Jumat, 21 Desember 2007

[psikologi_transformatif] OOT: Blue Energy - Bahan Bakar Air.

Dari: agung hertanto <agungeka@yahoo.com>

Teman teman,

Temuan air (air laut) sebagai bahan bakar kalau dilacak mulai sekitar tahun 2006. Sebetulnya lebih awal lagi kalau kita mengingat cold fusion.

Untuk cold fusion, konon terjadi output energi yang besar sekali. Masalahnya ialah secara eksperimen hasil research mereka unpredictable dan hampir semua lab tidak dapat reproduksi temuan mereka. Secara teori sangat lemah karena mengasumsikan terjadinya reaksi nuklir fusi. Entah karena masalah funds, yang paling antusias membunuh penelitian dari Utah(?) adalah kelompok reaktor fusi. (Mereka sudah menghabis kan dana dan waktu lebih 50 tahun belum berhasil membuat satu prototype reaktor fusi sekalipun.) Saya tidak tahu nasib penelitian cold fusion ini, agaknya mati tanpa jelas penyebab kematiannya. Kalau mati karena memang secara teoritis terbukti tidak masuk akal, hal ini bisa dimnegerti, tetapi kalau mati karena kehabisan dana, hal ini sangat disayangkan.

Belakangan issue air (laut) sebagai bahan bakar muncul lagi. Di Indonesia issue ini hangat dan dikenal dengan nama Blue Energy dan diuji coba dalam bentuk campuran bensin dengan air (laut). Konon dikatakan menghemat bensin sampai 15-25 persen dan hasil pembakarannya sangat ramah lingkungan.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata dibeberapa negara Australia, Jepang dan Amerika juga melakukan hal yang sama. Dan yang paling serius adalah temuan John Kanzius yang memakai radio frekwensi (masih baru - sekitar Juli 2007).

Kita perlu skeptik, tetapi cara berpikir kita (terutama mereka yang kerja di sains) harus terbuka terhadap segala 'avenue' bukan sekedar terpaku pada 'existing methods'. Memang benar 'existing methods' yang kita pelajari di Perguruan Tinggi mengatakan sangat sulit memecahkan H2O menjadi komponennya (yang potensial jadi bahan bakar). Tetapi kita selalu mengambil pandangan ini dari teori elektrolisa metoda lama. Kita tidak tahu apakah dengan campuran zat kimia tertentu (misalnya yang ada di bensin) proses penguraiannya lebih mudah. Kita juga tidak tahu apakah dengan radio-frekwensi tertentu pemisahannya juga menjadi semakin mudah. Yang jelas proses yang dikerjakan Kanzius lain dengan yang dikerjakan pak Joko dari nganjuk (Blue Energy), tetapi saya curiga keduanya secara fisis sama, yaitu terjadinya polarisasi H2O dan apakah hal ini akan mempermudah penguraian air menjadi komponen masih perlu diuji.

Bagi orang fisika yang dipertanyakan adalah apakah hukum termodinamika dipenuhi. Hukum Thermodinamika mengatakan tidak ada efficiency 100 % (hukum Carnot). Kalau tidak, itu berarti suatu proses adalah hoax.

Untuk bahan bakar BBM, yang terjadi adalah energi kimia yang terkandung disenyawa hydrocarbon diubah menjadi panas dan kemudian diubah menjadi energi mekanik. Bisa ditunjukkan bahwa energi Hydrocarbon yang dihasilkan > energi mekanik (jadi efficiency masih < 100 persen -> bukan hoax).

Dalam eksperimen Kansius masih belum jelas, dari mana datangnya energy. Apakah dari radio-frekwensi? Kalau betul maka yang terjadi adalah berubahnya energi listrik menjadi panas. Dan karena radio frekwensi ini dibangkitkan dari luar (alias di supply) berarti Kanzius harus membangkitkan energi listrik yang lebih besar daripada outputnya, dan pirantinya useless. Gampangnya begini: Kalau energi radio-frekwensi 80 Kalori, energi air 20 Kalori, dan energi yang dihasilkan 60 kalori (meski memenuhi hukum Carnot [80 + 20] > 60), piranti Kanzius useless karena 80 kalori tadi harus dipasok dari luar. Konversi energi dari air lebih kecil dibandingkan dari output energi.

Tetapi kalau radio-frekwensinya ini statusnya sebagai trigger (seperti busi) dan oleh karenanya energinya minimal, energi yang datang harus datang dari air. Kalau ini benar berarti air potensial menjadi bahan bakar. Misalnya: energi radio-frekwensi hanya 10 kalori, dari air 90 kalori dan output 60, energi air itu bisa digunakan untuk generate output dan sisanya untuk kontinuasi radio-frekwensi dan terbuang. Juga masih taat hukum Carnot karena [10 + 90] > 60.

Perkembangan selanjutnya dari hasil John Kanzius bisa dibaca dari website berikut:

http://peswiki.com/index.php/Directory:John_Kanzius_Produces_Hydrogen_from_Salt_Water_Using_Radio_Waves#June_01.2C_2007

dan telah dicheck oleh Universitas, lihat website berikut

http://www.wkyc.com/news/news_article.aspx?storyid=74285&GID=zk4SwIKSnGIds9hUfynnp+AmKjjOke5Fp+37lHLYo9Q=

Kanzius sedang mengajukan temuannya ke Biro Patent USA (September 2007). Dan ukuran keseriusan hal ini bisa diukur dari interestnya Department of Defense dan Department of Energy USA.

Sangat disayangkan kalau kita di Indonesia menunggu, karena bidang ini masih baru (everybody is a beginner) dan risetnya sangat murah, dibandingkan riset tenaga matahari atau Hydrogen cell atau Nuklir. Kalaupun rugi dan tidak menemukan apa-apa beaya yang terbuang kecil, tetapi kalau berhasil, luar biasa dampaknya. Mungkin paling enak memang menunggu, buat apa susah susah menanak nasi, kalau beli diwarung sebelah juga bisa. Mungkin ini sikap menerangkan mengapa kita selalu terbelakang.

salam

================
HUDOYO:

Terima kasih banyak atas informasinya tentang BBA (bahan bakar air).
Tampaknya ini temuan yang sangat orisinal, dan baru pada tahap awal aplikasinya.
Mungkin yang paling berkepentingan adalah perusahaan minyak. Mereka akan berusaha menggagalkannya atau mengkooptasikannya.

Salam,
Hudoyo

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: