Senin, 08 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Balasan: Method & Readiness -- > DKN to Swas

Selamat sore Swas, :-)
 
Kesenggol-senggol sudah pasti bisa terjadi, tapi... setuju sama Swas, niatan kita bukanlah menyerang... kita lagi 'mbahas metode dan Readiness.
 
---------------------
Swastinika :
Tapi, kalau kita bicara tentang keberhasilan sebuah usaha, maka tidak bisa kita hanya bicara tentang cara :). Apa yang Anda jelaskan tentang Aikido itu baik sekali, dan menurut saya sih secara esensi dekat dengan seni tenaga dalam yang pernah saya pelajari :). Dalam seni itu, penyerahan diri total juga sangat penting. Jika tidak, boro2 tenaga dalam kita muncul :)
 
Cuma.. saya sendiri tetap yakin bahwa keberhasilan seseorang menguasai Aikido itu bukan semata2 karena Aikido adalah cara yang bagus. Kesiapan seseorang untuk menerima cara itulah yang paling penting. Menurut saya, Aikido tidak membuat seseorang no-self jika dia sendiri tidak siap untuk menerima konsep no-self.  Itu sebabnya, seperti yang Anda ceritakan, ada orang2 yang begitu peka sehingga lawan mental sendiri. Saya rasa ini adalah hasil dari kesiapannya untuk no-self :)
Tapi silakan saja jika Anda ingin mencoba dengan latihan Aikido. Seperti kata2 Bude Ratih: semoga berhasil :).
 
------------------
 
DKN :
 
Dari sudut pandang orang yang hendak memperbaiki, kalau misalnya mau memperbaiki vincent (atau apalah namanya), maka keberhasilan ditentukan oleh : niat dan cara si pendidik . Inilah yang bisa dikendalikan oleh orang-orang diluar vincent. Niat yang baik tanpa cara yang baik bisa membahayakan, baik bagi si orang itu sendiri maupun bagi yang hendak "dikasih" tahu.
 
Sementara itu dari sisi vincent, perbaikan dirinya ditentukan oleh niat dia dan cara dia.
 
 
Swas :
Kalau Anda tidak berusaha memahami anak Anda lebih dahulu, walaupun Anda menyuruh dengan no-self pun hasilnya akan sama :).
 
 
DKN :
 
Dalam no-self sudah ada memahami secara inherent.
Ketika no self, dia connected to the person yang dihadapinya, sekaligus connected to the universe.  Dia menjadi satu dengan orang itu, connected, sehingga apa yang ada di orang itu ada di si no-self : perasaannya, pikirannya, kekuatannya dan kelemahannya. 
 
 
Salam,
DKN
 
 
 
 
 
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, don kenow <donkenow@...> wrote:
> Prihal no-self ke anak, faktor penentunya bukan waktu (lamanya saya bicara/berkomunikasi) tapi di saya sendiri, di kondisi bathin saya.
Saya pun tidak sedang bicara tentang "waktu" (lama bicara/berkomunikasi). Waktu itu hanya konsekuensi dari apa yang Anda lakukan: yang pertama Anda hanya minta anak Anda berhenti tanpa berusaha memahami mengapa dia ribut, sementara yang kedua adalah Anda berusaha memahami dulu sebelum mengajukan permintaan :).
Kalau Anda tidak berusaha memahami anak Anda lebih dahulu, walaupun Anda menyuruh dengan no-self pun hasilnya akan sama :).
Salam,


swastinika <swastinika@yahoo.com> wrote:
Hai DKN :)
Kemarin memang saya tutup karena tampaknya ada yang merasa tersenggol :) Tapi lama2 saya pikir lagi: what the hell? Saya diskusi dengan Anda kok, dengan cara baik2 pula; bukan sedang menyerang orang dan tidak punya niat menyerang orang :) 
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, don kenow <donkenow@...> wrote:
>
> Metode atau cara adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan, di bawah kendali kita, sementara niat atau readiness itu ada di SESEORANG sendiri. Sehingga buat kita ya kita bahas metodenya dong :-)
Setuju sekali :) Memang yang bisa kita atur, yang ada di bawah kendali kita, adalah CARA KITA :) Itu sebabnya saya mengatakan beberapa email lalu bahwa saya masih belum bisa mengajak mulut/tangan saya untuk mengikuti cara Haute dkk :) Di samping saya nggak berminat mengubah siapa2, saya juga belum bisa menggunakan cara seperti itu :)
Tapi, kalau kita bicara tentang keberhasilan sebuah usaha, maka tidak bisa kita hanya bicara tentang cara :). Apa yang Anda jelaskan tentang Aikido itu baik sekali, dan menurut saya sih secara esensi dekat dengan seni tenaga dalam yang pernah saya pelajari :). Dalam seni itu, penyerahan diri total juga sangat penting. Jika tidak, boro2 tenaga dalam kita muncul :)
Cuma.. saya sendiri tetap yakin bahwa keberhasilan seseorang menguasai Aikido itu bukan semata2 karena Aikido adalah cara yang bagus. Kesiapan seseorang untuk menerima cara itulah yang paling penting. Menurut saya, Aikido tidak membuat seseorang no-self jika dia sendiri tidak siap untuk menerima konsep no-self.  Itu sebabnya, seperti yang Anda ceritakan, ada orang2 yang begitu peka sehingga lawan mental sendiri. Saya rasa ini adalah hasil dari kesiapannya untuk no-self :)
Tapi silakan saja jika Anda ingin mencoba dengan latihan Aikido. Seperti kata2 Bude Ratih: semoga berhasil :).
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, don kenow <donkenow@...> wrote:
> Prihal no-self ke anak, faktor penentunya bukan waktu (lamanya saya bicara/berkomunikasi) tapi di saya sendiri, di kondisi bathin saya.
Saya pun tidak sedang bicara tentang "waktu" (lama bicara/berkomunikasi). Waktu itu hanya konsekuensi dari apa yang Anda lakukan: yang pertama Anda hanya minta anak Anda berhenti tanpa berusaha memahami mengapa dia ribut, sementara yang kedua adalah Anda berusaha memahami dulu sebelum mengajukan permintaan :).
Kalau Anda tidak berusaha memahami anak Anda lebih dahulu, walaupun Anda menyuruh dengan no-self pun hasilnya akan sama :).
Salam,


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Beauty & Fashion

on Yahoo! Groups

Share style tips

and advice.

Yahoo! Groups

Going Green

Share your passion

for the planet.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: