Sabtu, 29 September 2007

Balasan: [psikologi_transformatif] Re: Dialog Jung - Philemon > bang harez


Dear Lulu,

Wajar aja Lu takut. Aku pernah melakukan penelitian terhadap mahasiswa
pasca psikologi UI. Tujuannya antara lain menggali faktor-faktor
penghambat berkembangnya studi psikologis terhadap fenomena
supranatural. Salah satu faktor penghambatnya ya "rasa takut" itu.
Dalam korespondensi yang saya lakukan dengan salah seorang tokoh
psikologi transpersonal di Amerika Serikat, ternyata psikolog di
Amerika juga begitu :)

Tetapi faktor yang menjadi penghambat utama bukan itu, paradigma
positivisme dan "tak kenal maka tak sayang".

salam,
harez

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, lulu <lu2_mm@...> wrote:
>
> dear bang harez...
>
> gak tahu ya kalo bicara mahluk halus...
> lu2 paling seneng ...
> kali aja emang sejak dulu penakut ..
> yang jelas kalopun penakut
> lu2 masih aja suka nyambungin diri ...
>
> kalopun pembuangan energi negatif tuh ..
> hehehehe...
> no comment aja deh ..
> yang penting, kata orang itu mahluk halus ..
> tapi bukan mahluk halus loh ..
> trims ya ucapan selamat ultahnya
>
> salam hangat dan salam kenal juga
> /Lu2
>
>
> sinagahp <sinagahp@...> wrote:
>
> Dear Mas Leo,
>
> Dalam pemahaman saya, ada unsur "makhluk halus" yang berada di luar
"diri" seseorang, menempel atau bahkan mungkin "bersatu", tapi dapat
dipisahkan tanpa menyebabkan kematian seseorang.
>
> Prosedur pemisahannya dalam bahasa sehari-hari adalah "pengusiran
roh jahat", bisa dalam bentuk doa pelepasan (Kristen), Ruqyah (Islam),
dan kerabatnya. Atau dalam bahasa popnya "pembuangan energi negatif /
muatan negatif".
>
> Berikut saya kutip percakapan Mas Leo yang saya lihat berkaitan
dengan pemahaman saya tersebut.
>
>
> KHODAM, OH KHODAM...
>
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30592
>
> A = Andy
> L = Leo
>
> A = Kalo menurut scan panjenengan ada energy khodam
> gak di diriku ?
>
> L = Udah jelas ada khodam. Yang reiki itu khodamnya
> seabrek-abrek, tiap lewat satu guru dikasih tambahan
> khodam. Ya udah, teknik komunikasi udah bisa sendiri.
> Di mimpi komunikasinya sama aja, ngomong2 di mimpi is
> komunikasi. Cuma terkadang bentuknya simbol2 belaka,
> gak harus berbentuk seperti orang yang kita kenal
> secara fisik. Tapi, akhirnya arti dari mimpi akan
> muncul sendiri dari Mata Ketiga. Muncul sendiri tanpa
> dipikirin.
>
> A = Tapi suatu khodam kan punya wujud yang paling
> sering dia tampakkan ?
>
> L = Wujud dalam tanda kutip karena "wujud" itu bisa
> tampil berbeda dalam pandangan orang yang berbeda.
> Wujud yang "terlihat" itu kan simbol saja, dan gak
> harus terlihat sama setiap waktu.
>
> harez:
> Dari percakapan tersebut, pertanyaan yang timbul antara lain adalah:
>
> Apakah khodam yang mas Leo maksud ?
> Apa bedanya khodam tersebut dengan "higher self"?
> Kalau khodam dapat bertambah, apakah khodam juga dapat
berkurang/dikurangi?
> Kalau khodam dapat berwujud, wujudnya apa saja ?
> Apakah wujud tersebut dapat terdeteksi melalui penglihatan ?
> Apakah wujud tersebut adalah wujud yang kadang-kadang muncul
dalam foto (khususnya terkait dengan fotografi hantu)?
> Mohon penjelasan Mas, mudah-mudahan tidak merepotkan.
>
> Penjelasan ini cukup penting, khususnya dalam kerangka disain
penelitian yang pernah saya kemukakan. Kalau tidak ada "sesuatu yang
berubah" setelah dilakukan intervensi (sebagai obyek studi), ngapain
juga dilakukan itu penelitian. Sejauh ini, walau ada perbedaan, saya
masih melihat ada "sesuatu" yang berubah setelah dilakukan intervensi
(misalnya penambahan khodam akibat attunement reiki seperti percakapan
Mas Leo yang saya kutip di atas).
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
> salam,
> harez
>
>
> NB:
> Ada komentar ngawur tentang diskusi yang sedang kita lakukan. Ybs
tidak dapat melihat keterkaitan maupun benang merah antara materi
diskusi kita ini dengan disain penelitian yang pernah saya ajukan. Ya
begitulah, kalau tidak tahu ontologi dan epistemologi ..... :)
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "leonardo_rimba"
<leonardo_rimba@> wrote:
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "sinagahp"
> > sinagahp@ wrote:
> > >
> > > Yang ingin saya tanyakan dan rasanya belum mas Leo jawab adalah,
> > > apakah Philemon dan yang sejenisnya itu dapat dipisahkan dari diri
> > > seseorang tanpa menyebabkan kematian dari orang yang bersangkutan?
> >
> >
> > Dear Mas Harez,
> >
> > Well, actually I've NEVER thought of that. Gimana mao pisahinnya,
> > that's the question. Itu kan sama aja kayak mao bilang:
> >
> > "Now, Leo, you have to DISCARD that GUIDING SPIRIT (whoever he/she/it
> > is called) living inside your spirit. Whether you are willing or not,
> > you have to discard it. From now on, blah blah blah, blah blah
blah..."
> >
> > Nah, supposed ada SKENARIO semacam itu, is it possible ? Menurut aku,
> > it's IMPOSSIBLE. Gak bisa dipisahkan karena the GUIDING SPIRIT
(HIGHER
> > SELF OR WHATEVER CALLED) is ALWAYS PART OF ME. Part of my SELF.
Bagian
> > dari DIRI SAYA SENDIRI.
> >
> > Kalo bisa dipisahkan, piye caranya ? Methodnya itu gimanah, gitu.
> >
> > So, the answer is, according to my understanding is INCONCLUSIVE. Gak
> > tahu ya, setahu aku GAK BISA DIPISAHIN. Kalo _bisa_ dipisahin juga
> > gimana, somebody might insist on my answering it which I shall reply
> > that I simply DON'T KNOW. Aku belum pernah ngalamin keterpisahan
> > seperti itu. Yang selalu aku alami adalah KESATUAN itu.
> >
> > All the Best,
> > Leo
> >
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Fitness Challenge

on Yahoo! Groups

Get in shape w/the

Special K Challenge.

Yahoo! Groups

Endurance Zone

b/c every athlete

needs an edge.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: