Sabtu, 15 Maret 2008

[psikologi_transformatif] Re: maaf kalo kepanjangan, tentang pengolahan mineral indonesia

artikel menarik.

ilmu "jual-beli" orang kita emang masih taraf amatiran, maunya jual barang mentah, maunya gampang, ciri khas bangsa awak yg masih gamang, gak punya pendirian, gampang dibujuk uang, dan suka korupsi.

jadi ujungnya di kata "korupsi". selama kekuasaan masih dikuasai oleh para koruptor, selama itu juga gak akan terjadi keadilan sosial, yg ada hanya eksploitasi akibat dari praktik cari untungnya sang pemodal.

salam, heri latief
amsterdam

muhammad hamzah <m88v_nrooy@yahoo.com> wrote:

ini ada sedikit tulisan seorang yang keisengan...

Saatnya Kita Mengolah Hasil Bumi Sendiri
Lima puluh tahun yang lalu, terdapat dua negara di Asia yang memiliki keadaan yang relatif sama. Indonesia dan Jepang. Walaupun keadaan sebelumnya jauh berbeda, dimana Jepang merupakan negara kolonialis, sedangkan Indonesia merupakan negara kolonial, namun pengeboman sekutu terhadap Jepang di Hirosima dan Nagasaki membuat keadaan Jepang sama lumpuhnya dengan "bayi" Indonesia yang baru memerdekakan diri. Namun hingga waktu sekarang ini, ternyata Jepang jauh lebih maju dibandingkan Indonesia, bahkan telah kembali menjadi raksasa Asia. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang amat kaya raya sumber daya alamnya, jauh lebih kaya dibandingkan dengan Jepang.

Kemudian sekitar tiga puluh tahun yang lalu, Malaysia baru memerdekakan diri. Indonesia telah membangun lebih dahulu. Bahkan negara kita memberikan banyak bantuan tenaga pengajar untuk membantu pembangunan negara tetangga kita tersebut. Tapi kalau kita lihat sekarang, lagi-lagi kita harus mengakui bahwa tetangga kita ini telah lebih maju dibandingkan negara kita dalam beberapa hal. Menilik kepada dua kenyataan di atas, tentunya ada beberapa hal yang salah yang terjadi di bangsa kita. Dan merupakan hal yang baik bagi kita, untuk mempelajari apa yang salah ini, untuk kemudian dapat kita jadikan bahan evaluasi demi kemajuan bangsa kita ke depan.

Negara kita memiliki banyak sekali ragam kekayaan alam, dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi pula. Sebutlah minyak bumi, yang pada beberapa kesempatan disebut sebagai minya bumi kualitas pertama di dunia. Minyak bumi di Indonesia telah lama dieksploitasi, namun sayangnya bukan putra bangsa sendiri yang memanfaatkan minyak bumi tersebut untuk industri dalam negeri sendiri. Minyak bumi tersebut diolah untuk menjadi bahan setengah jadi, ataupun bahan jadi oleh bangsa lain. Dan harganya pun tentu menjadi lebih tinggi ketika telah diolah. Dan kita akhirnya menjadi konsumen produk olahan minyak bumi sendiri, bukan menjadi produsennya.

Adapula suatu bahan mineral yang banyak terdapat di Indonesia, yaitu pasir zirconia (ZrO2). Pasir ini apabila diolah lebih lanjut menjadi zirkon murni, merupakan salah satu bahan dasar semikonduktor yang hingga saat ini masih banyak digunakan di berbagai industri elektronik di seluruh dunia. Namun lagi-lagi ternyata kita hanya menjualnya dalam bentuk "pasir" yang harganya sangat rendah dibandingkan dengan bentuk zirkon murninya, yang kelipatan harganya bisa mencapai lebih dari 1000%. Dan sekali lagi kita menjadi konsumen hasil bumi sendiri yang telah "diolahkan" bangsa-bangsa lain.

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah; Mengapa kita tidak mengolah bahan hasil bumi sendiri, dan menjualnya dengan harga yang lebih menguntungkan, ketimbang menjual bahan mentahnya, dan malahan membeli produk olahannya dengan harga yang lebih tinggi? Apakah kita tidak memiliki kemampuan untuk mengolah bahan hasil bumi sendiri? Ternyata jawabannya terdapat dalam satu kata; teknologi. Bangsa ini memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, bangsa ini memiliki sumber daya manusia yang besar baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Namun bangsa ini tidak memiliki teknologi yang bisa digunakan untuk memproses kekayaan alam yang dimiliki sendiri.

Di sinilah peran besar perguruan tinggi untuk kemajuan bangsa. Teknologi harus lebih gencar dihasilkan oleh perguruan tinggi untuk menjawab kebutuhan akan industri dalam negeri, tidak hanya untuk pencarian keuntungan pribadi semata, namun lebih jauh lagi untuk memajukan bangsa dan menaikkan martabat bangsa ini di mata dunia. Dan saat ini di Indonesia tengah bermunculan satu program studi yang berfokus pada suatu disiplin ilmu yang juga tengah berkembang pesat di dunia, program studi ini adalah Teknik Material. Dan Institut Teknologi Bandung adalah salah satu perguruan tinggi yang memiliki program studi ini.

Dengan tiga komponen utama yaitu material logam, material polimer, material keramik, ditambah dengan material komposit yang merupakan gabungan dari dua atau seluruh komponen di atas, program studi Teknik Material memiliki banyak kesempatan untuk ikut serta menghasilkan teknologi pemrosesan bahan alam Indonesia yang melimpah ruah. Pengembangan teknologi material di Indonesia masihlah sangat minim, oleh karena itu masih sangat luas area pengembangan yang bisa dilakukan. Sebutlah teknologi pemrosesan polimer yang bahan dasarnya adalah keluarga minyak bumi, kemudian teknologi pemurnian berbagai macam bahan mineral dan galian seperti pasir zirkon di atas. Hal inilah yang perlu digencarkan untuk dilakukan.

Hingga saat ini, peran sarjana Teknik Material di Indonesia masih banyak berfokus pada pengelolaan industri yang sudah ada, bukan untuk melahirkan teknologi seperti di atas. Maka dari itu, semangat untuk melakukan penelitian perlu lebih ditingkatkan. Dan merupakan hal yang perlu kita ketahui bersama sebagai mahasiswa, untuk meningkatkan semangat penelitian tersebut. Tidak hanya sampai sebatas penelitian, namun harus diperjuangkan hingga aplikasi nyata sebagai teknologi yang bisa digunakan dalam industri, yang memenuhi berbagai kebutuhan industri.

Semangat ini perlu diiringi oleh komitmen pemerintah dalam menyesuaikan diri akan perubahan arah gerak yang mungkin terjadi. Teknologi-teknologi baru yang lahir akan selalu menghasilkan konsekuensi-konsekuensi baru, yang terkadang diperlukan peran pemerintah untuk menghasilkan regulasi sebagai
pengatur konsekuensi-konsekuensi ini, yang tidak jarang memberikan pengaruh pada lingkungan.

Sebagai penutup, bisa kita ambil kesimpulan bahwa sudah saat perguruan tinggi untuk lebih menggencarkan penelitian dalam rangka melahirkan teknologi-teknologi untuk bisa memproses hasil bumi sendiri. Dan Teknik Material, merupakan program studi yang memiliki banyak kesempatan untuk ikut serta dalam pengembangan teknologi tersebut. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh elemen, dalam hal ini khususnya mahasiswa, dengan semangat yang tinggi tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan industri namun lebih kepada usaha menaikkan martabat bangsa.
Secara umum, tidak hanya program studi Teknik Material saja yang harus memiliki semangat tersebut, namun juga untuk seluruh disiplin ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi di Indonesia. Sudah waktunya mahasiswa kembali ke laboratorium.

 
Muhammad Hamzah Wirman
Materials Science and Engineering
Bandung Institute of Technology
---
be POSITIVE, be OPTIMISTIC
---
visit me at:
http://www.friendster.com/chooseother/
http://pick-your-price.blogs.friendster.com/does_this_look_special/
http://kamuhamzah.wordpress.com/
http://mikirnya0iseng0aja.wordpress.com/






Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Best of Y! Groups

Discover groups

that are the best

of their class.

Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: