Kamis, 10 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!

one guy yang selalu menjelekkan bangsanya sendiri
huahahahahahaha

tuhantu_hantuhan <tuhantu_hantuhan@yahoo.com> wrote:

Hahaha, betul tuh... jadi ternyata komoditi itu lebih sekedar dari bule grocery nu york rupanya, yang sampai 3 kali diposting dgn 3 judul pula... hahaha...
aku jadi teringat rod stewart ngomong gini... some guys have all the luck... some guys have all their brains... some guys have all their breaks... some guys do nothing but complains!... ;-)
nah, kira kira tafsir bebasnya gini, lho...
1. some guys have all the luck:... ada orang yg memang lucky... bisa cem-macem, misalnya dari sononya lahir dari anak orang kaya, atau terlahir di tempat yang dimanja oleh institusi-institusi yg bisa mendukung segala talenta dan inteRRestnya (haha!)...
2. some guys have their brains:... mereka nggak seberuntung klassifikasi pertama. Tapi, mungkin mereka-mereka ini yg bisa memanfaatkan kedua fungsi hemispir kiri dan kanan otaknya sesuai situasi, dll... bisa juga, dia gunakan intuisinya utk main di arena passive income, dll.
3. some guys have all their breaks:... ini mereka yang dalam kondisi bekerjapun, tak ubahnya sedang ber-holiday. misalnya mereka yang dikontrak oleh perusahaan yg aktifitasnya berhubungan dengan keindahan-keindahan alam, dll... nah, yang terakhir...
4. someguys do nothing but complain:... ini udah makan duit negara, taunya cuman ngedumel... ceppet tua... hahahaha...
Be Fun
TuHanTu
 
 

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "edy_pekalongan" <edy_pekalongan@...> wrote:
>
> bung tuhantu, tidak ada istilah nganggur .
> semua waktu terpakai , untuk tidur ,melamun dll itu semua mengisi waktu.
>
> saya tertarik dengan jual beli itu.
> penjual "impian ttg surga " juga banyak yang kaya itu...
> sesungguhnya mereka itu pedagang juga.
>
> mereka biasanya promo produk dengan iklan :
> pilih saya nanti akan saya bikin gaji guru naik
> pilih saya nanti akan saya bikin rakyat adil makmur
> ikutilah pelatihan xxx sehingga anak anda akan pintar
>
> semuanya selalu memakai kata "akan ". apa mungkin barangkali kata "
> akan " ini memberikan efek kepada saraf otak pembeli produk sehingga
> memicu zat pembawa rasa rileks dan bahagia , sehingga tiap orang akan
> membuat visualisasi gambar gambar menyenangkan. lalu merasa seakan
> akan hal itu pasti terjadi ?
>
> ada juga seh yang jualannya privat ,
> contohnya kepada pacarnya sendiri :
> " pijitin dulu dong , nanti kalau ada duit , abang akan belikan
> bibit tanaman mawar satu truk untuk bisnis kembang kita ..nanti
> hasilnya buat kamu semua ,abang hanya minta 50 % dari laba bersih "
> (he..4x )
>
> salam,
> edy
> pekalongan
>
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tuhantu_hantuhan"
> tuhantu_hantuhan@ wrote:
> >
> >
> > Kita ketemu di dunia nyata, itu pasti... Saya saya lihat, kita bisa
> > berbagi kepentingan... Saya juga tidak suka dengan pengkultusan...
> > (salah satu unfortunate culture)... harap ketemunya selain di Jakarta,
> > juga di sini <http://makassar-photos.blogspot.com/> ... Hehe...
> >
> > Kayaknya selain Tinta Negatif, ada tuh yg pengen kenalan...lha, si dia
> > itu sampe nyari-nyari data gitu?... Hahahaha...
> >
> > Kalau si dia mau data tentang saya sih, boleh-boleh aja... Tapi saya
> > tanya dulu, data itu untuk kepentingan siapa? Untuk kepentingan
> > institusi tertentu?... Apakah untuk penelitian tertentu?... Apakah untuk
> > kepentingan pengumpulan supporter partai tertentu (misalkan)... Dan
> > -TENTUNYA- apakah pendataan itu juga mewakili KEPENTINGAN SAYA ???...
> > (ini tidak pake kata misal, lagi ;-)...
> >
> > Kalau nggak ada kepentingan saya dalam pendataan itu, ... Maka, satu
> > tangan saya akan merangkul bahu dan memeluk pencari data itu, dan tangan
> > satunya lagi pelan-pelan terangkat... dan persis di antara dua matanya,
> > jari tengah saya terancung ke langit, sambil saya berbisik mesra... F*ck
> > You... Lalu melanjutkan bisikan mesra itu... Heh, memangnya tau apa kamu
> > soal Missing Point?... Hahahahaha...
> >
> > Akhirul kata, saya akan mengutip cerita yg saya posting terdahulu, dua
> > ekor monyet culun, mencoba cari tahu, mengapa seseorang yang tidak punya
> > nama (hantu) tidak menampakkan diri, saat menyaksikan sebuah keramaian
> > yg dirancangnya sendiri, sbb:...
> >
> > ½Tetapi, bukankah spesiesmu adalah sejenis makhluk yang keranjingan
> > untuk disorot kamera?...½
> >
> > ½Haha…saya juga keranjingan untuk disorot kamera, tetapi hanya
> > untuk koleksi pribadi… Dan semua koleksi gambar itu hanya akan
> > menjadi proyeksi dari tulisan-tulisan yang saya bangun… ½ Jawab
> > orang itu terkekeh dengan senyum sombong menatap kedua monyet-monyet
> > tersebut... Dua monyet adalah metafor untuk dua format identitas...
> > Identitas maya dan identitas real (a.l. identitas profesi, pokoke yg
> > mencakup simbol, status dan institusi)... ( Selengkapnya
> > <http://the-bogeyman.blogspot.com/2007/04/patanyali-bogeyman.html> )
> >
> > (Sekarang, bisa saya proyeksikan siapa monyet-monyet culun yg
> > kebingungan itu... Yang menganggap tuhannya adalah Lolly Pop?... )
> > Kwekkwekkwekkwek...
> >
> > Nah, sekalian tentang apa yg saya bilang sbg tak ada yang konkrit itu,
> > contohnya antara lain:
> >
> > Si Ass Ass menterjemahkan wirausaha itu sebagai Grocery, apakah
> > pemetaannya sudah konkrit?... Betulkah dunia usaha itu hanya berupa
> > grocery?... Yes or No?... Komoditi itu luas, more than barang dan
> > jasa...
> >
> > Krisis entrepreneureship? Saya faham jika term itu terlahir dari orang
> > yang memang tidak pernah masuk dalam dunia itu... Semua bidang usaha
> > SELALU dan SETIAP SAAT dalam keadaan krisis... Krisisnya cem-macem...
> > Ada yg kesulitan pendanaan (kredit-investasi, dll.), krisis pasar,
> > management, dll... Ada yg krisis untuk mempertahankan segment pasar dan
> > produksinya,... Ada yg krisis mendapatkan bahan baku... Dll...Dll...
> >
> > Ada yg menganggap krisis itu beban atau ancaman tapi ada juga yg
> > menganggapnya sebagai tantangan bahkan peluang (menoleh ke lahan yg
> > berbeda)... Ada yg melaluinya secara enteng dan relax saja, tak sedikit
> > jumlahnya yg terseok-seok...
> >
> > Tapi ada satu hal, bagaimanapun krisisnya, apapun bentuknya... MEREKA
> > TIDAK MENETEK PADA INSTITUSI dengan TANGAN DIBAWAH... Lalu apa arti
> > krisis entrepreneure yg dia maksud? Tidak berarti apa apa...
> >
> > Barangkali, dia hanya mencoba menegakkan krisis identitasnya sendiri
> > sebagai orang gajian (ini barangkali aja, mudah-mudahan kagak :-)...
> > Juga harapan saya, semoga sumber gajinya itu bukan dari institusi
> > (INDUSTRI PENDIDIKAN?) yang menggunakan uang PAJAK dari usaha-usaha
> > (dari yg sedang megap-megap) apalagi sumbernya dari UTANG NEGARA...
> >
> > Itu, contoh saja...
> >
> > Sekarang saya coba proyeksikan saat berusia sepantaran Tinta Negatif,
> > uhmmmm.... uhmmmm... (Mas Leo, mode on...Sorry Mas Leo, bisa pinjem
> > dikit kan?)... Sebelum saya cabut dari kampus, saya rancang dulu
> > standard samping... Yaitu, membuat kompeni dgn salah seorang akuntan
> > ternama di Mks. ( Sjarlis Ilyas) Sekalian cari untung, juga belajar
> > management... Setelah jatuh, bangun, jatuh, bangun lagi... Lalu, minggat
> > dari kampus... Lalu tampil di koran (developer temuda tanpa kredit
> > Jasagriya)
> >
> > Dasar orang-orang maunya menoleh dan melirik setelah ada tanda-tanda
> > kesuksesan, justru belakangan kampus saya saat itu meminta saya sbg
> > pembicara dalam seminar kewirausahaan. Saya TOLAK ... Seminar itu saya
> > tentang karena hanya jadi ajang cari untung para dosen. Sebaliknya
> > panitia seminar tersebut (mahasiswa yg dieksploitasi oleh beberapa
> > dosen) saya ajari langsung secara gratis... Dengan catatan, kelak jangan
> > jadi MANULA yang DISUAPIN!
> >
> > Oke, siklus hidup kita umumnya,
> > lahir-sekolah-sarjana-kerja-kawin-kerja-kawin-kerja-kawin- (maksudnya
> > kerja siang, malam kawin:-) lalu PENSIUN (nganggur)... Pada ujungnya...
> > NGANGGUR (dgn hasil pas-pasan sbg pensiunan)...
> >
> > Seumur Tinta Negatif, saya putuskan siklus tersebut pada fase antara
> > sekolah dan sarjana... Suatu hari, hampir semua rektor universitas,
> > pengusaha, pemerintah,mahasiswa,pegawai,pekerja berkumpul di alun-alun
> > kota (3 April 2004) di pojok alun-alun ada warung kopi... Saya katakan
> > pada sohib-sohib di warkop itu begini...Kamu lihat ramai-ramai orang
> > diluar itu menanda tangani kertas yang habis dibaca oleh walikota?...
> > Itulah ijazah sarjana saya!...
> >
> > Dan merancang sendiri model dan pola ´menganggur´ saya kelak...
> > Ujung-ujungnya kita nganggur, umumnya dgn tangan dibawah, terima
> > pensiunan. Sumber dana pensiunan yg kita makan saat itu adalah dari
> > generasi yg lebih muda, mereka yg berusia produktif, pekerja dan
> > pengusaha.... Artinya kita DISUAPIN oleh mereka yg banting tulang, mandi
> > keringat! )... Bagaimana keluar dari siklus itu?... Bagaimana agar kelak
> > kita tidak masuk kumpulan MANULA yg DISUAPIN, itu?...
> >
> > Lalu, gimana petantang petenteng ngalor ngidul saat masih muda di negri
> > tujuan wisata papan atas dunia?... Thats the question, my friend...
> > (nganggur?..huahhaahaa...hahaha...what a life style, heh?...) ... So,
> > life is not only a game... But life is fun and tricky game...
> >
> > So, apapun yang kamu kerja sekarang, istilahnya Mas Leo, jalani saja...
> > Let it flow... Tapi saya harap kelak kita jangan menjadi makhluk malang
> > berwujud MANULA yang DISUAPIN!... Semuanya bisa dilakukan, kalau diatur
> > sejak dari usia dini... Usahakan jangan terperangkap siklus... Potonglah
> > siklus tersebut, saat masih belia... Bukan untuk malas-malasan, tapi
> > agar kita masih punya banyak waktu, tidak kepepet dan tenaga masih
> > longgar untuk mengembangkan kreatifitas lain yang kita miliki... Kalau
> > kamu Moselm, THAT IS WHAT ´...WAL ASRI...´ ALL ABOUT...
> >
> > Be Fun
> >
> > TuHanTu
> >
> > http://hole-spirit.blogspot.com <http://hole-spirit.blogspot.com>
> >
> >
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tinta_negatif"
> > <tinta_negatif@> wrote:
> > >
> > > cukup menghibur..
> > >
> > > senang berkenalan dengan anda
> > >
> > > saya tertarik bertemu anda di dunia nyata
> > >
> > > nomer saya
> > >
> > > 021-92589843
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tuhantu_hantuhan"
> > > tuhantu_hantuhan@ wrote:
> > > >
> > > >
> > > > Quote:... Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam
> > DEAL-DEAL
> > > > inilah, tak seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran
> > > > ke-mutlak-an.paling report kalo politik dah bawa2 panji kebenaran
> > > > absolute dari agama dan tuhan masing2.jadi super ruwet....mana ada
> > tuhan
> > > > yang mau bertukar kepentingan dalam DEAL?..he.he End of quote.
> > > >
> > > > TuHanTu: Mas Anwar, bukan dalam berpolitik saja kita sebaiknya tak
> > bisa
> > > > mutlak-mutlakan... Kecuali ngitung gaji pegawai atau pekerja
> > perbulan
> > > > sesuai kontrak kerja...tak ada yang mutlak itung-itungannya...
> > > >
> > > > segala sesuatu yang membicarakan ½manusia½ sebagai topik,
> > adalah
> > > > kesalahan berfikir fatal, jika setiap kesimpulan atau resultnya
> > adalah
> > > > hal yang konkrit... Tak ada yang konkrit jika topik yg kita
> > bicarakan
> > > > adalah ½manusia½... Tidak dalam Psikologi, tidak dalam
> > filsafat,
> > > > tidak dalam ilmu budaya akademik...
> > > >
> > > > Mengenai konsep berketuhanan, nggak ada masalah sih, jika seseorang
> > > > menganut konsep tersebut sebagai manifestasi dari rasa tanggung
> > jawab
> > > > atas dirinya sendiri, dalam berinteraksi dgn lingkungannya... Bukan
> > > > sebagai manifestasi superioritas terhadap mereka yg berbeda konsep
> > dan
> > > > pemahaman atas ´hantu´ yg dimutlak-mutlakkan itu...
> > > >
> > > > Toh, ketika seseorang menyebut lima huruf, t-u-h-a-n- ... atau
> > > > a-l-l-a-h...atau tiga huruf, l-o-r-d-... aja itu sudah merupakan
> > > > sekumpulan huruf, artinya, masuk dalam dimensi penyimbolan yg
> > disepakati
> > > > antar kelompok, antar budaya, antar bahasa...lalu, di
> > > > universal-universalkan... (kata yg hanya beda bahasa, dan beda asal
> > )...
> > > > atas sesuatu yg unidentified...
> > > >
> > > > Menggunakan kata ´kebenaran´ sebagai justify atas sesuatu
> > dalam
> > > > perspektif ini akan selalu rancu (malah aneh dan lucu) ... baik itu
> > atas
> > > > nama spiritual, agama, filsafat dan semua ilmu-ilmu yg membicarakan
> > > > dimensi non-fisik manusia yg tidak terbatas itu... Nah, apalagi jika
> > > > dibawa ke dimensi politik praktis...?...
> > > >
> > > > Ada juga, saya melihat bahwa seseorang menyebut t-u-h-a-n hanya jika
> > > > sudah mentok baik dalam berlogika dan bernalar, dengan kalimat manis
> > > > berbunga-bunga, sebagai- atau dalam rangka membuat- persiai
> > psikis....
> > > > entah untuk dirinya sendiri, atau agar dianggap sebagai orang yang
> > > > baik-baik... istilahnya, jaga langganan... alahhh...itu sih trik yg
> > udah
> > > > basi.... padahal dalam waktu bersamaan -sadar nggak sadar- dia telah
> > > > melakukan pembatasan atas ´hantu´ yg dia sepakati sendiri
> > sebagai
> > > > sesuatu tak terbatas.... Hasilnya, jadilah tuhannya itu sebagai
> > lolly
> > > > pop... hahahaha...
> > > >
> > > > Eniwei, saya skali-skali mencoba memakai sepatu orang yg mengaku
> > > > mempunyai tuhan... apa yg saya dapati?...
> > > >
> > > > Yg saya dapati itu, logika yg aneh dan lucu banget... Begini...kalau
> > > > seseorang itu, udah merasa yakin bahwa tuhannya (whatever it is)
> > maha
> > > > pengasih, ...saya heran berat... lalu untuk apa makhluk malang ini,
> > > > meratap-meratap meminta ini, meminta itu?... pake, kata lord sweet
> > > > segala macem, emangnya tuhannya itu permen karetkah?... lolly pop
> > > > kah?... aneh tenan!
> > > >
> > > > Si doi yang mengaku sebagai pencari tuhan juga lucu banget, emangnya
> > dia
> > > > hidup kalau si tuhannya itu nggak menemukan dia?... Ngapain juga
> > > > mencari-cari, lha wong yg dia cari itulah yg telah menemukannya,
> > selama
> > > > ini... kalau dia nggak nyadari itu, saya anggap makhluk aneh yg
> > > > ngaku-ngaku sbg pencari tuhan ini, menderita syaraf gangguan nggak
> > tau
> > > > diri yg akut ... Padahal, dia telah ditemukan oleh tuhannya, sekian
> > > > bulan sejak ortunya pernah saling baku naek... entah baku naeknya
> > itu di
> > > > atas tempat tidur, atau sambil nonton ti-pi... mangkanya ada orok
> > dan
> > > > dia jadi idup...
> > > >
> > > > Bahkan kalau perlu mengolok-olokpun toh si tuhan itu nggak akan
> > sewot...
> > > > kalau sewot, kan ditodong balik ajah...eh tuhan, elu jangan sewot
> > > > dong...elukan maha ini, maha itu... hahaha...
> > > >
> > > > Jadi, menurut saya logika orang ini sangat aneh, karena dia
> > menganggap
> > > > tuhannya itu adalah yayasan sosial dimana si ketua yayasannya suka
> > main
> > > > tak umpet, sambil nyedot lolly pop persis Inspektur Kojak... Tapi,
> > > > yah...saya cuman bilang aneh ajah...bukan pake kata sesat, lho...:-)
> > > >
> > > > Lord sweet...Lord sweet...ciluuuuk ba!..Eh, minta lolly popnya
> > dong?...
> > > > Huahahaha...huahahahaaa....
> > > >
> > > > Be Fun
> > > >
> > > > TuHanTu
> > > >
> > > > http://hole-spirit.blogspot.com <http://hole-spirit.blogspot.com>
> > > >
> > > > Iseng-iseng nih, saya sertakan photo si Kojak versi Hollywoody,
> > manis
> > > > nggak?...Polonya kayak lolly pop, lho... Hehehe...
> > > >
> > > > [Image hosted by servimg.com]
> > > > <http://www.servimg.com/image_preview.php?i=5&u=11843652>
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
> > > > <aharyono@> wrote:
> > > > >
> > > > > Ha..ha.bung THT, sepertinya memang banyak sinkron dengan anda.
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam DEAL-DEAL
> > inilah,
> > > > tak
> > > > > seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran ke-mutlak-an.paling
> > > > report
> > > > > kalo politik dah bawa2 panji kebenaran absolute dari agama dan
> > tuhan
> > > > > masing2.jadi super ruwet....mana ada tuhan yang mau bertukar
> > > > kepentingan
> > > > > dalam DEAL?..he.he
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > Anwar
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > _____
> > > > >
> > > > > From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > > [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of
> > > > > tuhantu_hantuhan
> > > > > Sent: Monday, January 07, 2008 5:24 PM
> > > > > To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > > Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus
> > Bukanlah
> > > > Gerakan
> > > > > Politik!
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Quote: ... Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan",
> > > > > "interest"...saya lebih suka definisikan secara esensial politik
> > > > sebagai
> > > > > "aktifitas untuk memperjuangkan interest"... End of quote.
> > > > >
> > > > > TuHanTu: Mas Anwar... Memang betul bahwa tak ada satupun manusia
> > yang
> > > > bebas
> > > > > dari interrest individual... Bahwa sekalipun ada manusia yg
> > memilih
> > > > hidup
> > > > > dalam keterasingan roda modernisasi, tetap ada interrest melekat
> > dalam
> > > > > dirinya bukan? Sejauh mana interrset itu bermain? tak ada tolok
> > ukur
> > > > yang
> > > > > konkrit...
> > > > >
> > > > > Bahwasanya interrest individual tersebut berusaha
> > > > diseimbangkan/disinergikan
> > > > > dengan interrest lingkungan (masyarakat) itu soal lain... Tapi
> > yang
> > > > jelas
> > > > > bahwa saya, kita dan Anda sekalian dimanapun berada, adalah
> > sekumpulan
> > > > > interrest-interrest yg bukan tidak mungkin punya keterkaitan satu
> > sama
> > > > > lain... Cuman ada yg masuk dalam bingkai simbol-simbol (berbentuk
> > > > agama,
> > > > > partai, ideologi)... Ada yang berusaha diluar dari bingkai
> > tersebut...
> > > > > (tetap berada dalam penyimbolan tersendiri) ... But still can we
> > > > called it
> > > > > as, politis? YA...! Like I said, everything is a DEAL...
> > > > >
> > > > > Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah DEAL-DEAL, maka
> > > > kemungkinan
> > > > > merajut interrest individual tersebut menjadi interrest kolektif
> > > > kemungkinan
> > > > > besar bisa terjadi... Tidak hanya dalam ber-politik praktis...
> > > > >
> > > > > Seorang Peminum Kopi seperti saya harus menanamkan bahwa segala
> > > > sesuatu
> > > > > adalah DEAL-DEAL. Dan hanya dengan memahami hal tersebut, saya
> > tidak
> > > > mudah
> > > > > untuk marah dan berkoar-koar apalagi kalap di jalanan
> > berdemonstrasi
> > > > yg
> > > > > destruktif, karena kebijakan yang tidak memihak kepentingan saya
> > > > (misalkan)
> > > > >
> > > > > Pilihannya -antara lain- adalah:
> > > > >
> > > > > 1. Passive. Karena tahu dan memahami bahwa semua Petinggi dan Elit
> > > > Birokrat
> > > > > hanyalah sekumpulan interrest pribadi yang ter-manifestasi secara
> > > > kolektif.
> > > > >
> > > > > 2. Aktif. Yakni, berusaha masuk dalam sistem (dalam skala
> > tertentu),
> > > > dalam
> > > > > skala waktu tertentu. Sekalipun berada di luar penyimbolan
> > > > > partai/jabatan/status tertentu.
> > > > >
> > > > > 3. Being a coward (Pengecut) Dengan meninggalkan lingkungan/tempat
> > > > tersebut
> > > > > dan mencari lingkungan tempat lain... ;-)
> > > > >
> > > > > Be Fun
> > > > >
> > > > > TuHanTu
> > > > >
> > > > > http://hole- <http://hole-spirit.blogspot.com> spirit.blogspot.com
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
> > > > > aharyono@ wrote:
> > > > > >
> > > > > > "Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > > > > > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai
> > kepentingannya
> > > > > > disitulah sudah masuk wilayah politik."
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Anwar:
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan",
> > > > "interest"...saya
> > > > > lebih
> > > > > > suka definisikan secara esensial politik sebagai "aktifitas
> > untuk
> > > > > > memperjuangkan interest"
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > seharusnya "politik" harus diterima apa adanya sebagai bagian
> > dari
> > > > > > kemanusiaan kita.menafikkan adanya kepentingan dalam setiap
> > tindakan
> > > > kita
> > > > > > hanya akan membuat kita, maaf, tanpa sadar jadi munafik.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > dalam hal ini ada 2 aspek:
> > > > > >
> > > > > > 1. buat yang munafik, cap stigma negative pada politik hanya
> > akan
> > > > jadi
> > > > > &! gt; pelarian atau pencarian kambing hitam...merasa "bersih",
> > lupa
> > > > bahwa
> > > > > setiap
> > > > > > saat semua kita gak akan lepas dari berpolitik
> > > > > >
> > > > > > 2. buat yang memang niatnya maling, sepakat rame2 bahwa jalur
> > > > politik
> > > > > formal
> > > > > > yang paling ampuh.yang ini biasanya otomatis munafik juga, lain
> > > > kulit lain
> > > > > > isi.lain omongan lain tindakan..dst.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Dan alhamdulillah, keduanya sedang nge-trend2nya di negeri
> > tercinta
> > > > > > ini.he..h.e..
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Masalah apakah "gerakan anti kultus adalah gerakan politik" atau
> > > > > > bukan....sama saja dengan misalnya: "anti konsep, adalah konsep
> > > > jugak"
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Salam,
> > > > > >
> > > > > > Anwar
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > _____
> > > > > >
> > > > > > From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > > > [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of
> > > > gotholoco
> > > > > > Sent: Thursday, January 03, 2008 4:43 PM!
> > > > > > To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > > > > > Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus
> > Bukanlah
> > > > > Gerakan
> > > > > > Politik!
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > > > > > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai
> > kepentingannya
> > > > > > disitulah sudah masuk wilayah politik.
> > > > > >
> > > > > > Warisan Orde Baru yang telah meracuni bahwa berpolitik itu
> > kotor,
> > > > > > berpolitik itu haram, berpolitik itu najis. Yang hanya boleh
> > > > > > berpolitik itu hanya kaum elit penguasa saja.(dulu dwifungsi
> > ABRI).
> > > > > >
> > > > > > Karena kesadaran berpolitik sudah dicuci 'bersih' (apa kotor?)
> > oleh
> > > > > > Orde Baru selama 30 tahun lebih, maka pendidikan politik dan
> > etika
> > > > > > politik di Indonesia sangat miskin atau minim sekali.
> > > > > >
> > > > > > Buktinya sekarang ini PILKADAL selalu disertai dengan KERIBUTAN
> > atau
> > > > > > KERICUHAN di Daerah-daerah dimanapun Pilkadal dilakukan.
> > > > > >
> > > > > > Belum siap berbeda pendapat, rebutan jadi pemimpin,! dan
> > pemimpin
> > > > yang
> > > > > > memanfaatkan masyarakat bodoh(massa menggambang) untuk
> > menggalang
> > > > > > dukungan dengan otot bukan dengan otak.
> > > > > >
> > > > > > Berbeda pendapat masih selalu berakhir dengan kekerasan fisik.
> > > > > >
> > > > > > gotho
> > > > > >
> > > > > > --- In psikologi_transform
> > > > > > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > > > atif@yahoogroups.com,
> > > > > > pradita@ wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Saya khawatir Anda merancukan makna 'politik' dan 'ideologi'.
> > > > Secara
> > > > > > sangat
> > > > > > > sederhana, 'politik' bisa diartikan sebagai 'cara untuk
> > mencapai
> > > > > > kekuasaan'
> > > > > > > (dalam arti luas, bukan cuma sebatas 'kekuasaan negara'). Jadi
> > > > kalau
> > > > > > ada yang
> > > > > > > mengklaim berpolitik tapi sasarannya bukan kekuasaan, maka dia
> > > > pasti
> > > > > > bo'ong
> > > > > > > besar, atau dia salah kaprah dalam memakai istilah 'politik'.
> > > > > > >
> > > > > > > Kalau sesuatu yang mengarahkan kesadaran kita dengan cara t!
> > > > ertentu
> > > > > > sehingga
> > > > > > > terjadi distorsi atas realitas dalam kesadaran kita, itu
> > namanya
> > > > > > 'ideologi'.
> > > > > > >
> > > > > > > manneke
> > > > > > >
> > > > > > > Quoting tinta_negatif tinta_negatif@:
> > > > > > >
> > > > > > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > > > > > >
> > > > > > > > sesuatu yang tertanam dalam diri seperti pemikiran dimana..
> > di
> > > > > > ruang atau
> > > > > > > > waktu mana pun kita tidak lagi mampu menilai segala sesuatu
> > > > > > berdasarkan..
> > > > > > > > apa yang terjadi pada ruang waktu tersebut. Pada benda-benda
> > > > yang
> > > > > > > > menunjukkan dirinya sendiri. Atau pun mahluk hidup. Politik
> > > > > > membuat kita
> > > > > > > > kehilangan kemampuan untuk menganalisa.. karena kita sudah
> > > > > > memiliki agenda.
> > > > > > > > Memiliki sebuah pemahaman terhadap segala sesuatu yang kita
> > > > > > pikirkan..
> > > > > > > > namun belum dibuktikan dalam kenyataan. Atau belum
> > > > mengalaminya..
> > > > > > > > Politik! Membuat kita kehilang! n untuk merasa
> > > > > > > >
> > > > > > > > --- In psikologi_transform
> > > > > > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > > > atif@yahoogroups.com,
> > > > > > "Anwar Haryono"
> > > > > > > > <aharyono@> wrote:
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Kutipan para.2 yang di breakdown:
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > 1. Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > 2. Karena politik itu sendiri Mewakili kelompok, isme,
> > atau
> > > > pun
> > > > > > golongan.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > 3. Sedangkan Anti Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu
> > semua
> > > > > > (kelompok,
> > > > > > > > > isme,
> > > > > > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan). "
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Anwar:
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Anti kultus" itu adalah bukannya juga kelompok/golongan.!
> > > > berarti
> > > > > > kalimat
> > > > > > > > no
> > > > > > > > &g t; 2 di atas bisa ditulis ulang menjadi: "karena politik
> > itu
> > > > > > sendiri mewakili
> > > > > > > > > anti kultus".jadi anti kultus berpolitik juga dong.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Salam,
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > anwar
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > _____
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > From: psikologi_transform
> > > > > > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > > > atif@yahoogroups.com
> > > > > > > > > [mailto:psikologi_transform
> > > > > > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > > > atif@yahoogroups.com]
> > > > > On
> > > > > > Behalf Of
> > > > > > > > tin! ta_negatif
> > > > > > > > > Sent: Wednesday, January 02, 2008 7:53 PM
> > > > > > > > > To: vincentliong@ <mailto:vincentliong%40yahoogroups.com>
> > > > > > yahoogroups.com; komunikasi_empati@
> > > > > > <mailto:komunikasi_empati%40yahoogroups.com> yahoogroups.com;
> > > > > > > > > psikologi_transform
> > > > > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > > > > > atif@yahoogroups.com
> > > > > > > > > Subject: [psikologi_transformatif] Fwd: Gerakan Anti
> > Kultus
> > > > > > Bukanlah
> > > > > > > > Gerakan
> > > > > > > > > Politik!
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > --- In gerakan_antikultus@
> > > > > > <mailto:gerakan_antikultus%40yahoogroups.com>
> > > > > > > > > yahoogroups.com, "tinta_negatif"
> > > > > > > > > <tinta_negatif@> wrote:
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Ger! akan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik. Karena
> > politik
> > > > itu
> > > > > > > > > sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun golongan.
> > Sedangkan
> > > > Anti
> > > > > > > > > Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua (kelompok,
> > isme,
> > > > > > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan).
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Sebelum membahas lebih jauh tentang Gerakan Anti Kultus
> > > > bukanlah
> > > > > > > > > Gerakan Politik.. Mari kita cermati bagaimana terciptanya
> > > > sebuah
> > > > > > > > > kelompok, isme, atau pun golongan. Berawal dari satu tokoh
> > > > atau
> > > > > > > > > individu yang berjasa pada lingkungan sekitarnya. Tokoh
> > atau
> > > > > > > > > individu itu tersebut kemudian mati. Kematiannya kemudian
> > > > dilebih-
> > > > > > > > > lebihkan dalam rangka menghormati jasa-jasanya, dan agar
> > para
> > > > cucu
> > > > > > > > > kemudian mencontoh dan menjadikan si Tokoh dan Individu
> > > > sebagai
> > > > > > > > >! ; panutan. Cara paling mudah menjawab pertanyaan para
> > > > cucu-cucu
> > > > > yang
> > > > > > > > > lahir ratusan tahun kemudian tentang si Pahlawan.. Adalah
> > > > dengan
> > > > > > > > > membuatkan Patung.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Kek.. Emang pahlawan kita seperti apa sih bentuknya."
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Lihat saja ke taman tengah kota.. Dia berdiri tegak tanpa
> > > > lapar
> > > > > > dan
> > > > > > > > > dahaga?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Bagaimana bisa?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Karena mereka patung?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Apakah mereka benda mati."
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Itu tidak penting, karena ketika masih hidup.. Itulah
> > yang
> > > > mesti
> > > > > > > > > kita pelajari?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Tapi bagaimana caranya patung itu berbicara?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Ah, gayamu seperti Ibr! ahim (cucu Adam) saja.."
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > ; Namun dengan kelahiran fotografi (kemampuan merekam
> > gambar
> > > > diam)
> > > > > > dan
> > > > > > > > > juga sinematografi (kemampuan merekam gambar bergerak),
> > maka
> > > > > > > > > pengkultusan akan semakin mudah dilakukan. Seseorang bisa
> > > > menaruh
> > > > > > > > > poster idola atau bahkan foto idola beserta tanda tangan,
> > > > 'hanya
> > > > > > > > > karena apa yang dikaryakan' mewakili perasaan, ideologi
> > atau
> > > > pun
> > > > > > > > > pemikiran kamu atau kalian. Ini tentu saja pukulan mundur
> > bagi
> > > > > > > > > individu apabila kemudian.. Individu mulai mengutip
> > kata-kata
> > > > si
> > > > > > > > > idola. Dan tidak berani mengatakan pendapatnya sendiri.
> > Atau
> > > > bahkan
> > > > > > > > > bertarung dengan musuh si Idola.. Karena si idola
> > bermusuhan
> > > > > > > > > dengannya.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Dalam politik seperti Kapitalisme melawan Komunisme dalam
> > > > perang
> > > > > > > > > dingin berapa puluh tahun yang l! alu, seseorang yang
> > memilih
> > > > blok
> > > > > > > > > kapitalisme menjadi lebih cenderung individualis karena
> > 'yang
> > > > kaya
> > > > > > > > > makin kaya karena berusaha' dan 'yang miskin semakin
> > miskin
> > > > juga
> > > > > > > > > karena berusaha tapi tidak ada modal'. Dimana dalam
> > komunisme
> > > > 'yang
> > > > > > > > > kaya adalah negara dan orang kesejahteraan orang banyak
> > diatur
> > > > oleh
> > > > > > > > > negara'.. Dan tentu saja yang kaya adalah orang-orang
> > > > pemerintahan.
> > > > > > > > > Jadi apabila dalam politik Komunisme satu-satunya caranya
> > agar
> > > > anda
> > > > > > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat
> > Pemerintah.
> > > > > > > > > Sedangkan dalam politik Kapitalisme.. Satu-satunya cara
> > agar
> > > > anda
> > > > > > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemilik
> > > > Modal
> > > > > > > > > (penguasa, perusahaan besar, dan Orang-Orang Yang
> > Dikultuskan)
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Yang! Minus dari Politik adalah kita kehilangan kemampuan
> > > > untuk
> > > > > > &g t; > > menganalisa berdasarkan perasaan dan sudut pandang
> > kita
> > > > sendiri.
> > > > >
> > > > > > > > > Karena apabila anda masuk dalam suatu partai politik atau
> > > > golongan
> > > > > > > > > isme (ajaran) politik tertentu maka.. Anda akan
> > didogmakan,
> > > > > > > > > didongeng dan doktrinkan.. Tentang kekurangan-kekurangan
> > > > partai
> > > > > > > > > politik lainnya.. Begitu juga didogmakan, didongeng dan
> > > > doktrinkan
> > > > > > > > > kelebihan dari partai politik dan golongan isme (ajaran)
> > > > politik
> > > > > > > > > yang kita anut.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Kebanggaan politik yang kita anut tidak ada bedanya dengan
> > > > seorang
> > > > > > > > > borjuis yang membanggakan rumah atau mobil yang
> > dimilikinya.
> > > > > > > > > Kebanggaan ajaran atau isme yang kita anut tidak ada
> > bedanya
> > > > dengan
> > > > > > > > > ras yang kita banggakan karena mampu bertahan di berbagai
> > > > belahan
> > > > > > > > > dunia (termasuk b! udaya yang tidak terkontaminasi).
> > > > Kebanggaan
> > > > > > > > > kekasih yang kita miliki entah karena fisik atau
> > intelegensi
> > > > tidak
> > > > > > > > > ada bedanya dengan pengkultusan idola yang seakan tidak
> > > > bertambah
> > > > > > > > > tua dan jelek karena foto yang kita simpan dari internet
> > > > > > > > > atau : 'jepretan kita sendiri'.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Maka apakah Gerakan Antikultus adalah sebuah gerakan
> > politik.
> > > > > > > > > Jawabannya adalah tidak karena kita terus mengkritisi
> > siapa
> > > > yang
> > > > > > > > > kita idolakan. Siapa yang kita kultuskan.. Sampai kita
> > tidak
> > > > perlu
> > > > > > > > > lagi mengutip kata-kata mereka atau individu tersebut..
> > Atau
> > > > cara
> > > > > > > > > paling aman adalah dengan memahami kata-kata mereka atau
> > > > individu
> > > > > > > > > tersebut.. Dan mulai bicara esensi atau makna yang sama
> > denga
> > > > gaya
> > > > > > > > > bahasa sendiri. Atau dengan kata la! in : Pendapat.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > " Karena apabila pertentangan pendapat antara kamu dan
> > orang
> > > > lain..
> > > > > > > > > Adalah bukti nyata bahwa masih ada tokoh idola (yang
> > > > terkultuskan
> > > > > > > > > terselubung)."
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Sebab demokrasi menurut saya adalah kebebasan
> > berpendapat.
> > > > Namun
> > > > > > > > > apabila seseorang kehilangan kebebasan berpendapat karena
> > > > pihak
> > > > > > > > > lain, karena caci maki, teror, maka demokrasi lagi-lagi
> > > > hanyalah
> > > > > > > > > teori semu."
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > "Dan beranikah kalian mengatakan sesuatu dari orang yang
> > kamu
> > > > > > > > > kultuskan berdasarkan pemahamanmu sendiri? Dan dengan gaya
> > > > bahasamu
> > > > > > > > > sendiri, tanpa menjadikan dirimu tokoh untuk dikultuskan
> > bagi
> > > > orang-
> > > > > > > > > orang yang belum mengetahui sejauh kamu mengetahui diri
> > atau
> > > > > > > > > kelompoknya?"
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >! --- End forwarded message ---
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > join this group :
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > http://groups. <http://groups.
> > > > > > <http://groups.yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > > > > > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > > > > > > > > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/
> > > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Support the World Aids Awareness campaign this month with Yahoo! for Good

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Special K Group

on Yahoo! Groups

Learn how others

are losing pounds.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: