Sabtu, 19 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: Vincent tolol!

Parnoisme..Kadang juga saya melihat ada hal itu. TP
kadang itu juga saya tegor kok V.L.

Korban? Mungkin saja...Kenapa tidak?

Ditendang, Dibanting, Dibuang...bukankah itu semua
merupakan proses Hidup?

Apa saya bisa disamakan Dengan Sdr Adhi Purwono ?

Saya kira tiap manusia punya keunikan karakter masing
masing..

May Justice be With us

-Aryo-

--- info seimbang <infoseimbang@gmail.com> wrote:

> hahahahahahhhhhh ......
>
> kemungkinan seperti yang pak Manneke bilang, mungkin
> saja terjadi.
>
> pak Adhi aja juga ditendang .................
>
> hahahahahahhhhhh ......
>
>
> On 1/19/08, pradita@telus.net <pradita@telus.net>
> wrote:
> >
> > Saya pikir, cepat atau lambat Aryo ini akan jadi
> korban Vincent
> > berikutnya.
> > Bukan ramalan, tapi berdasarkan pola yang sangat
> konsisten dari apa yang
> > terjadi antara Vincent dan para sahabatnya.
> Menghadapi orang paranoid,
> > sesehat
> > apapun akalmu, tak akan mempan menghadapi
> paranoianya. Sedikit saja Anda
> > dicurigai sebagai musuh, maka habislah Anda. Tak
> percaya? Tunggu tanggal
> > mainnya.
> >
> > manneke
> >
> >
> > Quoting Merkurius Adhi Purwono <adhi_p@yahoo.com
> <adhi_p%40yahoo.com>>:
> >
> > > Halo mas Aryo, saya ikutan mengomentari
> tanggapan anda ya... Komentar
> > > saya di bawah.
> > >
> > > --- In
>
psikologi_transformatif@yahoogroups.com<psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>,
> > aryoputro nugroho
> > > <technoisme@...> wrote:
> > > >
> > > > Kamu memang ular penyebar racun, khususnya di
> antara kawan-kawanmu
> > > sendiri
> > > > --------->>> Saya sebagai rekan Fifty - Fifty
> Vincent ingin
> > > menyatakan bahwa saya tidak pernah merasa
> terkontaminasi oleh Bisa
> > > Racun yang diistilahkan oleh Sdr Manneke itu.
> Apabila ada hal yang
> > > menjadi akar pada suatu masalah, akan lebih baik
> apabila suatu bentuk
> > > permasalahan tersebut tidak diselesaikan dengan
> bentuk Perang. Karena
> > > menurut saya Perang secara Formil ataupun
> Materiil selain hanya
> > > membuang tenaga, tindakan tersebut tidak akan
> menyelesaikan masalah.
> > > Apabila tahap Perang ditempuh, nantinya benih
> benih dendam cuma akan
> > > tumbuh. Bukankah begitu ?
> > >
> > > Adhi : Setuju banget. Tapi perlu dipertimbangkan
> setiap aksi/ulah akan
> > > menimbulkan POTENSI reaksi. Adanya reaksi adalah
> sebuah kewajaran
> > > karena manusia pada dasarnya adalah mahluk
> sosial yang memiliki
> > > ego-ego (contohnya dalam hal ingin
> mengekspresikan pendapat pribadi).
> > > Jadi yang bisa disarankan adalah hendaknya dalam
> potensi debat yang
> > > menuju pada pertentangan yang hebatpun, usahakan
> tidak mengarah pada
> > > pembunuhan karakter ataupun sekedar usaha
> mempermalukan. Tetaplah
> > > mencari jalan penyelesaian masalah, atapun bila
> tidak bisa
> > > sama-sekali, BIARLAH dinamika debat pertentangan
> itu tetap hidup dan
> > > dipandang sebagai dinamika kehidupan. Toh tidak
> semua perbedaan
> > > pendapat dapat diselesaikan, terkadang beberapa
> perbedaan terkesan
> > > abadi seperti yang telah banyak ditunjukkan oleh
> sejarah manusia.
> > >
> > >
> > > >
> > > > Khayalan dunia Milis.. (Kata Mas Adhi)
> > > > Bisa dikatakan ada benarnya juga mungkin Mas
> Adhi..Di satu pihak
> > > kadang saya melihat ada tekanan dari tindakan
> masa lalunya yang harus
> > > terkonsekwensikan dalam bentuk reaksi balasan
> secara Formil di milis..
> > > > Mungkin itu berasal dari bentuk penyerangan
> dia pada beberapa
> > > Komunitas Psikologi..Apa atau siapa yang mulai,
> detailnya bagaimana
> > > saya kurang begitu jelas. Namun menurut info
> yang saya ketahui..pada
> > > waktu itu Vincent tidak menyerang Komunitas
> Psikologi seorang diri.
> > > (bukankah begitu Mas Adhi yah? Correct me if im
> Wrong)
> > >
> > > Adhi : Entah juga. Saya tidak mengetahuinya
> secara objektif. Juga
> > > hanya mendengarnya dari penjelasan Vincent dan
> silang berita yang
> > > tidak begitu jelas. Jikapun memang tidak
> menyerang Komunitas Psikologi
> > > seorang diri, lalu apakah bisa dijadikan alasan
> atas keparanoid-annya?
> > > Perlu diketahui, dulu karena saya cukup memberi
> kepercayaan terhadap
> > > Vincent sebagai teman, sayapun pernah sampai
> cukup terbawa dengan
> > > suasana paranoid seperti itu. Itu terutama
> karena sebenarnya saya
> > > tidak cukup peduli tentang apa yang terjadi di
> sekitar Vincent dan
> > > mempercayai bahwa dirinya lebih berat menjadi
> korban.
> > >
> > > NAMUN, tidaklah sehat bila seorang teman hanya
> membeo belaka dan tidak
> > > cukup obyektif supaya bisa membantu
> teman-temannya memberikan nasihat
> > > bila perlu. Saya mulai menduga Vincent yang
> terlalu melebih-lebihkan
> > > paranoidnya. Dan kemudian merembet kekhawatiran
> saya akan kebebasan
> > > mengungkapkan pendapat terutama kritik dan
> keberatan terhadap
> > > kompatiologinya Vincent.
> > >
> > > Ketakutan saya terbukti akhirnya. Ketika saya
> kejar Vincent mengapa
> > > dia berani mengklaim kompatiologinya selalu
> disebut sebagai pengukuran
> > > bahkan TEKNOLOGI...dengan berani pula mengatakan
> saya, Mang Iyus juga
> > > generasi lama TELAH TERTINGGAL TEKNOLOGINYA,
> tentu wajar bila saya
> > > minta penjelasan teknologi seperti apa?
> Pertanyaan ini seingat saya
> > > tidak dijawab langsung. Namun dari
> tanggapan-tanggapan Vincent
> > > berikutnya dia malah sering berpesan bahwa
> diberi penjelasan percuma
> > > saja, nanti seperti gayanya Pabrik_t......
> > >
> > > Karena khawatir dan karena keinginan membawakan
> kompatiologi ala diri
> > > saya sendiri tanpa terkeruhkan oleh paranoid dan
> sifatnya yang gampang
> > > menimbulkan konflik, maka saya buat tulisan yang
> intinya menanyakan
> > > arah kebijakan dari kepemimpinan
> kompatiologinya. Biar saya mengetahui
> > > bila tidak cocok lagi dengan gaya saya berpikir,
> berdiskusi dan
> > > menulis maka saya mungkin mempertimbangkan untuk
> tidak menggunakan
> > > label kompatiologi dalam tulisan-tulisan saya
> tentang empati
> > > berikutnya. Dan tanggapan dari tulisan tersebut
> (Rencana Pengembangan
> > > Kompati Oleh Adhi Purwono), SANGATLAH
> MENGEJUTKAN. Mbak Isti
> > > sendirilah yang memepertanyakan motif pertemanan
> saya di muka umum!
> > > Dan tanpa diragukan lagi ini adalah dukungan
> yang penuh bagi Vincent
> > > untuk meneruskan pandangan paranoidnya.
> Diskusi/debat berikutnya yang
> > > terjadi tidak ada sama-sekali usaha mendengarkan
> dari Vincent, dia
> > > terus saja menembak tulisan saya mirip gaya
> Pabrik_t, gaya saya
> > > menerima telepon mirip ngelesnya Leonardo Rimba,
> bahkan tulisan saya
> > > terakhir yang berisi rencana membawakan ide-ide
> tentang asuransi
> > > dengan empati dikatakannya mirip dengan
> motivasional atau pak Goen.
> > > Aku mentahkan semua itu baik melalui tulisan
> maupun melalui telepon
> > > dengan mengatakan itu masih sebatas rencana dan
> jangan memastikan dulu
> > > dengan begitu saja.
> > >
> > > PERCUMA. Telepon terakhir Vincent, dia malah
> mengatakan dirinya sedang
> > > DITEROR melalui fitnah menjelek-jelekkan Islam
> oleh Pabrik_t akibat
> > > ditelepon oleh sdr. Abu yang memberikan
> peringatan kepada Vincent per
>
=== message truncated ===

__________________________________________________________
Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
http://www.yahoo.com/r/hs

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: