Kamis, 01 November 2007

[psikologi_transformatif] Strategi Jitu Kota Pekalongan Mengatasi Kemiskinan

Strategi Jitu Kota Pekalongan Mengatasi Kemiskinan

Sri Palupi

Ketika Institut Ecosoc mendiskusikan hasil riset perbandingan tentang
kota dan kemiskinan antara Jakarta dan Bangkok (Thailand), ada peserta
diskusi yang berkomentar: "Mengapa Bangkok yang diambil, dan bukan
kota di Indonesia, seperti Pekalongan yang dinilai berhasil menata
kotanya?" Reaksi spontan saya, bagaimana mungkin membandingkan kota
kecil Pekalongan dengan Jakarta yang metropolitan. Usulan untuk
melihat kota Pekalongan terlupakan begitu saja sampai pada saatnya
saya bertemu dan berdiskusi dengan Walikota Pekalongan yang tengah
naik daun itu.

Di sebuah forum diskusi tentang pemukiman aman yang diadakan
Departemen Pekerjaan Umum, pada 29 Oktober lalu, dr. H.M. Basyir
Ahmad, sang Walikota Pekalongan, memaparkan pengalamannya menjalankan
program rumah aman bagi komunitas miskin dan saya sendiri memaparkan
program rumah aman yang dipraktikkan pemerintah Bangkok. Ternyata
benar, program yang dijalankan Walikota Pekalongan ini mirip betul
dengan program yang dijalankan pemerintah Bangkok. Dari sini saya
semakin yakin, keberhasilan mengatasi persoalan kemiskinan bukanlah
perkara besar kecilnya wilayah, besar kecilnya dana, tetapi lebih
terkait dengan besar kecilnya komitmen untuk mengatasi kemiskinan dan
kehendak kuat untuk bekerja bersama serta terbuka terhadap jalan atau
pendekatan alternatif.

Ternyata bukan hanya Bangkok yang jauh lebih maju dari Jakarta.
Pekalongan pun telah meninggalkan Jakarta dalam mengatasi kemiskinan.
Di saat Pemprov DKI Jakarta membuat aturan tentang ketertiban umum
yang secara sistematis mengusir orang miskin dari Jakarta dan
mengabaikan hak warga miskin yang dijamin dalam UUD'1945, Pemkot
Pekalongan justru gencar menjalankan amanat UUD 1945, khususnya pasal
28 H ayat 1: "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan." Amanat ini mendorong
Walikota Pekalongan menempatkan rumah sebagai hak setiap orang untuk
meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Kenyataan ini
sangatlah menggembirakan. Sebab di tengah situasi krisis kepemimpinan
dan maraknya korupsi yang terus melanda negeri ini, ternyata masih ada
sosok seperti Walikota Pekalongan yang menggunakan kekuasaan untuk
melayani kemanusiaan.

Ingin baca lebih jauh?
Kunjungi blog kami : http://ecosocrights.blogspot.com/

salam
yanti

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Win free airfare

from Yahoo!

Fly home for the

Holidays on us.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: