Senin, 11 Februari 2008

Re: [beasiswa] [OOT] Validkah Hasil Psikotest?

hi,
Pengalaman saya dalam psikotes, waktu sma dulu (tahun 93) saya ikut psikotes
hasilnya itu saya cocok di bidang sosial layanan masyarakat, biddang yang
dianjurkan kedokteran. Dulu saya yakin psikotes itu salah karena saya paling
anti bidang kedokteran. Kakak saya soalnya dokter sukses nan tajir, jadi
secara psikologis saya takut seumur hidup akan dibandingkan terus saama dia,
makanya saya anti bidang kedokteran. Sekarang saya bergerak di bidang LSM
untuk urusan HIV dan pasca bencana. Setelah saya pikir psikotes saya engga
salah dong, meskipun memang bidang yang dia usulkan itu engga bener (Dulu
bidang LSM, social work belum dikenal, ya sampai sekarang pun belum ada
bidang studi development studies di Indo) dan minat saya di bidang kesehatan
masyarakat besar (meskipun saya gak minat dengan pekerjaan dokter yang
merawat orang satu-satu.

Yang saya khawatirkan kalau adik saudara itu ingin masuk arsitektur karena
kakaknya bidangnya arsitektur. Pengalaman saya jadi dosen jurusan sastra
Mandarin, setiap tahun saya ketemu banyak mahasiswa yang masuk jurusan saya
karena disuruh orang tuanya (pasca kerusuhan 98 khhan Mandarin jadi booming
banget), ikut2an temen, lapangan kerjanya luas (waktu itu memang sich) dst,
sedangkan kalau saya bilang mereka tidak berbakat bidang bahasa dan budaya

Saya sich melihat dan merasa sedih karena banyak sekali anak Indonesia yang
tidak bisa sekolah dan berkarya di bidang yang mereka minati. Kalau tidak
bisa masuk ptn, kebanyakan akan terdampar masuk jurusan ekonomi dan hukum
(karena pts yang banyak khan bidang itu). Setelah kuliah pada jadi sales
(lapangan kerja yang banyak itu) dan dalam bekerja sukses itu dihitung
dengan tingginya gaji.

Memang hasil psikotes tidak mutlak, banyak juga yang ngawur. Masalahnya
sekolah2 di indo biasanya tidak pandai membimbing siswa untuk memilih. Saran
saya lihat karakter dan sikap si adik, dia sukanya apa kemudian coba analisa
kira2 bidang apa yang cocok kemudian kenalkan bidang itu. Misalnya dia
merasa tertarik dengan dunia arsitektur, kenalkan betul seluk beluk dunia
arsitektur, apakah memang dia punya darah seni arsitektur dst. Itu yang
dilakukan orang tua saya. Dari kecil memang saya terlihat kuat di bidang
public speaking, bahasa, seni, kepedulian sosial dan hubungan interpersonal
saya baik, selalu banyak teman jadi ya saya diarahkan ke sastra baru setelah
S2 saya merambah dunia social work (habis memang bidang itu baru berkembang
belakangan). Jadi saya bersyukur karena selalu menikmati pekerjaan saya
karena memang saya melakukan apa yang saya suka dan buat saya itu sangat
penting, apalagi kalau sudah sampai tingkat master
AA


On 11/02/2008, umi gita <princess_shinsen@yahoo.com> wrote:
>
> saya mencoba menjawab karena mungkin ini bdiang kerja saya (saya
> mahasiswi akhir psikologi salah satu Univ negeri di Indonesia).
> Psikotes tergantung dapat valid dilihat dari
> 1. lembaga yang memberikan. bagaimanakah track reccord lembaga tersebut.
> bagaimana orang-orang yang bekerja di sana.
> 2. alat psikotes yang digunakan. karena berbeda=beda setiapa lembaga yang
> menggunakan. dan tak semua alat tes psikologi valid untuk orang Indonesia
> karena persoalan budaya, sekalipun itu tes intelegensi.
> dan kalau menurut saya....saya lebih percaya keinginan dan mimpi. so,
> lanjutkan saja di arsitektur. dibandingkan di HI namun adik anda tidak
> nyaman sekaligus tak punya bayangan untuk akan menajdi bagaimana setelah
> kuliah.
> banyak kasus anak IPS lolos di bidang IPA. karena masalahnya...di banyak
> SMA...IPA dan IPS itu terkadang penjurusan dari sekolah yang diukur dari
> nilai rapot. bukan pilihan minat dari murid itu sendiri.
> saya saran, adik anda harus kuat dalam kemampuan dasarnya.
> bahkan kalau bisa...meminta sekolah untuk memasukkan adik anda ke kelas
> IPA walau nilai belum cukup.
> saya juga berusaha memasukkan adik saya ke kelas IPA...karena dia hanya
> punya nilai 5 di bidang biologi tapi langsung dimasukkan IPS. itu jelas akan
> menghambatnya. namun, ada konsekuensi....adik saya harus membuktikan di
> semester awal harus baik dan mengikuti les tambahan.
> sudah saatnya remaja SMA memilih sendiri impiannya. kita yang sudah dewasa
> hanya memberikan data apa yang ada...bairkan mereka memilih sendiri masa
> depannya.
> semoga bermanfaat.
>
> iva mahadri <iva_mahadri@yahoo.com <iva_mahadri%40yahoo.com>> wrote:
> Salam,
>
> Sebelumnya terima kasih untuk rekan2 yang kemarin sudah merespon posting
> saya (CURHAT ujian negara SMU). Semua surat itu saya forward ke adik saya
> yang SMU, dan lumayan bisa jadi motivator, katanya..hehe.. THANKS ya!
>
> Persoalan lain lagi. Beberepa waktu yang lalu adik saya itu mengikuti
> psikotest yang diadakan oleh suatu Lembaga Pendidikan. Dari hasil tes,
> dinyatakan adik saya cocok untuk masuk jurusan HI (Hubungan Internasional).
> Namun demikian, adik saya dari awal memang ingin masuk jurusan Arsitektur.
> Masalahnya adalah, dia dari jurusan IPS. Itu yang membuatnya gamang.
>
> Saya katakan kepadanya, bahwa untuk masuk jurusan Arsitektur tidak harus
> dari jurusan IPA (dan ini sudah saya konfirmasi ke Universitas yang ingin
> dia tuju, bahwa dari jurusan IPS pun bisa mendaftar ke arsitektur).
> Lagipula, menurut pengalaman saya (saya lulusan jurusan Arsitektur), di
> arsitektur kita tidak melulu belajar fisika (IPA) tapi lebih kepada desain,
> art, bahkan persoalan2 sosial di sekitar kita. Mungkin fisika bangunan hanya
> sekitar 10% dari mata kuliah yang diajarkan.
>
> Yang lebih penting, saya katakan padanya, lebih baik mengikuti kata hati
> daripada hasil diatas kertas. Betul kan?
>
> Pada awalnya, dia sangat bersemangat untuk memasuki jurusan arsitektur.
> Tetapi, "gara-gara" hasil psikotest tersebut dia menjadi gamang dan tidak
> yakin apakah dia bisa lolos masuk jurusan tersebut. Saya khawatir, hal ini
> justru akan mengganggu konsentrasinya dalam belajar.
>
> Pertanyaan saya, adalah:
> 1. Apakah hasil psikotest tersebut bisa diandalkan, dalam arti memang
> apakah sebenarnya adik saya lebih cocok masuk ke jurusan HI?
> 2. Apakah diantara teman2 ada yang mengetahui tentang besar kemungkinan
> siswa jurusan IPS bisa lolos masuk ke jurusan IPA (arsitektur, misalnya)?
> 3. Apakah diantara teman2 ada yang mengetahui "trik" belajar bagi siswa
> IPS untuk bisa lolos di jurusan IPA? (misalnya, lebih banyak belajar tentang
> chapter A, dan tinggalkan chapter B, dll)
>
> Mohon pencerahannya ya,
> Terima kasih!
>
> ---------------------------------
> Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: