Rabu, 14 November 2007

[psikologi_transformatif] Re: 1 - BERPIKIR DAN KECERDASAN

Untuk bisa berdiskusi yang baik perlu dijelaskan beberapa definisi
pokok yang menjadi topik diskusi, disini mengenai berpikir. Berikut
beberapa PR yang harus dipahami bersama mengenai beberapa definisi
dasar, yaitu:
1. Pikiran (Thought) ?
2. Batin (Mind) ?
3. Proses Kognitif (Cognition) ?
3. Berpikir (Thinking) ?
4. Bernalar (Rationing) ?
5. Kecerdasan (Intelligence) ?

Tanpa menjelaskan hal-hal yang paling mendasar ini, diskusi hanya
sekedar omdo.

Salam,
Alexander

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, audifax -
<audivacx@...> wrote:
>
> 1
> Berpikir dan Kecerdasan
>
> How many roads
> must a man walk down
> before you call him a man?
> The answer my friend
> is blowing in the wind
> The answer is...blowing in the wind
>
> Bob Dylan
> --Blowin ' in the Wind—
>
> Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Jawabannya barangkali
sama dengan apa yang diutarakan Bob Dylan: The asnwer is blowing in
the wind. Namun pencarian jawaban itu, meski tak pernah menghasilkan
suatu jawaban final, tak boleh berhenti. Dan salah satu rumpun
pemikiran yang mencoba menjelaskan bagaimana manusia bisa menjadi
manusia, adalah mereka yang menganggap pikiran sebagai kunci. Rumpun
pemikiran ini berdampingan dengan rumpun pemikiran lain seperti:
Hati, Perasaan, Insting, Intuisi, Spiritual, dsb.
>
>
> Bagaimana pikiran dianggap sebagai kunci yang memanusiakan
manusia ini akan saya bahas dalam serangkaian esai. Saya akan mulai
dari apa yang oleh Aristoteles disebut Nous. Apa itu Nous? Secara
sederhana Nous bosa diterjemahkan sebagai mind atau 'pikiran'.
Aristoteles mendefinisikan Nous sebagai bagian dari jiwa yang membuat
manusia tahu dan memahami.
>
>
> Filsuf lain, Rene Descartes, mencoba berangkat ke arah pentingnya
komponen 'pikiran' melalui bagaimana meragukan persepsi inderawi.
Pancaindera kerap menipu dan karenanya Descartes mengandaikan bahwa
tak ada hal yang menampakkan diri sebagaimana adanya. Maka itu,
ketika aku meragukan dan kemudian memikirkan ulang tentang Ada-ku
maka di situlah Aku Ada. Descartes dipandang sebagai bapak filsafat
modern. Julukan ini tak berlebihan karena sejak Descartes, pikiran
sebagai penentu kesadaran benar-benar digumuli lebih dalam.
>
>
> Kecerdasan dan Berpikir
> Ketika kita bicara tentang kecerdasan, maka tak bisa dilepaskan
dari berpikir dan apa yang telah diawali Descartes tentang berpikir
dan Ada. Ketika anda mencoba menjawab pertanyaan psikotes yang
mengukur kecerdasan, seperti: "Apa yang anda lakukan ketika tersesat
di hutan pada siang hari?", maka saat anda berusaha menemukan jawaban
terbaik, saat itu jugalah anda melakukan apa yang disebut berpikir.
Bahkan bukan hanya berpikir, namun anda juga menempatkan 'Ada'-nya
anda pada konteks seolah-olah andalah yang tengah tersesat di hutan.
>
>
> Ada kasus menarik di sini. Berkenan dengan pertanyaan tes IQ
tersebut. Jawaban dengan nilai 'kecerdasan' tertinggi adalah 'melihat
matahari untuk memetakan arah'. Dalam buku panduan skoring, selain
jawaban itu ada juga sejumlah jawaban lain yang telah diidentifikasi
dan dibobot kecerdasannya. Namun, pada sejumlah kasus yang benar-
benar saya temui, ada jawaban-jawaban lain yang nyleneh dan tak ada
di buku panduan skoring, namun bisa jadi dalam konteks tertentu
justru cerdas. Misal:
> - Saya akan menemui tukang kebun di sekitar situ, karena tukang
kebun pasti tahu arah
> - Saya akan mencari pohon kelapa tertinggi dan memanjat
> Jawaban-jawaban itu tidak ada di buku panduan skoring dan bisa
jadi bakal diskor nol. Tapi jelas jawaban-jawaban itu tak menyalahi
aturan karena di pertanyaannya tak disebutkan batasan situasi, apakah
ada tukang kebun atau tidak, apakah ada pohon kelapa atau tidak, dsb.
>
>
> Apa yang mau saya sampaikan di sini adalah bagaimana berpikir itu
berkaitan dengan 'Ada' di suatu kondisi dan sebuah pembacaan atas
kondisi tersebut. Pembacaan ini ternyata begitu kompleks dengan
berbagai kemungkinannya. Jika mau dikaitkan dengan pemahaman bahwa
berpikir adalah Nous atau bagian jiwa yang membuat manusia tahu dan
memahami, maka di sini kita mesti mawas bahwa 'tahu dan memahami' di
sini bisa begitu plural.
>
>
> Bagus Takwin (2005) dalam buku "Kesadaran Plural-Sintesis antara
Rasionalitas dan Kehendak Bebas" mengemukakan suatu pendapat menarik:
>
>
> "Kesadaran adalah sebuah fakultas mental pada diri manusia yang
memberikannya kemampuan memahami realitas dan berkehendak bebas yang
memungkinkan adanya pelbagai penafsiran tentang realitas" (hal. 238)
>
>
> Lebih jauh, Takwin menjelaskan bahwa kesadaran analog dengan
pengambilan keputusan. Dalam kesadaran yang analog dengan pengambilan
keputusan itu terdapat lima tahap"
>
> (1) Identifikasi
> (2) Encoding
> (3) Menemukan perbedaan implikasi
> (4) Menyelesaikan perbedaan-perbedaan implikasi
> (5) Penentuan keputusan
>
> Dijelaskan lebih jauh bahwa kelima tahap dalam dinamika kesadaran
tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara kesadaran manusia
dengan peningkatan keterbukaan manusia. Jika masing-masing tahap
dilakukan secara cermat, maka manusia dapat menampilkan keterbukaan
terhadap berbagai perbedaan.
>
>
> Sampai di sini, saya melihat ada dua kata penting dalam
kesadaran, yaitu Diferensialitas dan Referensialitas. Referensialitas
meliputi identifikasi dan encoding karena dalam dua hal tersebut
terkandung referensi. Sedangkan dalam Diferensialitas terkait
bagaimana keterbukaan terhadap kemungkinan penafsiran. Lalu, kita
bisa melihat bahwa Diferensialitas dan Referensialitas adalah kunci
dari Dekonstruksi.
>
>
> Dari pemahaman itu, saya mencoba berspekulasi dengan menarik
Dekonstruksi pada pemahaman mengenai konsep kecerdasan dan berpikir.
Bagaimana orang mampu secara cerdas berpikir mengenai 'Ada'-nya di
dunia, akan ditentukan oleh bagaimana ia mampu terbuka pada perbedaan
dan kemawasan bahwa segala sesuatunya selalu memiliki rujukan pada
apa yang telah lebih dulu ada.
>
>
> Ada pendapat lain?
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Special K Challenge

on Yahoo! Groups

Find shape-up

tips and tools.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: