Psikologi Transformatif: Balasan: [psikologi_transformatif] Re: The Tao of Togog (ENAK MANA SAMA TAOTEG?)

Rabu, 22 Agustus 2007

Balasan: [psikologi_transformatif] Re: The Tao of Togog (ENAK MANA SAMA TAOTEG?)

hiks...hiks... nangis adikmu mas..

cacakku iki pancen jahate pooolll....

jangan bikin panas uyeng2 dong mas..

tapi janji ya ...

akan selalu anterin adikmu ini keliling cari lontong kupang ..

gak habis pikir nih, kok bisa lu2 yang dibilangin killer..

bukannya selama ini mas haute sendiri yang selalu bikin orang klenger..

ngaciiiirrrrrr.........daripada di jitak lagi

kakakku yang sangar tapi paling gak tahan kalo liat lu2 nangis

heheheh.....

/Lu2

hautesurveilance <hautesurveilance@yahoo.com> wrote:

Apalagi kalau petisnya petis JUWONO, TUBAN, atau SIDOARJO. Mmmmm. Nyam
nyam nyam. Tahu Teg emang nyikmatttttt.

LU2 KILER DILARANG NGILER!

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "yohanes sutopo"
<ysutopo@...> wrote:
>
> Wayang Kulit:
>
>
> The Tao of Togog
>
>
> Dalam kisah pewayangan di Jawa, Togog adalah seorang counselor untuk
para Kurawa, atau tokoh-tokoh wayang lain yang berada di barisan kiri,
yaitu mereka yang identik dengan kelicikan dan kejahatan (seperti
Dasamuka misalnya). Namun anehnya Togog ini masih bersaudara dengan
Semar, seorang counselor untuk para Pandhawa, maupun ksatria-ksatria
lain yang berada di barisan kanan, yaitu mereka yang identik dengan
dharma dan kebaikan. Kenyataan bahwa Togog bersaudara dengan Semar,
menggambarkan pandangan Jawa akan moralitas: tidak ada kejahatan atau
kebaikan yang mutlak. Dalam pandangan Jawa, Harmoni adalah kebenaran
tertinggi. Harmoni ini mengatasi 'kebaikan' dan 'kejahatan'; Ia
merangkul semua sisi (baik yang gelap maupun yang terang) dalam satu
kesatuan Yang Agung. Romo Anthony de Mello pernah mengatakan, bahwa
Yesus dan Yudas sebenarnya tengah berada di atas pentas yang sama,
mereka memainkan peran yang berbeda, tapi sesungguhnya sedang
menarikan tarian Yang Satu.
>
> Salam,
> www.catatanrenungan.blogspot.com
>