Kamis, 10 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: MITOS lain di jawa

Hihihi
Orang, Pandawa selalu menang, kok.

non_sisca <non_sisca@yahoo.co.in> wrote:


Ya, saya juga pengagum Mitos n Wayang Jawa, membaca bagian2 cerita
yang bermakna dan mengambil nilai baik filosofisnya

Di istana Dwarawati, Prabu Batara Kresna sedang dihadap oleh para
sentana dan kerabat kerajaan. Raden Samba, putranya, Raden Sentyaki,
kerabat dan pejabat istana, dan Patih Udawa, ada di antara para
hadirin.

Raden Gatutkaca, putra Raden Werkudara kebetulan juga menghadap.

Dia membawa masalah penting untuk dibicarakan dengan Batara Kresna.
Batara Kresna heran melihat wajah Gatutkaca yang murung, lalu
bertanya kepadanya apakah dia datang atas kemauan sendiri, atau
diutus oleh raja Amarta.

Gatutkaca menjawab, bahwa kedatangannya ini diutus oleh raja Amarta
untuk membawa pesan dari Prabu Judistira, raja Amarta.

Kemudian dia mengungkapkan dua alasan mengapa dia harus menghadap
raja Dwarawati.
Pertama, atas nama keluarga besar Pandawa, dia menyampaikan salam
hormat.
Kedua, dia diutus oleh raja Amarta untuk menyampaikan pesan kepada
raja Dwarawati, bahwa saat ini kerajaan Amarta sedang mengalami
berbagai persoalan.

Persoalan tersebut meliputi wabah penyakit, banyaknya perkelahian dan
percekcokan antara dua pihak yang bertetangga, bahkan dalam keluarga,
yang menunjukkan menurunnya rasa tanggung jawab dalam mengurus
keluarga.

Mungkin dewa2 sedang menghukum rakyat Amarta.

Gatutkaca selanjutnya menjelaskan, mereka yang bercekcok, alasannya
tidak jelas, bahkan sering tanpa alasan.

Mendengar itu, Batara Kresna menjadi ikut prihatin dan mengatakan dia
punya firasat bahwa persoalan yang mengancam rakyat Amarta tersebut
pada akhirnya juga dapat menghancurkan Pandawa kalau tidak diberikan
perhatian khusus......

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "edy_pekalongan"
<edy_pekalongan@...> wrote:
>
> non sisca ....
> di jawa ada mitos tentang kerajaan dewa di serang para raksasa.
> gara gara urusan wanita cantik.
> dan para dewa kocar kacir malah meminta bantuan manusia yaitu
arjuna,
> karena arjuna memperoleh kesaktian luar biasa dari hasil
bertapanya.
> dewa meminta dewi kunti (ibu arjuna ) untuk memaksa ikut perang
> membantu dewa dengan begitu arjuna tidak akan menolak . karena takut
> arjuna sakit hati karena kejadian sebelumnya.
>
> karena sebelumnya arjuna sendiri ketika bertapa untuk memperoleh
ilmu
> yang luar biasa itu , para dewa cemburu ( karena ilmunya akan bisa
> melebihi para dewa ) dan berusaha menggagalkannya dengan mengirimkan
> tujuh bidadari untuk melakukan rayuan sex selama tujuh hari tujuh
> malam di gua.
>
> arjuna di telanjangi dst (tidak saya tulis ...karena vulgar ) dalam
> duduk semadinya ,namun tetap berhasil lulus ujian.
>
> namun malah tujuh wanita itu yang tergila gila dan minta di jadikan
> istri .
>
> cerita ini di muat dalam " arjuna wiwaha " , kalau menurut catatan,
> sastra ini di buat oleh Empu Kanwa .
>
> saya masih ingat samar2 cerita ini walaupun pertama kali membaca
> naskah arjuna wiwaha itu usia saya baru 14 tahun.
>
>
> salam,
> edy
> pekalongan
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "non_sisca"
> <non_sisca@> wrote:
> >
> >
> > Orestes adalah cucu dari Atreus, seorang laki2 yang secara licik
> > mencoba untuk membuktikan bahwa dia lebih berkuasa dari Dewa.
> > Karena pemberontakannya melawan mereka, desa menghukum Atreus
dengan
> > menjatuhkan kutuk atas keturunannya. Sebagai bagian dari
> > dijatuhkannya kutuk itu atas keluarga Atreus, Ibu Orestes,
> > Clytemmenestra, membunuh ayahnya, suaminya, Agamemnon.
> >
> > Kejahatan ini pada gilirannya mendatangkan kutuk pula atas
Orestes,
> > karena menurut hukum Yunani mengenai kehormatan, seorang putra di
> > atas segala2nya wajib, membunuh pembunuh ayahnya.
> >
> > Tetapi, dosa terbesar yang dapat dilakukan seorang Yunani adalah
dosa
> > membunuh ibu.
> >
> > Orestes menanggung derita yang teramat pedih dalam lingkaran
dilema
> > ini.
> >
> > Akhirnya dia melakukan apa yang dirasanya harus dilakukannya dan
> > membunuh ibunya.
> >
> > Untuk dosa ini para dewa lalu menghukum Orestes dengan
menyurupkan
> > padanya setan2, tiga makhluk yang menakutkan yang hanya dapat
dilihat
> > maupun didengarnya sendiri dan yang menyiksanya siang malam
dengan
> > suara nistaan yang mengerikan dan wujud mereka yang menakutkan.
> >
> > Karena dicekam setan2 itu ke manapun ia pergi, Orestes berkelana
> > keliling negeri untuk menebus dosanya. Setelah bertahun2
melakukan
> > penyiksaan dan pemurnian diri, Orestes memohon kepada Dewa untuk
> > melepaskannya dari kutukan keluarganya dan pelampiasannya atas
> > dirinya melalui setan2 itu, membangkitkan keyakinannya bahwa ia
telah
> > berhasil menebus dosa membunuh ibunya.
> >
> > Para Dewa mengadakan sidang pengadilan.
> >
> > Berbicara sebagai pembela Orestes, Apollo mengatakan bahwa dia
telah
> > mengendalikan seluruh keadaan yang menempatkan Orestes pada suatu
> > posisi tanpa pilihan lain kecuali membunuh ibunya dan karenanya
> > Orestes jelas tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya.
> >
> > Pada titik ini Orestes melompat berdiri, dan membantah pembelanya
> > sendiri dengan menyatakan : "Sayalah, dan bukan Apollo, yang
membunuh
> > Ibu !"
> >
> > Para Dewa merasa kagum. Belum pernah seorang keluarga Atreus
memikul
> > tanggung jawab penuh sebesar itu untuk dirinya dengan tidak
> > mempersalahkan para Dewa.
> >
> > Alkisah, para Dewa memutuskan persidangan ini untuk keuntungan
> > Orestes, dan bukan saja membebaskannya dari kutukan atas keluarga
> > Atreus tetapi juga mengubah setan2 itu menjadi Eumenides, roh2
cinta
> > kasih, yang dengan nasihat mereka yang bijaksana memungkinkan
Orestes
> > mendapat keberuntungan selama hidupnya.
> >
> > Makna mitos ini jelas. Eumenides, atau "mereka yang pemurah" juga
> > disebut sebagai "pembawa rahmat".
> > Setan khayalan yang hanya dapat dilihat Orestes, menghadirkan
> > gejalanya, neraka pribadi dari sakit jiwa.
> > Perubahan penjelmaan setan menjadi Euminides adalah perubahan
dari
> > sakit jiwa ke peruntungan yang baik.
> >
> > Perubahan ini terjadi karena kebajikan dari kenyataan bahwa
Orestes
> > bersedia memikul tanggung jawab atas sakit jiwanya.
> > Meskipun dia ingin dibebaskan darinya, dia tidak melihat setan
itu
> > sebagai hukuman yang tidak pantas atau merasa bahwa dia adalah
korban
> > dari masyarakat atau dari yang lain2nya.
> > Sebagai akibat yang tak terelakkan dari kutukan yang pertama atas
> > keluarga Atreus, setan2 itu juga melambangkan fakta bahwa sakit
jiwa
> > adalah urusan keluarga, diciptakan atas seseorang oleh orang
tuanya
> > atau nenek moyangnya sebagai dosa ayah yang ditimpakan kepada
anak2.
> >
> > Tetapi Orestes tidak menyalahkan keluarganya -- orang tuanya
ataupun
> > kakeknya -- walaupun dia bisa.
> >
> > Juga dia tidak menyalahkan para Dewa atau "nasib".
> >
> > Sebaliknya dia menerima keadaannya sebagai sesuatu yang
disebabkan
> > oleh dirinya sendiri dan berupaya untuk menyembuhkannya.
> >
> > Itu merupakan proses yang panjang. Tetapi hasilnya adalah diri
> > menjadi sembuh dan melalui proses penyembuhan usahanya sendiri,
> > segala sesuatu yang tadinya menyebabkan dia menderita, justru
menjadi
> > rahmat yang memberinya kebijakan.
> >
> > Every man's life is a fairytale written by God's fingers (Hans
> > Christian Andersen)
> >
> > Life is a jigsaw puzzle with most of the pieces missing.
> >
>



Sent from Yahoo! - a smarter inbox.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Weight Loss Group

on Yahoo! Groups

Get support and

make friends online.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: