Senin, 24 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Rasa cabe dan rasa-rasa lain

Bagaimana rasanya cabe ? Pedas. Kalau ditanya apa itu pedas, bisa
dideskripsikan melalui analogi 'panas' dsb atau simtom-simtomnya.
Mengikuti Sidney Hook, filsuf pragmatisme Amerika, serupa dengan
Filsafat Eksistensialisme Martin Heidegger bertanya "mengapa ada
ketiadaan, mengapa tidak ada ketiadaan ?". Nggak perlu dijawab, kata
Sidney Hook. Orang boleh menjawab pertanyaan kenapa Jam dinding
ditaruh disitu, tapi tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya yang kurang penting / perlu untuk dijawab.

Prof Frans Magnis Suseno, seorang filsuf dan romo Katolik Indonesia,
lahir dan besar di Jerman. Dalam suatu kuliahnya di Fakultas
Psikologi dia bercerita, bahwa setelah sekian tahun tinggal di
Indonesia dia tetap belum bisa 'merasakan' rasanya 'amis'
dan 'gurih'. Sampai sekarang. Apa artinya ini ? secara teori saya
nggak tahu jawabannya. Tapi kira-kira... rasa-rasa itu dipahami
melalui pembelajaran dari masa kecil, dan tidak bisa lagi dipelajari
pada saat orang sudah dewasa. Dan ada 'kata' yang sudah 'membadan'
melalui proses budaya.

Saya ingin mengatakan juga dalam hal ini, bahwa 'mengalami' sendiri
rasa 'gurih' dan rasa 'amis' tidak membuat Romo Magnis
dapat 'merasa' atau memahami gurih dan amis. Secara kognitif dia
bisa melakukan korelasi antara 'amis' dengan ikan mentah,
dan 'gurih' dengan lauk / makanan yang enak. Lumayanlah, bisa 'tahu'
walaupun tidak bisa merasakan.

WK

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Fitness Edge

A Yahoo! Group

about sharing fitness

and endurance goals.

Dog Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about dogs.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: