Senin, 08 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Balasan: Method & Readiness -- > DKN to Swas

Selamat sore, DKN. Menjelang pulang nih :)

> DKN : 
> Dari sudut pandang orang yang hendak memperbaiki, kalau misalnya mau memperbaiki vincent (atau apalah namanya), maka keberhasilan ditentukan oleh : niat dan cara si pendidik . Inilah yang bisa dikendalikan oleh orang-orang diluar vincent. Niat yang baik tanpa cara yang baik bisa membahayakan, baik bagi si orang itu sendiri maupun bagi yang hendak "dikasih" tahu. 
> Sementara itu dari sisi vincent, perbaikan dirinya ditentukan oleh niat dia dan cara dia.

Ya kalau begitu kita akur di sini :) Tampaknya perbedaan kita lebih pada perbedaan sudut pandang. Anda selalu bicara dari sudut pandang ideal; sementara saya menempatkan diri lebih pragmatis sesuai kasus yang dibicarakan. Dengan demikian, Anda bicara tentang cara yang ideal, sementara saya bicara tentang kemungkinan kegagalan cara yang ideal tersebut - berdasarkan apa yang saya amati dari kasus ini :)

But that's okay.. pada dasarnya perbedaan kita tidak signifikan :)

> DKN : 
> Dalam no-self sudah ada memahami secara inherent.
> Ketika no self, dia connected to the person yang dihadapinya, sekaligus connected to the universe. Dia menjadi satu dengan orang itu, connected, sehingga apa yang ada di orang itu ada di si no-self : perasaannya, pikirannya, kekuatannya dan kelemahannya.

Di sini terlihat lagi bagaimana Anda cenderung bicara pada tataran ideal, bukan pada tataran realita sebuah kasus :)

Saya mau cerita saja: ketika anak saya berusia 3 tahun, dia sangat ingin bermain2 dengan pisau. Saya katakan padanya, "Jangan, Nak, jangan bermain2 dengan pisau itu. Berbahaya" 

Saya mengucapkan itu dengan no-self; bukan didasari keinginan saya. Tapi apakah dia mengerti? Tidak, karena dalam usia 3 tahun dia masih dalam tahap kognitif pre-operational (teori perkembangan kognitif Piaget dapat dilihat di sini )  Konsep "berbahaya" dia belum sepenuhnya mengerti. Dia baru dapat memahami ketika saya mengajaknya bercakap2 tentang pengalamannya terluka saat jatuh. Bagaimana rasa, bagaimana darahnya keluar. Lalu saya kaitkan dengan pisau: bahwa pisau itu juga bisa mengiris tangan, membuat tangan luka, dan membuatnya sakit seperti ketika dia jatuh dahulu. Baru dia bisa mengerti :)

Apakah saya tidak connected to my child ketika saya no-self? Saya yakin saya connected :) Saya yakin anak saya bisa merasakan rasa sayang saya, dan bahwa saya tidak ingin membuat dia mengalami yang tidak enak. Tapi.. hal itu tidak membuat dia memahami dan mengerti kenapa tidak boleh bermain dengan pisau, dan mungkin tidak cukup kuat untuk menghentikan impulse-nya bermain dengan pisau :)

Penjelasan Anda sangat filosofis, and I have no problem at all with that :) Masalahnya.. apakah dunia ini seideal itu ;)? Saya percaya setiap kasus adalah unik dan harus dipahami secara unik pula :).

Salam,

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

Cat Groups

on Yahoo! Groups

Share pictures &

stories about cats.

Summer Shape-up

on Yahoo! Groups

Trade weight loss

and swimsuit tips.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: