Minggu, 25 November 2007

[psikologi_transformatif] Curaht Eksesif, Apa Itu?

Curhat Eksesif, Apa Itu?

Sawitri Supardi Sadarjoen psikolog

Curhat adalah istilah populer yang merupakan singkatan dari "mencurahkan isi hati". Tidak dapat dimungkiri setiap individu dapat dipastikan membutuhkan seseorang yang dipercaya dan dirasa enak untuk diajak berbicara, terutama untuk mengungkapkan isi pikiran dalam benak dan juga perasaan-perasaan tidak nyaman yang ada di dalam hatinya.

Melalui curhat, beban mental seolah sirna sesaat dan dada terasa ringan, bahkan banyak yang menyatakan setelah mendapat kesempatan curhat kepala terasa ringan dan terasa akar-akar yang membelenggu dan menjerat kepala seolah tercabut.

"Ibu, sudah lima tahun saya hidup mandiri karena kedua orangtua saya tinggal di Indonesia bagian timur. Sebenarnya saya enggan menceritakan masalah saya kepada Ibu karena pada dasarnya saya adalah orang yang yang sangat tertutup. Namun, rasanya saya sudah tidak tahan lagi dengan permasalahan yang saya hadapi.

Saya, ibu satu anak yang masih bayi, Bu. Saya terpaksa harus menikah, dan mau tidak mau menjadi istri kedua, setelah saya hamil untuk kedua kalinya dengan teman curhat saya. Karena saya tidak mau menggugurkan kandungan untuk kedua kali, saya memaksanya menikahi saya. Usul untuk kawin siri pun akhirnya saya jalani.

Perkawinan saya sampai saat ini tidak diketahui orangtua saya. Yang terjadi setelah perkawinan, dia ternyata tetap memperlakukan saya sebagai istri simpanan. Saya tidak dikenalkan kepada keluarga dan pertemuan pun masih dilakukan sembunyi-sembunyi pada waktu luang yang ia miliki.

Saya sedih dan merasa tertipu, tetapi mau cerai anak saya sudah lahir dan saya merasa tidak sanggup membesarkan anak sendiri. Hati saya terus dilanda kecemburuan terhadap istri pertamanya karena saat masih dalam tahap saling curhat, suami saya juga mencurahkan isi hatinya kepada saya. Dia menyatakan sama sekali tidak cocok dengan istrinya dan punya maksud bercerai. Ternyata hingga saat ini dia tidak menceraikan istrinya dan dalam segala hal tetap mendahulukan kepentingan istri pertama dan kedua anaknya, sementara perhatian kepada saya dan anak saya, ya hanya sekadar dan seadanya. Apa yang harus saya lakukan, Bu?" Demikian O (28), seraya menangis tersedu-sedu.

Timbul pertanyaan, bagaimana mungkin perkawinan siri menjadi hasil akhir dari saling curhat?

Dinamika

Dinamika interaksi dalam curhat menempatkan teman curhat sebagai teman terpercaya. Posisi teman curhat pun menjadi penting dalam diri si pencurhat karena merasa ada teman yang mendengarkan dengan sabar apa yang dikeluhkan, memberi dukungan, memberi jalan keluar, memerhatikan, dan penuh pengertian. Demikian pula posisi si pencurhat.

Lama-kelamaan, karena merasa relasi sudah dekat, teman curhat pun mengeluhkan masalahnya kepada si pencurhat sehingga terjalinlah relasi interaktif yang saling mengisi dan diisi. Relasi intim antardua orang lain jenis membuka peluang berkembang menjadi relasi penuh cinta kasih. Teman curhatnya adalah teman kerja lain jenis yang sudah berkeluarga.

Memang ungkapan curhat mula yang dilontarkan O adalah sekitar hubungan pacaran yang terasa kurang sesuai dengan apa yang diharapkan O. Tetapi, ternyata teman curhat O akhirnya pun mengeluhkan perkawinannya yang tidak bahagia.

Dengan keberadaan teman curhat yang dirasa penuh perhatian dan pengertian ini, O serentak memutuskan hubungan dengan pacar yang sudah selama tiga tahun terbina. Perkembangan relasi macam mana yang akhirnya terbina antara O dan teman curhatnya?

O merasa teman curhatnya penuh pengertian, pendengar yang baik, sangat atentif, lembut. Pada O pun berkembang perasaan kasih sekaligus kasihan, kenapa orang sebaik teman curhatnya diabaikan istrinya. Timbul pula reaksi yang sama pada sisi teman curhat, O sebagai gadis manis, penuh pengertian dalam menanggapi ungkapan perasaannya, kenapa diperlakukan dengan cara kurang baik oleh pacarnya.

Tanpa disadari relasi intim tersebut berkembang menjadi saling tertarik satu sama lain, saling jatuh cinta. Selanjutnya, tanpa disadari pula keinginan menyatu dalam hubungan fisik pun terpicu dan terjadi pula.

Ekses lanjut

Pengguguran kehamilan pertama menyisakan rasa berdosa yang dalam pada diri O dan membuat O tetap membutuhkan teman curhatnya untuk menemani perasaan tidak nyaman oleh rasa berdosa. Sementara itu, kebutuhan biologis lanjut dalam diri O sulit O kendalikan sehingga relasi fisik intim berulang kembali. Terjadilah kehamilan kedua yang memaksa O mendesak adanya ikatan perkawinan kepada teman curhatnya.

Terjadilah perkawinan siri yang membuahkan perasaan menyesal, cemburu berlanjut, kejengkelan berlanjut, dan kesedihan berlanjut, yang sering menjadi pemicu pertengkaran O dengan suaminya. Hilang sudah kemesraan relasi, sikap pengertian "teman curhat" yang saat ini sudah menjadi suami. Yang ada hanya pertengkaran berlanjut oleh karena O merasa tidak diperlakukan wajar dan adil sebagai istri kedua oleh suaminya.

Berbagai perasaan negatif yang berkembang dalam diri O yang jauh dari rasa nyaman dan aman sambil mendapat kejelasan ke mana arah dari perkawinan siri tersebut adalah ekses dari curhat terhadap lawan jenis.

Jadi, waspadalah dalam mencari teman curhat agar terhindar dari ekses-eksesnya.

Sumber: KCM, Minggu 25 November 2007.


Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Green Y! Groups

Environment Groups

Find them here

connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: