Selasa, 06 November 2007

[psikologi_transformatif] Re: TO PEE OR NOT TO PEE (By. SeksPeare) deductive reasoning

Alexander: Thanks for your question.

Tuhantu: Very WelCUM...:-))

Alexander: 'Inventing our own religion' apakah benar2 mudah?

Tuhantu: Bagi saya (dan nampaknya juga bagi Anton) sangat mudah... It is something Easy and Fun...

Alexander: Perhatikan kalimat selanjutnya dari Anton, yang dimaksud berhubungan
dengan agama tradisional dimana manusia sebenarnya telah menciptakan
pola-pola tertentu berdasarkan pengamalaman hidup sehari-hari dan
relasinya satu dengan yang lain....

Tuhantu: Justru itu, mengapa bagi sebagian besar orang, ternyata tidak mudah?... Toh, pola-pola itu telah tersedia secara GRATIS?... Hanya dalam Industri Pendidikan saja, pola-pola itu TIDAK menjadi gratis, alias mbuayar... Jika Dire Strait bersadba dalam surah ½Money for Nothing½ sebagai sindiran atas penyanyi - penyanyi MTV, maka bukankah lagu yg sama bisa kita nyanyikan kepada Industri Pendidikan kita?... Anyway, bukankah sangat menarik, jika setiap manusia punya ½agama½ yg dianutnya dan dibuatnya sendiri, sesuai dengan manfaat, efektifitas  dan keperluannya masing-masing?...

Alexander: ini terjadi secara otomatis dengan menggunakan penalaran induktif (Inductive reasoning is the easy side of
our thinking style). Dalam bernalar induktif ini, kita tidak dibebani untuk mempertanggungjawabkan pola-pola yang kita kenali.

Tuhantu: Bukankah apa yang Anda katakan di atas (khususnya yg saya pertebal) PERSIS seperti para akademisi (khususnya sosial dan budaya) memperlakukan masyarakat diluar institusinya sebagai ½OBJEK½ sekaligus ½PROYEK½ bukan?...

Alexander: Kemudian pola yang dikenali oleh satu atau beberapa orang menyebar dengan cepat ke dalam komunitasnya dengan berbagai macam media seperti mitos, gosip etc....

Tuhantu: Saya ada dua pertanyaan:

1. Apa komentar Anda tentang tulisan dan film tentang ½The Secret½?...

2. Apa komentar Anda tentang ilmu ½Planologi½ dan fenomena sosial-kemasyarakatan kota Jakarta?...

Alexander: Pola-pola seperti ini telah terakumulasi dalam suatu budaya tertentu DAN secara otomatis akan membentuk suatu
Pandangan Hidup tertentu, yang bisa disebut juga "agama tradisional".

Tuhantu: Bagaimana pandangan anda tentang point-point yg ada dalam Pancasila?... Kemaren saya iseng-iseng mampir ke rumah Om Gugel, disana ketemu Om Anton yang bilang begini:

The Five Commandments of Catism are: (1) Don't run, if you can walk. (2) Don't walk, if you can stand. (3) Don't stand, if you can sit. (4) Don't sit, if you can lie down, and (5) Don't stay awake, if you can take a nap.

Kalau nggak salah, tulisan tersebut mirip atau sama dengan apa yang Anda kutip, sebelumnya. Nah, sekarang bandingkan kelima ½Five Commandement of Catism½ di atas dengan point-point yg ada dalam ½Pancasila½...

Alexander: Jadi agama inilah yang sebenarnya dikatakan MUDAH karena tercipta secara otomatis dengan berjalannya waktu.

Tuhantu: Sama dengan pertanyaan saya di atas. Jika memang demikian (mudah), mengapa tidak mudah untuk membangun pemahaman bagi diri sendiri?

Alexander: Selanjutnya ada Manusia Unggul seperti Moses yang berusaha menstrukturisasi kepercayaan2 ini menjadi sebuah agama yang "konsisten", disini dibutuhkan kemampuan untuk berpikir deduktif yang relatif lebih sukar untuk kebanyakan manusia. Beberapa prinsip utama di bakukan dan aturan/pandangan yang lain diturunkan dari prinsip utama tersebut.

Tuhantu: Pertama, Apa yang dikatakan dalam 10 firman yg dibawakan Moses, -misalnya jangan berbohong- bukankah juga adalah bahwa hal tersebut (jangan bohong) yg telah ½otomatis½ telah dianut oleh komunitasnya sebagai believe system saat itu? ... Dan juga dianut oleh komunitas sebelumnya, maupun komunitas di belahan bumi lainnya, dengan bahasa yg berbeda-beda?... Lalu, saya bertanya: Berhentikah manusia saat ini melakukan kebohongan-kebohongan?... Belum!

Kedua, kita tahu bahwa penyebaran setiap ajaran membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun, dan hasilnya persis seperti sebuah experiment teori/text/literatur/kata-kata,  dalam laboratorium kemanusiaan yg hasilnya tidak pernah selesai. 

Ketiga, prinsip-prinsip yg sekalipun dibawakan oleh Moses ribuan tahun lalu, tetap ada yg dilanggar dengan berbagai alasan, diantaranya perbedaan pandangan-faham. Ada pula yg sudah perlu di up-date, sesuai kehidupan manusia modern yg serba tergantung teknologi...

Di sini, apa yang disebut sebagai ½Keunggulan Moses½, -setidaknya bagi saya- hanyalah berupa persepsi sejarah, hegemoni sejarah, yg terbentuk oleh hirarki serta superioritas intelektual -yg lalu- disebarkan dengan metode hampir sama persis dengan penyebaran-penyebaran pemahaman / ideologi-ideologi theisme yg lain, juga ideologi-ideologi modern... Semuanya adalah eksperiment teori/text/literatur/kata-kata, dalam laboratorium kemanusiaan yang hasilnya tak pernah selesai...

Alexander: Sampai sini saya belum menjawab pertanyaan anda ke-2 secara langsung:
"Why you had to quote Anton (who is he, anyway?) instead of to show us,
that you also -easily- inventing your own religion?" JAWABANNYA: Saya tidak tertarik untuk membuat agama sendiri. Bagi saya, metafisika itu adalah sekedar wacana spekulatif.

Tuhantu: Dalam perspektif saya, ½agama½ tidak harus selalu berdasarkan wacana metafisik. Hal lainnya, ½hal spekulatif½ katakanlah semacam ½virus½ yang tidak hanya menjangkiti wacana metafisik.

Alexander: Dan sisi yang menarik disana adalah mengamati Cara Berpikir dalam metafisika itu sendiri, dan terkadang mencoba merangkai beberapa prinsip dan mendeduksikan konsekuensinya.

Tuhantu: Jika kebetulan Anda senang mengamati Cara Berfikir. Apa yang sekali lagi saya tertarik apa uraian anda tentang ½Five Commandement of Catism½ dengan ½Pancasila½... :-)) Mana diantara kedua ½Lima Sila½ itu yg bersifat ½dogma½ - ½spekulasi½ - ½fakta½ jika ditarik ke ranah ½realitas-aktual½... :-D

Alexander: Sekarang bagaimana komentar anda mengenai "Dogism" dan mungkin
konsekuensi2nya menurut anda ?

Tuhantu: Dogism yg ditulis oleh Anton, atau Dogism yg ditarik pemaknaannya kedalam atau sebagai penghakiman atas nama moral di milis ini?... Kalau Dogism yg ditulis oleh Anton, adalah ART, dengan menggunakan sejenis ½logika½ yg saya ½discover½ sebelumnya berjudul ½Funny Logic½...

Saya menggunakan term ½discover½ dengan memposisikan diri saya ½bergaya½ seperti halnya seorang akademisi yang menemukan sesuatu yg telah lama ada pada ½objek penelitiannya½ . Kemudian, lalu memberikan penamaan... Bedanya, saya TIDAK MENJUAL hasil ½discovery½ tersebut sebagai ½komoditi dagangan½...:-))...

Be Fun

Tuhantu

http://hole-spirit.blogspot.com

 


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Alexander" <alexanderkhoe@...> wrote:
>
>
> > Quote: Religions are easy to invent. Most traditional religions have
> > little or nothing to do with reality, are dependent on obfuscation,
> > interpretation, guilt, and unreasoning faith--some more than others.
> end
> > of quote.
> >
> > Tuhantu:
> >
> > What ½reality½ really is...?
> >
> > I tell you, what... Then why it is so difficult for some people (this
> > might including you, Alexander?) to invent their own religion (to
> pee)?
> > Why you had to quote Anton (who is he, anyway?) instead of to show us,
> > that you also -easily- inventing your own religion?
>
> -----------------------
> Thanks for your question.
> 'Inventing our own religion' apakah benar2 mudah?
> Perhatikan kalimat selanjutnya dari Anton, yang dimaksud berhubungan
> dengan agama tradisional dimana manusia sebenarnya telah menciptakan
> pola-pola tertentu berdasarkan pengamalaman hidup sehari-hari dan
> relasinya satu dengan yang lain.... ini terjadi secara otomatis dengan
> menggunakan penalaran induktif (Inductive reasoning is the easy side of
> our thinking style). Dalam bernalar induktif ini, kita tidak dibebani
> untuk mempertanggungjawabkan pola-pola yang kita kenali.
>
> Kemudian pola yang dikenali oleh satu atau beberapa orang menyebar
> dengan cepat ke dalam komunitasnya dengan berbagai macam media seperti
> mitos, gosip etc.... Pola-pola seperti ini telah terakumulasi dalam
> suatu budaya tertentu DAN secara otomatis akan membentuk suatu
> Pandangan Hidup tertentu, yang bisa disebut juga "agama tradisional".
> Jadi agama inilah yang sebenarnya dikatakan MUDAH karena tercipta
> secara otomatis dengan berjalannya waktu.
>
> Selanjutnya ada Manusia Unggul seperti Moses yang berusaha
> menstrukturisasi kepercayaan2 ini menjadi sebuah agama
> yang "konsisten", disini dibutuhkan kemampuan untuk berpikir deduktif
> yang relatif lebih sukar untuk kebanyakan manusia. Beberapa prinsip
> utama di bakukan dan aturan/pandangan yang lain diturunkan dari prinsip
> utama tersebut.
>
> Sampai sini saya belum menjawab pertanyaan anda ke-2 secara langsung:
> "Why you had to quote Anton (who is he, anyway?) instead of to show us,
> that you also -easily- inventing your own religion?"
> JAWABANNYA: Saya tidak tertarik untuk membuat agama sendiri. Bagi saya,
> metafisika itu adalah sekedar wacana spekulatif. Dan sisi yang menarik
> disana adalah mengamati Cara Berpikir dalam metafisika itu sendiri, dan
> terkadang mencoba merangkai beberapa prinsip dan mendeduksikan
> konsekuensinya.
>
> Sekarang bagaimana komentar anda mengenai "Dogism" dan mungkin
> konsekuensi2nya menurut anda ?
>
> Salam,
> Alexander
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

10 pairs of tickets

a day from Yahoo!

Fly home for the

Holidays for free.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: