Minggu, 02 September 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Tomy T saja :)

Doubt the sun moves to the East
But never doubt my thoughts ...............
hihihi .............

swastinika <swastinika@yahoo.com> wrote:

Mas Tomy yang baik.
Pertama2 masalah teknis dulu: boleh nggak pilih warna lain kalau menulis? Warna biru stabilo itu bikin mata saya sakit :)
Kedua, tentang saya tidak mengerti tulisan Mas Tomy. Setelah baca ulang tulisan hari ini, saya rasa masalahnya di sini:
> inilah pendapat saya yang saya ulang ulang.........mengomentari dari awal pendapat mbak soal prejudice...
> ini saja poin saya.
> saya enggak membahas dari awal soal persolan mbak-pendapat orang lain ttg email hendrik atau soal bagaimana manusia menilai...
> yang saya kemukakan dari awal...kebenaran dan kesalahan itu tergantung pada dirinya sendiri reaksi atas yang mbak katakan tentang tidak ada yang seluruhnya benar atau salah....dalam hubungan dengan prejudice.
> makanya ketika mbak membawa dan menyeret masalah contoh kasus mbak..saya berkesimpulan (sementara) memang mbak ga ngerti maksud tulisan saya...atau mau lari dengan berputar-putar....:)
Ya, mungkin saya bikin kesalahan di sini :)
Karena komentar Mas Tomy masuk di thread komentar saya tentang komentar Mas As As & Wendi terhadap Hendrik Bakrie, saya mengintegrasikannya sebagai hal yang saling berkait. Tidak terpikir bahwa Mas Tomy hanya mengomentari pendapat saya tentang prejudice - lepas dari "konteks" diskusinya. Makanya saya semangat menjawab dari awal mula lagi.. hehehe..  Atau meminjam kata Mas Tomy: berputar2.. ;)
Mestinya saya lebih memperhatikan bahwa Mas Tomy belum tentu seperti saya yang suka mengaitkan keseluruhan bagian, bisa jadi komentar itu hanya untuk satu bagian tertentu :)  Tapi menurut saya ini bukan masalah membawa perasaan, atau terkecoh tulisan sendiri.. ini masalah bagaimana kita mengolah informasi :)
***
Ketiga, tentang pokok bahasan kita, prejudice. Rasanya saya juga mendapatkan titik pangkal perseteruannya:
> so...sebuah contoh lain mbak....banyak orang berteori (mengatakan) "matahari itu terbit di sebelah timur". nah apakah memang matahari itu terbit sebelah timur???? kenyataannya matahari itu tidak terbit sebelah timur!!! itulah kebenaran! tapi kalau lawan diskusi kita selalu bilang...ah memang terbit sebelah timur matahari...lihat aja kalau enggak pecaya....dan dia bertahan dengan pendapatnya karena memang kalau dilihat oleh manusia matahari itu terbit (muncul) di sebelah timur...akhirnya kita mau bilang apa lagi??? kalau dia berkeras matahari terbit sebelah timur.....(matahari kok terbit! matahari enggak berputar.....dia diam di situ aja, dia enggak pernah terbit .....)
Uhm.. saya tidak berbincang dengan Anda pada level apakah matahari terbit di timur :) Saya justru mengatakan bahwa matahari terbit di timur atau matahari bergerak dari barat ke timur itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Kalau kita ada di bumi, yang terlihat matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Kalau kita berada di Foucault's Pendulum, maka yang terlihat matahari bergerak terbalik :)
Saya percaya ada sesuatu yang hakiki: yang dalam kasus ini adalah matahari itu diam, kita (bumi) yang mengitari matahari :).
> so...kebenaran itu itu tidak tergantung kepada siapa yang menilai (walaupun diterima dalam nilai, moral, bahasa puisi, syair dst....)
Setuju. Kebenaran (yang hakiki) itu tidak tergantung pada siapa yang menilai :)
kita lompat ke membunuh.....membunuh itu juga adalah membunuh! jangan kita mereduksi kebenaran membunuh dengan nilai, moral dst...dalam dirinya sendiri membunuh adalah membunuh.
so...begitu juga dengan racun walaupun bernilai kadangkala ( antibiotik, racun hama, dst...) tapi dalam dirinya adalah racun....
kebenaran dan kesalahan di atas tidak tergantung kepada si penilai (manusia) entah itu pakai teknik prejudice atau enggak atau teknik lain...
Nah, di sini yang saya tidak setujui :) Di sini yang kita tidak akur, meskipun kita sama2 percaya bahwa "kebenaran tidak tergantung pada siapa yang menilai" :) Karena apa yang Mas Tomy anggap sebagai kebenaran, buat saya masih belum merupakan suatu kebenaran yang hakiki :) Masih berupa sesuatu yang mengandung kebenaran, walaupun kandungan kebenarannya mungkin sangat banyak :)
Membunuh pada hakikatnya adalah menghilangkan mahluk orang lain. Tapi tidak bisa semua kasus membunuh itu disamakan satu sama lain :)
Racun pada hakikatnya adalah suatu (CMIIW) benda yang mengandung unsur kimia tertentu yang bisa berdampak negatif pada kesehatan manusia. Tapi tidak bisa disamakan antara racun yang satu dengan yang lainnya :)
Dari sisi tempat saya berpandangan, jika seseorang masih ngotot bahwa "membunuh adalah membunuh, adalah salah", atau "racun adalah racun, walaupun bisa jadi serum", maka.. menurut saya orang tersebut masih terkungkung dengan kebenaran buatannya sendiri :)
Beberapa waktu lalu ada yang pernah menulis panjang lebar tentang Nabi Khidir AS di milis ini (maaf, saya lupa siapa). Tentang Nabi Musa AS yang terheran2 melihat Nabi Khidir AS berulang2 melakukan hal yang sebenarnya bertentangan dengan "ajaran Tuhan" yang diterimanya. Lantas mengapa Tuhan menyuruhnya belajar pada Nabi Khidir AS? Baru terakhir terungkap bahwa apa yang dilakukan oleh Khidir (merusak milik orang lain, bahkan membunuh), yang jelas2 merupakan pelanggaran terhadap the Ten Commandments, justru sebenarnya sebuah kebaikan :) Musa hanya belum mampu melihatnya, karena terkungkung pada apa yang diketahuinya :)
Itu yang membuat saya mengatakan bahwa kebenaran itu tidak bisa dinilai pada level perilaku nyata. Kalau hanya melihat dari perilakunya, seperti Musa melihat Khidir, maka memang apa yang dilakukan Khidir salah. Jelas2 melanggar perintah Tuhan. Tapi.. lepas dari benar tidaknya cerita itu... satu hal yang saya pelajari:  selalu mencobalah untuk melihat "beyond". Bahkan jika sesuatu itu jelas2 kelihatannya benar atau kelihatannya salah :)
So.. that's it, Mas Tomy. Yang bagian bawah nggak saya komentari lagi, karena hanya akan jadi panjang-nggak-jelas kalau kita belum saling memahami di bagian ini :) Senang atas diskusinya :) 
Buat saya yang namanya diskusi itu adalah belajar memahami orang lain. Belajar mendengarkan lawan bicara, merangkum, dan menyampaikannya kembali. Kadang memang nggak berhasil mencapai titik temu atau saling memahami.. tapi setidaknya itu mengajari kita sesuatu :) And I like the way you discuss, really..  :) Biarpun beda pendapat, tetap saling mendengarkan, malah tertawa2.. hehehe..
Salam,


Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Join a Health

& Fitness Group

or create your own.

Cat Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to cats.

Yahoo! Groups

Beauty & Fashion

Connect & share

tips and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: