Rabu, 08 Agustus 2007

Re: [psikologi_transformatif] 1 - Tentang Vincent Liong: Pembusukan Bagus Takwin oleh Vincent Liong

Yuhuuuuuuuuuu...........
Bicara tentang harapan memperoleh perhatian besar dari para psikolog untuk kompatiologi, Vincent pernah mendapatkan perhatian yang luar biasa dari kolega saya. Harez Posma Sinaga. Dan malahan ada buanyakkkkkkk orang lagi di sini.
Ada yang pernah membaca "diskusi" mereka tentang kompatiologi?
Dan sama seperti diskusi2 lainnya juga, selalu berakhir dengan mubazir.
Untuk Vincent.
Hehehehe...
 
Diskusi tentang kompatiologi dan fenomena VcL sudah ditelanjangi sampai blundhus oleh Audifax..
Aku ga usah nambahin apa2 lagi kan?
Udah ya.......
Bosen oi.
 
bude Tih

 
On 8/8/07, audifax - <audivacx@yahoo.com> wrote:

Kepada Vincent Liong
 
Surat ini saya tujukan pada Vincent Liong dan semua member milis yang kebetulan membaca dan mengetahui. Berkenaan dengan kebiasaan Vincent Liong melakukan pembusukan, saya perlu menuliskan surat ini dengan pertimbangan:
 
1. agar milis semakin tahu orang seperti apa Vincent Liong ini. Dan memberitahukan pada siapapun juga peristiwa ini agar tidak terjadi korban pembusukan lebih banyak (Bisa dilihat terakhir dibusukkan adalah Cornelia Istiani)
2. Juga karena pembusukan ini melibatkan nama lain yang tidak ada urusannya seperti Bagus Takwin. Hautesurveilance dan Bung Nurudin menghimbau saya untuk menulis agar clear dan tidak sampai publik punya dugaan tidak benar terhadap Bagus Takwin
 
saya meminta Vincent Liong mengonfirmasi dan mempertanggungjawabkan semua tulisan yang saya kutip ulang di bawah ini:
 
 
 
 
Vincent:
Suatu hari ketika kau menginap di rumahku, kau menceritakan keinginanmu untuk bertemu muka dengan Bagus Takwin yang bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kamu menyampaikan kepadaku bahwa ada yang bisa digali di sana. Saat itu menggunakan Hp-ku aku meneleponkan Takwin, lalu kau yang berbicara. Ketika Takwin menyampaikan persetujuan untuk bertemu denganmu di Cilandak Town Square untuk keesokan harinya aku menyatakan kurang setuju, bahkan agak tersinggung melihat posisi bargainmu yang amat rendah. Jarak antara Rumahku dengan Cilandak Town Square memerlukan uang minimal sejumlah Rp.100.000,- untuk pulang pergi naik taxi tarif lama, dan ketika mendengar keseriusanmu ditanggapi dengan nada tidak terlalu serius aku sedih melihat posisi bargainmu adalah harus dating jauh-jauh dari Permata Hijau (Senayan) ke Cilandak Town Square dan ditambah lagi pernyataan bahwa Bagus Takwin sibuk sehingga tentu waktunya terbatas. Pada hari itu Bagus takwin menunda acara menjadi di Plaza Senayan, lalu menunda lagi menjadi di rumahku, lalu menunda lagi menjadi tidak datang samasekali.
 
Audifax:
Cerita di atas adalah manipulatif. Kejadian sebenarnya adalah:
1. Jauh sebelum ini Bagus Takwin dan saya memang sudah sering sms dan imel, tapi belum pernah bertemu muka. Bagus Takwin pernah mengatakan, bahwa jika suatu ketika saya ke Jakarta, mungkin kita bisa ketemuan. Saya menyanggupi.
 
2. Saat itu bulan Maret 2007 kebetulan saya di Jakarta dan berdasar apa yang sudah pernah saya sanggupi, saya menghubungi Bagus Takwin. Saya ingat betul bahwa itu hari libur dan Bagus Takwin mengajak ketemuan di Cilandak Town Square (Citos). Kenapa? Karena di saat yang sama beliau ada janji dengan seseorang di sana. Saya menyanggupi. Tidak keberatan karena tidak usah naik taksi juga bisa kesana. Vincentlah yang tersinggung karena Vincent ingin ikut dan Vincent bukan tipe orang yang bisa naik kendaraan umum, harus diantar atau naik taksi.
 
3. Bagus Takwin tidak menempatkan dirinya dalam posisi bargain lebih tinggi. Ketika saya mengatakan bahwa jika bertemu di Citos jam 13.00, saya bisa tapi waktunya tidak lama, karena pukul 16.00 ada acara dengan Vincent di Plaza Senayan, Bagus Takwin merubah dengan mengalah dengan mengatakan dia yang datang ke Plaza Senayan. Alasannya, agar punya waktu lebih lama ngobrol dengan saya. Sayang kalau Cuma sebentar, begitu sms yang masih saya ingat. Maka saya janjian dengan Bagus Takwin untuk ketemu di Plaza Senayan agak malam, dengan perkiraan setelah acara dengan Vincent usai (jam 20.00).
 
4. Tapi sekitar jam 18.30, Bagus Takwin sms bahwa adiknya yang dari luar kota datang, sehingga tidak bisa malam itu. Bagus Takwin tanya sampai kapan saya di Jakarta dan karena saya ada di rumah Vincent, dia berencana menyempatkan ke rumah Vincent. Sayangnya, sampai saya pulang, Bagus Takwin belum punya waktu untuk menemui saya.
 
5. Tidak ada masalah apa-apa antara saya dan Bagus Takwin, sampai 2 mingguan lalu kita masih sms-an.
 
Tapi jelas di sini bahwa Vincent memanipulasi cerita rencana pertemuan saya dengan Bagus Takwin untuk sebuah pembusukan.
 
Bagi yang kebetulan punya akses ke Bagus Takwin, silahkan mengonfirmasi cerita saya ini dan bandingannya dengan cerita Vincent. Saya sendiri seusai mengirimkan surat ini juga sms Bagus Takwin.
 
 
 
Vincent:
Selama 2 x 2 minggu Audifax meninap di rumah saya 3 –4 bulan yang lalu; Audifax menunjukkan sikap bahwa ia ingin membenahi diri kembali ke tempatnya semula (yang seharusnya) yaitu komunitas lulusan psikologi mainstream dengan mencoba mendekati Bagus Takwin dengan posisi diri agak mengemis.
 
Audifax:
yang jelas untuk urusan mengemis justru saya yang melihat sendiri Vincentlah yang mengemis pada Tika Bisono, mulai dari minta traktir hingga meminta Tika memberi perhatian pada Kompatiologi. Seusai acara talkshow di Trax FM, Vincent membombardir Tika dengan telepon dan imel, demi adanya tokoh psikologi yang mau memberi perhatian pada kompatiologi.
 
Hal yang sama hendak dilakukan pada Ratih Ibrahim ketika Ratih baru saja masuk milis Psikologi Transformatif. Saat itu Vincent menanyakan kontaknya pada saya. Belajar dari apa yang dialami Tika, saya pura-pura tidak tahu, meski kontak Ratih sudah saya punyai.
 
Silahkan yang punya akses ke Tika Bisono, ini juga bisa dikonfirmasi dengan Tika Bisono.
 
Kembali ke komunitas psikologi mainstream?
Ini juga bentuk proyeksi dari Vincent Liong yang ingin diterima di komunitas psikologi. Bisa dilihat jelas kok. Sayangnya, alih-alih diterima, malah justru di drop out dari Psikologi Atmadjaya...kasihan dech loe
 
 
Vincent:
Aku tidak menyalahkan sikap Bagus Takwin waktu itu, tetapi melihat sejarahmu mulai aku kenal berlawanan dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia secara ekstrim.
 
Audifax:
Sejarah aku berlawanan dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia? Kapan ya?
Kok jadi aku yang berlawanan dengan Fapsi UI?
 
Bukannya SEJARAH DI MILIS-MILIS menunjukkan bahwa dirimulah yang pernah berlawanan dengan Fapsi UI?
 
Kamu amnesia atau memang cacat pikiran Cent? Lupa bagaimana kamu dulu menggunakan imel Cornelia Istiani melakukan bomb mail Kompatiologi ke milis dosen Fapsi UI? Lupa bahwa gara-gara perilakumu itu Istiani mendapat masalah?
 
Vincent:
Lalu karena aku memilih di pihakmu, maka aku pun secara konsisten membantu menjadi lawan bagi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sejak mempermasalahkan Kode Etik Psikologi sekian tahun yang lalu hingga akhirnya kau kupecat dari sistem kelompok kompatiologi; Selama itu kau secara konsisten menyerang lembaga pendidikan resmi yang ternyata kau akui atau tidak adalah mimpimu yang terbuang.
 
Audifax:
Satu, aku tidak pernah melawan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, tapi mengkritisi Psikologi.
Kedua, kamu bukan berada di pihakku, tapi menjadi penumpang gelap alias ndompleng tulisan-tulisan kritisku yang kamu fwd kemana-mana
Ketiga. Justru terlihat bahwa mimpimulah yang terbuang. Siapa yang dulu punya mimpi jadi psikolog anak Cent? Siapa yang punya mimpi kuliah di psikologi dan menjadi ilmuwan (pemikir)? Sekarang semua mimpimu itu bukan hanya terbuang cent, tapi sudah hancur berantakan.
 
Vincent:
Sejak pertama kali mengenalmu hingga saat itu aku sadar bahwa permasalahanmu adalah kau terlalu tidak peduli pada keberadaan dirimu sendiri (terlalu peduli pada pemikiran yang kau tuangkan dalam tulisan saja), hingga untuk mengaktualisasikan dirimu dari tidak ada menjadi ada kau harus mulai dari tukang protes, hingga putus asa sendiri lalu jadi pengemis terhadap pihak yang kau protes sendiri.
 
Audifax:
Cent, yang kelihatan sebagai pengemis yang tidak punya harga diri dan tidak punya sikap itu ya dirimu itu.
 
Orang di milis ini bisa track buktinya kok.
Siapa yang dulu ngemis-ngemis rekomendasi, termasuk ngemis-ngemis ke psikologi untuk sekedar bisa jadi mahasiswa psikologi? Ya dirimu Cent!
Buat member lain yang perlu bukti bagaimana Vincent ngemis, ini tracknya:
http://groups. yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/333
http://groups. yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/336
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/341 (Ini ngemis ke psikologi melalui tulisan: Kepada Yth: praktisi Psikologi Di tempat (Sesuatu untuk direnungkan)
 
Nah, lalu setelah kamu masuk psikologi kamu menunggangi tulisan-tulisanku supaya kamu kelihatan pintar. Buktinya? Ada di link: http://groups.yahoo.com/ group/psikologi_transformatif/message/803


Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!


__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Make a Virtual You

Show your style &

mood in Messenger.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Mail

Get on board

You're invited to try

the all-new Mail Beta.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: