Sabtu, 08 September 2007

[psikologi_transformatif] Miracle in Marriage

Miracle In  Marriage

Disusun oleh Ratih Andjayani Ibrahim, psikolog
(Sebuah  penghargaan untuk pasangan-psangan yang langgeng pernikahannya)

 

 

 

Pernikahan itu baik.

 

Pernikahan adalah baik. Selain bahwa pernikahan merupakan bagian yang sangat manusiawi dalam kehidupan manusia dewasa, sebuah pernikahan yang baik akan membawa banyak kebaikan juga kepada kehidupan kita semua. Karenanya, begitu memasuki masa dewasa muda, baik secara disadari maupun tidak, umumnya kita mulai mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam sebuah pernikahan. Bahkan ada yang menanti-nantikan saat itu datang. Dan ketika kita bicara tentang pernikahan, biasanya benak kita akan langsung dipenuhi dengan segala gambaran romantis yang indah-indah tentang pernikahan itu sendiri. Hanya saja, dalam realitanya, ternyata tidak seluruhnya kehidupan pernikahan itu seromantis yang kita angankan.

 

 

Ketika membaca di media, terutama  majalah maupun tabloid, sering terpampang dalam huruf besar-besar berita-berita  perceraian, skandal perkawinan yang terjadi di kalangan artis maupun tokoh masyarakat. Juga ketika kita menonton televisi, terutama ketika sampai pada acara-acara gossip. Mungkin sebagian dari kita langsung berkomentar : "Yaaaa, pantes aja! Gossip sihhhh…..:-P". Tetapi bukankah apa yang terpapar dalam berita-berita gossip biasanya justru adalah ha-lhal yang betul terjadi dalam keseharian kehidupan kita sendiri?   Karenanya, bagi sebagian besar orang hal ini seru untuk ditonton, untuk diikuti. Apalagi jika gossip tersebut berkaitan dengan public figure yang sedang naik daun, atau menjadi idola kita. Hanya saja, yang kerap tidak tersadari adalah bukan tidak mungkin ada sebuah vicarious effect yang juga terkena kepada kita.

 

 

 

Vicarious Effect Pernikahan yang Buruk?

 

Apakah vicarious effect? Adalah dampak yang terkena kepada kita, kita rasakan, kita alami, dari sebuah peristiwa yang dialami orang lain. Semakin kita terlibat dengan orang yang mengalaminya, entah karena keterikat emosional tertentu, atau dengan peristiwa tersebut lantaran begitu seringnya kita lihat-dengar-baca, akan semakin besar dampak dari peristiwa tersebut terhadap kita.

 

Pertanyaannya adalah, apakah pengaruh tersebut hanya datang dari para artis, selebritis dan public figure yang kita tonton di tayangan-tayangan gossip? Jawabannya, tentu saja tidak.  Kita bisa terkena dampak vicarious dari siapapun. Termasuk berita yang berseliweran tentang perselingkuhan di sekitar kita. Maupun segala kejadian yang mengakibatkan gagalnya sebuah perkawinan yang terjadi   di sekitar kita. Atau curhat dari kenalan, teman dekat, atau saudara tentang segala kisah perkawinan yang macet. Belum lagi godaan-godaan yang mampir ke hadapan kita, maupun pasangan kita. Semuanya secara langsung tak langsung akan berdampak terhadap diri kita, pasangan, dan relasi diantara kita dengan pasangan.

 

Lalu bagaimana dengan para public figure itu? Mereka kan tidak berhubungan langsung dengan kita? Bagaimana kok apa yang terjadi pada mereka bisa punya imbas kepada kita? Nah, meskipun tidak berkaitan secara langsung dengan kita, bagaimanapun, seorang public figure adalah role model bagi masyarakat. Orang melihat, orang memperhatikan, dan tak jarang orang menjadikan mereka sebagai rujukan. Sehingga apa yang terjadi pada mereka, secara disadari maupun tidak, tetap akan memberikan pengaruh kepada kita, bagian dari lingkungannya juga, dan   kepada  masyarakat.

 

Dalam konteks pernikahan, dampak yang ada bisa saja mempengaruhi persepsi kita terhadap pernikahan. Persepsi kita jadi berubah, misalnya, yaitu pernikahan bukan lagi sesuatu yang indah serta harus diupayakan, buktinya banyak sekali orang yang gagal di situ. Selain persepsi, paradigma kita, sikap dan perilaku kita terhadap pernikahan juga bisa berubah. Antara lain, kita menjadi skeptis terhadap pernikahan, padahal kita sudah menikah! Atau kita jadi paranoid terhadap pasangan kita sendiri. Bukan tidak mungkin kita jadi cemas maupun curiga terhadap pasangan. Atau bahkan bukan tidak mungkin kitalah yang kemudian membangun berbagai rasionalisasi sendiri atas tindakan kita yang keliru sebagai akibat dari berkembangnya paradigma negatif kita terhadap perkawinan.

 

Belum lagi jika itu semua ditimpali dengan berbagai kompleks yang kita sandang lantaran tidak mampu lagi percaya diri. Misalnya karena mulai merasa tua, tidak lagi menarik untuk pasangan, merasa jelek, dan berbagai perasaan negatif lain. Sementara di lain pihak, kita merasa pasangan kita sangat potensial untuk menarik lawan jenis yang berusia lebih muda. Seperti gulungan bola salju, segala sesuatunya bisa bertumpuk-tumpuk menjadi satu dan makin lama semakin menggumpal yang tentunya akan berdampak kepada   kualitas relasi kita dengan pasangan. Kualitas relasi yang buruk akan menciptakan sebuah kualitas pernikahan yang buruk juga. Kualitas pernikahan yang buruk akan mengakibatkan kualitas keluarga yang buruk. Dan ketika ini terjadi, yang paling menjadi korbannya adalah anak-anak dalam keluarga tersebut.

 

 

Sebuah Oase : Pernikahan yang Langgeng dan Bahagia

 

Nah, ditengah banjir isu pernikahan yang tidak berhasil, bubar, bahkan jadi medan perang antar suami-istri itu,   alangkah idealnya jika kita bisa mendapatkan contoh-contoh sebuah pernikahan yang berjalan baik. Terutama dari kalangan public figure – artis, seniman, selebritis, maupun tokoh masyarakat lain yang paling sering diberitakan kawin-cerai. Mengapa?   Sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, bagaimanapun, suka tidak suka, seorang public figure merupakan role model bagi lingkungannya, bagi masyarakat. Dan jika bisa ditampilkan banyak contoh-contoh pernikahan yang berjalan baik di kalangan mereka, bukankah ini bisa menjadi oase yang sanat menyegarkan? Dan tentunya, mudah-mudahan juga membantu kita semua tetap memiliki keyakinan yang baik terhadap pernikahan dan berani untuk terus mengupayakannya seumur hidup. Mudah-mudahan, kita bisa menemukan semakin banyak contoh mereka yang memiliki pernikahan yang baik dan bahagia.

 

Mengapa seumur hidup? Karena pada dasarnya setiap orang menginginkan sebuah pernikahan yang langgeng dan bahagia, seumur hidupnya. Dan bahwa pada dasarnya dalam diri setiap orang ada harapan untuk menikah cukup satu kali dalam hidupnya, jika mungkin. Jika demikian, tentunya sangat perlu disadari bahwa sebuah sebuah ikatan cinta, komitmen, dan harapan antara sepasang suami istri, pernikahan butuh untuk dikelola, dirawat dan diperjuangkan bersama-sama.

 

 

Apakah pernikahan itu?

 

Pernikahan dipercaya sebagai perwujudan cinta antara lelaki dan perempuan yang sifatnya sangat mendalam dan sakral.   Pada saat menikah, di depan penghulu, kita saling  mengucapkan janji  untuk saling mencintai, saling setia, saling membahagiakan satu sama lain, untuk selalu bersama-sama dalam untung maupun malang, sehat dan sakit, untuk selama-lamanya, sampai maut memisahkan kita. Dan pernikahan juga dihayati sebagai sebuah perayaan cinta. Itu sebabnya mengapa sebuah pernikahan biasanya disambut dengan penuh suka cita dan dirayakan dalam sebuah pesta yang meriah. Bagi yang menghayati pernikahan sebagai sesuatu yang sangat istimewa, bukan tak mungkin perayaan ini akan diulang dalam tahun-tahun pernikahan selanjutnya.

 

 

 

Pilar Utama dan Kunci Sukses Sebuah Pernikahan

 

Biasanya sebuah pernikahan didasarkan oleh cinta, trust dan harapan bahwa bersama-sama  sepasang suami istri akan sangup membangun sebuah keluarga yang baik dan bahagia. Menurut saya, ketiga hal tersebut adalah pilar utama sebuah relasi suami istri. Hanya saja, tak jarang kita lupa, bahwa ketiganya harus selalu dipelihara dan diupayakan.

 

Banyak yang bilang, bahwa komunikasi adalah kunci utamanya. Apakah betul? Tentu! Ya! Cinta, trust¸ dan harapan harus bisa dikomunikasikan kepada pasangan. Jika tidak, makan semuanya akan percuma. Tetapi dalam ketika mengkomunikasikannya kepada pasangan, kita juga harus mendasarkannya pada tiga pilar utama tadi. Intinya, ada sebuah dialektika di situ. Tanpa satu sama lain, prosesnya bisa macet. Demikian juga dengan sebuah pernikahan bukan? Dalam mengupayakan sebuah pernikahan, harus ada kedua belah pihak, suami dan istrinya. Tidak bisa hanya salah satu.

 

Selain itu, ada sebuah kunci penting lain yang sering terabaikan, yaitu bagaimana kita bisa menemukan, menghargai dan mensyukuri berbagai keajaiban, the miracles, dalam keseharian kita bersama pasangan. Dan percayalah, hal inilah yang biasanya mampu menjadikan sebuah perkawinan tidak hanya sekedar berjalan baik-baik saja, tetapi juga jadi lebih indah, menggairahkan dan mesra. Dan bukankah sebetulnya hal ini yang menjadi dambaan setiap orang terhadap kehidupan pernikahannya?

 

 

 

The Miracles In A Marriage , apakah itu?

 

Siapa sih yang tidak ingin kehidupan perkawinannya bahagia? Mesra terus? Passionate? Menyenangkan? Siapa yang tidak ingin pasangannya jatuh cinta terus-terusan kepada dirinya? Nah, jika Anda menjawab "YA" untuk semua pertanya tersebut, Anda harus berusaha menemukan the miracles dalam kehidupan pernikahan Anda. Lalu jangan lupa untuk menghargainya serta mensyukurinya dengan sepenuh hati.

 

Sebaiknya jangan repot-repot membayangkan the miracles in a marriage  sebagai sesuatu yang heboh, dahsyat, spektakuler dan costly. Sesuatu yang membutuhkan sebuah kerja keras, melelahkan serta menuntut pengorbanan besar, sehingga membuat kita berhak untuk enggan mengupayakannya. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan semua mukjijat, keajaiban-keajaiban dalam sebuah perkawinan justru bisa ditemukan dalam berbagai hal yang sangat sederhana. Ia bisa ditemukan dalam berbagai hal yang bahkan tampaknya biasa saja, bahkan sepele. Namun demikian, dampak postif yang ditumbuhkannya bisa sangat luar biasa terhadap kehidupan cinta suami-istri.

 

Jika semuanya itu bisa hidup dalam sebuah pernikahan, saya meyakini bahwa pernikahan tersebut akan memiliki ketangguhan untuk bertahan dan bertumbuh baik. Pun bahwa pernikahan itu akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng dan relatif lebih bahagia.
 
-------------------------------------------------------------------------------
mau tau tipsnya?
heheheheheheheeeeee............
sabar ya?

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Green Groups

on Yahoo! Groups

share your passion

for the planet.

Fashion Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

.

__,_._,___

1 komentar:

persepsi mengatakan...

saya sependapat dengan penulis kalo berita tentang perceraian artis bisa mempengaruhi persepsi orang, tapi apa iya???masalahnya hal ini yang saya angkat dalam skripsi saya. tolong dunk tampilin artikel lain yang serupa yang ada hubungannya dengan hal ini. mau tanya, apa saja aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam persepsi??makasih sebelumnya!!!!