Rabu, 05 September 2007

[psikologi_transformatif] Re: Tomy T saja :)

iiiihhhhhhhhh As As
jadi kompor aja....

smile with me
Nala

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, as as
<as2004as_as@...> wrote:
>
> rangkul teruuuus, swasti
> peluk teruuuus, swasti
> rayu teruuuus, swasti
> trus ......
> hihihi
>
> swastinika <swastinika@...> wrote:
> Mau dipanggil manis sekali lagi, Mas? Iya deeeh... :)
> Mas Tomy manis yang semanis madu (tuh.. udah dikasih bonus satu
kali manis lagi ;))
> > walah...mbak Swastinika ini....bilang aq manis....sekali lagi
donk :)
> > pendapat yang aku bilang itu ya sudah ada beratus-ratus tahun
yang lalu....
> > lihat aja semua ajaran filsafat (tokohnya) ajarannya kesana
semua ko....
> > saya ke"konteks"nya mbak, biar lebih jelas ke mbak aja...sebelum
juga ke konteks dengan contoh...
> Betul, semua ajaran filsafat mengarah pada kebenaran hakiki ;).
Dari awal yang saya tidak setujui dari Mas Tomy kan bukan
konsep "kebenaran itu ada dengan sendirinya", tapi pada apa yang Mas
Tomy tempatkan sebagai kebenaran itu ;) Bisa dipahami maksud saya,
Mas ;)? Atau mesti saya ulang lagi perbedaan antara yang hakiki
serta interpretasi terhadap apa yang kita temui sehari2 ;)?
> Kehakikian kebenaran itu sendiri, setahu saya, belum pernah ada
kata sepakat antar para filsuf yang berbeda aliran, walaupun
ajarannya mengacu pada hal itu :) Saya nggak perlu menyebut nama
filsuf ya, Mas Tomy tentu cukup tahu apa yang saya maksud tentang
ini :)
> > mbak bilang ngerti tapi mbak menunjukkan sebelumnya ga
ngerti....ahahahah
> > pesan sponsor mbak....hati hati menggunakan pandangan nya mbak,
entah itu prejudice atau bukan, apriori atau bukan, dst....karena
ituhanya cara dan sistem.....bisa jatuh kerelativisme...sebelum
memberi pandangan pegang dulu lah dasar dasarnya!
> Boleh2 saja Mas Tomy beranggapan bahwa saya sebenarnya nggak
mengerti dan nggak memegang dasarnya ;). Tapi kalau Mas bicara
tentang relativisme... wah, it's clear that you don't understand
what I've been saying at all :)
> Dasar yang saya pegang adalah pemahaman saya tentang "filsafat
hidup" saya, Islam. Setelah pernah cukup membaca tentang filsafat
(barat & timur), pada akhirnya saya kembali terhadap
kajian "filsafat hidup" saya sendiri. Dan saya mahfum sekali apabila
kemudian terlihat bahwa [meminjam kata2 Mas Tomy] saya dekat
dengan "relativisme". Memang demikianlah yang akan terlihat dari
sisi orang yang tidak mendalaminya :)
> > lihat aja contoh sekarang, sex bebas...kenapa? karena mereka
melihat ah...biasa, kenapa harus dilarang kata mereka? kan enak? aku
mencintainya ko? hukum itukan hanya kesepakatan manusia, nah saya
sepakat ko sebelum melakukannya...dst adi kenapa harus dilarang???
> Ini yang menunjukkan bahwa Mas Tomy memang benar2 tidak mengerti
apa yang saya katakan :). Ketika bicara tentang kebenaran hakiki,
saya tidak bicara tentang perilaku sehari2 atau interpretasi
terhadap perilaku sehari2 :). Saya bicara tentang core value-nya,
tentang esensi yang mendasari suatu tindakan :)
> Dalam kasus ini saya sependapat dengan Mas Tomy: seks bebas itu
mestinya dilarang, karena itu "salah", meskipun bisa
dijustifikasikan (bukan diinterpretasikan) dengan alasan2 yang Mas
sebutkan. Bagaimana pun, kalau buat saya pribadi, saya perbuatan
yang melanggar beberapa "kebenaran yang saya percayai sebagai
hakiki": melanggar hukum (agama tentang perzinahan) itu adalah
perbuatan yang salah, merugikan orang lain (dalam hal ini mencoreng
nama keluarga besar) itu adalah perbuatan yang salah, dan
menyetujui/mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang
melanggar hukum/bisa menimbulkan kerugian adalah hal yang salah :)
> Tapi.. karena prinsip saya seperti itu, saya bukan hanya akan
melarang seks bebas. Saya juga insya Allah menghindari korupsi,
mencuri, mencaci maki, .. bahkan sedapat mungkin tidak merugikan
kendaraan di belakang saya dengan tidak memperhatikan lampu lalu
lintas sudah berganti hijau :)
> > begitu juga membunuh.....misalnya kalau anak yang di dalam
kandungan tidak di bunuh maka ibunya 90 persen akan mati kata
dokter. apakah kita lantas memutuskan anaknya saja mati? apakah
membunuh anak itu lebih bermoral dari membunuh ibu nya? melihat
nilai hidup...benarkan anak itu lebih rnedah nilainya dari ibunya?
> Aaah.. jadi menurut Mas Tomy, jika anak itu digugurkan untuk
menyelamatkan nyawa ibunya, maka anak itu nilainya lebih rendah dari
ibunya? Begitu takaran moral Mas Tomy ;)? Sudahkah Mas pertimbangkan
bahwa jika tindakan kuret itu tidak dilakukan, dan ibunya memang
meninggal, bagaimana nasib anaknya lahir tanpa ibu? Itu juga bila
anaknya berhasil lahir, kalau anaknya ikut mati, bagaimana? Apakah
lebih bermoral buat kita, lebih menghargai hidup, ketika kita
membiarkan seorang ibu mati dan anaknya kemungkinan hidup menderita?
Apakah lebih bermoral buat kita, lebih menghargai hidup, jika kita
membiarkan seorang ibu pasti mati dan si anak dalam kandungannya
hampir pasti ikut mati ;)?
> Ada satu dalil dalam "filsafat hidup" saya: dalam keadaan
darurat, pelanggaran terhadap beberapa yang dilarang itu dapat
dibenarkan. Saya rasa ini adalah salah satu keadaan darurat itu.
Membunuh itu dilarang, tapi dihadapkan pada pilihan seperti ini,
maka memilih salah satu lebih baik daripada mengorbankan dua2nya.
Mengaborsi janin dalam kondisi seperti ini berbeda hukumnya dengan
mengaborsi bayi hasil hubungan seks bebas :)
> Tapi.. yang harus dicatat, dalam menentukan bahwa ini memang
keadaan darurat atau masih bisa diusahakan hal lain, itu harus
sangat hati2. That's why conscience becomes my compass, and my logic
is only my GPS :).
> > nah....hati hati menggunakan nilai subyektif itu
mbak...membunuh adalah membunuh. nilai dasar inilah yang harus di
pegang sebelum membuat keputusan...
> Terima kasih atas sarannya. Tapi seperti saya katakan pada Mas
Tomy sebelumnya, saya tidak bicara tentang kebenaran di level
perilaku sehari2. My conscience is my compass, and my logic is my
GPS ;)
> > jadi bukan pandangan saya sendiri mbak....
> > wong aq ini dapat dari belajar yang di bayar mahal......:)
> Wah, terus terang, Mas, membaca kalimat yang terakhir ini kok
saya malah jadi prihatin :). Mas sudah membayar mahal untuk
mendapatkan pelajaran, namun yang didapat kok hanya sedemikian :)
Kalau begitu saya sungguh beruntung, tidak perlu bayar mahal2 untuk
mendapatkan pelajaran yang (menurut pendapat saya) lebih baik :)
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your
story.
> Play Sims Stories at Yahoo! Games.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Fitness Edge

A Yahoo! Group

about sharing fitness

and endurance goals.

Best of Y! Groups

Check out the best

of what Yahoo!

Groups has to offer.

Summer Shape-up

on Yahoo! Groups

Trade weight loss

and swimsuit tips.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: