Kamis, 15 November 2007

[psikologi_transformatif] Re: Kasus Anak PDD-NOS

Vincent Liong answer to Leonardo Rimba:

Sdr. Leonardo Rimba saya sarankan untuk tidak membawa-bawa nama dokter
atau teraphist seperti misalnya nama dokter Herdiono dan Guru besar
Hikmatul Iman , Dicky Zainal Arifin dalam membahas masalah penanganan
kejiwaan seseorang. Masalah psikologis itu sangat relatif bahkan
anggapan berhasil atau tidak suatu terapi pun sangat relatif
tergantung sudutpandang mana yang mau digunakan.

Dalam menawarkan jasa terutama yang berhubungan dengan kegiatan
konsultasi sebagai konsultan kita harus melindungi privasi klien,
tidak bisa sekedar memanfaatkan data pribadi yang diberikan klien
untuk iklan dagangan kita atau mengubah-ubah, menyebarluaskan data
demi kepentingan pribadi kita sendiri, atau lebih ekstrim lagi
menggunakan data pribadi klien untuk memfitnah dan menjelek-jelekkan
pribadi klien. Bila ini tidak sdr. Leonardo Rimba perhatikan sejak
sekarang tentunya akan merugikan mas Leonardo Rimba sendiri.

Sebelum ke masalah si anak itu sendiri sebagai object (dalam budaya
terapi si pasien selalu dalam posisi sebagai object yang tidak
berkesempatan menjadi subject) maka perlu mentanyakan dulu ke
orangtuanya hal sbb:
1* Apakah si orangtua lebih mementingkan anak sesuai predikat sempurna
(normal yang seharusnya) ala psikolog atau diri orangtua sendiri atau
mementingkan kemampuan surviveablility si anak?
1a* Bila menjawab mementingkan kemampuan surviveablility si anak ;maka
tindakan yang harus dilakukan adalah dengan membawa si anak ke sekolah
normal, pergaulan normal tanpa embel-embel kelainan jiwa kecuali
memang ditemukan kelainan fisikal pada organ pemerosesan informasi
misalnya otak. Mau tidak mau ketika seorang anak mulai memasuki
sekolah maka timbul benturan antara dunia dimana hanya ada dirinya
dengan orangtua dan realita dunia yang baru yang ada dirinya dan
orang-orang asing di luar keluarga, Dari trial and error si anak akan
mendapatkan pembelajarannya sendiri.
1b* Bila menjawab mementingkan anak sesuai predikat sempurna (normal
yang seharusnya) ala psikolog atau diri orangtua sendiri maka ada
baiknya anaknya dibawa ke dokter untuk di cap indigo daripada di cap
autis. Perdikat ajaib tentunya lebih menghibur dari predikat kelainan
mental. Anak memang dilahirkan untuk mengikuti keinginan orangtua,
sekedar sebagai hiburan semata.

Sebagai kompatiolog saya menyarankan agar orangtuanya dulu yang diberi
pemahaman bagaimana pemposisian diri ala si anak sehingga turut
berempati pada kondisi yang dihadapi si anak. Misalnya dengan
melakukan dekon-kompatiologi kepada si orangtua, bukan si anak. Dari
situ diharapkan orangtua dan anak bisa mencari penyelesaian yang lebih
win-win solution disbanding sekedar mengkondisikan si anak sebagai
object penderita vonis-vonis kelainan mental (psikologis) saja.

Bila usaha memposisikan si anak sebagai object penderita terus terjadi
dikahwatirkan kepercayaan anak terhadap orangtua akan luntur cepat
atau lambat, kalau hal ini sudah terlanjur terjadi maka penanganan
masalah menjadi lebih sulit. Masalahnya kasus perbedaan sudutpandang
itu akan berubah dari sekedar kasus salahpaham menjadi kesengajaan
yang dilakukan si anak untuk melawan atau mempersulit orangtua.
Masalah seperti OCD, Sikofrenia yang disengaja muncul sebagai alat
untuk mendapatkan toleransi dari lingkungan sebagai cara untuk
survive. Kalau sudah sampai sini maka penanganan menggunakan obat
(Psikiatri) yang bersifat memaksa tubuh fisik untuk menurut menjadi
tidak terelakkan, karena setiap manusia memiliki free choice yang
membuat hal ini tidak bisa diselesaikan dengan gampang, kalau tidak
sampai akar sebabnya maka tidak akan pernah selesai.

Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Kamis, 15 November 2007

Email sebelumnya...
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/34825
leonardo_rimba@yahoo.com wrote:

Dear Friends,

Berikut salah satu kasus yang baru saja diajukan kepada saya, yang
saya rasa perlu saya mintakan pendapat dari rekan-rekan yang menekuni
psikologi perkembangan (terutama mengenai anak2).

Bila kasus ini dikemukakan kepada anda, apakah yang akan anda
sarankan? That's my question. Saya sendiri masih belum tahu harus
menjawab seperti apa. Aku ini kan transpersonal,... hmmm hmmm hmmm,
well cuman lagi pengen ngomong2 aja, siapa tahu bisa nyambung nih.

Aku kan _bukan_ kompatiolog. So, all my conversations itu NYAMBUNG
SEMUA. Nyammmmbuuungggg terus. Gak ada habis2nya, gitu deh.

So, please tulung kasih advice dong. Aku kan GAK PERNAH kuliah di
psikologi nih. Ambil satu MK psikologi aja blom pernah sampe sekarang.
Cuma, memang sok tau aja pasang merek transpersonal segala. Hmmm hmmm
hmmm....

So, Budeee... Mas Harezzzzzz... Mbak Swas... bantuin dunk!!

Yours,
Leo

+++++++++++++

Selamat siang pak leo...
perkenalkan saya A, orang tua dari anak saya berusia 3.5 tahun,
problem yang saya hadapi adalah kurang lebih setahun yang lalu saya
memeriksakan anak saya ke dokter Herdiono karena ada gejala-gejala
yang menghawatirkan anak saya mengidap autisme, setelah dilakukan
pemeriksaan akhirnya disimpulkan anak saya mengalami PDD-NOS,
(Pervasive Developmental Disorder Not Specified) , setelah kurang
lebih setahun
menjalani terapi sensory terlihat anak saya yang tadinya cenderung
Hiperaktif sudah mulai agak tenang, walupun berbicaranya masih sangat
kurang untuk anak seusia dia, selain menjalani terapi sensory, anak
kami juga menjalani terapi tenaga dalam untuk pengobatan pada pergruan
Hikmatul Iman Oleh Guru besar Hikmatul Iman , Dicky Zainal Arifin,
dinyatakan anak saya mempunyai dua kemampuan merasakan dan melihat
"hal-hal" gaib sehingga agak sedikit terhambat perkembanganya, dan
ketika berobat ada
seseorang yang menunjuk ke dahi anak saya, bahwa anak saya mempunyai
ciri-ciri anak indigo yang ingin saya tanyakan :
1. perbedaan apa yang paling mendasar antara anak penderita autis
syndrom dengan anak indigo.
2. Bagaimana membuktikan anak saya indigo atau bukan?
3. Jika memang terbukti anak saya indigo apa yang harus saya lakukan
terima kasih
salam

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

Fitness Challenge

on Yahoo! Groups

Get in shape w/the

Special K Challenge.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: