Kamis, 17 Januari 2008

RE: [psikologi_transformatif] Re: as2004as_as berbeda dengan asas2004asas

Gimana ya rasanya jadi orang yang penuh kebencian kayak gini? Semua orang dibenci. Melototin internet,  buka email tiap hari dengan penuh kemarahan, berimajinasi bahwa hampir semua orang di dunia memusuhi dia???

Wah wah wah...



To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
From: vincentliong@yahoo.co.nz
Date: Thu, 17 Jan 2008 09:06:48 +0000
Subject: [psikologi_transformatif] Re: as2004as_as berbeda dengan asas2004asas

Bung Manneke mau tahu apa itu moral dasar...

Yang paling sederhana adalah bahwa dalam agama apapun juga dalam
perang sekalipun harus menjaga agar "wanita dan anak-anak tidak
menjadi korban"

Lulu, Audifax, Goen, Ratih, dlsb masih bisa ngomong baik-baik bermain
munafik-munafikan karena sampai hari ini pihak saya belum menyerang
rumah atau memperalat pihak lain menyerang rumah dan keluarga mereka.
Ini bagian dari bersikap ksatria. Goen bisa bicara hati nruani tetapi
nga mengerti hal-hal semacam ini. Baru alumnipmbs@yahoogroups saya
kirimi info saja sudah kaget, bagaimana kekagetan kami mengalami
pola-pola yang lebih sadis dari itu selama setengah tahun dan belum
membalas?

US$8000 yang dirayakan Audifax itu duit kecil. Kalau rumah saya yang
di permata hijau kena harga per meternya tanahnya saja berapa? +/-
sekarang Rp.10juta, biaya membangunnya berapa. Rumah saya luasnya
600meteran. Lalu soal nyawa, kalau bisa beli harganya berapa? Itu
kalau kita hitung materi, secara moril gimana?

Kalau kami mau membalas sudah dari kemarin-kemarin rumah-rumah dan
keluarga Lulu, Audifax, Goen, Ratih, dlsb habis. Tetapi kami tidak
membalas karena menteror atau mengancam keselamatan keluarga itu
tindakan tiak ksatria.

Kemarin ketika pihak Pabrik Tontonan gagal memperalat Hizbut Tahrir,
Audifax memposting ramalan kematian atau cacat tetap terhadap Vincent
Liong danm praktisi kompatiologi lainnya. Abu yang masih sebal
gara-gara usaha diperalat yang gagal tsb lalu marah sampai posting:

Subject: Re: Renungan: Everybody Have a Weakness
DDT: Wed Jan 2, 2008 2:26 am
From: "Abu" <hamiludd2kwah@yahoo.com.au>
e-link: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/23562
"Abu" <hamiludd2kwah@yahoo.com.au> wrote:

Saya tidak mengerti dengan ada Vincent, ini kan dunia Cyber yang
sifatnya hanya dialog. Memang dalam berdialog ada yang nyambung ada
yang tidak. Itu wajar. Tapi nama2 yang sudah anda data, apabila benar
membuat suatu crime maka tindak lanjuti aja lewat yang berwajib alias
aparat. Kalau aparat tidak mau menjalan tugasnya, maka jalan pintas
model FPI boleh dilakukan sebagai tindak protes bahwa negara ini tidak
becus menangani hal yang demikian.

Abu Ibrahim.

Saya yang meredam bung Manneke. Jadi hati-hati kalau ngomong soal
moral dasar, naluri, dlsb bung Manneke. Membicarakannya beda dengan
menerapkannya.
Jawaban saya ke pihak Hizbut Tahrir (Abu) saat itu adalah:

Vincent Liong <vincentliong@yahoo.co.nz> wrote:

Ketika saya SMP saya sempat menerbitkan buku di penerbit Grasindo
berjudul Berlindung di Bawah Payung, saat itu tahun 2001. Penerbitan
buku saya selain menggunakan biaya pihak Grasindo juga mendapatkan
sponsor dari beberapa pihak lain koneksi keluarga saya. Peluncuran
bukunya di Aksara Bookstore cukup meriah lengkap dengan sponsor
beberapa botol wine dari paman saya yang ahli wine William W. Wongso
yang kuliner itu, dengan pembawa acaranya Nono Anwar Makarim. Saat itu
saya mendapat bantuan dari banyak pihak sehingga di tahun-tahun
selanjutnya kepuasan akan buku pertama saya tidak saya rasakan, karena
itu bukan atas kemampuan saya sendiri sebagai manusia, melainkan
sponsor keluarga dan kenalan saya.

Maka dari itu penelitian kompatiologi dari awal hingga sekarang tidak
pernah sekalipun saya meminta sponsor untuk dana penelitian, adapun
sponsor yang saya dapat adalah pemberian pribadi kepada saya bukan
sponsor penelitian; ada seorang sponsor yang menawari saya jatah beli
buku di Amazone.com sebesar 100 sampai 300 US$ per bulan, itupun
sangat saya usahakan sedikit mungkin saya gunakan. Saya bukan tidak
bisa meminta bantuan, bukan saya tidak punya koneksi, tetapi saya
memilih tidak mau.

Setiap nabi besar yang datang entah dengan asosiasi ketuhanan semacam
apapun, dengan bahasanya masing-masing, datang ke dunia dengan satu
tema yang sama yaitu: `Egaliter' (persamaan derajat, hak, kemampuan,
kepintaran, nilai diri dimata pencipta dan alam sebagai sesama umat
manusia). Sang Budha datang dengan pertanyaannya tentang kesamaan
derajat manusia sebagai makhluk hidup yang lahir, menjadi dewasa, tua
dan mati yang juga mempertanyakan kembali kebenaran system kasta yang
saat itu berlaku di negerinya. Yesus Kristus datang dengan tema
persamaan derajat bahwa setiap manusia adalah sama-sama anak-anak
Allah dan memiliki hak dan nilai yang sama di mata Allah sebagai
anak-anaknya. Nabi Mohammad datang dengan tema persaudaraan sebagai
sesama umat beragama Islam. Seperti persaudaraan yang sama di ritual
naik Haji yang menyamakan derajat berbagai manusia yang memiliki
latarbelakang ras, bangsa, tingkat kekayaan, pendidikan, dlsb yang
berbeda dalam perkemahan dan perjalanan iman yang sama.

Meskipun saya bukan orang yang secara verbal beragama dengan baik,
hal-hal tema egaliter yang dibawa para nabi ini sangat melekat pada
pemahaman saya. Saya bisa saja melanggar etika kesopanan, dan
etika-etika yang lain, tetapi saya tidak melanggar etika yang satu
ini: `egaliter'.

Musuh-musuh saya tahu bahwa saya tidak akan melanggar iman saya; untuk
tidak membalas teror keluarga dengan teror keluarga ; kecuali bilamana
telah sampai pada korban fisik entah luka, cacat atau kematian karena
hal ini berkaitan dengan surviveability clan, keluarga sedarah dan
keluarga tidak sedarah (sahabat-sahabat) saya. Ini yang membuat musuh
saya tidak takut menyerang saya, sayapun percaya bahwa tidak ada
tindakan yang tidak dibayar oleh seorang manusia, maka dari itu saya
hanya bersikap defensive dengan mengumumkan perkembangan teror kepada
khalayak ramai.

Kompatiologi yang saya buat pun sangat berkaitan dengan budaya egaliter;
Q; Mengapa saya tidak menjanjikan keberhasilan dalam menjual
kompatiologi, melainkan membiarkan murid-murid saya yang tanpa
bimbingan saya menulis bukunya masing-masing?
@; Ini karena saya tidak mau mengganggu kealamiahan proses penelitian
dengan asumsi-asumsi yang mensugesti seolah-olah demikian. Pada ilmu
pragmatis kebenaran ilmiah empiris muncul dari pengalaman eksperimen
lapangan bukan kegiatan berfilsafat, berlogika dan berdiskusi membahas
suatu object. Ilmu kompatiologi adalah ilmu tekhnis jadi asal rumus
tekhnikalnya tepat maka penjelasan bisa dibuat sesuai sudutpandang dan
pengalaman individu masing-masing. Pada akhirnya ilmu tidak penting,
yang penting adalah bagaimana masing-masing orang memiliki kebebasan
mengembangkan dirinya sendiri, sebagai manusia dengan namanya
sendiri-sendiri.
Q; Mengapa saya membuat kompatiologi menggunakan paradigma ilmu
pragmatis bukan paradigma ilmu teoritis?
@; Karena saya ingin memperjuangkan bahwa tidak ada perbedaan antara
yang bersekolah tinggi atau rendah, guru & murid, pintar & bodo, dlsb
;manusia hanya diukur sebagai manusia itu sendiri. Dalam ilmu
pragmatis seperti kompatiologi, salahsatu syarat ilmiah empirisnya
mengharuskan produk bisa digunakan tanpa sugesti pikiran (tanpa
ceramah, tanpa ajaran dogma, dlsb) melainkan menggunakan sampler
minuman saja yang sifatnya tekhnis, dan harus bisa digunakan oleh
banyak orang tanpa batasan status kepintaran (SD, SLTP, SMU, S1, S2,
S3, Profesor, dlsb); makanya di kompatiologi pertama kali ikut jadi
murid, kedua kali jadi asisten guru dan entah ke berapa kali setelah
itu memberanikan diri independent. Seperti produk handphone, komputer,
dlsb tidak mensyaratkan penggunanya mampu mengerti, memahami bagaimana
merakit handphone, komputer, dlsb seperti orang elektro. Dalam
kompatiologi moral tidak diajarkan melalui omongan tetapi melalui
rumus-rumus sampling minuman yang diselipkan di produk dekon-kompatiologi.

Resiko dari keterbukaan adalah mudah dicari kesalahannya dan
dipersalahkan. Meski saya tidak suka diteror, teror yang saya alami
juga adalah konsekwensi yang harus dibayar karena saya merancang
sesuatu yang paradigmanya berbeda dari yang kebanyakan.

Bilamana saya membalas mereka dengan cara yang sama maka saya tidak
lebih baik nilainya dibanding mereka musuh saya. Saya bukan polisi
yang menghadapi maling atau maling yang menghadapi polisi, saya
manusia biasa dengan kelebihan dan kekurangannya. "Everybody Have a
Weakness"…

Note: Baca juga tulisan:
* Dilema: Pragmatis VS Teoritis ; oleh: Vincent Liong
e-link: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/23560
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3252

Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Rabu, 2 Januari 2007

Email sebelumnya...
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/37867
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, pradita@... wrote:

Saya turut menikmatinya? Hebat sekali nalurimu, Vincent. Tepatnya
mungkin adalah I dont give a damn soal siapa yang mau pakai ID apa.
Cuma memang saya jadi agak heran, Anda mengeluh kemana-mana soal
permusuhan yang dipertunjukkan banyak miliser di sini kepada Anda
(yang konon tanpa sebab itu), tapi Anda sendiri kelihatan betul sangat
agresif dan judgmental terhadap orang lain. Dan Anda masih bertanya
kenapa orang pada memusuhi Anda?

Mau contoh Vincent? Liat apa yang Anda lakukan terhadap Lulu. Isti
sudah klarifikasi bahwa penipuan tak terjadi. Anda sendiri atas advis
papa Anda sudah menyatakan kepada publik bahwa Anda salah dan meminta
maaf kepada Lulu. Dan hari ini tiba-tiba hujan bomb mail yang
mengolok-olok Lulu soal dugaan penipuan itu.

Anda ini ngerti enggak sih apa yang sedang Anda lakukan? Talking about
"moral dasar", Vincent, saya mulai ragu apakah Anda sendiri
memilikinya? Atau inikah yang Anda sebut insting?

Soal habit saya, Vincent, pakai ID palsu, sebar-sebar YM pribadi,
fitnah, sebar bomb mail, semua ini tak akan pernah jadi habit saya.
Jadi, tak usah terlalu khawatir dengan kehidupan sehari-hari saya.
Anda semestinya justru perlu khawatir terhadap perkembangan diri Anda
sendiri, Vincent.

Apakah begitu sulitnya buat kamu untuk mengenal dirimu sendiri?

manneke




Share life's special moments with Photo Gallery. Windows Live Photo Gallery

__._,_.___
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Home Improvement

Learn and share

do-it-yourself tips.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: