Minggu, 25 November 2007

Re: [beasiswa] (Info) Times Top400 universities- Warning untuk Indonesia.......

Saya banyak ketemu pakar atau yang mengaku dirinya pakar tamatan luar negeri, dengan gelar dari ujung sampai ujung, saya kenal seorang guru besar dengan titel, Prof. dr. Si Anu, DTM&H, MSc, PhD, DSc(Hon), SpA(K). Ada juga Prof. dr. Si Anu, MPH, MSc, PhD, SpA(K), ada juga Prof. Dr.med. dr Sianu...., Prof. dr. Si Anu, DTM&H, M.Comm.H., M.Sc., PhD, SpParK de el el.
Titel banyak, lulusan luar negeri ia, bekerja di institusi pendidikan, tetapi knapa gak maju?
Mungkin karena kita orang Indonesia masih banyak yang primordial, status quo, nyaman dengan apa yang sudah ada, tidak ada maksud untuk melakukan sesuatu guna antisipasi masa depan., semua untuk diri dan golongan. Mudah-mudahan kedepannya semua lebih baik.

Budi Nugroho <budi_hn@yahoo.com> wrote:
////////////// MODERATOR'S NOTE - IPG ////////////////
Sama seperti yang Budi rasakan, saya pun tidak terlalu 'percaya' dengan ranking2an seperti ini meskipun di lain pihak saya akui pula bahwa berbagai daftar ranking universitas yang dibuat oleh berbagai pihak bisa membantu calon mahasiswa dalam mencari sekolah yang dirasa 'cocok' bagi mereka.
Catatan lain: ranking dari Times ini jelas akan sedikit 'bias' ke universitas2 di Inggris (UK) karena penerbit ranking tsb berbasis di UK.
Yang tidak kalah pentingnya dalam mencermati ranking universitas adalah kriteria mereka dalam pemberian ranking karena biasanya pemberian ranking ini sifatnya multimodal sehingga elemen2 penilainnya pun mesti kita perhatikan dan perhitungkan satu per satu.
//////////////////////////////////////////////////////

Miris melihat hasil ranking Indonesia dari Times,
meskipun saya gak percaya rangking2-an, apakah ada
jaminan kalo sekolah di Uni yang top bisa
di-aplikasikan di Indonesia, banyak peneliti dan
teknokrat kita jebolan uni2 top tsb., tapi begitu
balik di Indo malah jadi birokrat atau cuman jadi
administrator negara aja.

Menurut saya "infrastruktur pendidikan" kita masih
payah bener, gak mampu bersaing di tingkat asean
apalgi Asia, padahal syarat utama globalisasi kedepan
adalah ketersediaan SDM yang mumpuni, level global
dengan locus ditingkat lokal.

Bercermin dari keberhasilan India membuat "Silicon
Valley" kedua di Bangalore adalah hal yang patut kita
contoh, apakah infrastruktur mereka lebih kuat
dibanding kita? atau jumlah penduduk miskin kita lebih
besar dari mereka? belum tentu. Jadi dimana letak
kekurangan kita?.....

Thanks.


INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: