Rabu, 02 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Psikologi 'amoral' dan Psikologi moral

Sudah sejak lama psikologi dicurigai oleh kaum 'moralis' / agamawan dan sebagai ilmu yang kurang bermoral dan kurang ajar pada agama. Sebagai misal, Freud sebagai tokoh terkemuka Psikologi tidak beragama bahkan cenderung mengejek.
 
Selanjutnya ada yang berusaha memadukan agama dengan Psikologi: (a) ada yang dalam tataran praktis-terapan, misalnya Psikoterapi Pastoral, (b) ada yang berusaha meruntuhkan bangunan atau mengganti fondasi Psikologi mainstream dalam tataran Psychology as a Science dengan mengajukan Psikologi baru yang 'relijius, bermoral, beretika' .
 
Di milis ini, teman saya Pak Jusuf Sutanto, mencoba menawarkan 'paradigma baru' dalam psikologi yang berlandaskan moral interkoneksi umat manusia dalam jejaring semesta. Paradigma yang bermula dari pandangan hidup timur (khususnya Cina-Jepang-India) yang kemudian disofistikasi oleh Fritjof Capra dalm 'the web of life'. Sederhananya : psikologi jangan dimulai dengan bicara soal ego dan kepuasan diri, tapi  harus dimulai dengan kesadaran universal interkoneksi antar umat manusia termasuk alam. 
 
Klik URLs berikut dan anda akan lihat beberapa kisah mengenai hal-hal yang  dikemukakan diatas :
 
Sementara itu Psikologi mainstream sudah hidup dalam jurnal-jurnal ilmiah psikologi, dalam penelitian-penelitian ilmiah kuantitatif dan kualitatif bidang psikologi, dalam Fakultas-fakultas Psikologi seluruh dunia yang terus menerus meningkatkan mutu (termasuk daya jualnya). Dan juga dalam kode etik dan lembaran negara (hukum-hukum) yang mengatur Psikologi, Ahli Psikologi, dan Psikolog.
 
Ilmiah sendiri sudah punya standar yang diakui secara internasional, dengan metodologi keilmuan yang terstruktur.   
 
Apakah Psikologi sebagai ilmu bebas nilai ? Psikologi mainstream mengusahakan hal itu. Patokannya adalah semata-mata standar ilmiah, bukan moral atau nilai-nilai tertentu.
 
Apakah benar-benar bebas nilai ? tentu akan ada yang 'arguing' gak mungkin Psikologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya benar-benar bebas nilai. Kalaupun argumentasi ini benar, bukan berarti akan boleh-boleh saja 'memasukkan aspek moral / nilai-nilai  / ideologi tertentu'  sesuai pesanan moral pihak tertentu...komunitas ilmuwan Psikologi tentunya akan mempertanyakan , ya kan ? Jangan-jangan nanti psikologi jadi ilmu yang amat provinsialisme, bahkan primordial...
 
Mana yang akan jadi paradigma :  Psikologi 'amoral' atau Psikologi 'moral' ?
Silahkan member milis ini menjawab.
  
Happy New Year 2008.
WK

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

Athletic Edge

A Yahoo! Group

to connect w/ others

about fitness goals.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: