Selasa, 02 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Mengapa Seseorang Tidak Mau Didekon ?

Tadi pagi pingin nge-respon pertanyaan ini, tapi nggak sempat :)

Ada dua alasan utama untuk saya mengapa saya tidak mau didekon:

Pertama, dari sisi internal. Secara temperamen saya memang bukan orang yang gampang diyakinkan dengan promosi, apalagi promosi yang bersifat "hard selling". Kalau berdasarkan MBTI sih saya ini tergolong INTJ  .. hehehe..  yang memang kecenderungannya skeptis :) Kan ada joke tentang doa seorang INTJ, yang bunyinya "Lord, keep me open to others' ideas, WRONG though they may be" .. hehehe.. Habis gimana lagi? Kata Jung, yang dominan pada diri saya itu introverted intuition dan auxiliary-nya extraverted thinking sih ;)

Jadi, secara internal sendiri memang saya sulit diyakinkan bahwa ini adalah jalan (apalagi cara terbaik) untuk bertransformasi diri. Lebih2 karena dalam sekian puluh tahun hidup saya, saya sudah merasakan beberapa pengalaman yang manjur untuk membuat saya bertransformasi :) Dari seorang unbeliever menjadi believer, dari seorang yang mengagungkan teori & kecerdasan menjadi [terus berusaha] mendengarkan kata hati. We can call that peak experience if we like ;)

Kedua, dari sisi eksternal. Setelah dilihat2, dibaca2, ditelaah, pendapat para kompatiolog, kerabat kompatiolog, sampai "penemu" kompatiologi sendiri, makin lama kok saya makin melihat bahwa ada "bolong besar" dalam ajaran ini. Bolong paling besar (menurut saya) adalah menyamakan manusia dengan mesin. Nggak tahu ya, kalau menurut saya sih manusia itu jauh lebih complicated daripada mesin. Analogi manusia dengan mesin mungkin bisa menjawab beberapa hal spesifik, tapi.. menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketika kita melihat manusia secara utuh. 

Bolong paling besar bagi saya adalah tidak terjawabnya pertanyaan yang saya ajukan beberapa waktu lalu tentang bagaimana "cuma" dengan dekon menjadi mampu berkomunikasi secara empati. Pertanyaan ini tidak pernah terjawab dengan meyakinkan :). Dan bukan itu saja.. perkembangan terakhir di milis ini (perang?) malah makin menunjukkan bahwa pengajar/penemu/kerabat kompatiologi pun baru bisa men-dekon, belum bisa berkomunikasi empati :). Friksi banyak terjadi karena tidak mampu memahami kondisi batin, keinginan, harapan dan aspirasi orang lain yang diajak berkomunikasi :)

Dulu sih dari jajaran pengajar/penemu/kerabat kompatiologi yang saya anggap paling bisa berempati adalah Merkurius Adhi tapi [maaf akhir2 ini beliau tampak kehilangan kemampuan itu :)

Begitu sih kira2 jawaban saya :) Mudah2an membantu inventarisasinya :)

Salam,


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "sinagahp" <sinagahp@...> wrote:
>
> Rekan-rekan Yth.,
>
> Sebagaimana sama-sama kita ketahui, di milis ini maupun di berbagai
> milis lain, dekon ala kompati sering dipublikasikan dan dipasarkan
> sebagai salah satu cara terbaik untuk mentransformasi diri. Benarkah
> demikian? Reaksi dan tanggapan yang saya lihat sangat beragam. Ada yang
> pro dan yang kontra. Melalui milis ini, saya ingin tahu lebih banyak
> tentang, apakah yang menyebabkan seseorang mau didekon dan sebaliknya
> apakah yang menyebabkan seseorang tidak mau didekon.
>
> Thread ini, dikhususkan untuk menginventarisasi hal-hal yang menyebabkan
> seseorang tidak mau didekon. Inventarisasi terhadap hal-hal yang
> menyebabkan seseorang mau didekon akan dikemukakan pada thread yang
> terpisah.
>
> Mohon partisipasinya. Terima kasih sebelumnya.
>
> salam,
> harez
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
HDTV Support

on Yahoo! Groups

Help with Samsung

HDTVs and devices

Yahoo! Groups

Be a Better Planet

Share with others

Help the Planet.

Beauty & Fashion

on Yahoo! Groups

Share style tips

and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: