: ekka pn <ekkapn2003@...>
> To: ppi_ukm@yahoogroups.com; ppidimalaysia@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, November 13, 2007 2:35:36 PM
> Subject: [ppi_ukm] alhamdulillah..... HORE !!
>
> Sumber: www.myrmnews. com
>
> HORE! Akhirnya ada juga yang bisa dilakukan pemerintah RI. Merdeka!
Rakyat Menang! Gitu dong, yg jentelmen Pak Cik. Klo udah ngaku, kita2
kan gak akan mempermasalahkannya lagi, dan sayang ama Malaysia.
>
> HIDUP INDONESIA, HIDUP JUGA MALAYSIA
>
>
>
> ekk.
> * ke depan, jangan diulangin lagi ya... he3
>
>
> Malaysia Akhirnya Akui Rasa Sayange Milik Indonesia
> Selasa, 13 November 2007, 08:38:29 WIB
>
> Jakarta, myRMnews. Pemerintah Malaysia akhirnya menyerah soal
polemik lagu Rasa Sayange. Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan
Malaysia Rais Yatim telah bertemu dengan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Jero Wacik. Dalam pertemuan itu, Malaysia mengakui lagu
Rasa Sayange sebagai lagu asli Indonesia.
>
> Ketua Umum DPP Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata
Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) Dharma Oratmangun mengatakan, dalam
kunjungan ke Malaysia, lahir kesepahaman antara Jero Wacik dan Rais
Yatim. "Persoalan lagu Rasa Sayange selesai. Secara de facto, Malaysia
mengakui itu milik Indonesia," kata Dharma kemarin (12/11).
>
> Pernyataan eksplisit Rais Yatim, menurut Dharma, disampaikan saat
acara Temu Jembatan Budaya di Kuala Lumpur kemarin. Dharma merupakan
salah seorang anggota delegasi kebudayaan Indonesia. "Oleh Pak Menteri
(Menbudpar Jero Wacik) disampaikan bahwa sebagai negara bertetangga,
semua persoalan agar diselesaikan dalam konteks masing-masing. Adapun
lagu Rasa Sayange sudah bisa dipahami sebagai warisan yang dipunyai
Indonesia," jelas Dharma.
>
> Lagu tersebut memang hidup di masyarakat secara luas hingga ke
Malaysia. Karena itu, rakyat Malaysia juga mengenal dengan baik lagu
tersebut. "Jadi, tidak ada masalah lagi," tegasnya.
>
> Jero Wacik saat dihubungi tadi malam membenarkan bahwa masalah lagu
Rasa Sayange sudah tuntas. "Sebenarnya, tidak hanya masalah itu yang
dibahas. Ada banyak hal," kata Jero. Sayang, pembicaraan tidak
berlanjut karena Jero sedang mengikuti jamuan makan malam.
>
> Sebelumnya, kementerian kebudayaan Malaysia mengakui telah lalai
menggunakan lagu Indonesia lainnya. Yakni, lagu Tiar Ramon karya
musikus Minang, yang digunakan tarian delegasi Malaysia pada Asia
Festival 2007 di Osaka.
>
> Indonesia tidak akan memperkarakan lagu dan kesenian yang dipakai
Malaysia. Sebab, Indonesia dan Malaysia masih serumpun. Hanya,
Indonesia meminta, jika Malaysia menggunakan kesenian Indonesia, harus
diumumkan kepada publik bahwa itu berasal dari Indonesia.
>
> Di Malaysia, selain menghadiri Temu Jembatan Budaya, Jero Wacik
membuka Indonesia Trend (Trade, Tourism, and Investment) Expo 2007 di
Kuala Lumpur. Itu merupakan pameran produk-produk ekspor Indonesia ke
Malaysia. jpnn
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger
.yahoo.com
>
> ---------------------------------
> Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your
homepage.
>
>
> ---------------------------------
> Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your
homepage.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

10 pairs of tickets

a day from Yahoo!

Fly home for the

Holidays for free.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Fwd: Re: Aku lebih suka bentuk ketiga dahulu.

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Wellness Spot

on Yahoo! Groups

A resource for living

the Curves lifestyle.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] DiMohon Peranserta Mantan Terdekon untuk Pengisian Kuesioner Kompatiologi ver21102007

DiMohon Peranserta Mantan Terdekon untuk Pengisian
Kuesioner Kompatiologi ver21102007 demi pelaksanaan
penelitian Kompatiologi yang lebih serius.

CONTOH PENGISIAN Kuesioner Kompatiologi ver21102007
Mr.YY

Bagi pengguna kompatiologi yang belum mengisi
Kuesioner Kompatiologi ver21102007 silahkan klik:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/2799
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/22967
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/33350
Dapatkan hanya Kuesioner Kompatiologi ver21102007 yang
ASLI, sebab banyak beredar Kuesioner Kompatiologi
ver21102007 yang PALSU.

Terbuka kemungkinan untuk penelitian lain yang
berkaitan dengan ranah kerja Kompatiologi.

Contact Person Peneliti yang bisa dihubungi:
* Cornelia Istiani
email : <istiani_c@yahoo.com>
CDMA flexi : 021-68358037 & Hp mentari : 081585228174
(note: per telepon saja, tidak melayani sms dan
misscall.)

==========================================
I K L A N

Ingin Dekon-Kompatiologi? Hubungi Vincent Liong
Praktik dekon-kompatiologi by appointment only.
Tarif umum : Rp.500.000,-/peserta.

:::::Contact Person Vincent Liong:::::
CDMA Flexi:021-70006775 Esia:021-98806892
Fren:08881333410
Phone&Fax: (62)21-5482193,5348567,5348546
Address: Jl. Ametis IV G/22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 –Indonesia
(note: per telepon saja, tidak melayani sms dan
misscall.)

==========================================

I. DATA PRIBADI PENJAWAB KUESIONER

01. Nama Lengkap : YY
02. Nama Panggilan: YY
03. Jenis Kelamin : YY
04. Umur : YY
05. Kota tempat tinggal saat ini : YY
06. Jenis Pekerjaan saat ini : YY
07. Jabatan di Tempat Kerja : YY
08. Telp : 0000000
09. Hp & CDMA : 0000000

10. Pelatihan apa saja yang pernah anda ikuti di luar
kompatiologi sebelum anda mengikuti dekon? mmm nothing
special..saya cuma orang Introvert minoritas kebetulan
percaya dan mengerti nilai Intuitif.
11. Status : Mantan Pendekon-Independent
12. Didekon oleh : Vincent Liong
13. Tanggal pertama kali di-Dekon : (bulan & tahun)
kalau gak salah, sekitar bulan September 2006
14. Apakah pernah menjadi Pendekon-Tandem? Ya
15. Bila menjawab Ya; Pernah berapa kali menjadi
Pendekon-Tandem? sekitar 20 kali
16. Nama Pendekon-Independent yang pernah anda bantu?
Vincent Liong

17. Apakah pernah menjadi Pendekon-Independent? Ya
18. Bila menjawab Ya; Berapa orang sampai hari ini
pernah anda dekon di bawah tanggungjawab anda
(pendekon-independent)? sekitar 12 orang
19. Di kota atau daerah mana saja anda pernah
melakukan dekon-kompatiologi? Jakarta
20. Di kondisi situasi seperti apa anda pernah
melakukan dekon-kompatiologi? Ceritakan.
Sendirian pernah. Bareng pendekon tandem pernah.
Bareng Vincent Liong juga pernah. Bayarnya pernah
pakai tarif pernah juga semampu si terdekon

I I. PERTANYAAN UNTUK TERDEKON – KOMPATIOLOGI

1.Sebelum di Dekon:

a. Dari mana Anda tahu tentang Kompatiologi ini? Dari
milis psitrans
b. Menurut Anda, apa itu kompatiologi? komunikasi
empati dengan membuka diri seluas mungkin
c. Apa motivasi diri anda hingga alhirnya Anda membuat
janji dekon? perubahan pribadi yang lebih diinginkan.
d. Dalam waktu antara janji dan pelaksanaan dekon,
apakah ada pengalaman khusus berkaitan dengan dekon
tersebut? tidak ada
e. Apa yang Anda harapkan dari Kompatiologi ini? dapat
melihat dunia dengan lebih jelas
f. Persiapan apa saja yang Anda lakukan untuk
melakukan dekon? tidak ada
g. Silakan ceritakan apa saja pengalaman Anda
berkaitan dengan kondisi mental Anda sebelum dekon…
agak tertekan, minder, terlalu berpikir positif.

2. Pada awal Dekon:

a. Ceritakan kesan Anda ketika pertama kali bertemu
dengan pendekon? terkejut dan terhipnotis dengan
penampilannya Vincent Liong
b. Apa yang Anda rasakan ketika "ritual" dekon ini
dimulai dengan makan bersama terlebih dahulu? kayak
konsultasi 'dukun'
c. Ketika memilih minuman, apakah Anda diajak serta
dalam proses pemilihan minuman? tidak
d. Jika ya, bagaimana pendapat Anda tentang pemilihan
minuman tersebut?
e. Ketika penataan minuman, Apakah anda dijelaskan
tentang penataan minuman tersebut? iya
f. Jika ya, bagaimana pendapat Anda tentang penataan
minuman tersebut? pasrah deh dan takjub juga
g. Tentang pengaturan posisi tempat, apakah Anda
memahami posisi tempat duduk anda? (posisi antara
pendekon, posisi antara sesama terdekon) cuma ada aku
dan Vincent.

3. Pada saat Dekon:

a. Langkah pertama:
Pengelompokan/klasifikasi jenis dan rasa minuman.
* Bagaimana pemahaman Anda tentang proses ini? waktu
itu bingung

b. Langkah kedua:
2.1. Merasakan masing-masing minuman dengan urutan
tertentu sesuai sirkuit susunan botol yang dirancang
oleh pendekon.
2.2. Mendeskripsikan karakterisitk data (rasa dan atau
efek) yang timbul setelah minum. * Bagaimana pemahaman
Anda tentang proses ini? Ceritakan.
* Bagian tubuh mana yang terkena efek dan ketika minum
jenis minuman yang mana? rasa kepala melayang. masih
terasa takjub

c. Langkah ketiga:
3.1. Melakukan kombinasi beberapa minuman dengan
komposisi bebas.
3.2. Menprediksi karakteristik (efek dan perasaan yang
mungkin timbul setelah campuran tersebut di minum),
prediksi dilakukan sebelum merasakan minuman hasil
campuran tersebut.
3.3. Setelah minum hasil campuran dan merasakannya,
maka mendeskripsikan efek dan perasaan yang timbul.
3.4. Membandingkan hasil prediksi sebelum minum
(objective), dengan fakta sesudah minum (subjective).
3.5. Dekonstruksi mulai berjalan.
* Bagaimana pemahaman Anda tentang proses ini?
Ceritakan. Baru ngeh ternyata pemetaan itu adalah
bermain feeling. Karena selama ini feeling aku kurang
dipakai.

d. Langkah ke empat:
4.1. Membuat perencanaan efek dan perasaan apa yang
diharapkan muncul dengan tanpa diketahui oleh peserta
lain.
4.2. Membuat campuran minuman dengan bebas disesuaikan
dengan harapan tersebut tanpa melihat ingredients
masing-masing minuman.
4.3. Campuran minuman dibagikan dan di minum oleh
masing-masing peserta.
4.4. Masing-masing peserta menjelaskan deskripsi efek
dan perasaan yang dirasakan.
4.5. Membuat perbandingan antara harapan dan fakta.
4.6. Membuat kesimpulan.
* Bagaimana pemahaman Anda tentang proses ini?
Ceritakan. tegang... takut salah, tapi semangat juga
untuk bereksperimen

e. Langkah ke lima: menebak buku di toko buku
* Bagaimana pemahaman Anda tentang proses ini?
Ceritakan. hampir gak percaya bisa nebak buku. tapi
aku open mind aja. Udah tahu sih bahwa kita bisa saja
telah memiliki kemampuan tersebut. Hal ini termasuk
menjadi pendobrak mental aku yang terlalu
materialistis....

4. Setelah Dekon:

a. Bagaimana efek yang Anda rasakan dalam kehidupan
sehari hari setelah mengikuti Dekon ini? (ceritakan
dalam jangka waktu 1 hari, 14 hari dan 30 hari) 1
hari, bingung 14 hari, eforia karena menemukan dan
merasakan hal2 baru yang berhubungan dengan permainan
feeling 30 hari, paradigma baru tentang membaca alam
sekitar

b. Butuh waktu berapa lama setelah mengikuti acara
dekon, anda merasakan sistem itu berjalan dalam diri
anda? 3 bulan

c. Perubahan apa saja yang Anda rasakan? (postif dan
negatif harap diceritakan semua)
positif : minder lenyap sekitar 75 persen dari seluruh
potensi munculnya minder yang saya alami setelah
dekon. Merasa lebih jelas, rileks dalam menjalani
hidup.
negatif : terlalu eforia sehingga lupa mengurusi masih
ada hal2 yang negatif dalam diri aku. Terlalu terlekat
pada kepribadian Vincent Liong.

d. Apakah dekon ini memenuhi harapan Anda sebelumnya?
Iya
e. Reaksi apa saja yang terjadi setelah dekon? Takjub
f. Bagaimana kesan Anda tentang Kompatiologi setelah
mengikuti dekon? Bagus. Apalagi bila ditindaklanjuti
secara serius tidak hanya oleh Vincent Liong seorang
saja yang menjadi penggeraknya. Perlu profil pemimpin2
lain yang mendukung.

I I. PERTANYAAN UNTUK PENDEKON – KOMPATIOLOGI

1. Sebelum dekon:

a. Menurut Anda, apa itu kompatiologi? sama seperti
penjelasan di atas
b. Bagaimana Anda menjelaskan Dekon ini pada calon
terdekon?
1. meniru cara Vincent Liong (mengikuti prosedur
baku). 2. ditambah pemahaman aku sendiri akan
kehidupan.
c. Mengapa Anda mau menjadi pendekon kompatiologi?
1. senang karena bisa rame-rame meneliti hal-hal
tentang feeling dengan menambah data penelitian
(mendekon orang lain). 2. Uangnya lumayan untuk
hiburan.
d. Apa saja yang Anda tanyakan ke terdekon? (misalnya
kondisi fisik kesehatan,..)
banyak sih...., terutama tentang motivasi mau ikut
dekonnya. Aku merasa exciting aja ada orang yang mau
plus mau sungguh2 memberikan pelayanan gak hanya iklan
atau omong doang. Jadi aku mau mereka benar2 merasakan
manfaat ikut 'pergumulan' kompatiologi.
e. Apa yang Anda harapkan setiap kali melakukan dekon
Kompatiologi ini? orang itu puas saja udah merupakan
kebanggaan tersendiri karena dapat membagikan
pemikiran2 kita semua tentang kompatiologi. Yang
terutama 'fun'-nya harus dapet.
f. Persiapan apa saja yang anda lakukan untuk
melakukan dekon? Melihat karakter orang itu supaya
komunikasi yang terjadi tidak menjadi kaku. Tapi
biasanya luluh semua setelah mabok teh.
g. Silakan ceritakan apa saja pengalaman Anda
berkaitan dengan kondisi mental Anda sebelum dekon.
awal2 sih coba-coba masuk ke kondisi mental calon
terdekon. Tapi pada akhir-akhirnya aku udah gak mau
lagi karena bisa tertimpa stress mental dari luka
batin calon terdekon.
h. Jika kegiatan dekon ini dilakukan secara tandem,
bagaimana pemposisian diri masing masing pendekon?
Siapa yang memilih minuman, siapa yang menata minuman,
siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dekon,
dst...
Biasanya kl lagi sama Vincent, dialah yang paling
sering memilih minuman. Terakhir-terakhir, akulah yang
paling sering memilih minuman. Tapi setelah jadi
pendekon indipendent, pendekon tandem akulah yang
memilih minuman, namun dengan hampir semua aku yang
bertanggung jawab.

2. Pada awal Dekon:

a. Ceritakan kesan Anda ketika pertama kali bertemu
dengan terdekon? kebanyakan selalu tegang berharap2
cemas. Ada juga yang apatis sih
b. Apa yang Anda rasakan ketika "ritual" dekon ini
dimulai dengan makan bersama terlebih dahulu? wah bisa
dua macam reaksi. Tambah gugup atau malah cair.
c. Bagaimana cara anda memilih minuman yang sesuai
dengan terdekon? murni pake impresi/feeling terhadap
karakternya dia lalu aku samakan dengan karakter
minuman yang ada di supermarket
d. Ketika memilih minuman, apakah Anda mengajak
terdekon dan menjelaskannya? iya donk.
e. Bagaimana cara anda menata posisi minuman dalam
sirkuit susunan botol? dengan melihat reaksinya dan
adaptasinya menghadapi dirinya mau didekon.
f. Ketika penataan minuman, Apa dan bagaimana Anda
menjelaskan kepada terdekon? aku sering jelaskan ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan elasitas
penerimaan/penolakan si terdekon.
g. Tentang pengaturan posisi tempat, bagaimana Anda
melakukan hal tersebut dan apa alasannya? pengaturan
untuk menjauhi kedekatan masing2 terdekon. Jadi
masing2 akan fokus pada dirinya sendiri, tidak
menggantungkan diri pada temannya.
h. Bagaimana Anda menjelaskan tentang tempat
pelaksanaan dekon di 'tempat ramai' (seperti:
foodcourt, pasar, dlsb) ini? supaya ada noise sehingga
tidak terjadi proses meditatif yang dapat mengganggu
kealamian menerima data dari feeling.

3. Pada saat Dekon:

a. Langkah pertama:
Pengelompokan/klasifikasi jenis dan rasa minuman.

b. Langkah kedua:
2.1. Merasakan masing-masing minuman dengan urutan
tertentu sesuai sirkuit susunan botol yang dirancang
oleh pendekon.
2.2. Mendeskripsikan karakterisitk data (rasa dan atau
efek) yang timbul setelah minum.

c. Langkah ketiga:
3.1. Melakukan kombinasi beberapa minuman dengan
komposisi bebas.
3.2. Menprediksi karakteristik (efek dan perasaan yang
mungkin timbul setelah campuran tersebut di minum),
prediksi dilakukan sebelum merasakan minuman hasil
campuran tersebut.
3.3. Setelah minum hasil campuran dan merasakannya,
maka mendeskripsikan efek dan perasaan yang timbul.
3.4. Membandingkan hasil prediksi sebelum minum
(objective), dengan fakta sesudah minum (subjective).
3.5. Dekonstruksi mulai berjalan.

d. Langkah ke empat:
4.1. Membuat perencanaan efek dan perasaan apa yang
diharapkan muncul dengan tanpa diketahui oleh peserta
lain.
4.2. Membuat campuran minuman dengan bebas disesuaikan
dengan harapan tersebut tanpa melihat ingredients
masing-masing minuman.
4.3. Campuran minuman dibagikan dan di minum oleh
masing-masing peserta.
4.4. Masing-masing peserta menjelaskan deskripsi efek
dan perasaan yang dirasakan.
4.5. Membuat perbandingan antara harapan dan fakta.
4.6. Membuat kesimpulan.

* Bagaimana pemahaman Anda tentang semua proses ini?
Ceritakan secara urut. sudah pernah saya ceritakan
abis di KMA
* Bagaimana Anda menjelaskannya pada terdekon? sambil
jalan

e. Langkah ke lima: menebak buku di toko buku
* Bagaimana pemahaman Anda tentang proses ini?
Ceritakan. udah pula di KMA
* Bagaimana Anda menjelaskannya pada terdekon?
ini yang paling menegangkan. Ini seperti pembuktian
kualitas kalau dekon itu bukan omong kosong. Dan ini
saatnya membawa hasil dekon mulai pada contoh ke
kehidupan sehari2 setidaknya melalui menebak buku.

4. Setelah Dekon:

a. Bagaimana kesan Anda pada dekon saat itu? ada yang
berhasil merasakan manfaatnya, ada juga yang tidak
merasakan apa2. Tapi paling tidak mereka semua saya
jamin menikmati mabuk tehnya...hehehehe...
b. Apakah Anda melakukan komunikasi secara kontinu
dengan terdekon sesudah nya? ada yang masih
berkomunikasi ada yang juga udah hilang entah kemana.
c. Perubahan apa saja yang Anda rasakan dari terdekon?
(postif dan negatif harap diceritakan semua) Ada yang
postif, semisal dia menemukan apa yang dicari. Orang
itu akhirnya menyadari kekakuan perasaannya. Atau
malah ada yang terasa dekat seperti sudah kenal, dsb
Ada yang negatif, seperti apatis, tidak merasakan
apa-apa. Diam, mungkin kebanyakan aku
kotbahin...hihihi
d. Apakah dekon saat ini memenuhi harapan Anda
sebelumnya? Dekon saat ini? Yang jelas aku masih
memiliki harapan dekon bisa semakin diminati oleh
masyarakat, setidaknya sebagai permainan.
e. Jelaskan bagaimana anda bisa menganggap bahwa
instalasi kompatiologi sudah tertanam dengan baik pada
diri terdekon? Kompatiologi dalam term empati tentu
sudah tertanam hasil dari eksperimen terdekon menebak
rasa teh. Tinggal bagaimana memakainya dalam
komunikasi sehari2.

f. Berapa orang terdekon yang Anda mampu tangani dalam
setiap kali dekon? Paling banyak 5 orang. Itupun
bersama dekon tandem dengan saya pendekon mandirinya.
Kalau sendirian, yah paling banyak 3 orang.

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Parenting Zone

Share experiences

with other parents.

.

__,_._,___