Selasa, 29 Januari 2008

Re: RE: [psikologi_transformatif] Re: Untuk 'Revolusi Diam' di Psikologi & Il

iya, iya, As....
kamu jauh lebih ngganteng, sexy dan six packs, keren pokoknya...
dan ngangenin yang jelas....
*ngguyu banter*

 
On 1/25/08, as2004as_as <as2004as_as@yahoo.com> wrote:


Ini tulisan One Boelle
Yang aku, As as, gak pernah nulis kayak itu
Sama sekali gak tertarik masalah seperti itu.


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, One Boelle <mr.chader@...> wrote:

Saya tertarik dengan ungkapan dari anda yang menyatakan kesebalan anda bahwa pandangan "Mabok Teh" tidak mempunyai "encouragement rekon" pada tahap selanjutnya.

Hal ini sebenarnya memang sulit dapat kami ungkapkan, karena berhadapan dengan masalah "sebab dan akibat" serta keterbatasan kita sebagai, kembali, manusia.

Adalah memang benar Dekonstruksi terjadi saat Mabok Teh, untuk kemudian, selanjutnya, rekonstruksi harus berdasarkan "interest" pribadi masing2, karena kami tidak ingin terjadi adanya suatu "pembentukan" suatu pandangan, sehingga seolah2 kami malakukan perubahan pada kehidupan ini secara langsung/direct. Dilain sudut, kamipun tidak menginginkan terjadinya doktrinasi terhadap "terdekon" dengan apa yang menjadi pandangan dan warna kehidupan/pemikiran pendekon itu sendiri. Sebenarnya hal itu dapat dengan mudah kami lakukan. Tapi apa yang menjadi pandangan kami adalah bahwa, kita sebagai manusia, tidak harus campur tangan dalam masalah jalan kehidupan itu sendiri dengan terlalu dalam. Biarlah yang namanya nasib, berlaku sebagai nasib itu sendiri berjalan dan melakukan keputusan, sehingga kami akan tetap berada diluarnya tanpa ikut menentukan. Setidaknya, apa yang telah dia lakukan (dengan siap untuk di mabuk-an), sedikitnya dapat membuat suatu kemungkian yang baik, menjadi
lebih pada tempatnya secara memang menurut yang seharusnya.

Mengenai apa yang terjadi dengan dekonstrusi itu sendiri, kami pandang, hanyalah menyediakan sebuah jalan, sebuah kemungkinan yang lebih lebar. Sehingga objek terdekon masih memiliki hak dan kewajibannya atas setiap keputusannya sendiri. Inipun akan terjadi jika objek tersebut ternyata siap berdasarkan jalannya hukum alam. Dalam artian dan contoh, banyak objek yang mendaftarkan diri secara sukarela, namun, tidak sedikit pula yang "kabur" tanpa pesan atau bahkan, malah menjalani proses dekon dengan sambil mengeluarkan "mantera2" yang menurut dia dapat menolak efek Dekon tersebut (yang ini pernah terjadi Di Bandung). Padahal, awalnya dia datang dengan minat untuk didekon...! Sungguh manusia itu aneh...

Kembali jika kita diadapkan untuk "mendorong" proses detail jalannya rekon, sebenarnya para pendekon tengah dihadapi pada masalah keputusan bahwa, jika memang dia (pendekon) bersedia merubah lebih jauh ikut campur dalam proses rekon tersebut, maka konsekuensinya adalah dia sendiri harus sedikitnya menyediakan waktu, tenaga dan pikiran sampai dengan objek tersebut merasa cukup tarafnya. Pertanyaannya adalah, seberapa cukupkah sehingga rasa "haus" akan enlightening tercukupi? Bisa dibayangkan jika bahwa pencerahan adalah bukan suatu garis finish, kemudian, siapkah pendekon tersebut direcoki selamanya oleh objek tersebut?

Dilain pihak, kita harus sangat menyadari bahwa jalan dari tiap pribadi adalah unik, sehingga, kita tetap harus menghargai hal tersebut. Jika kita melihat para Suhu-suhu yang ada di muka bumi ini, mereka tetap sepertinya menjaga status tersebut dengan misalnya cara sedikit-demi-sedikit memberikan "ilmunya". Dengan demikian, apa yang mungkin menjadi kebiasaan sang suhu, bukan tidak mungkin akan menular kepada para muridnya (dengan mengikuti detaknya waktu). Sementara, dalam ilmu mabuk teh ini, kita akan tetap menjadi kita yang sebelumnya, tapi dengan bonus cara berpikir yang lebih adaptif sebagai bonusnya atau sifat para normal sebagai efek sampingnya.
Saya kutip: *pilihan baik dan buruk itu ndak ada, yang ada konsekuensi dan resiko dan keberanian menjalani atau tidak menjalaninya*

Mengenai ini sendiri, sebenarnya telah menjelaskan apa yang sedang dihadapi para Kompatiolog. Jadi, jika "rekon" ternyata dilakukan dengan cara "encouragement" oleh "pendekon"nantinya, bukankah yang terjadi adalah pengulangan kembali akan apa yang kita sebut rumusan/aturan yang tengah dan sedang terjadi pada saat kehidupan kita ini sebelum terjadi dekonstruksi?! Alias cuma mengikuti norma/aturan apa yang telah ada yang banyak terlalu berlebihan yang kadang sebenarnya malah membelengu kelebihan kita sebagai manusia sebelumnya untuk kemudian membangun bentuk kekakuan yang baru lainnya?! Dimanakah bentuk pribadi unik kita sebagai manusia yang sesungguhnya, berikut salah dan benarnya, asli dan palsu dari diri (itupun kalau kita mau pisahkan)? Sementara apa yang diharapkan dari dekon ini adalah untuk menjadikan diri kita sendiri yang sebagai kita pribadi yang unik dan adaptif yang memang sesuai dengan sikon dgn tetap dapat diterima/sesuai jalannya kehidupan/alam.


Mr. Chader.
Lonely but beautiful



*pilihan baik dan buruk itu ndak ada, yang ada konsekuensi dan resiko dan keberanian menjalani atau tidak menjalaninya*
--Tarot Reader di Kemang Café--
Dan asli gw sebel kalau agendanya masih membongkar yang beriritasi dengan rekonstruksi yang diserahkan pribadi masing masing tanpa ada sebuah encouragement rekon. Percuma ajah kalau propaganda basi beriritasi tinggi ini dengan hasil minim di ekspektasi. Hm..ntar..ekspektas i itu norma ya ? Okay okay saya coba melepaskan dari norma...hm.. ...."melepaskan dari norma" itu juga ternyata norma tersendiri juga.
Woh saya salah kalo gitu.....hm. ...pokoknya tetap SMANGADH deh...he he he he

Priatna Ahmad
*) Khusus thread ini saya tangkap secara narrowmind saya, om adhi masih gak fokus-hantem kromo, pembahasan antara uraian nurani om GG sama akar kepercayaan masih gak nyambung. Saya masih melihat alur yang runut di uraian sebelumnya . Sorry saya kali yang gak konsen bo.
**) Saya , Om Bambang, Om Anwar Haryono murni dari fisika Tehnik jadi kalau turun di gelanggang ilmu pengetahuan sosial masih kedodoran dan celananya melorot ya maaf saja, tetapi semangat untuk lebih mixed dan blend bahu membahu discussion for human race rasanya gak perlu ada penyekatan. Semangat itu yang saya tangkap dari para Kkers, walau gak sampe ngodal adil lembaga psikologi (spikologi = ilmu gua)he he he he

---truncated---


---------------------------------

Real people. Real questions. Real answers. Share what you know.

--- End forwarded message ---


__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Special K Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

Yahoo! Groups

Improvement Zone

Make and keep

New Year's goals.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: