Sabtu, 27 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Carrot and Stick > P. Jusuf


Pak Jusuf Yth.,

Terima kasih untuk pembukaan cakrawala yang pak Jusuf berikan :)

Pada dasarnya, saya menangkap ada dua hal yang perlu diperhatikan dari tulisan bapak tersebut.
1. Perlunya pembinaan diri dan sumbangsih psikologi untuk itu.
2. Sumbangsih psikologi (ie. solusi konseptual) untuk pemberantasan korupsi.

JS:
> Komunitas psikologi, bukan sosial politik atau hukum sehingga merasa awam
> untuk memberikan solusi konseptual bagaimana sistem memberantas KKN.


harez:
Sekitar satu tahun yang lalu, saya pernah menelusuri skripsi, tesis dan disertasi di F.Psi.UI.  Saya hanya menemukan satu skripsi (Dede Andarso) dan satu tesis (Adrianus Meliala) yang mengkaji tentang korupsi. Hal tersebut tampaknya sejalan dengan apa yang pak Jusuf  kemukakan ... :) :(  Setelah itu saya belum pernah menelusurinya lagi.

Dari kedua kajian tersebut, saya relatif tidak menemukakan solusi konseptual yang komprehensif tentang pemberantasan korupsi. Keduanya lebih merupakan studi eksploratif/deskriptif.

Karenanya, saya tertarik dengan gagasan carrot dan stick yang dikemukakan oleh Kwik Kian Gie ini.

Ditunggu pencerahannya lebih lanjut pak Jusuf. Khususnya mengenai prinsip-prinsip kearifan timur yang mendasari gagasan "Carrot & Stick" serta prinsip "reward & punishment" sebagaimana yang saya kemukakan pada tulisan saya yang terdahulu. Terima kasih sebelumnya

salam,
harez

NB:
Ajaran kuno Kitab Thay Hak / The Great Learning :
> Dengan hati yang lurus , akan dapat membina dirinya sehingga dapat
> membereskan rumahtangganya dan setelah itu mengatur negaranya
> sehingga tercapailah damai di dunia.

Rasanya koq agak "loncat" ya pak, dari tingkat keluarga, langsung ke negara. Lebih afdol rasanya kalau ada tingkatan di bawah negara. Misal rumah tangga, lingkungan/komunitas, baru negara. Apa aslinya memang begitu pak ?

============================================================

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
>
> Mas Harez,
> Anda mulai membawa angin segar dengan melontarkan issue baru yang sangat penting spy kita tidak terus menerus ngurusin orang yang bernafas dalam lumpur seperti anjing yang mengerubuti tulang.
> Sebagai langkah pembukaan dialog ini saya mencoba membuka cakrawala spy kita bisa semakin memahami masalahnya.
> Jika dan hanya jika masalahnya sdh dipahami, maka jawabannya sdh ada di dalamnya seperti ' di dalam biji sudah ada pohon '. Banyak seminar yang gagal karena sebelum masalahnya jelas, kita sudah beradu mulut untuk mencari penyelesaiannya.
> Kita bisa mengacu pada ajaran kuno Kitab Thay Hak / The Great Learning sbb. :
>
> " Orang zaman dulu yang hendak menggemilangkan kebajikan yang bercahaya pada tiap umat di dunia,
> Ia lebih dulu berusaha mengatur negaranya ; untuk mengatur negerinya ia lebih dulu membereskan rumah tangganya.
> Untuk membereskan rumah tangganya , ia lebih dulu membina dirinya.
> Untuk membina dirinya, ia lebih dulu meluruskan hatinya.
> Untuk meluruskan hatinya , ia lebih dulu memantapkan tekadnya.
> Untuk memantapkan tekadnya, ia lebih dulu mencukupkan pengetahuannya.
> Dan untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakikat tiap perkara.
>
> Dengan meneliti hakikat tiap perkara, maka cukuplah pengetahuannya.
> Dengan cukup pengetahuannya, ia dapat memantapkan tekadnya
> Dengan memantapkan tekadnya, akan dapat meluruskan hatinya.
> Dengan hati yang lurus , akan dapat membina dirinya sehingga dapat membereskan rumahtangganya dan
> setelah itu mengatur negaranya sehingga tercapailah damai di dunia.
>
> Karena itu dari raja sampai rakyat jelata, ada satu kewajiban yang sama yaitu mengutamakan pembinaan diri sebagai pokok.
> Adapun dari pokok yang kacau itu, tidak akan pernah dihasilkan penyelesaian yang teratur baik,
> karena hal itu seumpama menipiskan benda yang seharusnya tebal dan menebalkan benda yang seharusnya tipis.
> Hal ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi "
>
> Komunitas psikologi, bukan sosial politik atau hukum sehingga merasa awam untuk memberikan solusi konseptual bagaimana sistem memberantas KKN.
> Yang bisa dikerjakan dan justeru sangat penting adalah membina orang supaya bisa memahami masalahnya secara benar dan membina dirinya seperti yang diajarkan oleh kearifan kkuno di atas.
> Betapapun sempurnanya sebuah senjata, akhirnya sangat tergantung pada the man behind the gun !
> (Bersambung )
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: sinagahp sinagahp@...
> Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Terkirim: Sabtu, 27 Oktober, 2007 12:08:25
> Topik: [psikologi_transformatif] Carrot and Stick
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Rekan-rekan Yth.,
>
>
>
> Salah satu gagasan yang banyak dikenal untuk memberantas KKN adalah
>
> gagasan "Carrot & Stick" yang dikemukakan oleh Kwik Kian Gie. Gagasan
>
> ini terkait erat dengan prinsip "reward" dan "punishment" (lihat
>
> http://www.goodgove rnance-bappenas. go.id/publikasi_ files/reformasi_ birok\
>
> rasi.pdf ).
>
>
>
> Adakah prinsip-prinsip kearifan timur yang mendasari gagasan "Carrot &
>
> Stick" serta prinsip "reward & punishment" tersebut ?
>
>
>
> Mohon pencerahan dari Pak Jusuf Sutanto dan rekan-rekan yang lain.
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
>
>
> salam,
>
> harez
>
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Official Samsung

Yahoo! Group for

supporting your

HDTVs and devices.

Yahoo! Groups

Wellness Spot

A resource for Curves

and weight loss.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: