Minggu, 30 Desember 2007

Bls: [psikologi_transformatif] Keprihatinan

Masa Depan Paradaban dan  Ketersediaan Pangan
Thomas R Malthus (1766 - 1834) meramalkan dunia akan selalu kekurangan pangan karena manusia tumbuh menurut deret ukur sedangkan pangan menurut deret hitung.
The Green Revolution (1960) berhasil mengatasinya dengan mengintrodusir  benih unggul, pupuk kimia dan pestisida serta pengairan yang baik sehingga produksi melimpah sampai terpaksa dibuang ke laut untuk menjaga supaya harga dunia tetap stabil sehingga gairah petani menanam tetap tumbuh. Tokohnya adalah N.Borlaug lahir 1914 sehingga mendapatkan hadiah  Nobel.
40 tahun setelah The Green revolution, cara ini mulai terasa dampaknya pada lingkungan : kesuburan menurun karena terlalu banyak bahan kimia, organisme dan satwa hilang karena rantai ekologisnya terputus.
Kembali ke pertanian organik hanya bisa mengatasi kebutuhan setempat, dan tidak bisa menyelesaikan masalah dunia.
===
Tahun 1914, penduduk dunia 1,6 milyar, tahun 2005 menjadi 6,5 milyar dan 2025 diramalkan menjadi 8,5 milyar ( 17 tahun yang akan datang)
Ketika IPB didirikan (1982) penduduk Indonesia 60 juta. Tahun 2007 menjadi 230 juta dan 2025 akan menjadi 300 juta.
=====
Ditambah lagi dengan pengalihan produk pertanian untuk bio-fuel dan terjadinya perubahan iklim sebagai dampak pemanasan global.
Kalau ada pengurangan konsumsi minyak, berdampak pada menurunnya pertumbuhan, hilangnya lapangan kerja.
Kalau hrs ada penggantian besar-besaran mesin yang sekarang dengan yang hemat energi, bagaimana mendanainya ?
======
Pengurangan jumlah manusia dengan membiarkan dilanda pandemi, menunjukkan kegagalan science.
Sepanjang sejarah hanya terjadi di Spanyol, dan mengurangi 50 juta jiwa.
Family Planning secara drastis, akan terbentur dengan urusan moral.
Perang konvensional hanya mengurangi beberapa puluh ribu orang saja dan akan dicegah oleh PBB.
Perang nuklir, dampaknya tidak bisa dilokalisir, akan menyebar kemana-mana untuk waktu lama sampai reaksi kimianya berhenti dengan sendirinya.
Kepingin tahu apa kata tukang ramal kalau dihadapkan pada situasi ini ?
=====
Satu-satunya jalan adalah merubah 'mind set' manusia tentang hakikat dirinya, perannya dalam masyarakat (sebagai mahluk sosial) dan alam semesta (sebagai mahluk ekologis).

Kearifan Kuno dari berbagai belahan dunia sudah mengajarkan kesadaran ini :

Vimalakirti dari India (awal Masehi)

" Gunung Semeru, mengandung biji lada,
Di dalam setiap biji lada, bersembunyi seluruh alam semesta ;
Karena dunia menderita, saya ikut menderita,
Karena manusia sakit, saya ikut merasa sakit "
Tri Hita Karana " Persatuan antara Sang Pencipta - Manusia dan Alam Semesta "

Konfusius dan lao Tzu dari Tiongkok
" Langit adalah  Ayah dan Bumi adalah Ibu "

Promotheus dari Yunani sebelum Socrates
Meninggalkan surga untuk menghangatkan dunia yang kedinginan.
Intinya adalah semua menunjuk ke pandanga yang sama yaitu :
Bagaimana kehadiran manusia bisa menjadi Rahmat bagi seluruh Alam Semesta atau Hamemayu Hayuing Bawana
=====
Masalah ini dibahas dalam buku " Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban " Penerbit Buku Kompas.
Tebal buku 900 halaman harga Rp 132.000,--, ditulis 45 pakar dari berbagai bidang.
Buku termurah yang sangat berbobot karena satu pakar hanya dihargai Rp 3000,- dan satu halaman Rp 150,-
=====
Karena intinya adalah perubahan 'mind-set', maka dianjurkan dibaca oleh masyarakat pemerhati psikologi.
Peserta millis ini adalah kebanyakan orang muda , seharusnya sangat concern dalam urusan ini karena merekalah yang akan hidup di masa depan. Pergunakan potensi dan waktu anda untuk membangun kesadaran ini.

Selamat Tahun Baru 2008
Jusuf Sutanto

----- Pesan Asli ----
Dari: wolikertajiwa <wolikertajiwa@yahoo.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 27 Desember, 2007 9:12:58
Topik: [psikologi_transformatif] Keprihatinan

Akibat hujan dan naiknya air laut, banyak lokasi di Indonesia mengalami
banjir dan longsor. Di Karang Anyar, Kompas 26 Desember 2007, ada 66
orang tewas tertimbun tanah longsor. Perlawanan alam terhadap kelakuan
manusia mulai menunjukkan kehebatan dan ke-sangar-annya.

Musibah alam, kemiskinan dan kebodohan, sudah seharusnya menjadi
keprihatinan kita bersama. Melalui upaya yang beragam.

Keprihatinan ini semestinya mendorong kita untuk tidak meributkan
pepesan kosong, debat kusir, dan sejenisnya. Keprihatinan ini
semestinya membuat kita bersatu padu.

WK




Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Green Groups

on Yahoo! Groups

share your passion

for the planet.

Yahoo! Groups

Wellness Spot

A resource for Curves

and weight loss.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: