Senin, 19 November 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Fwd: Music Therapy - wakakakakaaak ....

DUH KANG BERNARD EK SOUW DR. RER. NAT., DIPL.-PHYS.
IKUTAN MAIN DISINI YACH. JADI TUYUL SEWAANNYA BAH YUN HOK ...
BUAT BELAIN & GEMBALAIN VINCENT LIONG NICH ..... HIHIHIHI


On Nov 19, 2007 1:37 PM, tuyul50 <tuyul50@yahoo.com> wrote:
>
> Wah wah ..! bude Tih kena batunya lagi .. ketanggor sama tuyul ....
>
> Komentar Erie Setiawan, Kompas 25 Maret 2007 atas buku *Matinya Efek
> Mozart* oleh Djohan Salim .... mendengarkan sonata Mozart .."
>
> Nah ini dieeey ...! Djohan Salim manusia nyang kagak tau apa2, tapi
> berani bicara, sampe berani mengarang buku dan kasi ceramah didepan
> umum tentang sesuatu yang tidak dimengertinya. Disini tuyul
> bukannya berniat membela bukunya Don Campbell nyang berjudul "the
> Mozart Effect", nyang sakbenernya memang cuma bernilai POP tidak
> serius (cuma manusia2 guoblog saja yang menganggapnya serius). Tapi
> jelas disini bahwa baik Ratih Ibrahim maupun Djohan Salim tidak
> mengerti musik Mozart, dan belum pernah mendengar musik Mozart,
> kecuali barangkali sonatanya yang tidak cukup berarti. Tapi
> anehnya, koq berani berlagak menulis tentang Mozart yang tidak
> diketahuinya, malah kalian brani2nya menggelar ceramah didepan
> umum????
>
> Tidak ada orang yang bener2 mengerti musik akan menyebut *sonata*
> sebagai karya yang khas dan patut dikagumi dari Mozart (atau dari
> komponis yang manapun juga). Kalo mo tau ciptaan2 Mozart nyang
> bernilai, itu samasekali bukannya sonata, melainkan karya2 orkestra
> nya, misalnya simfoni2nya terutama nyang nomer 41 (Jupiter) dan
> nomer 39 (Haffner), konserto2nya (sudah tentu dengan iringan
> orkestra), seperti misalnya konserto piano nomer 21 (diantara 27
> konserto pianonya) dengan bagian tengahnya (adagio) nya yang
> termashur, konserto biolanya yang nomor 3 (paling puitis diantara 5
> konserto biolanya), konserto untuk harpa dan suling yang
> keindahannya patut disebut surgawi, konserto klarinetnya yang
> berjiwa matang (mature), serta opera2 nya, terutama the Magic Flute
> (die Zauberfloete, satu2nya opera Mozart yang dinyanyikan dalam
> bahasa Jerman) dan the Marriage of Figaro (Le Nozze di Figaro) yang
> dinyanyikan dalam bahasa Itali (seperti juga semua opera nya yang
> lain2).
>
> Dalam bukunya *Meruntuhkan Keampuhan Efek Mozart*, Djohan Salim
> mengoceh terus: *Musik Mozart dikategorikan sebagai musik klasik
> abad ke-18, yang berbeda bentuknya dengan musik Jazz atau pun Rock
> misalnya, yang berkembang pada abad ke-20.* Huahahahaaaa …. ! Lha
> kok musik Jazz dan Rock disamakannya dengan Mozart, ini sih dimana
> otaknya????? Jelas disini Djohan Salim bener2 buta akan musik,
> tetapi koq ya brani2nya menulis tentang musik …! Sekali lagi
> hauahahahaaaa ….! Pertama, musik klasik tidak bisa disamakan dengan
> musik Jazz atawa Rock, sebab yang disebut oleh si Djohan yang
> berlagak pintar itu tidak termasuk musik seni, melainkan musik
> hiburan atawa entertainment yang tidak punya nilai seni. Kedua, dan
> ini yang terpenting, musik klasik, meskipun merupakan standard dalam
> musik, tetapi tidak diwakili oleh banyak komponis yang termashur
> (a.l. Joseph Haydn dan Johann Christian Bach, puteranya Johann
> Sebastian Bach). Yang paling banyak diwakili oleh ber-ratus2
> komponis yang termashur adalah musik dari jaman Romantik, yaitu
> mulai dari Beethoven (1800-an) sampai dengan Tschaikovsky (akhir
> abad ke-19), yang diteruskan sampai dengan abad ke-20 oleh komponis2
> *late romantic*, seperti misalnya Antonin Dvorak (wafat 1904) dan
> Sergei Rachmaninoff (wafat 1943). Perkembangannya sejalan dengan
> musik modern yang dirintis oleh komponis2 Perancis Claude Debussy
> (wafat 1918) dan Maurice Ravel (wafat 1937), dan juga komponis2
> Rusia seperti Moussorgsky, Borodin, dsbnya. Musik modern yang
> sesungguhnya mulai dengan Richard Strauss (meninggal 1949; bukan
> kerabat Johann Strauss) , Alban Berg (wafat 1935), dan Arnold
> Schoenberg (wafat 1951), kemudian diteruskan oleh Sergei Prokofiev
> (wafat 1953), Dmitri Shostakovich (wafat 1975), Benjamin Britten
> (wafat 1976), Aaron Copland (wafat 1990), Leonard Bernstein (wafat
> 1990), Philip Glass (lahir 1937, sekarang masih hidup), dan masih
> banyak lagi yang lain2. Semua komponis ini adalah komponis2 yang
> termashur yang pasti dikenal oleh mereka yang benar2 mengerti musik
> (silahkan verifikasi dengan Google), bukannya yang pura2 mengerti
> musik guna menipu khalayak ramai, seperti bangsanya Djohan Salim.
> Orang seperti Djohan Salim yang mengira bahwa musik modern itu cuma
> Jazz dan Rock (yang oleh para seniman musik justru tidak diakui
> sebagai musik) jelas dia itu samasekali BUTA akan musik. Lha ko ya
> brani2-nya menulis & mengajari orang lain, ibaratnya orang buta
> mengajari orang buta-tuli (pantesan saja Indonesia kagak maju-
> maju). Bukti bahwa Jazz dan Rock tidak diakui sebagai musik, karya2
> demikian tidak pernah dipentaskan di Lincoln Center dikota New York
> City, yang khusus disediakan hanya untuk pementasan musik2 tingkat
> canggih, dari Antonio Vivaldi (1700-an) sampai dengan Shostakovich
> (meninggal 1975) dan Philip Glass (sekarang masih hidup dan aktif).
> Kalau kalian tidak tau, yah mesti sadar dan mawas diri, jangan
> belagak tau dan menipu khalayak ramai …...
>
> Sekali lagi ... wakakakaaakk ...!
>
> Ttd.
> tuyul dari nusakambangan
> (dipesen sama babah Yun Hok, lantaran Timbangannya dah ruksak)
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "ratih ibrahim"
> <personalgrowth@...> wrote:
> >
> > Selama ini, ketika bicara tentang Terapi musik, kita terkondisi
> untuk
> > menghubungkannya dengan musik serta tokoh-tokoh musik Barat.
> > Padahal bukankah di negeri ini sendiri, kita punya begitu banyak
> musik lokal
> > yang jauh lebih menyentuh hati dan hidup kita sendiri?
> >
> > Nah, pada...................
> >
> > Tanggal 8 Desember 2007,di Hotel Santika, Jakarta,
> > Pukul 09.00-16.00,
> > Fakultas Psikologi UKRIDA bekerja sama dengan INTISARI
> > Menyelenggarakan Dialog Interaktif dan Workshop : MUSIC THERAPY -
> > memanfaatkan musik tradisional untuk terapi, pengembangan
> spiritual dan
> > hiburan
> > Pembicara :
> > DR. Djohan Salim (Music Therapist - peneliti & praktisi)
> > DR. G.Budi Subanar SJ (Budayawan)
> > DR. Monty P. Satiadarma, MsCC, MS/AT (Art & Music Therapist)
> > Iman Arif Setiadi MPsi (Counsellor & Therapist)
> >
> > Moderator :
> > Ratih Ibrahim, psikolog
> >
> > Workshop :
> > DR. Djohan Salim (Membongkar Mitos Efek Mozart - Workshop 3)
> > DR. Monty P. Satiadarma (Musik untuk Katalisator Peak Performace -
> Workshop
> > 1, Musik sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas - Workshop 2)
> > Maslikathun Nissa SSn (Terapi Improvisasi Untuk Anak dengan
> Autisma -
> > Workshop 4)
> >
> > Pendaftaran untuk partisipasi dalam acara ini
> > Sunardy - 0859 59 443 555
> > Clara/ Rani - 021 5666952 ext 202
> >
> > Investasi dialog dan 2 workshop
> > sebelum 23 Nopember 2007 : Rp 250.000,-/ 1 orang atau Rp.
> 900.000,-/ 4
> > orang
> > 24 Nopember - 8 Desember 2007 : Rp. 300.000,-/ 1 orang atau Rp.
> 1.000.000,-/
> > 4 orang
> > (sudah termasuk di dalamnya Intisari edisi terbaru, seminar kit dan
> > sertifikat, lunch, coffee break)
> >
> >
> > Best,
> > Ratih Ibrahim
> >
>
>



Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:psikologi_transformatif-digest@yahoogroups.com
mailto:psikologi_transformatif-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
psikologi_transformatif-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: