Selasa, 01 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Dilema: Pragmatis VS Teoritis ; oleh: Vincent Liong

Dilema: Pragmatis VS Teoritis

Ditulis oleh: Vincent Liong
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Rabu, 2 Januari 2008

Kenapa saya selalu susah membela diri dalam diskusi
yang ditujukan untuk melegalkan teror kepada pihak
saya dengan alas an ilmiah, moral, dlsb ala teoritisi?

=======
Jawab:

Ilmu yang saya kembangkan (kompatiologi) sifatnya
pragmatis, bukan teoritis. Ciri khas ilmu prakmatis
adalah segala sesuatu diukur berdasarkan
kebergunaannya di dunia nyata / fisikal. Contoh ilmu
pragmatis: ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu elektro,
ilmu tekhnik, dlsb.

Dalam ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu elektro, ilmu
tekhnik, dlsb tidak ada istilahnya konseling, ceramah,
pengajaran dogma, dlsb yang dianggap ilmiah, sebab
object berupa mesin tsb tidak bisa diajak berpikir dan
berfilsafat. Sesuatu bisa dikatakan ilmiah dan empiris
ala pragmatis bilamana memiliki kerangka kerja tekhnis
mekanistik yang pasti / cukup konsisten
sebab-akibatnya. Tidak pernah bisa seseorang memaksa
seorang ahli ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu elektro,
ilmu tekhnik, dlsb untuk menguji suatu rumus, asumsi,
dlsb yang ilmiah empiris ala pragmatis dengan cara
membandingkan dengan teori-teori para filsuf ala ilmu
filsafat, lalu bila tidak sesuai maka dikatakan tidak
ilmiah. Sebaliknya seorang pragmatis tidak akan bisa
dan tidak etis pula memaksa seorang teoritisi untuk
membuktikan kebenaran ilmiahnya dengan kerangka
pembuktian ala orang pragmatis yang harus melalui
eksperimen fisikal / di dunia nyata.

Kalau ilmu teoritis pemikiran adalah ilmunya, tetapi
prakmatis samasekali harus mengabaikan suatu asumsi
yang sifatnya pemikiran, suatu pemikiran akan terbukti
ilmiah dan empiris ala pragmatis setelah melalui
eksperimen laboratorium yang sifatnya fisikal bukan
melalui permainan logika dan perbandingan teori ala
teoritisi. Seperti pada kompatiologi melalui kerangka
prosedur eksperimen dekon-kompatiologi bisa ditemukan
apakah mekanisme tsb berguna, bila berguna maka ilmiah
dan empiris ala pragmatis.

Salah satu point yang paling penting dari ilmiah dan
empiris ala pragmatis yang membedakannya dengan ala
teoritisi adalah; bahwa seseorang yang tidak perlu
pintar di pemikirannya harus mampu membuktikan
kebenaran produk ilmiah empiris ala pragmatis tsb.
Misalnya: Seorang yang cukup mengerti membaca dan
menulis harus bisa menggunakan kalkulator untuk
menghitung, tanpa perlu mempelajari pemikiran dan
teori-teori berkaitan dengan kalkulator tsb. Dalam
dekonstruksi-kompatiologi seseorang yang pernah
mengikuti dekon-kompatiologi 1-2x saja tanpa perlu
membaca buku-buku berkaitan dengan kompatiologi,
standartnya sudah bisa merancang rumus minuman
dekon-kompatiologi tanpa bimbingan pengajar (pendekon
independent) meskipun tetap di bawah pengawasan
pendekon independent agar tidak terjadi salah
prosedur. Hal ini tentunya berbeda dengan ilmu
psikologi yang mensyaratkan seseorang harus lulus S1,
S2 profesi baru boleh praktek sebagai psikolog.

Semoga sebagai peneliti di ranah yang berbeda
(pragmatis VS teoritis) kita tidak saling melanggar
batas masing-masing di kemudian hari.

Ttd,
Vincent Liong
Rabu, 2 Januari 2008

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

Best of Y! Groups

Check out the best

of what Yahoo!

Groups has to offer.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: