Rabu, 19 Desember 2007

[psikologi_transformatif] CHERISH TO LOVE, CHERISH TO LIFE

Cherish to Love, Cherish to Life
 
Oleh:
Audifax
 
Hidup adalah keindahan ketika kita mencintai kehidupan bukan karena terbiasa hidup melainkan karena terbiasa mencintai. Dengan terbiasa mencintai, kita bisa merasakan indahnya momen demi momen di kehidupan kita. Tampaknya itulah yang ingin disampaikan Arvan Pradiansyah melalui buku "Cherish Every Moment-Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat!". Apakah buku ini bakal menginspirasi pembaca sesuai judulnya? Jawaban dari pertanyaan ini masih perlu perdebatan panjang, namun satu yang tak terbantah adalah ajakan penulisnya untuk mencermati banyak 'saat' di keseharian.
 
Arvan Pradiansyah adalah Managing Director ILM (Institute for Leaderships & Life Management) dan sebelum ini telah menulis buku "You are A Leader!" serta "Life is Beautiful". Seperti dua buku sebelumnya, buku "Cherish Every Moment" ini berada pada genre buku motivasi. Hanya saja penulisnya mencoba mengambil positioning dengan cara menonjolkan keluasan cermatan pada peristiwa keseharian. Inilah yang membedakan buku ini dari buku-buku motivasi lainnya.
 
Kedalaman, Keluasan
Ketika kita menggambarkan 'kedalaman' dengan menggunakan analogi orang yang menggali 1 lubang sedalam 100 meter, maka saya menggunakan analogi orang yang menggali 10 lubang dengan kedalaman masing-masing 10 meter untuk menggambarkan "Cherish Every Moment". Bagaimana lubang-lubang itu digali lebih dalam, tampaknya mesti dilakukan sendiri oleh pembaca, sementara sang penulis hanya sebatas membuat saja. Demikian yang saya tangkap dari berbagai contoh peristiwa keseharian yang diangkat Arvan dalam buku ini.
 
Keluasan peristiwa keseharian yang diangkat dalam buku ini, agaknya dimungkinkan karena materi buku ini adalah acara talkshow "Life Excellence" yang secara rutin ditayangkan di Radio Trijaya FM. Buku ini merupakan volume pertama dari acara "Life Excellence" yang terdiri dari 24 episode. Masing-masing episode menjadi bab tersendiri. Format masing-masing bab masih berupa tanya jawab seperti talkshow. Di satu sisi, format ini membuat buku ini relatif mudah dicerna. Tapi di sisi lain, materi satu dengan materi lain terkesan parsial, tidak integratif. Bahkan pendapat di salah satu bab kerap bertabrakan dengan pendapat di bab lain.
 
Tabrakan pendapat, terjadi ketika pada bab 2 ('Life is Choice') penulis mengedepankan locus primer 'Hati Nurani', sementara pada bab 4 (Health Mind, Body & Soul) penulis justru menabrak pendapatnya sendiri di bab 2 dengan mengedepankan locus primer 'Pikiran'. Antara bab 2 dan 4 tak ada 'jembatan perantara' yang menyebabkan dua bab itu tidak sinkron. Barangkali inilah salah satu resiko ketika satu buku utuh disusun dari berbagai bahan yang sebenarnya terpisah satu sama lain.
 
Kelemahan lain dari buku ini, terletak pada sejumlah penjelasan yang 'berlubang'. Salah satunya di halaman 48, pada kalimat: "Kita senantiasa dapat memilih pikiran kita. Memilih pikiran adalah kekuatan terbesar yang dimiliki manusia". Penjelasan di atas tidak dipaparkan secara logis, melainkan retoris, karena di sini tidak dijelaskan apa atau siapa yang memilih pikiran atau dengan apa kita memilih pikiran. Bahkan penulisnya tidak waspada bahwa dalam memilih pikiran itupun sang pemilih tetap pikiran itu sendiri, sehingga tak jelas siapa memilih dan siapa dipilih.
 
Kedalaman filosofis sebenarnya sudah diupayakan penulisnya di beberapa cermatan. Seperti ketika berbicara mengenai filsafat waktu untuk menjelaskan 'Saat' dan 'waktu yang melingkar'. Sayangnya, pada bagian tertentu penulis justru terjebak membahas dalam perspektif waktu linier. Kurangnya kedalaman ketika membahas hal-hal filosofis membuat pembahasan itu terkesan hanya tempelan pemanis.
 
Hidup yang...
Socrates pernah mengatakan 'Hidup yang tidak dipersoalkan adalah hidup yang tidak layak dijalani'. Melalui keluasan cermatannya, Arvan tampak mencoba mengajak pembaca untuk 'mempersoalkan' hal-hal yang taken-for-granted dalam keseharian, seperti: acara televisi, dongeng sebelum tidur, Tuhan, agama, dll. Ketika direnungkan dan direfleksikan, ternyata ada hal-hal luar biasa dalam berbagai hal yang sudah begitu saja kita anggap biasa.
 
Bagaimana Arvan mengajak kita untuk melihat secara lain dari apa yang sudah dibiasakan, membawa kita pada pemahaman bahwa dalam sebuah peristiwa yang sama bisa terkandung begitu banyak sudut pandang. Inilah titik berangkat jika kita mau berbicara pluralitas. Berbagai tema pluralitas tampak (tak lebih dari) karnaval ketika orang pada akhirnya saling memaksakan kebenaran tunggal menurut pandangannya masing-masing. Akibatnya, pertikaian dan perpecahanlah yang terjadi. Orang tidak bisa merasa bersama dengan yang berbeda.
 
Ketika orang berusaha lari dari pluralitas dengan cara mengedepankan kebenaran tunggal atas suatu realita, sejatinya ia lari dari kehidupan itu sendiri. Hidup adalah pluralitas dan ketika pluralitas itu tak dihadapi, itu sama saja menolak menjalani hidup. Di sinilah kita bisa merenungkan kembali kalimat Socrates dan merenung lebih jauh. Jika 'Hidup yang tidak dipersoalkan adalah hidup yang tidak layak dijalani' maka 'Hidup yang tidak dijalani adalah hidup yang tidak layak dipersoalkan'. Orang-orang yang lari dari menjalani hidup dan berpaling pada utopia kebenaran tunggal adalah mereka yang bahkan tak berhak untuk bicara apa itu hidup.
 
Di luar segala kelebihan dan kekurangannya, buku "Cherish Every Moment" ini memiliki karakter tersendiri. Apa yang tersaji di dalamnya adalah sebuah tawaran untuk merenungkan lebih jauh perihal 'mempersoalkan' dan 'menjalani' kehidupan, yang tentunya harus kita perhitungkan berikut pluralitas dan ketakpastiannya. Ketika anda membaca buku ini dengan keterbukaan pada adanya pluralitas dan ketakpastian di setiap contoh peristiwanya, maka anda akan mampu menyelami secara mendalam lebih dari sekedar apa yang tertulis. Saat itulah anda akan menyadari bahwa kedalaman membaca realita adalah keputusan anda dan buku ini hanyalah stimulan bagi anda. Sebagai stimulan! Stimulan untuk cherish pada kehidupan itu sendiri. Ya, itulah inti dari "Cherish Every Moment-Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat!"


Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Parenting Zone

Your home for

parenting information

on Yahoo! Groups.

Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: