Kamis, 04 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Balasan: GUGUR GUNUNG (REKAMAN PERCAKAPAN DENGAN AUDI)

Selamat sore Swastinika,
Selamat siang DKN,
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, don kenow <donkenow@...> wrote:
>
> Selamat pagi Pak Goen, Ratih, Swastinika dan semuanya.
>
> Mungkin ada perbedaan dalam memahami apa yang disebut dengan ego atau tepatnya egoisme, selfishness alias keterpisahan yang kadang disingkat saja sebagai ego.
Pertama2, saya tidak cukup paham mengenai definisi Anda tentang "ego". "Ego" (yang saya gunakan kemarin) memang mengacu pada definisi yang lebih cocok saya sebut sebagai "egoism" atau "selfishness". Tapi.. saya kok nggak yakin bahwa egoism ini bisa diterjemahkan sebagai "keterpisahan". Bukankah "keterpisahan" lebih mengacu pada konsep "alienation"
Jadi, sebelum dilanjutkan, sebenarnya Anda sedang bicara tentang egoism atau alienation ;)?
 
 
DKN (new)
Sama kok, kita bicara makna yang sama. Egoism, egoisme atau selfishness.
Selanjutnya saya akan pakai egoisme saja. 
Keterpisahan adalah bersikap terpisah dari manusia2 lainnya, dari Tuhan. Kita bertindak/bersikap tanpa memperhitungkan orang lain, contoh merokok di tempat umum atau menggunduli hutan  untuk kepentingan diri sendiri.
 
Mohon maaf kalo jadi membingungkan. Saya tidak memaksudkan keterpisahan sebagai "alienation" yang artinya merasa terasing atau keterasingan.
www.britannica.com/eb/article-9005729/alienation
Britannica online encyclopedia article on alienation: in social sciences, the state of feeling estranged or separated from one's milieu....
> Apa yang terjadi pada anak swastinika (berhenti meraung-raung/minta-minta) bukanlah hilangnya atau lenyapnya egoisme/keterpisahan/selfishness.
>
> Selfishness atau keterpisahan itu berubah bentuk saja atau berubah orangnya/tujuannya, tidak pada ibunya tapi pada yang lain, bukan lagi minta mainan atau sejenisnya tapi yang lainnya.
> Ego (selfishness) bahkan bisa tertransform menjadi lebih halus, semakin tidak terlalu kelihatan. Kalau tadinya dibilang : "jelek loe !" sudah akan mencak-mencak/kalap, maka yang lebih halus lagi adalah manipulatif to gain something from someone
Sebenarnya saya malas bicara terlalu detil atau terlalu teoritis. Tapi kalau dibutuhkan.. ok-lah :)
Pertama2, Anda terlalu judgmental mengucapkan kalimat ini:  > Apa yang terjadi pada anak swastinika (berhenti meraung-raung/minta-minta) bukanlah hilangnya atau lenyapnya egoisme/keterpisahan/selfishness. :) Ini hanya salah satu kemungkinan yang bisa (tidak pasti) terjadi,  jika ada gangguan pada "learning process"-nya (baik sebelum periode tantrum itu, maupun sesudah periode tantrum).
 
 
DKN  (new) :
Mudah saja melihatnya, lihat kondisi anak swas sekarang.
Lihat tindakannya, lihat sikapnya yang kaitannya dengan manusia-manusia lainnya di sekitarnya. Sampai dimana dia merasa satu dengan yang lainnya, menyadari bahwa tindakannya berefek pada manusia lainnya dan pada sekitar.
 
Otoritas Swas sebagai ortu tidak bisa mengubah/meluruhkan egoisme anak. Yang bisa meluruhkan adalah anak mbak sendiri.
 
Swastinika :
Kedua, benar, bahwa sesuatu yang sudah tertancap bisa bertransformasi menjadi lebih halus atau tidak kelihatan. Namun.. kembali lagi, ini adalah salah satu kemungkinan yang bisa (tidak pasti) terjadi, jika ada gangguan pada "learning process"nya.
So, kalau kita kembali ke topik utama: apakah ada hasilnya? Saya setuju pada kata Mas Goen: hasilnya mulai tampak. Namun..  kembali lagi, learning is a process, bukan instan. Tidak bisa satu kejadian mengubah keseluruhan orang. Kembali lagi itu tergantung juga pada proses berikutnya. Yang jelas sekarang mulai menunjukkan hasil, tinggal bagaimana melanjutkan prosesnya sehingga tidak terjerumus menjadi apa yang DKN katakan :)
 
 
 
DKN (new)
Lihat posting-posting vincent belakangan ini. Dan kalaupun vincent diam di milis ini tidak berarti egoismenya sudah luruh sebagaimana diamnya anaknya mbak Swas.
 
 
> Perihal cara....
>
> Tentu saja cara bisa jadi "sumber masalah".
> Bahkan pesan yang baik atau pemberian yang baik apabila salah cara penyampaiannya maka bukan saja pesan atau pemberian itu tidak diterima bahkan bisa menimbulkan salah sangka yang berujung ke konflik.
Betul, cara bisa menjadi masalah :). Tapi dalam kasus ini, menurut saya ini adalah cara yang paling efektif. Setidaknya sudah menunjukkan "sedikit" hasil.
Cara lain sudah pernah dilakukan, bukan? Seperti apa yang dikatakan Adhi Purwono beberapa kali, bahwa ia sudah memberi masukan secara baik2 sebagai teman? Pernah dilakukan juga oleh member2 di milis lain yang terganggu. Hasilnya? Sejauh ini yang paling menunjukkan sedikit hasil nyata adalah yang dilakukan oleh Haute dkk :)
So.. kalau dilihat dari begitu banyak cara yang sudah dilakukan, saya melihat masalahnya bukan pada cara lagi. Masalahnya lebih kepada niat dan kemauan untuk berubah :)
Salam,
 
 
DKN (new).
Sampai saat ini saya belum melihat adanya perubahan di vincent di hal egoismenya baik dengan caranya Adhi dll, apalagi caranya Haute dkk yang jelas-jelas menyerangnya.
 
Salam,
Donny KN
 


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Fitness Zone

on Yahoo! Groups

Find Groups all

about healthy living.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: