Senin, 31 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Re: [vincentliong] Fwd: Re: Salah satu alasan kenapa Kompatiologi berhasil??

"Biar aja secara alami semua orang akan menemui jati
dirinya untuk menghadapi hidup ini (bukan menghadapi mati lho).

"Hanya satu golongan yang tidak akan kuberitahu bahwa, 'Hidup hanyalah untuk menunda mati', adalah golongan orang berkata ketika kutanya, 'Hidup untuk apa?' dan mereka menjawab :

"Hidup untuk beribadah."

anda berkata lagi :

"Nah yang jadi masalah adalah bagaimana kita menghadapi mati. Ini hanya
yang membuat kematian itu sendiri jawabannya."

Yang Membuat Kematian itu banyak cara : Albert Camus dalam buku The Strangers, menekankan bahwa lebih mudah baginya dijatuhi hukuman mati atas perbuatannya karena dia tidak perlu lagi memikikan bunuh diri atau menunggu mati seperti kodratnya sebagai mahluk hidup.. yang kemudian menjadi mahluk mati.

Novel The Strangers atau Orang Aneh.. salah satu novel favorit saya.. bahkan saya mengaggumi Albert Camus yang ketika mudanya membantu Aljazair dari Perancis yang berusaha mendudukinya.. padahal Albert Camus orang Perancis.. dan ia menentang negaranya sendiri??

"What is Nationalism?"

"Nationalism is when you go to ceromonial with hypocrytes in any kind uniforms : uniform of religion, uniform of constitutional and any kind of uniform army!"




 
Date: Mon, 31 Dec 2007 15:20:30 +1100
From: "australi abu musa" <hamiluddakwah@gmail.com>
To: "Vincent Liong" <vincentliong@yahoo.co.nz>
Subject: Re: Salah satu alasan kenapa Kompatiologi berhasil??

hm...
gitu toh.

Kalau gitu, yah biar aja secara alami semua orang akan menemui jati
dirinya untuk menghadapi hidup ini (bukan menghadapi mati lho).

Nah yang jadi masalah adalah bagaimana kita menghadapi mati. Ini hanya
yang membuat kematian itu sendiri jawabannya.

Sudahkah kita bincang2 sama yang membuat mati. Kalau jawabnya sudah,
berarti kita sedang mimpi. Jika ngotot benar2 sudah, maka kita harus
buktikan bahwa kita punya jalur khusus untuk komunikasi dengan bukti
sebuah mu'jiZat (artinya, sesuatu perbuatan yang tidak bisa ditandingi
oleh mahluq apapun kecuali Dia (yang membuat mati).
Alternatif jawaban yang sangat rasional, bahwa kita punya kitab suci,
yang benar2 terbukti bahwa orang tidak bisa menciptakannya, dan tak
sanggup menandinginya.
Al-Qur'an yang berbahasa Arab, sudah dibuktikan oleh pakar2 Arab dulu
hingga sekarang, ternyata Muhammad yang kampungan dan buta huruf,
menjadi sorotan dunia saat itu. Dia berkata tentang kedokteran, ia
menerangkan tentang astronomi, ia berbicara tentang sejarah manusia
dari nol hingga zamannya. Kursus dimana Muhammad itu ?.Bahkan ia
berkata tentang negri China (dalam bahasa Arabnya As-Siin), padahal
belum pernah pergi kesana.
Inilah kitab suci, yang tak satupun manusia sanggup membuatnya saat
itu hingga hari ini.
Kitab yang mengatur sistim hidup dan mengendalikan diri dan rasa itu
sangat lengkap sebagai solusi didalam berbagai masalah. Al-Qur'an itu
mengatakan WANAZZALNAA 'ALAIKAL KITAAB, TIBYAANA LIKULLI SYAI'IN (kami
turunkan padamu alkitab, untuk menerangkan apa saja).
Hanya saja, memang kaum muslimin sebagai pemeluknya banyak yang bodoh
dan dibodohi dengan sistim barat yang menjadi pemenang dalam dekade
saat ini. Dan alQur'anpun menerangkannya...TILKAL AYYAAMU NUDAAWILUHAA
BAINANNAAS (itulah hari2 yang Aku pergilirkan bagi ummat manusia).
Tapi saya yakin, jika sistim Islam berdiri (sistim Khilafah), maka
semua manusiapun akan terlindunginya sebagaimana di era keemasan Islam
di abad sejak zaman Rosul hingga abad 18....
Jika ini diyakini, bukan tidak mungkin, surat al-FAth dalam alQur'an
berlaku kembali, bahwa manusia berbondong-bondong masuk Islam.....
Thanks Vincent atas usaha komunikasinya.
Abu Ibrahim.

On 12/29/07, Vincent Liong wrote:
> Subject: Salah satu alasan kenapa Kompatiologi
> berhasil??
> From: tinta negatif
> DDT: Sat Dec 29, 2007 5:13 am
> e-link:
> http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/23507
> http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3227
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/37100
> tinta negatif wrote:
>
>
> Orang yang tidak mampu melihat atau buta masih bisa
> bertahan hidup
> begitu juga dengan orang yang kurang dalam hal
> pendengaran atau istilahnya
> tuli.
>
> tapi bagaimana dengan orang yang tidak memiliki lidah
> atau sesuatu yang
> digunakan untuk mengunyah, menelan, atau untuk
> 'merasa'?
>
> salah satu alasan kenapa kompatiologi berhasil..
> karena kompatiologi
> menitikberatkan pada proses pengindraan melalui
> lidah.. yang untuk
> merasakan minuman dari rasa manis, pahit, asem dan
> lain-lain.
>
> saya berkali-kali ceramah pada orang bahwa kita ini
> hidup ini untuk
> menunda mati. Kita makan karena lapar dan kelaparan
> salah satu
> cara paling mudah untuk mati. begitu juga kita minum
> karena kita
> haus, oleh karena kehausan dapat menyebabkan orang
> mati juga.
>
> setiap hari kita makan. ada yang menunya sama setiap
> hari. ada
> yang beda-beda. ada yang hanya makan sehari.. atau ada
> juga
> makan tiga kali sehari.
>
> "Hal ini dapat membuktikan bahwa orang bisa saling
> membunuh karena
> perbedaan pendapat dan keyakinan. Tapi orang tidak
> akan membunuh
> orang lain karena mengatakan.. bahwa nasi goreng ini
> tidak enak.. atau
> ketoprak itu enak. Bahwa masakan ini kurang garam..
> dimana yang lain
> mengatakan keasinan."
>
> "Hal yang paling subjektif adalah apa yang dirasakan
> oleh lidah!"
>
> Dalam sesi pertama Dekon Kompatiologi.. adalah menebak
> rasa minuman
> dan sensasinya.. dimana masing-masing orang wajib
> menjelaskan rasa suatu
> minuman (yang dibeli di supermaket) dengan gayanya
> masing-masing. Dimana
> hal-hal yang bersifat suci, pangkat tinggi, terhormat
> tidak terhormat, formal tidak
> formal, kemapanan atau anti kemapanan.. bukanlah hal
> yang menentukan benar
> atau salahnya pendapat orang tersebut. Mau setinggi
> apa pun derajatnya.. kalau
> minuman itu rasanya pahit! dan orang lain mengatakan
> hambar atau kurang manis.. itu hanya pendapat-pendapat
> saja. Ia hanya mengatakan apa yang dirasakan terhadap
> minuman tersebut. Tidak ada benar-salah. Tidak ada
> terhormat-tidak hormat. Tidak ada darah biru atau pun
> darah coklat. Ketika berhubungan dengan rasa.. setiap
> orang punya pendapat.. dan rasanya masing-masing.
>
> Kenapa demikian?
>
> "Karena syarat hidup adalah makan. Dari kecil kita
> makan. Dan kita makan
> untuk bertahan hidup, dimana kita bertahan.. yaa untuk
> menunda mati. Dan makan adalah suatu rutinitas yang
> kita lalui setiap hari. Mau kita manjakan lidah kita
> berbagai macam makanan yang berbeda setiap hari. atau
> makanan yang sama setiap hari (itu semua melihat
> kebutuhan dan keuangan). Ada orang yang prinsipnya
> kenyang enggak peduli cita rasa. Ada juga yang
> prinsipnya cita rasa tinggi.. kenyang hanya efek saja.
> Ada juga yang cita rasanya setengah.. kenyangnya juga
> setengah. Yaa semua kembali pada setiap manusia
> bagaimana memanjakan lidahnya."
>
>
> nah, disinilah Kompatiologi.. berhasilnya... ketika
> semua orang yakin dengan semua rasa yang diminumnya..
> atau sensasi yang timbul.. maka setiap orang
> pada dasarnya memiliki sistem pengukuran sendiri.
> Apalagi dalam hal lidah..
> yang esensial dan super penting, rutin dan
> sehari-hari.
>
> ketika proses dekon terdekon menganalisa.. bahwa dari
> hal sederhana saja.. setiap individu memiliki pendapat
> dan interpretasi masing-masing.. apalagi sampai hal
> yang rumit.. bisa ada penambahan atau pengurangan..
> terhadap kesimpulan realita-realita.. mau pun
> dogma-dogma yang pernah ia pahami.. dan itu semua
> untuk kepentingannya sendiri!
>
> kekuatan karakter dari masing-masing individu terhadap
> rasa yang dirasakan.. pada akhirnya akan membuat
> terdekon berpikir.. bahwa keberagaman bukanlah
> keniscayaan.. dan bahwa keseragaman dan pembentukan
> pola pikir melalui cuci otak.. akan mudah
> dipatahkan... karena ketika berhubungan dengan rasa..
> (yang rutin seperti lidah ketika makan) setiap orang
> adalah ahlinya. setiap orang memiliki pengukurannya
> masing-masing. mau itu enak atau tidak enak. pas atau
> tidak pas.
>
> Kompatiologi berhasil karena menekankan pada indera
> yang dimanjakan setiap hari. Indera yang fungsinya
> paling vital yaitu untuk makan dan minum. Dimana
> kebutuhan paling dasar ketika orang bangun pagi.. atau
> terlalu larut begadang..
> mereka butuh karbohidrat.. dan butuh tenaga. untuk
> mengembalikan kondisi tubuh..
>
> Itulah kenapa Vincent mengatakan bahwa sesi ramal
> hanya keren-kerenan.. bukan sesuatu yang wah-wah..
> atau dahsyat.. dimana sesi paling penting adalah
> ketika sesi pertama atau dekon menebak rasa dan
> sensasi dari suatu minuman.. dimana indera lidah (yang
> rutin sehari-hari, hukumnya wajib) yang kemudian
> diuji, dites, dan di.................. gitu deh.
>
> kalau belum jelas...
> yaa sudah
> tapi para terdekon sepertinya paham apa yang aku
> maksud.
>
> Salah satu alasan kenapa Kompatiologi berhasil??
>
> "Karena bermain di wilayah rasa dari lidah. Dan
> sesungguhnya lidah mengirim data-data yang subjektif..
> yang terlepas dari benar salah, baik buruk, surga
> neraka.."
>
> ha ha ha!
>
>
>
> Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com
>


Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Food Lovers

Real Food Group

on Yahoo! Groups

find out more.

Endurance Zone

on Yahoo! Groups

Communities about

higher endurance.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: