Kamis, 06 Desember 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: METRIS: Jurus II Cerdas

Okay. Sudah terjawab dengan kalimat ini "Jika ditulis sebagai Pelatihan metris berapa sih orang yang mau membuka email tersebut?".
Begini, menggunakan istilah "cerdas" itu hal yang rawan, pak Alexander. Dengan anda menggunakan istilah "cerdas", secara tidak langsung sigmetris sudah mematok standar bahwa anak cerdas itu hanyalah cerdas versi sigmetris, apalagi pelatihan ini diadakan oleh lembaga pendidikan dan bertempat di lembaga pendidikan, milis ini juga pasti beranggotakan para orangtua juga. Marketing sih marketing, tapi kan ironis kalau lembaga pendidikan malah membodoh-bodohi masyarakat.

Character building itu sendiri terletak bukan pada rumus apa yang Anda ajarkan, bukan juga terletak pada skor kesuksesan anak dalam mengerjakan soal yang bisa diselesaikan oleh rumus tersebut. Seperti yang pak Alexander sudah katakan: "Perasaan berharga dan percaya diri inilah yang kemudian berguna di masa depan", character building terletak pada proses pembelajaran itu sendiri: apakah kompetensi unik seorang anak akan bertumbuh-kembang dengan baik atau tidak. Namun bagaimana kalau seorang anak tidak mampu menyelesaikan soal ala sigmetris, lalu di-cap tidak cerdas atau malah malas? Ngga kaget kalau nanti banyak anak kecil bunuh diri atau besarnya jadi depression-prone. Logika itu baik, sangat baik, malah wajib, ...tetapi juga bersifat alamiah.

Saya tidak mempersoalkan perumusan dan metode sigmetris itu sendiri, saya juga mendukung perkembangan potensi anak yang memang berpotensi dalam hitung-berhitung; tetapi mungkin sebaiknya dipertimbangkan lagi penggunaan istilah cerdas tersebut. Kalau engga juga ya ga masalah, saya bukan Menteri Pendidikan. Hanya saja, kalau pak Alexander lihat sekeliling, banyak sekali manusia Indonesia yang sekarang sudah cukup cerdas --beneran-- untuk mengkritisi penggunaan istilah tersebut. Dan selama ini bukannya tidak ada antipati terhadap kecerdasan (seakan-akan intelligence itu evil), hanya karena anak-anak hasil "cerdas versi ngehapal rumus" inilah yang dianggap besarnya hanya bisa jadi bisnismen pengeruk keuntungan kuadrat kali kuadrat sekian di negara ini.

Apapun itu, pendapat saya ini hanyalah masukan bagi pak Alexander sebagai seorang pendidik. Saya bisa saja salah, tapi setidaknya saya sudah cukup characteristically-built untuk berpendapat. Semoga sigmetris mampu meraih anak-anak jalanan juga, kalau anak jalanan itu umur enam tahun aja udah pintar menghitung uang recehan dan memikirkan keuntungan ketika nyetor ma bos-nya ko.

Salam.

On 12/5/07, Alexander <alexanderkhoe@yahoo.com> wrote:


Dear Mbak Marisa

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Marisa Duma"
<marisaduma@...> wrote:
>
> Oh.. ternyata begini caranya untuk menjadi manusia yang cerdas. Udah
cerdas,
> pintar berhitung lagi. Bagaimana mengenai anak-anak yang lebih
berbakat di kemampuan verbal atau motorik?
> Wajar kalo subyek email ini berjudul Pelatihan Metris saja atau Jurus
> Metris, tapi Jurus Cerdas? Ngga takut nanti diketawain orang?

---------------------------------

Jawab:

Jelas ngak takut diketawain dong, ketika anda menanggapi email itupun
berarti tujuan pengiriman sudah tercapai yaitu mencari perhatian orang
yang ada di milis ini. Jika ditulis sebagai Pelatihan metris berapa sih
orang yang mau membuka email tersebut?

>
> Maaf banyak bertanya. Saya pribadi lebih mendukung pendidikan ala
character
> building pada anak-anak, dimana mereka dibimbing untuk menjadi manusia
> berkepribadian yang baik dan kuat, bukan jadi kalkulator hidup.

---------------------------------

Jawab:

Sekarang pertanyaannya bagaimana anda membangun character building?
konsep seperti ini yang ideal yang suka didengungkan dalam pendidikan
tapi kemudian tidak tahu bagaimana cara mencapainya.... Siapa bilang
jika anak menguasai Aritmatika, kemudian tidak membangun karakternya?
Bukankah dengan menguasai kemampuan tertentu timbul rasa percaya diri
dalam diri anak?

Apakah anda bisa mengajarkan rasa percaya diri ini secara langsung pada
anak anda? Ini yang menjadi salah kaprah dalam pendidikan yang mengira
'pengetahuan dan ketrampilan' yang dikuasai tidak
berkorelasi/berhubungan dengan 'karakter' seseorang! Justru anak yang
tidak punya pengetahuan dan ketrampilan, --sehingga ia merasa berharga--
yang cenderung melakukan perbuatan negatif walaupun orang tuanya telah
berbusa-busa mencekoki agama atau moralitas. Perasaan berharga dan
percaya diri inilah yang kemudian berguna di masa depan, ditambah dasar
pengetahuan Aritmatika akan berguna untuk memampukan anak mengikuti
pelajaran di sekolah tingkat selanjutnya.

Salam,

Alexander


>
> On 12/5/07, sig.metris sig_ivankhoe@... wrote:
> >
> > PELATIHAN METRIS SABTU, 8 DESEMBER 2007, Kampus STEKPI
> >
> > INFO LENGKAP LIHAT MILIS :
> >
> > http://groups.yahoo.com/group/metode_horisontal/
> >
> > di File atau Message 2382 (Pelatihan Metris)
> > Jurus II cerdas : Kuadrat ab00ab00ab
> >
> > Jurus kedua ini ilmunya lebih sakti lagi dengan menambah pola
> > keteraturan bilangannya. Nah, misal pola bilangan yang akan
dikuadratkan
> > adalah ab00ab00ab dimana a atau b dapat merupakan angka bebas dari
nol
> > hingga sembilan. Kita pilih saja a=2 dan b=5 maka bilangan yang akan
> > dikuadratkan adalah 2500250025. Bila harus dikerjakan dengan cara
> > tradisional tentu saja membutuhkan waktu lama, bahkan dengan bantuan
> > kalkulator dua-belas digit pun hasilnya kurang tepat. Sedangkan bila
> > diselesaikan dengan metris, pola bilangan di atas menjadi mudah dan
cepat
> > dikerjakan serta memiliki ketepatan tinggi.
> >
> > Langkah pertama bilangan ab=25 dikuadratkan menjadi 625, A=625.
> >
> > Langkah kedua melipat gandakan hasil sebelumnya, B=2xA=1250.
> >
> > Langkah ketiga menjumlahkan antar keduanya, C=A+B=1875.
> >
> > Langkah keempat menyusun secara horisontal per-kotak urutan
A_B_C_B_A,
> > dimana tiap kotak berisi empat angka, kecuali kotak paling kiri
bebas. Sehingga
> > hasil kuadrat 2500250025 adalah 625_1250_1875_1250_0625. Nah,
apabila tiap
> > kotaknya terdapat lebih dari empat angka, maka angka lebihnya yang
terbesar
> > digeser ke kotak sebelah kirinya.
> >
> > Misal kuadrat dari bilangan 6800680068 adalah:
> >
> > Langkah pertama bilangan ab=68 dikuadratkan menjadi 4624, A=4624.
> >
> > Langkah kedua melipat gandakan hasil sebelumnya, B=2xA=9248.
> >
> > Langkah ketiga menjumlahkan antar keduanya, C=A+B=13872.
> >
> > Langkah keempat menyusun secara horisontal per-kotak urutan
A_B_C_B_A,
> > yaitu 4624_9248_13872_9248_4624, bila dicermati kotak ketiga
terdapat lima
> > angka maka angka yang terbesar yaitu satu dipindahkan dan
dijumlahkan ke
> > kotak sebelah kirinya (kotak kedua) 9248+1=9249. Sehingga hasil
kuadrat
> > 6800680068 adalah 4624_9249_3872_9248_4624. Sangat mudahkan? Anda
bisa
> > mencobanya dengan bilangan lain lhoo..
> >
> > Latihan II:
> >
> > 17001700172 = ?
> >
> > Kotak I
> >
> > Kotak II
> >
> > Kotak III
> >
> > Kotak IV
> >
> > Kotak V
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > 84008400842 = ?
> >
> > Kotak I
> >
> > Kotak II
> >
> > Kotak III
> >
> > Kotak IV
> >
> > Kotak V
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Salam METRIS
> >
> > Creator Of METRIS : SIG
> >
> > www.sigmetris.com
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
> --
> Journal by Marisa Duma
> http://journal.marisaduma.net
>
> Anthology of commentary articles. Self-written.
> Documenting the blogosphere, web design, some bits of life, people,
> philosophy, psychology, and pop culture viewed from the far southeast.
> Some rights reserved.
>




--
Journal by Marisa Duma
http://journal.marisaduma.net

Anthology of commentary articles. Self-written.
Documenting the blogosphere, web design, some bits of life, people, philosophy, psychology, and pop culture viewed from the far southeast.
Some rights reserved.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Featured Y! Groups

and category pages.

There is something

for everyone.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: