Psikologi Transformatif: Re: [psikologi_transformatif] Pengaruh Wawancara Psikologi

Rabu, 30 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Pengaruh Wawancara Psikologi

hahahahahhhhhh .......

abis gagal promosi yah .....

kalo urusan psikologi, tanyanya ama bu Ratih .....

tapi wawancara promosi kan ndak semata-mata cuma
bisa dilakukan oleh psikolog. Dari disiplin ilmu lain juga
bisa. Apalagi kalo yang dipake model kompetensi.

Setau gue, sejak sebelum wawancara, si pewawancara
sebenernya udah mempelajari sejarah hidup si interviewee.
Bisa dari CV, penilaian karya, hasil tes psikologis (baik
yang baru diambil maupun yang terdahulu, tergantung
kelengkapan arsip perusahaan), dan berbagai sumber lainnya.

Jadi, analisa/penilaian bukan semata-mata diambil dari
wawancara yang cuma sejam ajah .....

Dalam waktu yang singkat itu, ada sejumlah teknik yang
bisa dipake, misalnya BEI, critical incident, dan sebagainya.

Melalui teknik itu, hal-hal yang diperoleh selama wawancara,
dikombinasikan dengan data-data terdahulu, dipergunakan
untuk memperkirakan keberhasilan di jabatan yang lowong itu
(tentunya juga dibandingin ama calon-calon lain).

Kemungkinan salah tetep ada ..... tapi hasil pewawancara
terlatih akan lebih bisa diandalkan timbang yang tidak
terlatih. apalagi orang awam. Kalo psikolog, punya kelebihan
dalam menganalisa hasil tes, biasanya mereka lebih tajam
dan mendalam analisanya.

Kalo penilaian model pak Goen (pengamatan dalam jangka waktu yang
sangat-sangat lama), dalam promosi menjadi porsi bagi atasan dan rekan
kerja dari interviewee yang bersangkutan (bukan porsi bagi pewawancara
eksternal/konsultan). Kalo perusahaan sudah pake 360 degree feedback,
biasanya dokumennya sudah terarsip dengan baik.

hahahahahhhhhh ........ ah.......ah.......ah.......

On 1/30/08, is deo <isdeo2001@yahoo.com> wrote:
>
> Mohon maaf sebelumnya, saya orang awam di dunia
> psikologi.
>
> Saya ingin bertanya kepada Bpk/Ibu Psikolog sekalian,
>
> Apakah dengan melakukan wawancara dalam durasi sekitar
> satu jam, bisa membuat Bpk/Ibu mengetahui seseorang
> sudah pantas di promosi dalam pekerjaannya atau belum?
> Teknik apakah yang digunakan? Bukankah dengan tidak
> berinteraksi langsung seorang psikolog tidak
> mengetahui pekerjaan sehari-hari dari seseorang?
>