Selasa, 14 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] 11 - Proyeksi Keinginan Vincent Liong yang tidak kesampaian

11
Proyeksi Keinginan yang tidak kesampaian, menjadi pembusukan Fapsi UI
 
 
Demi membongkar kebusukan dan mencegah terjadinya pembusukan dari oknum tak bertanggungjawab bernama Vincent Liong. Saya ajak anda menganalisa sebuah pola pembusukan yang dilakukan Vincent Liong terhadap Fapsi UI.
 
Cerita ini berawal dari ketika member milis dosen Fapsi UI merasa gerah dengan 'bomb mail' kompatiologi (ilmu yang diklaim ditemukan Vincent Liong) melalui e-mail Cornelia Istiani. Tak banyak yang tahu, BAHWA SEBENARNYA SAAT ITU VINCENT LIONG YANG MELAKUKAN BOMB MAIL MENGGUNAKAN IMEL CORNELIA ISTIANI.
 
Kenapa Vincent melakukan Bomb-mail ke milis dosen Fapsi UI?
Ada dua data penting yang pernah saya dengar sendiri dari Vincent:
 
Pertama, sebenarnya dulu Vincent punya obsesi masuk psikologi UI, tapi karena 'otak' tidak mampu (dan tidak bisa diakali dengan surat rekomendasi) maka Vincent masuk Fapsi Atmadjaya.
 
Kedua, Vincent punya obsesi mengajarkan Kompatiologinya di UI. (atau di institusi-institusi terkenal lain, seperti ITB, Tarumanegara, dll)
 
Dua hal itulah yang membuat Vincent ngotot agar kompatiologinya mendapat perhatian di Fapsi UI dan seperti biasa dilakukan Vincent, ia mengirimkan bertubi-tubi ke milis Fapsi UI tulisan-tulisan tentang kompatiologi.
 
Tapi apa akibat bomb mail menggunakan imel Cornelia Istiani? Akibatnya adalah Cornelia Istiani mendapat surat peringatan.
 
Titik ini semestinya menjadi perenungan buat Vincent, bahwa apa yang dilakukannya ternyata menimbulkan masalah bagi Istiani. Sayangnya introspeksi semacam ini justru tidak ada. Mala arogansi yang muncul.
 
Apa yang dilakukan Vincent?
  1. Vincent memforward surat peringatan UI ke ratusan milis dengan judul2 provokatif.
  2. Vincent menulis sebuah surat tanggapan yang memanfaatkan momen itu untuk promosi kompatiologi sekaligus mendemonisasi Fapsi UI. (Lihat link: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/9121; posting tanggal 5 Agustus 2006)
 
Ada hal menarik dari tanggapan Vincent Liong, untuk kita bandingkan dengan analisis pada kasus fiksi Cornelia Istiani dan demonisasi Nurudin Asyhadie. Simak berikut ini:
Dari pengamatan kronologis historis dan felling saya
yang tepat (saya mantan dukun tersohor di Jakarta)
saya melihat bahwa pihak-pihak yang tercantum namanya
yaitu: Dra. Surastuti Nurdadi, M.Si. dan Kien
Wahyuningsih bukanlah pihak yang merencanakan dan
merancang isi tulisan di surat tersebut. Dra.
Surastuti Nurdadi, M.Si. terlibat karena beliau yang
punya wewenang membuat surat resmi tersebut dimana
pihak yang berkepentingan secara pribadi saya lihat
tidak memiliki jabatan atau posisi yang berhak membuat
surat tsb dan ada kecenderungan lebih hati-hati
sehingga memilih lempar batu sembunyi tangan. Kien
Wahyuningsih terlibat karena beliau sebagai staf
fakultas bertugas memngirimkan email tsb ke Istiani
dan mengurus maillist Dosen F.Psi. UI. . Perkiraan
saya setidaknya ada 4 orang atau lebih, berkelamin
wanita, sebagian besar / semuanya dosen bagian
Psikologi Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia, Kalau mau ditelusuri bisa lihat mulai dari
masalah ketidaksukaan pribadi dari Donny Hendrawan
(yang lagi dapet beasiswa ke Jepang) yang memfitnah
bahwa Istiani bukan dosen Pascasarjana UI dalam email
sebulan yang lalu dan soal Kompatiologi dalam email
beberapa hari yang lalu, disusul mbak Retno Pudjiati,
Mayke Sugianto dan Ike Kuntoro, itu yang tampak bukti
tertulisnya kalau yang tidak tampak saya tidak bisa
sebutkan karena tidak ada bukti. Saya secara pribadi
tidak kenal samasekali dengan semua orang-orang ini
tetapi karena namanya ilmu Psikologi maka secara resmi
mereka memang dilatih untuk merasa memiliki hak
menilai kejiwaan dan menyatakan kesukaan/ketidaksukaan
dengan menggunakan kekuasaan jabatan sendiri atau
milik teman sejawat, jadi memang hal yg ditanamkan,
wajar lah… Meskipun di ilmupengetahuan tidak ada itu
alasan suka atau tidak suka lalu bebas mengambil
tindakan secara resmi atas nama fakultas.
 
 
Kalimat: "Dari pengamatan kronologis historis dan felling saya yang tepat (saya mantan dukun tersohor di Jakarta)" inilah yang tampaknya dijadikan pegangan hidup Vincent Liong dalam membuat berbagai fiksi atas realita, yang digunakannya untuk membusukkan orang lain.
 
 
 
 
 
 
 


Boardwalk for $500? In 2007? Ha!
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Express Yourself

Show your face in

Messenger & more.

Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Your one stop

for beauty & fashion

tips and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: