Selasa, 28 Agustus 2007

Re:Re: Balasan: [psikologi_transformatif] Menikah?

Wah kalo pngn dapet menikmati bnyk berkah musti
poligami nih kayaknya...ta'?
coba dulu aaahh...
_____________________________
Sent from my phone using flurry - Get free mobile
email and news at: http:/?
/www.flurry.com

--- Original Message ---
Date: Tue Aug 28 06:44:13 PDT 2007
From: tomigant <tomigant@yahoo.com>
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Subject: Re: Balasan: [psikologi_transformatif]
Menikah?
---

jadi menikah kalau menikah sama dengan menikmati
berkah?
si A menikah = Si A menikmati berkah
si A meikah lagi = Si A menikmati berkah lagi
si A kepingin dapat banyak berkah = si A menikah
banyak
ayo menikah banyak............!
ahahahahahah
tomy

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Dodik
B" <dodik@...> wrote?
:
>
> LuluÂ…
>
> MENIKAH = Menikmati BerkahÂ…!
>
> Nah, sapa yg gak seneng berkah?
>
> Jadi ya alasan itulah yg melatarbelakangi kenapa
orang ingin
menikah!
>
>
>
> HeheheheeeeÂ…
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
[mailto:psikologi_transform?
atif@yahoogroups.com] On Behalf Of lulu Sent: Tuesday,
August 28, 2007 3:52?
PM
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com;
ppiindia; syahputri_lu2 syah?
putri; carierwomenfondation_lu2indo@...
> Subject: Balasan: [psikologi_transformatif] Menikah?
>
>
>
> ``Mengapa lebih banyak orang yang ingin menikah
ketimbang yang
tidak?``
>
> ====
>
> mungkin untuk jawaban yang ini, kita harus melihat
kembali diri
kita, dengan
> kata lain balikin lagi ama yang bersangkutan, dengan
tidak melihat gender?
nya, dan dengan seribu alasan yang mendasarinya kenapa

memilih satu
> diantara dua pertanyaan itu ..
>
>
>
> kalo melihat dari kacamata agama, mungkin `tuhan
menciptakan
manusia secara
> berpasang2an` kita akan terpicu untuk melihat kalo
standard dari
kebahagiaan
> itu adalah pernikahan, tapi benerkah demikian ???
>
> kita jawab dari kacamata kita sendiri sebagai
manuasia yang telah
memilih
> satu diantara dua pertanyaan itu...
>
> orang pasar turi sih pernah bilang... percuma uang
banyak, akan
selalu
> menjadi yang paling rugi dan nelongso kalo gak
menikah, la wong
ayam aja
> masih terus bertelur...!!!
>
>
>
> salam
>
> /Lu2
>
>
>
> Nana P <fe36smg@...> wrote:
>
>
http://serbaserbikehidupan.blogspot.com/2007/08/menikah.html
>
> Mengapa lebih banyak orang yang ingin menikah
ketimbang yang tidak?
(masih
> merunut ke artikel yang sama `Istri yang Ingin
Independen') Jawabannya ad?
alah kultur patriarki yang mengagungkan perkawinan
masih lebih
> terkenal dibandingkan kacamata memahami diri
sendiri—misal
seseorang pun
> bisa menggapai kebahagiaan yang hakiki dengan hidup
sendiri. Ayat
Alquran
> yang mengatakan bahwa Allah menciptakan makhluk
hidup ini secara
berpasangan
> diinterpretasikan secara `apa adanya' tanpa melihat
konteks mengapa
ayat
> tersebut turun semakin mengukuhkan pandangan bahwa
melalui
perkawinan lah
> seseorang akan mencapai kebahagiaan yang hakiki di
dunia ini. Juga mengar?
tikannya secara sempit, bahwa berpasangan berarti
semua
manusia
> diciptakan memiliki pasangan di dunia ini. (Bukankah
banyak orang
yang
> keburu meninggal sebelum menikah?)
> Dalam tulisan ini aku ingin menuliskan tentang dua
temanku yang
lain, yang
> bisa dikategorikan `menikah dalam usia yang
terlambat', sekitar
pertengahan
> tiga puluh. Sebelum menikah, aku yakin mereka pun
terprovokasi `anggapan'
> bahwa perkawinan akan membawa mereka ke satu
kehidupan yang
paripurna.
> Keduanya mengenakan jilbab, yang biasanya
berkonotasi bahwa mereka
memahami
> ajaran agama lebih mendalam dibandingkan mereka yang
telanjang
kepala. :)
> Aku mulai dari seseorang yang kuberi nick Lia di
sini. Dia pernah
memiliki
> seorang pacar, sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Semenjak putus itu,
dia
> tidak pernah memiliki pacar lain, karena tetap
berharap bahwa mantan paca?
rnya ini akan kembali kepadanya. Dulu dia kukenal
sebagai
seseorang yang
> pro poligami. Mungkin dia benar-benar mencintai
mantan pacarnya
yang telah
> menikahi perempuan lain itu (cinta sejati ataukah
cinta buta?)
sehingga
> berkeyakinan bahwa dia tidak keberatan untuk menjadi
istri kedua.
Sayang, si
> laki-laki ini benar-benar menghilang dari
kehidupannya.
> Setelah berkawan akrab dengankulah kutengarai dia
mulai berpikir
bahwa
> poligami merupakan salah satu kejahatan manusia
tingkat tinggi.
FYI, ini
> bukan ideku, melainkan ide seorang kawan lain yang
beragama Kristen
namun
> menikahi seorang laki-laki Muslim yang berdarah
Arab. Mungkin juga
karena
> akhirnya Lia mulai bosan menunggu sang mantan pacar
pujaan untuk
kembali
> kepadanya, untuk menjadikannya sebagai istri kedua.
> Aku mengenal Lia sebagai seorang perempuan yang
(nampaknya)
menikmati
> kesendiriannya, sehingga tidak mudah terusik dengan
pertanyaan-
pertanyaan
> jail orang sekitar, "Kapan kamu menikah?" ataupun
gunjingan
orang, "Kasihan
> deh dia belum laku di usianya yang telah lebih 30
tahun." Namun
mungkin
> anggapanku ini salah tatkala satu hari aku
mendengarnya berbicara
kepada
> seorang rekan kerja, "Eh, kenalin aja dia padaku."
Tatkala rekan
kerjaku ini
> menawarkan seorang laki-laki yang sedang mencari
calon istri. Singkat kat?
a tak lama setelah rekan kerja ini memperkenalkan Lia
kepada
> laki-laki tersebut, dia berkata padaku bahwa mereka
akan menikah.
GUBRAK.
> Apakah diam-diam ternyata Lia pun mengidap penyakit
yang biasa
menghinggapi
> para lajang perempuan di sekitarku—tidak pede
dengan
kesendiriannya, dan
> termakan omongan orang bahwa perkawinan akan
membawanya ke gerbang kebaha?
giaan? Dia bilang setelah shalat istikharah dia serasa

mendapatkan
> petunjuk dari Allah bahwa laki-laki itu dikirim oleh
Allah untuk
menjadi
> pendamping hidupnya.
> (FYI, aku tipe orang yang percaya bahwa `petunjuk'
semacam itu
merupakan
> refleksi apa yang sebenarnya kita inginkan dari alam
bawah sadar.
Dalam alam
> bawah sadarnya, Lia mungkin ingin segera menikah.
Dan keinginan ini
muncul
> dalam mimpinya, ataupun menguasai kesadarannya yang
kemudian dia
baca
> sebagai petunjuk dari Allah.)
> Setelah menikah, dan mendapati ternyata suaminya
menderita
schizophrenia
> yang akut, pernah masuk ke rumah sakit jiwa selama
beberapa waktu,
Lia
> merasa marah kepada keluarga suami yang
menutup-nutupi keadaan itu.
Namun
> tatkala dia ingin menceraikan suaminya, keluarga
suami
mengatakan, "Tolong
> jangan ceraikan dia saat ini, tunggu sampai dia
sembuh." Setelah Lia berk?
onsultasi dengan dokter yang pernah merawat suaminya,
dia
mengetahui
> bahwa kemungkinan sembuh itu sangatlah kecil.
> Sekarang Lia tinggal di sebuah kota yang terletak di
Jawa Timur,
(dia pindah
> kesana bulan April 2006, setelah mendapatkan
pekerjaan yang mapan
disana)
> sedangkan suaminya tetap tinggal di Semarang. Lia
telah mengubur
impiannya
> bahwa perkawinan akan membawanya ke satu kehidupan
yang penuh
kebahagiaan.
> Temanku yang kedua, sebut saja namanya Uni. Berbeda
dengan Lia yang
(dulu)
> nampak pede dengan kelajangannya, Uni selalu nampak
ingin segera
menikah.
> `Kacamata" patriarki bahwa perkawinan akan membawa
seorang
perempuan ke
> gerbang kebahagiaan membuatnya benar-benar ingin
segera dipinang
oleh sang
> pangeran. Itulah sebabnya tatkala ada seorang
laki-laki yang melamarnya?
—meskipun berusia 9 tahun lebih muda, dan jenjang
pendidikan yang
> berada di bawahnya—Uni segera menerimanya. Dia
telah benar-benar
gerah
> dengan pertanyaan usil orang-orang sekitar, "Kapan
kamu menikah?"
Dengan
> menikah, dia berharap bahwa dia akan segera
mengakhiri `penderitaannya',
> tudingan sebagai seseorang yang tidak diinginkan.
> Apa yang dia katakan tak lama setelah dia menikah?
"Aku tertipu.
Kata orang
> menikah itu enaknya hanya 10%, sedangkan yang 90%
uenak banget. Kenyataan?
nya? Yang 90% itu adalah perjuangan dan harapan." Di
saat
lain dia
> mengatakan, "Kata siapa pernikahan hanya membawa
kebahagiaan?"
beberapa
> waktu lalu dia mengatakan, "Masih mending tidak
menikah, paling
kita cuma
> merasa terganggu saja tatkala orang dengan usilnya
menanyakan kapan
kita
> menikah. It was not a big deal. Setelah menikah? Uh
... banyak
sekali
> permasalahan yang timbul." Hal ini lebih diperburuk
lagi dengan
ucapan
> misoginis adiknya yang laki-laki, "Udahlah mbak,
diterima saja.
Udah untung
> ada yang mau menikahimu!" ucapan yang bisa
dikategorikan KDRT,
kekerasan
> secara psikis, karena hal ini bisa menyebabkan
hilangnya
kepercayaan diri
> seseorang.
> Tatkala Uni setengah menggugat ibunya yang dulu
terus menerus
menyuruhnya
> segera menikah, ibunya mengatakan, "Masak dulu Ibu
menyuruhmu
begitu?" dia
> tidak mau mengakuinya.
> Hal ini jelas terlihat bahwa Uni menikah karena dia
masih
menggunakan
> `kacamata' publik yang patriarki bahwa `menikah itu
harus dan
perlu'.
> Tatkala dia mulai mencoba menggunakan `kacamata'nya
sendiri untuk
melihat
> dan memahami diri sendiri, dia pun menyesal. Namun
tatkala aku
bercerita
> tentang kasus Lia kepadanya, Uni mengatakan, "Aku
masih lebih
beruntung."
> Akan bertahan berapa lama lagikah kacamata yang
dipakai oleh kultur patri?
arki untuk menilai sebuah perkawinan di Indonesia ini?
Masih
sangat
> lama kukira. Di negara-negara Barat dimana kesadaran
kaum perempuan
akan
> kesetaraan diri mereka dengan kaum laki-laki yang
jauh lebih tinggi
dari
> Indonesia pun, masyarakatnya masih tetap
mengidolakan perkawinan. PT56 17?
..20 260807
>
> Minds are like parachutes, they only function when
they are open.
>
> (Sir James Dewar)
> visit my blogs please, at the following sites
http://afemaleguest.blog.co?
..uk
> http://afeministblog.blogspot.com
http://afemaleguest.multiply.com
>
> THANK YOU
> Best regards,
> Nana
>
> _____
>
> Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.
Join
>
<http://us.rd.yahoo.com/evt=48516/*http:/surveylink.yahoo.com/gmrs/yah
oo?
_pan
> el_invite.asp?a=7> Yahoo!'s user panel and lay it
on us.
>
>
>
>
>
> _____
>
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di
bidang Anda di
Yahoo!
>
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http:/id.answers.yahoo.com
/>
> Answers
>

__________________________________________________________
Got a little couch potato?
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Special K Challenge

Learn how others are

shedding the pounds.

Beauty Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: