Jumat, 28 September 2007

[psikologi_transformatif] Re: Dialog Jung - Philemon > Swas


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "swastinika" <swastinika@...> wrote:
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "sinagahp"
> sinagahp@ wrote:
>
> Swas, jangan cuma duduk-duduk manis dong ah .... ha...ha...ha...
>
> Yee.. si Abang (kan gak mau dipanggil Pakde ;)), kunci jawabannya udah
> dikeluarkan oleh Bang Harez, saya mau jawab apa lagi dong ;)?
>

harez:
Bentar ya Swas ...., aku mau "joget" dulu. Dipanggil "abang" sih .... gimana gituhh ... :)

Goyangnya pakai iringan lagu ini, biar sekaligus menumbuhkan rasa nasionalis.

lagu buat goyang > KLIK DISINI
 

BTW, waktu muncul kata "abang" aku koq ya terasosiasi dengan seseorang  yang bayar kuliah untuk 1 orang, tapi yang ikut kuliah 2 orang (sama jabang bayi di kandungan). Apakah berhubungan ? Apakah di dunia nyata kita pernah berbincang-bincang ? Apakah aku "pakdenya" Zidan?

swas:
> Anyway.. dulu saya juga sempat ragu, bener gak sih Philemon itu
> "spirit"? Jangan2 itu bagian dari diri sendiri (higher self? conscience?
> atau apa?). Atau malah mungkin lebih parah lagi: jangan2 Jung
> berhalusinasi seperti John Nash
>
> Yang jadi patokan saya persis sama dengan yang sudah dikutip oleh Bang
> Harez (maaf, saya nggak bawa bukunya ke kantor, jadi nggak ingat edisi
> tahun berapa yang saya punya dan halaman berapa. Tapi yang saya ingat
> tentang paragrafnya adalah seperti yang dikutip SHP):
>
> Philemon and other figures of my fantasies brought home to me the
> crucial insight that there are things in the psyche which I do not
> produce, but which produce themselves and have their own life. Philemon
> represented a force which was not myself. In my fantasies I held
> conversations with him, and he said things which I had not consciously
> thought. For I observed clearly that it was he who spoke, not I. . .
> .Psychologically, Philemon represented superior insight. He was a
> mysterious figure to me. At times he seemed to me quite real, as if
> hewere a living personality. I went walking up and down the garden with
> him, and to me he was what the Indians call a guru
>
> (versi online kutipannya ada di:
> http://www.psychoheresy-aware.org/jungleg.html
> <http://www.psychoheresy-aware.org/jungleg.html> )
>
> Yang saya tangkap adalah: Philemon itu mungkin sekali merupakan fantasi
> Jung, tapi.. ia adalah fantasi dari sesuatu nyata yang tidak dapat
> benar2 dilihat oleh Jung. Jung benar2 punya "teman diskusi", yang tidak
> bisa dia jelaskan, tapi bisa dia fantasikan. Fantasi ini yang kemudian
> dinamakan Philemon, walaupun mungkin aslinya namanya bukan Philemon :)
>


harez:
Saya ngutipnya juga dari situ :)

swas:
> Sebagai muslim saya percaya bahwa alam ruh itu terbagi 3, yaitu
> malaikat, ruh (manusia & hewan), serta jin. Dan seperti yang disebutkan
> dalam Al Jinn (surat ke 72 dalam Al Quran), jin ini tidak identik dengan
> setan. Jin ini seperti manusia saja layaknya; ada yang sholeh dan ada
> yang tidak sholeh. Yang tidak sholeh itu yang (seperti juga setan)
> menggoda manusia. Tapi.. jin yang sholeh bisa saja "berteman" dengan
> manusia to some degree, karena pada hakikatnya manusia bisa saja
> berkomunikasi dengan jin.
>


harez:
Kalau begitu setan apa dong Swas ? Apa setan itu ruh manusia ? Atau apa ?
Ada yang ketinggalan kayanya Swas, "iblis" ...., jadi bukan cuma 3  :)

swas:
> Yang terbayang oleh saja: selalu ada kemungkinan bahwa Jung sebenarnya
> punya "teman diskusi" seorang jin. Sebagai entitas yang berbeda, sangat
> mungkin sekali jin ini mengajukan pertanyaan2 pada Jung yang menajamkan
> teorinya. Pertanyaan2 yang tidak pernah terpikir atau tidak mungkin
> diproduksi oleh Jung sendiri. Namun.. sebagai seorang akademisi,
> pemikir yang hebat, mungkin susah juga bagi dirinya untuk menterjemahkan
> "siapa" temannya. Oleh sebab itulah, walaupun he honestly said that
> Philemon is a force which was not himself, he referred to his discussion
> with Philemon as "in my fantasies I held discussion.."
>
> Kenapa jin, bukan higher self? Well, menurut saya Jung cukup pintar
> untuk membedakan mana yang asalnya dari dia sendiri, dan mana yang
> bukan. Jadi saya positif thinking aja deh: kalau Jung bilang not
> himself, ya saya percaya.. hehehe.. Toh memang ada kemungkinan lain dan
> masih bisa dijelaskan sebagai jin :)
>


harez:
Pemahaman saya lebih mirip dengan pemahaman yang ada padamu, walaupun saya tidak menutup kemungkinan bahwa yang terjadi sebenarnya seperti yang Mas Leo pahami. Nanti coba saya renung-renung dan saya kaji-kaji lagi.

salam,
harez

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Be a Better Planet

Share with others

Help the Planet.

Best of Y! Groups

Check out the best

of what Yahoo!

Groups has to offer.

Yahoo! Groups

Beauty & Fashion

Connect & share

tips and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: