Selasa, 21 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] apakah anda tidak berharap begitu????

Banyak di antara umat Buddha yang menganggap kehidupan berumah tangga itu suatu belenggu, suatu tingkatan kehidupan yang rendah dan lalu sedapat mungkin berupaya untuk meninggalkannya, ya, meninggalkan kehidupan duniawi katanya dan menggundulkan kepala, masuk ke Vihara dan tidak melakukan hal lain selain berbuat baik dan menolong orang.... suci kedengarannya indah dibaca dan menggelitik sukma lah dia...
 
Memang salah satu ajaran Sang Buddha itu mengajarkan akan ketidak kekalan atau istilahnya Anicca , bukan anita loh, anicca itu kurang lebih menjelaskan bahwa segala sesuatu di dunia itu akan selalu berubah, dan tentu yang kekal adalah perubahan itu sendiri lalu ada penjelasan yang lengkap mengenai apa sih yang terkena atau termasuk dalam kondisi perubahan itu, tapi saya bukan ingin mengajak anda untuk ngobrol soal itu hari ini.
 
Lebih lanjut dikatakan bahwa segala sesuatu itu adalah dukkha yang lalu oleh banyak orang diterjemahkan sebagai penderitaan, ya, maklumlah kita sering mendengar kata duka, duka lara, duka cita alias modhar... padahal yang ingin disampaikan dalam konsep ini-paling tidak itu menurut interpretasi saya dan yang saya dengar dari orang-orang yang saya anggap cukup bijak- adalah kondisi emosi yang berubah-ubah dari senang-susah, senanglagi, susah lagi, istilahnya senang dan susah silih berganti dan kita hidup dalam gelombang arus naik turun ini, dipermaikan oleh perasaan kita sendiri dan lalu dijelaskan bahwa sumber dari dukkha itu terutama karena keinginan atau kemelekatan kita yang kuat akan kehidupan dan benda-benda material yang tercakup dalam penjelasan soal apa-apa yang terkena hukum perubahan itu apa itu yaa anda cari sendiri deh.
 
Sedikit lagi, ... hehehe
 
Nah, dengan mamahami bahwa kehidupan ini selalu berubah dan kemelekatan dan keinginan akan materi dan bentuk-bentuk duniawi (definisi duniawi ini seringkali jadi perdebatan juga) lalu secara singkat, orang lalu menganggap menjadi bhikkhu/ni adalah salah satu jalan yang paling cepat untuk memutus mata rantai siklus tumimbal lahir dan tentu saja mencapai pencerahan sempurna, bukan pake lampu philips tentu, tapi pake lampu di dalam diri sendiri, lampu sejati hahahaha...
 
Lalu, secara lahiriah, tentu saja jalan singkat itu adalah dengan menggundulkan kepala dan memakai jubah kuning ato merah ato hitam, yang mana yang cocok dan pas dengan kelompoknya, organisasinya... nah.... di sinilah yang kadang menjadi suatu kerancuan..
 
Sang Buddha sendiri itu menetapkan beberapa sarat untuk memberikan ijin kepada seseorang untuk bisa meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan kalau kita tilik lagi Beliau mengatakan kehidupan berumah tangga, bukan kehidupan duniawi, nah, semestinya kita lalu mesti melihat dengan sungguh-sungguh sarat-sarat itu dan juga melihat dengan jernih pemahaman akan yang namanya kehidupan berumah tangga dengan kehidupan duniawi itu bedanya di mana hehehehe...
 
Kalau kita mau melihat dengan sudut pandang yang lebih esensial, simbolik, gundulnya kepala seorang bhikkhu/ni itu adalah simbol kegundulan hatiknya akan niat-niat yang tidak benar, niat-niat untuk memuaskan ego dan nafsu rendah dan nafsu untuk kepentingan pribadi dan sesaat, setiap saat kepala itu diraba, akan menjadi suatu peringatan bagi kita... dan bukan berarti para penekun yang berumah tangga tidak bisa botak hatinya, bisa, bahkan kebebasan dan kemudahan itu justru lebih banyak dan luwes, pelajaran akan makna dan esensi kehidupan itu bisa diperoleh dari semua sendi kehidupan tanpa belenggu protokoler dan aturan-aturan yang ada untuk seorang bhikkhu yang sesungguhnya memang dibuat untuk menjaga agar batin dan laku atau sila dan samadhinya tetap terjaga dengan baik...
 
Menurut hemat saya, menjadi seorang bhikkhu itu adalah panggilan nurani, panggilan batin dan tentu itu mesti dengan kondisi, orang tuanya mengijinkan dan tidak ada hutang atau kewajiban yang mesti dilunasi (tidak melarikan diri karena hutang) dan terutama tidak ada anak dan istri yang mesti di tanggung.... terutama dari segi finansial dan tentuu dalam banyak hal dari segi emosional atau psikologis.... dua yang terakhir ini mestilah menjadi pertimbangan yang sangat utama dalam memilih untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga atau tidak.
 
Ada yang agak lucu dengan para penekun yang menikah atau berumah tangga, beberapa ada yang sampai tidak mau melakukan hubungan seksual dan melakukan pantangan makan daging alias vegetarian.. untuk yang terakhir ini sih, sah-sah saja, namun untuk tidak melakukan hubungan seksual, rasanya ini terinspirasi dari beberapa kisah klasik di mana seorang anak muda calon bhikku itu dipaksa menikah oleh orang tuanya dan si orang itu bisa membimbing istrinya dan lalu dengan istrinya dia membuat kesepakatan untuk menjaga kesucian alias tidak melakukan hubungan seksual.. nah, tentu mesti ditanya kepada yang melakukan laku atau praktek seperti itu, apakah dia menikah itu karena dipaksa, kalau tidak, lalu kenapa harus begitu??? hehehee mengekang diri untuk sesuatu yang timbul karena cerita yang katanya hebat dan suci, apakah anda si bhiksu (baca: bhikkhu di aliran Mahayana disebut bhiksu) itu dan lalu punya jalan hidup seperti itu? Dengan melakukan itu apa anda tidak sekedar jadi copy cat atau tukang tiru????
 
Ada yang mesti kita pahami di sini bahwa ketika anda telah melatih diri sampai pada suatu titik di mana anda punya kepekaan untuk bisa memahami gejolak perasaan anda dan bisa mengendalikannya atau menundukkan rasa-rasa itu, anda akan bisa melihat bahwa pelajaran akan makna kehidupan itu bisa anda dapatkan di mana-mana dan dalam berumah tangga, sesungguhnya pelajaran untuk melepaskan ego atau sifat egoisme anda itu akan sangat besar dan nyata, kenapa, karena ketika anda punya anak, dan kalau anda memang punya rasa sayang dan cinta kepada anak anda, ,mencurahkan perhatian anda kepada anak anda, anda akan mengalami perubahan kepribadian secara menyeluruh, yang tadinya tidak perhatian kepada lingkungan bisa berubah, yang tidak perhatian kepada keluarga akan lebih perhatian dan dalam hal ini, anak anda itu adalah guru yang paling baik untuk mengajarkan anda untuk mau berbagi, mau melepaskan benda-benda yang anda sukai, sayangi.. coba kalau anak kesayangan anda memecahkan vas kesayangan anda yang sudah anda simpan bertahun-tahun tentu akan lebih halus marahnya anda kepada si anak dari pada marahnya anda ke si Iyem pembantu anda, si Parti mbok emban anda, padahal, mereka toh sama-sama terbentuk dari darah dan daging seperti anak anda juga... namun itulah dia guru spiritual anda yang paling hebat, dan bisa mengurangi egoisme anda.
 
Anda bisa mengamati bahwa banyak (tapi tidak semua loh) orang yang hidup membujang atau jomblo, terutama yang sudah cukup umur itu punya pribadi yang eksentrik, dan kadang terasa kalau ego mereka itu agak terlalu berlebihan dibandingkan dengan orang awam, biar juga orang itu tokoh spiritual atau guru meditasi terkenal sekali pun, sisi egoisme ini akan selalu ada sisanya, sampai sehalus apapun dan kadang, ketika masalah yang menjadi perhatian atau kesukaan orang itu diganggu, anda akan bisa melihat sifat aslinya muncul, walaupun tentu untuk pribadi-pribadi yang cukup matang dan terlatih, bentuk dari ego itu akan sangat halus dan hampir tidak terlihat oleh orang kebanyakan, dan tentu saja seperti yang saya katakan tidak semua begitu dan ada saja yang benar-benar matang, dewasa dan penuh kasih...
 
Dalam ajaran spiritual tertentu, menikah itu merupakan salah satu sarat untuk bisa memperdalam ajaran rahasia dari aliran itu dan sepertinya uraian saya di atas mungkin bisa menjadi suatu penjelasan sederhana akan sebab dari sarat itu dibuat....
 
Ada satu hal positif lagi kalau anda menikah, punya anak dan membesarkan mereka dengan nilai-nilai kebaikan, hal positif itu adalah anda membantu memenuhi dunia ini dengan manusia-manusia berkualitas utama, berbudi pekerti baik dan luhur, tentu lebih baik dari anda sendiri, kan itu harapan semua orang tua.. apakah anda tidak berharap begitu????
 
:) obrolannya sampai di sini dulu...
220807


Diskusi dan pertanyaan mohon di kirim ke japri;irwan.sutjipto@yahoo.com
http://www.friendster.com/isutjipto
http://groups.yahoo.com/group/irwan_sutjipto/
http://www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=gdis&fid=303848
Gallery:
http://www.flickr.com/photos/10455309@N05/


Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Share Your Style

Show your face in

Messenger & more.

Yahoo! Mail

Get it all!

With the all-new

Yahoo! Mail Beta

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: