Rabu, 05 Maret 2008

[psikologi_transformatif] Motivasi Orang yang Gak Ingin Menikah

MOTIVASI ORANG YANG GAK INGIN MENIKAH

N = Nuraini
L = Leo

N = Selamat siang Pak Leo. Pak, dia lagi OL tuh. Aku
sama dia diem2an, biasanya ga gt. Tp, dia udah mau
ngobrol, tp ga seperti biasanya. Wah, maaf ya Pak Leo
ini mungkin ga penting, nanti saya mau tanya ke Bapa
lagi ah. Eh, tapi yg kemarin juga blm dijawab.

L = Sure, yang mana?

N = Motivasi org yang ga ingin nikah, yang sdh
mencapai tahap universal, klo ga salah.

L = Begini mbak, mungkin bukan "motivasi" istilahnya,
tetapi KESADARAN.

N = oooooh...

L = Kesadaran (AWARENESS) yang dimiliki oleh tiap
orang itu berbeda. Ada yang kesadarannya mutlak 100 %
dibentuk oleh BUDAYA. Budaya itu termasuk Tradisi,
Agama, Nilai2 Teman2 Sepergaulan, Lingkungan Asal,
termasuk Pendidikan.

Kalau Budaya-nya bilang semua orang harus menikah, ya
dia itu akan menikah. Biarpun HATI NURANI dia itu gak
mau menikah karena dipikirnya dia gak suka harus
seperti itu, tetapi karena dia mau KOMPROMI dengan
budaya itu, maka menikahlah.

Indonesia kita ini termasuk masyarakat yang ANEH
kalau mengikuti jalan pemikiran yang TERCERAHKAN
(Enlightened). Menurut kebanyakan orang Indonesia:
Menikah adalah PERINTAH TUHAN. ... --Menurut aku itu
MASYAALLAH. Masa Tuhan kurang kerjaan suruh orang
menikah? Emangnya kalo manusia gak menikah Tuhan jadi
tersinggung? Emangnya "kemuliaan" Tuhan akan berkurang
kalau manusia gak menikah?

Tapi sudahlah, itu kan manusia yang mengatas-namakan
Tuhan. Biar aja. Pedahal, menurut aku sendiri, kita
mau menikah atau tidak menikah is ok2 aja. Tuhan juga
ok2 aja.

N = Lalu bagaimana kaitannya dg libido? atau kebutuhan
"yg satu itu" ?

L = Nah, Libido kan HORMON. Hormon sex. Rasa kepengen
esek2. Kalo kepengen esek2 thok, kan gak harus
menikah. Esek2 bisa sendiri, bisa berdua, bisa
bertiga,... dan gak harus menikah. Kawin juga esek2,
cuma gak pake surat aja.

Dan esek2 itu gak harus menjadi LIAR (or lieur)
seperti di masyarakat tidak beradab. We are civilized
people. Kita ini masyarakat beradab, tetapi kok
memaksakan orang untuk saling menjiret leher satu
sama lain dalam JERUJI yang diberi nama PERNIKAHAN,
dan dikenakan SANKSI HUKUM, baik "hukum" agama,
sanksi2 budaya, tekanan2 lingkungan sekitar, dst,...

N = hmmmm...

L = Jadinya Ribet, ribet sekali. Pedahal, asalnya kan
cuma dorongan LIBIDO itu saja. HORMON SEX itu saja.
Dan itu kan simpel saja. Untuk release hormon itu, gak
perlu manusia berlainan jenis (bisa juga sesama jenis)
sampai akhirnya saling MANIPULASI. Saling adu pinter
siapa yang lebih bisa MENGUASAI yang satunya lagi.

N = Lalu bgmnkah sebaiknya dunia ini Pak Leo,
dikaitkan dg PERNIKAHAN atau kawin? BUZZ!!!

L = Menurut aku, pernikahan is good, tapi gak perlu
sampai di-PAKSA-kan sampai begitu2 amat.

N = Paksakan gmn maksudnya?

L = Kalau ada yang ingin menikah, it's good, silahkan;
tapi kalau ada yang gak mau menikah atau belum mau
menikah, dengan alasan apapun, seharusnya masyarakat
(termasuk keluarga, teman, agama, tradisi, lingkungan,
dsb...) tidak me_MAKSA_ orang itu untuk menikah.

N = Ya Pak.. SEPAKAT!

L = Gak perlu nakut-nakutin orang dengan alasan jadi
Perawan Tua. Jadi Perjaka Tua (eh, laki2 gak ada yang
dibilang perjaka tua yah?), dst.... Malah ada istilah
Janda Muda,... kalo janda gak boleh muda. Musti kawin
lagi sehingga statusnya gak lagi janda.

Emangnya kita ini apa? Itu bukan naluri lho mbak?
Segala pemaksaan itu _bukan_ NALURI, dan _bukan_ pula
INTUISI. Segala pemaksaan agar orang menikah itu
berasal dari BELIEF SYSTEM.

Belief System adalah sistem jadi2an, buat2an orang
belaka. Buatan manusia belaka. Mungkin ada gunanya,
ada maksudnya ketika belief system itu pertamakali
dicanangkan.

Misalnya, dulu kan manusia perlu berkembang-biak
(kayak hewan peliharaan yang musti dikembang-biakkan,
that's true) karena jumlah orang masih sedikit.
Tenaga kerja kurang.

N = Yah....

L = Di Timur Tengah dulu itu, orang kalo perang,
rampasan perangnya berupa manusia.

N = HM..

L = Ribuan manusia akan diangkut ke wilayah kerajaan
yang memenangkan perang itu. Jadi, yang menjadi nilai
adalah manusia sebagai tenaga kerja. Orang2 Yahudi itu
berkali-kali diangkut dari tanah mereka. Sekali angkut
ratusan ribu orang sekaligus. Dipindahkan ke tempat
pemenang perang. Pernah diangkut ke Babylonia. Lalu
dipulangkan kembali. Lalu diusir lagi. Begitu sete-
rusnya. Yang jadi masalah kan manusia sebagai tenaga
kerja.

N = Lalu?

L = Nah, di masa sekarang ini, dimana manusia sudah
seabrek-abrek, apa masih perlu Belief System seperti
itu? (termasuk Belief System Yahudi yang mengutip
Allah sebagai bertitah: "Berkembang-biaklah kamu!").

N = Yah, dunia diciptakan Tuhan bukan utk itu kan Pak
Leo?

L = Hm, begini mbak, lebih baik kita berbicara atas
nama diri sendiri. Gak usah pakai nama "Tuhan" seperti
para orang agamis itu. Kita bisa bicara kok, tanpa
perlu mencatut nama "Tuhan".

N = Baiklah.

L = Kita bisa memberikan alasan yang masuk akal.
Alasan yang rasional, alasan yang tidak egoistis,
dsb. Dan itu bisa dilakukan even tanpa mencatut nama
"Tuhan". Kenapa? Sebab konsep "Tuhan" sendiri
sebenarnya buatan manusia, itu buatan budaya, itu
BELIEF SYSTEM.

Tuhan memang ada, tetapi Tuhan yang asli itu kan cuma
bisa dirasakan di dalam diri kita di dalam KESADARAN
kita sendiri. Di dalam CONSCIOUSNESS kita.

Dan Tuhan yang kita kenal di dalam diri kita sendiri
itu is really full of LOVING KINDNESS. Dan gak
diktator, dan gak suka maksain pendapat kayak orang2
yang bawa2 nama "Tuhan" itu.

God is really loving, kenapa tukang catut nama God itu
jadi begitu kurang ajar sehingga Tuhan menjadi punya
image sebagai ILLAH yang WALLAHUALAM musti disembah en
dipuji2 lebih tinggi dari langit en musti dikasih
korban ini en korban itu? ... Bener2 konsep yang gak
ber-Tuhan, kalao according to my humble opinion.

N = Wah Pak, ku msh blm ngerti ttg konsep Tuhan yg Pak
Leo pahami. BUZZ!!!

L = Hm, pengertian tentang "Tuhan" itu berbeda-beda di
setiap orang. Itu ok saja.

N = Yah betul Pak, mmg aku sedang "mencari".

L = Tetapi, apa Tuhan itu beda? Kalau secara teoritis,
Tuhan itu sama, gak beda. Berarti apa dong yang beda?
Berarti yang beda itu cuma pemahamannya kan? Pemahaman
tiap orang itu beda which is ok2 aja. Pemahaman
ajaran2 agama itu beda2 which is ok2 aja. Bahkan, di
dalam satu agamapun, alirannya gak kehitung.

Dalam satu agama saja bisa ada ratusan aliran, dan itu
pemikirannya tentang "Tuhan" berbeda-beda. Lalu,
pengertian tentang "Tuhan" yang mana yang mau kita
pakai? ... Tiap aliran besar dalam agama "mencatut"
nama "Tuhan" dengan seenaknya. Mereka memberikan
sanksi2 atas "perintah2" yang katanya dari "Tuhan"

Itu pemaksaan. Jaman dulu, bahkan juga sampai jaman
sekarang di wilayah tertentu, segala perintah2 yang
katanya dari "Tuhan" itu memang bisa diimplementasikan
dengan Hukum Positif. Hukum manusia. Misalnya,
hukum rajam, hukum cambuk, hukum mati. Semua atas nama
"Tuhan".

Itu kan gak Illahiah. Tidak berperi-Ketuhanan, kalau
menurut aku. Wong itu semua hasil karya manusia,
segala pemikiran itu hasil karya manusia, kok nama
Tuhan dicatut? Nama Tuhan dicatut untuk memberikan
sanksi atas segala budaya manusia.

Tapi mereka yang hidup di waktu itu gak ngerti kan?
Mereka gak ngerti bahwa segala perintah2 yang
di-atasnama-kan Tuhan itu benar2 dari Tuhan, atau
dari Tuhan2an. Dari Tuhan buat2an.

The TRUTH is, apa yang kita sebutkan sebagai dari
Tuhan, sebenarnya berasal dari DIRI KITA sendiri.
Memang bisa dari KESADARAN TINGGI yang ada di diri
kita. Our HIGHER SELF. God is OUR HIGHER SELF. Tuhan
kan lebih DEKAT dari URAT LEHER kita. Itu artinya apa?
Artinya, kita kan BAGIAN dari TUHAN.

N = Iya...

L = Kita bagian dari Tuhan, berarti Tuhan is OUR
HIGHER SELF. Nah, karena Tuhan adalah Our Higher
Self tentu saja kita bisa ber-KOMUNIKASI dengan Tuhan.
Nah, pengertian yang kita dapat tentu saja berlaku
untuk saat itu. Pengertian yang didapat oleh para nabi
itu adalah pengertian SAAT ITU.

Salahnya, para penerusnya, menyangka bahwa apa yang
sudah di-WAHYU-kan SAAT ITU berlaku selama-lamanya
sampai akhir jaman. Itu salah, menurut aku gak gitu.
Menurut aku, Tuhan ber-KOMUNIKASI dengan MANUSIA all
the time. Setiap saat, sepanjang waktu.

Dan, karena situasi kita berubah terus, maka
pengertian2 itu juga BERUBAH. Ada yang berubah, dan
Tuhan juga ok2 aja. Tetapi, karena ada SELF INTEREST
dari orang2 tertentu untuk mempertahankan WAHYU
(Tradisi, Interpretasi,...) yang berasal dari jaman
baheula itu,.. maka diteruskanlah UPAYA PEMAKSAAN.

Pemaksaan, my dear, pemaksaan nilai2 yang sudah tidak
pada tempatnya. Dan terjadilah clash. CULTURE CLASH.
Clash karena apa yang kita pahami sekarang ternyata
gak sinkron dengan apa yang DIPAKSAKAN sebagai yang
seharusnya kita pahami.

Kita merasa jadi Orang Bego. Sedangkan mereka yang
memaksakan Nilai2 Out of Date (Kedaluwarsa) itu minta
dihormati sebagai orang yang pinter. Orang2 yang
berilmu Ketuhanan or whatever they call it. Jadi itu
kan hal2 yang sebenarnya, bukan saja tidak manusiawi,
melainkan juga tidak ber-periketuhanan. INHUMAN and
UNGODLY.

N = Ya Pak.. i c

L = The fact is, kita bisa langsung komunikasi dengan
Tuhan. Dan Tuhan itu tidak menghakimi manusia. Seperti
hal MENIKAH itu. Kalau mau menikah is ok. Gak mau
menikah juga ok. Menurut aku, Tuhan gak keberatan sama
orang yang gak menikah. Menikah or gak menikah sama
saja buat Tuhan. Tuhan is VERY TOLERANT. Tuhan itu
sangat berperi-Ketuhanan.

Yang tidak berperi-Ketuhanan itu adalah mereka yang
punya self interest untuk memaksakan pengertian mereka
sendiri... --Well, I have to sign out soon. Talk to
you later yah? Bye!

N = Yah Pak, thanks, nanti kita diskusi lagi, bye
bye,,,

+++++++++++++

[Leo seorang praktisi Psikologi Transpersonal; no HP:
0818-183-615. Untuk bergabung dengan Milis SI, click:
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.
NOTE: Except mine, all names used in the YM / email
conversations are PSEUDONYMS.]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: