Minggu, 02 September 2007

[psikologi_transformatif] Re: Fwd: [Dokter_Indonesia] Berbagi Cerita: SEKALI LAGI MENJADI HAKIM KEMATIAN

Dari: "Zhao Yun" <kawahputih@gmail.com>

> HUDOYO:
>
> Kehidupan & kematian berjalan seiring. Tidak ada kehidupan tanpa kematian;
> tidak ada kematian tanpa kehidupan baru.
> Tugas seorang dokter adalah mempertahankan kehidupan sedapat mungkin,
> sesuai dengan sumpahnya. Tapi di zaman teknologi kedokteran yang serba
> canggih ini, sering kali prinsip ini kebablasan, sering kali dokter
> ragu-ragu kapan harus berhenti, dan membiarkan alam bekerja dengan
> kearifannya sendiri.
> Ini sering kita lihat di rumah sakit-rumah sakit mewah dengan peralatan
> life-saving serba canggih. Jelas-jelas pasien sudah dalam keadaan
> terminal--pasien gagal ginjal, pasien kanker--tapi terus dilakukan upaya
> penyelamatan jiwa, yang sering kali bersifat 'distracting' dan invasif.
> Pasien tidak dibiarkan meninggal dengan tenang.
> Sejak saya menjalani ko-asistensi lebih dari 40 tahun lalu, sering saya
> lihat dokter melakukan CPR (cardio-pulmonary rescucitation) pada seorang
> pasien yang jelas-jelas akan atau sudah meninggal. Dan belum pernah saya
> melihat sekalipun usaha CPR pada pasien terminal seperti ini yang berhasil,
> dalam arti memberikan kepada pasien hidup yang layak beberapa lama lagi.
> Tampaknya upaya CPR pada pasien terminal itu tidak lebih dari sebuah ritual
> kematian dalam upaya dokter untuk menepis rasa ketidakberdayaannya sendiri
> di hadapan alam. Ini saya lihat sendiri secara mengenaskan pada kasus kakak
> kandung saya, ketika ia meninggal karena gagal ginjal.
> Secara spiritual, perlakuan seperti ini mengganggu pasien dalam memasuki
> pintu gerbang perrjalanannya yang baru. Mengapa pasien tidak bisa dibiarkan
> meninggal dengan tenang? Karena Sumpah Dokter yang dipahami secara berat
> sebelah, secara terdistorsi?
> Rupanya pendidikan kedokteran perlu dilengkapi dengan mata kuliah
> spiritualitas. Dengan demikian dokter bisa menjadi konselor yang baik bagi
> pasien dan keluarganya. Bukan hanya melihat pasien dari segi fisik &
> penyakit belaka.
> Dan, kalau keluarga pasien percaya penuh kepada dokter, ini mungkin bisa
> mengurangi litigasi malpraktek terhadap dokter.
-----------------

Setuju pak Hudoyo,

memang paling menakutkan kalau kita tetap sadar, tapi semua selang dan
perlengkapan life-saving melingkari seluruh tubuh kita.
Paling enak kalau tidur dan terus menginggal......

Gimana caranya supaya ga takut yah pak ?

=================
HUDOYO:

Rasa takut muncul ketika pikiran bergerak ke masa lampau atau ke masa depan. Kalau pikiran berhenti, yang ada hanya kesadaran, rasa takut sama sekali tidak ada.

Ini saya alami sendiri ketika sekitar setahun yang lalu saya mengalami aritmia jantung di Timor Leste. Aritmia itu adalah blok parsial, dan denyut jantung mendadak turun sampai 30 - 40 per menit--separuh dari biasanya--dan sangat tidak teratur. Pada saat aritmia itu muncul secara mendadak disertai keringat dingin bercucuran, rasa lemas (tanpa nyeri di dada atau lengan kiri) dan penglihatan meredup, saya berbaring di tempat tidur selama sekitar 15 menit. Pada saat itu kesadaran saya sangat tajam, berada pada saat kini sepenuhnya, menyadari tubuh dan lingkungan saya dari detik ke detik, tanpa pikiran bergerak sedikit pun ke masa lampau atau mengantisipasi ke masa depan. (Saya tahu, saya sedang menghadapi kemungkinan 'cardiac arrest' sendirian.) Batin saya sangat jernih dan tajam. Dan di situ tidak ada rasa takut sedikit pun juga! Berangsur-angsur keadaan "mereda", dan pikiran berjalan lagi, lalu berkecamuklah berbagai spekulasi dan khayalan, disertai kecemasan & ketakutan.

Saya tidak tahu bagaimana batin orang lain ketika menghadapi (kemungkinan) kematian. Dan saya tidak tahu apakah keadaan batin saya ketika menghadapi itu ada hubungannya atau tidak dengan meditasi yang selama ini saya lakukan. Tapi saya tahu, begitulah rasanya orang menghadapi kematian. Dan sekarang saya tidak takut lagi menghadapi itu; setidak-tidaknya kalau muncul ketakutan, saya segera menyadari pikiran yang bergerak ini, dan ketakutan itu pun lenyap kembali.

Kembali kepada pertanyaan Anda, saya sarankan Anda mulai mencoba meditasi mengenal diri.

Salam,
Hudoyo

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: