Minggu, 02 Desember 2007

[psikologi_transformatif] draft buku ke-8

Tidak pernah menggunakan kekuatan dengan sikap bangga dan amarah.

Thirty spokes join together in the hub.
It is because of what is not there that the cart is useful.
Clay is formed into a vessel.
It is because of its emptiness that the vessel is useful.
Cut doors and windows to make a room.
It is because of its emptiness that the room is useful.
Therefore, what is present is used for profit.

But it is in absence that there is usefulness.
Lao Tzu

A. Konglomerat di Indonesia
Pada tahun 1998 saya bekerja di sebuah Group Perusahaan lokal
terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang kertas. Presiden
Direktur memimpin meeting seperti memimpin perang. Anak buahnya
sang General Manager sampai pucat dicaci maki did epan anak buahnya
sendiri. Rasanya sehabis meeting kitapun menjadi sangat emosional,
maunya memaki-maki orang lain.
Sungguh perilaku semacam ini banyak terjad di konglomerat
Indonesia. Group-group lain yang bergerak di perbankan, atau Mie
Instan juga berperilaku menggunakan kekuatan dengan sikap bangga dan
amarah. Presiden Direkturnya yang dulu perempuan juga menggunakan
kekuatan dalam memimpin.
Cara-cara ini kelihatannya wajar, namun kalau dipikir, sebuah
perusahaan adalah hasil kerja smua karyawan, bukan sang Pemimpin
saja, oleh karena itu, kalau para Manajer di bawahnya merasa
dipermalukan, harga dirinya diinjak-injak, maka tentu para Manajer
tidak merasa happy dan mengerjakan tugas tidak sepenuh hati. Oleh
karena itu tak heran bila banyak Konglomerat Indonesia tidak
bertahan lama, dan pada saat Krisis menjadi anjlok ke posisi bawah.
B. Kemenangan sesungguhnya bukan dari pembalasan dendam.
Pemimpin dari hati menunjukkan kerendahan hati. Inilah kekuatan dari
sikap moderat. Inilah cara terbaik menghadapi orang lain. Pada saat
dua kekuatan beradu, maka pemenangnya adalah yang tidak ingin
berperang.
Sewaktu kita kecil, kita menganggap yang penting kita bisa menang,
mulai saat main kelereng, main lompat tali, atau sebagai juara
kelas. Kita telah ditanamkan sejak kecil untuk menang. Namun
tidakkah kita menyadari bahwa itu salah?
Kalau kita berpikir untuk menang, maka tidaklah mungkin kita akan
menang terus, berpikir menang-kalah akan membawa kita kepada
kekalahan. Namun kalau kita senantiasa mengalah, maka kita akan
selalu menang.
Dunia ini terlalu berat untuk kita kalahkan, kekuatan kita itu
hanyalah setitik pasir di tengah gurun sahara. Kita ini tiada
artinya mau mengubah dunia. Kita tidak akan mampu memiliki kekuatan
cukup untuk mengalahkan semuanya.
Menjadi Pemimpin tidak perlu menggunakan kekuatan. Istilah SBY
adalah "soft power". Kepemimpinan dengan teladan. Kepemimpinan
dengan sikap baik. Sikap mengayomi, tidak perlu mengumbar kekuatan,
amarah atau rasa bangga.

C. Menghadapi Lawan
Mungkin selama karir anda selalu berpikir untuk menghadapi
competitor, apalagi office politics di dalam kantor, seolah-olah
menjadi pemimpin harus selalu ada ynag dikalahkan. Dan saat anda
menjadi Presiden Direktur anda piker Usaha anda akan banyak
competitor yang secara licik ingin menyerang anda. Percayalah,
begitu anda menjadi Presiden Direktur tidak ada satupun yang harus
anda kalahkan. Anda akan sendirian saja, karena seluruh dunia tidak
akan percaya, tidak akan memihak anda. Anda akan sendirian saja,
bermodalkan keyakinan anda.
Misalnya anda menjadi Presdir Usaha Sekolah Musik. Pandangan orang
akan demikian:
• Lho ngapain uang kok diantriin begitu?
• Aduh ngapain susah-susah hanya mengumpulkan uang sekolah Rp
150,000 dalam sebulan?
• Capak deh mengurusi siswa yang cengeng, bagaimana caranya
mengajari mereka musik, kalau m ereka selalu dimanja?
Apa yang terlihat dari luar tentu akan sangat berbeda dengan yang
anda lihat dari dalam. Anda piker competitor semua akan tahu bahwa
satu cabang anda mampu menghasilkan income Rp 100 juta per bulan
dengan keuntungan bersih 70%. Tidak begitu. Itu hanya ada dalam
pikiran kita saja. Dengan demikian, kita tidak perlu membuang-buang
waktu dengan berpikir bagaimana caranya menghadapi lawan.
Misalnya anda menjadi SBY, kira-kira siapa lawan yang harus
dihadapi? Tentu tidak ada, karena seluruh rakyat, baik itu yang
setuju ataupun yang tidak, semuanya adalah warga Negara yang harus
dilindungi oleh SBY.
Tentu kitapun sebagai Presdir tidak boleh pilih kasih, dan
menggolongkan karyawan sebagai karyawan yang disukai dan tidak.
Kita tidak dapat memiliki kemewahan untuk tidak menyukai karyawan,
akrena mereka bekerja untuk kita, oleh karena itu cara berpikir kita
adalah mengayomi mereka semua.
D. Kepemimpinan sejati bukanlah dengan mengalahkan semua orang,
melainkan membuat semua orang menang.
Oleh karena itu, janganlah berusaha supaya dunia mengikuti Anda,
melainkan Anda mengikuti arah dunia berputar. Janganlah memaksakan
kehendak kepada orang lain, melainkan bantulah orang lain untuk
memenuhi kehendak mereka masing-masing.
Keberhasilan sejati bukanlah hasil kerja satu orang
melainkan ribuan orang. Oleh karena itu, janganlah menonjolkan diri
bahwa Anda yang terbaik, melainkan merekalah yang terbaik, maka
hasilnya akan lebih besar. Pada waktu kita bekerja bersama maka
hasil yang dicapai bukanlah untuk diri sendiri melainkan untuk
mereka. Merekalah yang berhasil, maka Anda juga akan berhasil.
Menjadi Pemimpin berkekuatan karakter Naga memang semudah memasak
ikan kecil. Sangat cepat dan gampang. Kadang seseorang khawatir
berbuat salah, sehingga gagal melaksanakan fungsinya. Memang
perasaan semacam itu tidak bisa dihilangkan seluruhnya, namun dapat
dicegah agar tidak terjadi pada orang lain. Sebagai Pemimpin, yang
penting adalah bertindak tanpa menyakiti atau merugikan orang lain.
Sehingga orang yang dipimpin tidak perlu khawatir akan terlukai.
Sebaliknya, mereka justru akan mencari kesempatan untuk selalu
melakukan hal-hal yang benar.
Menjadi Pemimpin tidak dibutuhkan IQ yang tinggi, atau menjadi
Superman, cukup dengan bersikap tidak menyakiti atau merugikan orang
lain. Sehingga sikap ini akan mengayomi seluruh anggota. Dengan
bersikap tanpa menyakiti, maka seluruh anggota akan merasa aman,
nyaman dan mereka bebas dari rasa khawatir, bebas dari rasa curiga,
sehingga merekasenantiasa gembira untuk berkarya, mencari kesempatan
untuk melakukan hal-hal yang benar, karena mereka tahu, bahwa ada
sosok Pemimpin yang menjadi penerang di tengah-tengah mereka.

E. Sang Pemimpin memandang jauh di atas sana, dan anak buah di bawah
jadi mengerti pedoman arah tujuan.
Mereka tidak lagi ragu-ragu, mereka akan tahu, bahwa Sang Pemimpin
berkekuatan karakter Naga memandang jauh di atas sana, dan anak buah
di bawah jadi mengerti pedoman arah tujuan.
Biasanya, bila kita bertemu dengan kekuatan yang lebih kecil, kita
berada pada posisi untuk mempengaruhi mereka. Namun bila kita
bertemu dengan kekuatan yang lebih besar maka kita menciptakan
kesempatan untuk memperoleh jalan kita. Sehingga bila kita ingin
maju, maka selalu rendah hatilah. Dengan demikian semua orang akan
senang.
Dengan berpikir menang-kalah maka kita akan selalu menemui tembok
halangan, seolah-olah selalu ada musuh yang harus dikalahkan.
Padahal, dalam hidup ini tidak ada orang lain yang bermaksud jahat
kepada kita. Oleh karena itu, sikap untuk selalu mengalahkan orang
lain akan mengundang orang lain untuk bersikap jahat kepada kita.
Coba kita lihat Pemilik Group BDNI kemana-mana selalu didampingi
oleh pengawal. Mungkin kita melihatnya seperti keren, seperti
bintang film, namun pernahkah kita ber pikir bahwa mereka seperti
terpenjara oleh ketakutan akan musuh yang akan menyerangnya?
Kebahagiaan itu bukan pada saat kita bangun, namun kita rasakan pada
saat kita tidur, bagaimana perasaan anda saat bangun pagi, itulah
kebahagiaan.

F. Rasa bangga, rasa kemenangan, rasa amarah itu hanya akan
mengundang orang lain untuk tidak senang.
Mungkin kita pikir kita mampu menghadapi ketidak senangan orang lain
dengan kekuasaan kita. Seperti kata Gus Dur, kekuasaan itu seperti
kentut, kita tidak merasakan, namun orang lain sangat jelas
merasakannya.
Sosok pemimpin akan selalu menjadi sorotan, dan semua orang akan
cenderung merasa sensitive terhadap tindak-tanduk pemimpin. Sedikit
saja pemimpin bersikap tidak ramah, maka seluruh anggotanya akan
dapat merasakannya. Oleh karena itu sebagai Pemimpin, dibutuhkan
sensitifitas yang tinggi. Seperti kata pepatah:
"Sebuah biji gandum, dia tidak akan tumbuh da hidup sebelum dia
jatuh ke tanah, dan mati".
"Seorang Pemimpin adalah pelayan semua anggotanya".
Menjadi pemimpin yang arogan akan seperti menjadi bom waktu, selagi
kekuasaannya kokoh akan terjaga, namun seperti kapal selam, saat
menabrak batu, atau gumpalan es, maka kebocoran sedikit akan
meruntuhkan seluruh bangunan, kecuali bila seluruh anggota menadi
semacam buffer, seperti ban "tubeless" walaupun ada kebocoran paku
pada ban, namun seluruh tekanan angina di dalamnya akan menekan dan
menutupi kebocoran tersebut, sehingga terhindar dari kecelakaan.

If you used the Way as a principle for ruling
You would not dominate the people by military force.

What goes around comes around.

Where the general has camped
Thorns and brambles grow.
In the wake of a great army
Come years of famine.
If you know what you are doing
You will do what is necessary and stop there.

Accomplish but don't boast
Accomplish without show
Accomplish without arrogance
Accomplish without grabbing
Accomplish without forcing.

When things flourish they decline.

This is called non-Way
The non-Way is short-lived.
Lao Tzu

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Real Food Group

on Yahoo! Groups

What does real food

mean to you?

Summer Shape-up

on Yahoo! Groups

Trade weight loss

and swimsuit tips.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: