Minggu, 05 Agustus 2007

Re: Balasan: [psikologi_transformatif] Born to Kill !

jawabannya:
yang kemaren goyang ngebor di porong-sidoarjo .. terus muncrat lumur.

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, lulu <lu2_mm@...>
wrote:
>
> Dear Mang Ucup...
>
> mungkin agak tidak salah kalo lu2 selalu mengucapkan trims
banget dan selalu yang terbaik buat mang ucup....
> suatu diskripsi real life yang amat sulit sekali untuk dijawab
hanya dengan ` ya` atau tidak ` saja... karena hal ini jawaban dari
hal ini adalah kematangan jiwa kita, terutama kejujuran diri, dimana
bagi lu2 sendiri mungkin akan banyak menjawab ` ikut atau setuju
demi keselamatan jiwa`yang sudah amat jelas mementingkan diri
sendiri ( mengedepankan perut daripada moral ) aneh memang dan
mungkin terkesan kejam...
> tapi itulah adanya, mungkin juga karena ketidak siapan lu2 untuk
memahami orang lain, hal ini juga di karenakan muatan lu2 yang
terbatas jadi butuh tempaan yang lama dan bahkan sangat lama untuk
bisa menjadi ` lebih` dari semula.....
>
> nah ini dia yang memang untuk kita sendiri...
> bagaimana dengan moral bangsa Indonesia ...????
> complicated sekali mang, dimana jawaban ini adalah suatu
pembelajaran sekaligus pengujian bagi mental kita sendiri ...
> wah... mang Ucup, jujur sebagai wong kecil , lu2 bosen dan eneg
ama mereka yang namanya wakil rakyat...
> bagi mereka janji di saat kampanye pemilu bak kasih sayang ibu
terhadap anaknya...( menarik simpati wong gendeng dan ora ngerti
apa2 seperti lu2 )
> baaahhhh... setelah mereka terpilih, jangankan merealisasikan
janji, mendengar aja udah emoh....
> parahnya lagi mereka hadir rapat bukan untuk membahas agenda
pembangunan, atau kesenjangan sosial atau apalah yang berhubungan
dengan rakyat kecil, tapi justru hadir karena mau isi absen dan uang
duduknya saja...
>
> rakyat yang milih mereka tuh hanya ibarat tangga saja, setelah
mereka duduk empuk di singgasana, lupa deh ama tangga itu, dibiarin
kepanasan dan kehujanan sampai rapuh, sementara yang ada di otak
mereka hanya bertelur dan mengembalikan modal saja, ..
> maaf ya mang Ucup terbawa emosi, maklum tahu dan mengalami
sendiri bagaimana dicuekin oleh mereka, hehehe....
> belum lagi ceperan sana sini... waduuuhhhhh makin tebal aja tuh
babon mereka .....
> pantesan aja lu2 pernah di SP karena pernah memuat artikel
korupsi di kalangan birokrasi, maklum masih anget2nya kuliah belum
ngerti atas bawah, jadi ini to, provement dari ranking tertinggi
korupsi di dunia hehehe....
> masalah mana yang tidak bermoral `goyang ngebor inul daratista
dan korupsi,`??
> gimana ya ..??? hehehe... give up deh ...!!!!!
>
> sekali lagi buat mang Ucup, bravo dan best selalu deh...
>
> warm regard
> /Lu2
>
>
>
> mangucup88 <mangucup88@...> wrote:
> Apakah mungkin manusia ini diciptakan dan dilahirkan
untuk
> jadi "Pembunuh" ? Bukankah manusia ini makhluk moral atau makluk
> yang memiliki budi pekerti ? Homo sapiens atau manusia ini tidak
> bisa disamakan dengan binatang, Mang ! Tetapi apakah anda tahu;
> binatang membunuh, demi kebutuhan hidupnya. Binatang hanya
membunuh
> mangsanya, beda dengan manusia. Tidak bisa dipungkiri; terkadang
> manusia membunuh Just for Fun only atau juga karena tamak !
>
> Apakah anda bersedia atau mengijinkan untuk membunuh orang ? Saya
> yakin jawabannya pasti tidak, jangankan kita orang dewasa anak
kecil
> pun tahu bahwa membunuh itu bersalah. Bagaimana dengan tentara di
> medan perang ? Kenapa mereka boleh dan bisa membunuh orang yang
> mereka tidak kenal sebelumnya ? Saya yakin pasti anda akan merasa
> beda dengan mereka, anda yang memiliki budi pekerti luhur atau
moral
> yang tinggi; pasti tidak akan mengijinkan/menghalalkan dan mau
> melakukan ini. Amin !
>
> YuuƂ…uk iseng kita test !
> Apabila ibunda anda menderita kanker stadium akhir, dimana ia
> menderita nyeri terus menerus dan masa hidupnya hanya tinggal
> tergantung hari saja; mengajukan permohonan Eutanasia (kematian
> dengan baik) untuk dibunuh oleh Dr, apakah anda akan
> mengijinkannya ? Secara logika atau nalar sebenarnya hal ini baik
> bagi sang pasien, tetapi berdasarkan moral banyak yang menolak !
> Mereka yang menolak bisa dinilai sebagai manusia unggulan yang
> bermoral tinggi.
>
> Bagaimana kalau diusulkan untuk membunuh seorang bayi yang tidak
> bersalah ? Amit-amit, boro-boro bayi yang barusan brol di dunia
dan
> yang masih memiliki masa depan, untuk sang ibu tersebut diatas
yang
> usianya sudah diatas 80 tahun saja; saya tetap Nolak ! Acung
jempol
> untuk anda !
>
> Ketika perang dunia kedua, di Jerman jutaan orang Yahudi dibunuh
> oleh tentara Hitler. Pada saat tersebut ada delapan orang Yahudi
> termasuk seorang orok berusia tiga bulan sedang bersembunyi,
karena
> takut dibunuh olen tentara Hitler.
>
> Tiba-tiba bayi tersebut menangis terus-menerus tiada hentinya,
> karena sakit dan lapar sedangkan tidak lama lagi tentara Jerman
akan
> lewat. Untuk ini hanya ada dua pilihan sang bayi dibunuh untuk
> melindungi tujuh jiwa lainnya atau mati dibunuh semua ! Jawablah
> dengan jujur apabila anda berada dipihak keluarga Yahudi tersebut;
> apakah anda akan mengusulkan agar bayi itu dibunuh saja ataukah
> tidak ? Apabila anda memilih untuk membunuh sang bayi, anda tidak
> perlu malu, sebab ini bukannya berarti anda termasuk manusia yang
> tidak bermoral. Maklum sebagian besar orang menjawab hal yang sama
> seperti anda ! Jadi hal ini termasuk manusiawi atau dalam bahasa
> Londonya: "We were Born to Kill !"
>
> Berdasarkan jajak pendapat dan test yang dilakukan oleh Michael
> Koenig dari Faklutas Kedokteran Iowa City terhadap 569 responden,
> ternyata lebih dari 90% responden memilih untuk membunuh sang bayi
> demi melindungi tujuh nyawa lainnya. Berarti dalam kasus tersebut
> diatas; nalar yang menang atau berada diperingkat lebih tinggi
> daripada moral ! Mungkin inilah yang disebut sebagai "Conflict of
> Morality"
>
> Bagaimana dengan moral bangsa Indonesia ? Pasti anda akan
> tersinggung berat, apabila saya menilai bangsa Indonesia adalah
> bangsa yang tidak bermoral ! Lihat saja wakil rakyat, yang telah
> dipilih oleh rakyat dan digaji oleh rakyat. Seharusnya mereka itu
> adalah orang-orang yang memiliki moral tinggi bahkan termasuk
orang-
> orang yang terhormat dan penjunjung norma agama, tetapi
kenyataannya
> dan juga tidak bisa dipungkiri orang-orang yang kita pilih dan
> mewakili bangsa ini adalah kaum koruptor.
>
> Mereka lebih mementingkan perutnya sendiri daripada kebutuhan
> rakyat. Apabila saya menilai, bahwa para pejabat korup ini tidak
> bermoral; ini sama saja seperti juga saya menilai, bahwa bangsa
> Indonesia adalah bangsa yang tidak bermoral, karena mereka itu
> adalah wakil rakyat Indonesia yang dipilih oleh rakyat. Bahkan
tidak
> sedikit orang yang mengakui, bahwa korupsi ini di Indonesia ini
> sudah menjadi budaya bangsa kita. Maka tidaklah heran, kalau kita
> selalu ngetop diperingkat paling tinggi dalam contesan pemilihan
> negara terkorup di dunia !
>
> Aneh bin nyata dimana moral diri sendiri saja udah gurem dan tidak
> jelas, tetapi dengan mudahnya mereka ingin mengadili dan
> mengharamkan orang lain dengan merancang RUU Anti Pornografi dan
> Pornoaksi. Jawablah sendiri: Mana yang lebih tidak bermoral goyang
> ngebornya Inul ataukah korupsi ? Yang tahu jawabannya mungkin
hanya
> Bob Dyland: "The answer, my friend, is blowin' in the wind "
>
> Mang Ucup
> Email: mang.ucup@...
> Homepage: www.mangucup.net
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Express Yourself

Show your style &

mood in Messenger.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Mail

Drag & drop

With the all-new

Yahoo! Mail Beta

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: