Minggu, 20 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (1 dari 8 Seri Celoteh Emoh PLTN)

Mohon maaf untuk yang satu ini....

Menurut Prof T Jacob, teknologi senjata nuklir aneh
dan mengerikan, karena empunya memahami bahwa senjata
tersebut tak dapat dipergunakan tetapi dikembangkan
terus, sehingga manusia berada dalam proses memunahkan
diri. Di samping itu betapa teknologi ini mengalihkan
sumber daya yang semestinya dapat digunakan untuk
menyejahterakan manusia (Teknologi Berperikemanusiaan,
YOI 1996 h85)

Sungguh absurb 'rasionalitas' (irrasionalitas) manusia
yang memilih opsi teknologi pembinasaan yang tidak
saja potensial membunuh ratusan ribu penduduk Jepang
(bom atom Hiroshima-nagasaki). Juga secara tak
langsung menjadi penyebab kematian karena kelaparan
jutaan penduduk Afrika dan penduduk dunia lainnya
akibat disalokasi seumber daya dunia.

Tak heran Oppenheimer seorang bidannya ketika
menyaksikan senjata nuklir digunakan menyetakan
'ilmuwan telah berbuat dosa'. Lebih tak masuk akal
lagi bom pembinasa itu diberi nama manis 'Little Boy'
dan 'Fatman". Sehingg saya berangapan bahwa koalisi
ilmuwan dan 'penguasa' telah bebuat dosa dan mengidap
sakit secara kejiwaan.

Untuk mengkompensir sisi gelap ini, nuklir coba
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diberi
topeng "Atom untuk Perdamaian". Atom untuk perdamaian
ini ternyata juga membunuh anak-anaknya sendiri di
Chernobyl. Menurut Nicholas Lensenn (World Watch
Institute) di samping korban meningal seketika
beberapa perkiraan menduga antara 14000-475000
kematian karena kanker berasal dari Chernobyl. Walau
harus diakui bahwa tidak ada orang yang akan pernah
tahu dengan pasti (Jangan Biarkan Bumi Merana, YOI
1993 h101).

Baiklah asumsikan bahwa tidak akan ada lagi pengunaan
bom atom dan kecelakaan reactor segawat Chernobyl,
dengan berat hati kita akan sampai pula pada
kesimpulan melekatnya irasionalitas dalam penerapan
iptek nuklir.

Sebuah fakta PLTN berkapasitas 1000 MW pertahun
operasinya menghasilkan substansi radioaktif 50
trilyun kali ambang pajanan perorang pertahun menurut
Komisi Internasional Perlindungan Radiologis (ICRP).
Dapat disamakan dengan pajanan mematikan 10 miliar
orang (Jinzaburi dalam Pembangunan PLTN : Demi
Kemajuan Peradaban?, Infid-YOI 1996). Adapun di tahun
1990 kapasitas PLTN dunia tercatat sebesar 329.000 MW.

Di samping itu isotop radioaktif limbah nuklir menurut
Nicholas Lenssen memiliki 'waktu paruh' (meluruhnya
50% radioaktif) antara sekejab hingga jutaan tahun.
Contohnya waktu paruh isotop plutonium 239 adalah
24.400 tahun artinya berbahaya sampai 1/4 juta tahun.
Berarti kenikmatan beberapa generasi memberikan beban
12.000 generasi.

Sehingga hingga kini limbah nulir tak dapat
dihancurkan dan ilmuwan tidak pula dapat membuktikan
bahwa bila limbah itu dikuburkan sebagai cara
penanganan yang umum tidak akan memasuki biosfer.

=================
Seri Tulisan Pendek Tentang Penolakan PLTN

Bila anda berminat silahkan mengakses
http://ruangasadirumahkata.blogspot.com untuk seri
tulisan pendek lainnya tentang argumentasi penolakan
PLTN dari seorang awam.

Semoga bermanfaat.

Salam
Andreas

Celoteh Emoh PLTN

Resiko Nol Persen : PLTN atawa PLTS (1)
Energi Tinja vs Fisi Nuklir (2)
PLTN : Monumen Kediktatoran Teknologi (3)
PLTN adalah Kanker Keberlanjutan Kehidupan (4)
Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir (5).
PLTN dan Referendum Di Negara Utara (6)
PLTN dan Keprihatinan Eko-Feminis (7)
PLTN dan Beban Ekonomi Negara (8)

__________________________________________________________
Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
http://www.yahoo.com/r/hs

__._,_.___
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Women of Curves

on Yahoo! Groups

see how women are

changing their lives.

Improvement Zone

on Yahoo! Groups

Find support & keep

New Year's goals.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: