Kamis, 29 November 2007

[psikologi_transformatif] Re: Apakah Vincent seorang seniman??


tinta negatif <tinta_negatif@yahoo.com> wrote:

Vincent penggagas atau penemu kompatiologi tidak memposisikan diri
sebagai seorang ilmuwan--berjubah putih dan sibuk dengan botol-botol
dan campuran kimia. Bahkan Vincent tidak memiliki jubah putih milik
para ilmuwan dan dokter tersebut.

Kalau saya perhatikan ketika era-era ketika Vincent.. merasa telah
kehilangan Mbak Isti.. ketika Mbak Isti ingin mengetahui gerakan
Pabrik T. Vincent tiba-tiba menjadi sangat puitis.. dan berbicara
tentang reinkarnasi dan segala macam. Suatu luapan emosi yang sangat
bagus digambarkan.. yang Vincent mendapat empat jempol dari saya. --
DImana Novelnya justru sangat biasa saja...

Vincent Liong answer:

Sdr Tinta Negatif, pada dasarnya saya seorang penulis yang sifatnya
otobiografi yang suka menulis hari demi hari perjalanan hidup saya
untuk ditonton publik tanpa batasan privasi seperti sebuah reality
show. Saya menyukai posisi saya sebagai penulis hingga tiba saatnya
saya mulai berpikir bahwa menjadi penulis tidak bisa membantu apa-apa
kepada masyarakat banyak, saya hanya menjadi tokoh yang berkarya lalu
mati dan jadilah karya saya sekedar hiburan untuk dikenang.

Saya sudah banyak mengubah diri saya untuk menghilangkan kebiasaan
suka menulis yang sifatnya otobiografi tsb karena saya memilih untuk
menjadi seorang pendidik disbanding menjadi seorang pelaku. Sebagai
seorang pendidik yang baik saya tidak hanya sekedar membikin murid
didik pasif tetapi juga membikin murid yang harus bisa melampaui atau
melewati kemampuan saya. Menjadi pelaku kita memiliki kuasa atas
masadepan kita sendiri, tetapi menjadi pendidik kekuasaan atas
keberhasilan masa depan si murid didik adalah tanggungjawabnya
masing-masing, di situ sisi pasrah saya jadi terbangun karena saya
tidak punya kuasa untuk membuat mereka menjadi sukses. Saya hanya
berusaha semampu saya untuk menjadi pendidik yang baik bukan sekedar
pengajar yang baik bukan pula seorang idola yang baik.

Kadang-kadang sikap saya yang bisa mudah dekat dengan orang lain pun
saya harus tinggalkan menjadi seorang yang cuek dan tanpak tidak
peduli ketika menghadapi murid didik yang belum independent. Hal ini
menyakiti hati saya juga tetapi itu pilihan hidup yang harus saya
ambil demi masadepan murid didik saya yang juga adalah impian-impian
saya.

Tidak ada yang lebih berharga daripada ketika saya membukakan pintu
seorang mantan murid yang tanpa sebab dan tanpa appointment tiba-tiba
muncul di depan rumah karena merasa saya sedang perlu ditemani,
menghibur saya, menasehati atau bahkan seolah-olah mengajari saya
tanpa meremehkan saya. Bercerita tentang pengalamannya dulu setelah
masa saya mendidiknya usai menghibur saya bahwa setidaknya segala
usaha saya masih ada gunanya buat orang lain secara jangka panjang.
Lalu bersombong-sombong dalam diri sendiri untuk puas atas apa yang
telah dicapai di masa lalu sekarang dan tentunya di masa yang akan
datang.

tinta negatif <tinta_negatif@yahoo.com> wrote:

Lalu sekarang ketika Vincent.. lagi-lagi merasa Mbak Isti akan
melakukan suatu pilihan yang buruk--tentang 'bisnis bersama Lulu'.
Vincent entah memposisikan diri.. atau benar-benar emosi dan marah
ketika.. pilihan Mbak Isti yang ingin belajar namun--sebenarnya akan
lebih banyak ruginya seperti yang dijelaskan dalam email Vincent yang
permohonan maaf.. maka Vincent pun terbawa emosi dan membuat sebuah
teori konspirasi antara Lulu dan Pabrik T.

Vincent Liong answer:

Saya lakukan itu semua untuk Istiani, juga untuk Lulu. Kedua-duanya
belum benar-benar memahami apa yang mereka ikuti. Lulu masih bermimpi
mendapat banyak uang dan tetap tidak sadar bahwa business yang diikuti
adalah "zero minus game" total pemenang ditambah total kekalahan
samadengan minus karena harus dikurangi biaya administrasi; komisi
untuk agen dan perusahaan. Lulu saat ini dengar-dengar sudah merasa
untung bisa membeli mobil, tetapi jumlah saldo (+) dan marginnya (-)
dari uang yang ditanamkan lagi dengar-dengar hampir sama nilainya.
Kadang-kadang di permainan seperti ini orang bisa tertipu merasa
sangat untung karena tidak menghitung jumlah uang yang dikeluarkan
keseluruhan dari awal hingga akhir dan jumlah untung keseluruhan dari
awal hingga akhir. Emosi merasa menang biasa terpancing karena
keuntungan mendadak yang membuat lupa berapa jumlah total kerugian
mendadak yang pernah dialami. Lebih baik Lulu segera mengambil peluang
kerja di Qatar daripada nafsu mentargetkan keuntungan dengan usaha
yang minimum terlalu tinggi, nanti kalau kebablasan ada anggota
keluarga atau sahabat yang dirugikan sehingga bisa memutus tidak hanya
ikatan persahabatan tetapi ikatan keluarga.

Ketidakmengertian bahwa ini semacam judi bukan investasi yang agak
aman tampak dari cara Istiani diajak untuk bermain dengan minimum;
besar 1 betnya sebesar US$.4000 (hak beli dan hak jual), memang jadi
kelihatan aman karena satu diantara dua sisi pasti untung dan rugi,
tetapi jumlah saldo dan marginnya bisa menjadi mirip sekali, dikurangi
biaya administrasi, dlsb apa masih ada sisanya, atau bisa menjadi nol.
Besar 1 betnya sebesar US$.4000 itu sangat besar untuk ukuran kekayaan
orang Indonesia yang rata-rata pendapatan per kapitanya rendah.
Apalagi yang cuma dosen muda seperti Istiani.

Biasanya pemain yang mengerti permainan sejenis judi tidak akan
memulai permainan dengan menginfestasikan separo atau seluruh tabungan
yang ditabung bertahun-tahun. Biasanya jumlah per betnya kecil tetapi
banyak di posisi yang berbeda-beda bukan ditumpuk merem-merem dalam
satu taruhan pertama dan terakhir lalu nasib menentukan memang atau
kalah. Misalnya: bila seseorang memiliki kekayaan misalnya 100juta
maka total maksimum yang berani dipasang tidak lebih dari sepuluh juta
rupiah pada beberapa posisi bet, bukan lalu pasang 50juta pada satu
atau dua posisi bet saja. Lalu masih main asal nekat saja mengajak
sahabat dengan emosi agar untung besar, bicara yang baik-baik saja,
tanpa bercerita kemungkinan yang bisa terjadi bila nasib sedang sial.

Memangnya di Jakarta jaman ini begitu gampang cari uang, jadi bisa
dijanjikan mimpi mungkin nanti bisa untung per hari US$500 tetapi
`bisa untungnya' itu khan satu berbanding berapa (1 : ?). Lalu nekat
disarankan main pakai margin, jadi uang yang dipasang hanya 1 per
sekian dari total uang yang dipasang, misalnya hanya 10% saja sisanya
disediakan perusahaan. Jadi kalau naik 10% maka untung doble tetapi
turun 10% jadi nol nilainya. Lalu kalau nol alasannya agar tidak rugi
harus tambah modal, padahal ketika diminta tambah modal memang sudah rugi.

Dalam bermain hal-hal semacam ini memang penjelasan dibuat amat runtut
dan rumit logikanya. Surat kuasanya sangat menguntungkan perusahaan,
sehingga karena terlalu pusing konsumen tidak dapat nenangkap gambaran
utuh dengan logika yang lebih sederhana, kalau mau mempermasalahkan
secara hokum juga jadi lemah karena surat kuasa. Makanya
sepintar-pintarnya dosen S2 psikometri seperti Cornelia Istiani masih
bisa jadi bego juga dalam kasus ini, malah akan lebih pintar orang
yang tidak mengerti statistik sekalian, karena tidak terpancing oleh
kerumitan dan keruntutan logikanya sehingga bisa lupa pada esensi
untung ruginya tanpa terbawa sugesti keyakinan bakal untung oleh
iming-iming yang logis tsb.

Kurang-lebih pendapat saya begitu meski tentunya penjelasan saya di
atas tidak pernah sempurna dan bisa saja ada kurang benarnya, mohon
dimaafkan.


tinta negatif <tinta_negatif@yahoo.com> wrote:

Vincent mungkin sengaja.. atau tidak sengaja.. tapi saya merasakan
bahwa Vincent sudah mulai untuk melepaskan diri mengikuti gejala
alam.. mengikuti alur.. dan kalau terbawa emosi.. yaa marah.. yaa
kalau takut kehilangan kekasih.. jadi puitis... jadi tidak lagi
sekedar pemposisian diri.

ini memang yang saya alami ketika bertemu orang-orang yang bijak dan
merasa dirinya bisa merubah orang dan menceramahi orang... mereka
seakan-akan tidak memiliki kelemahan, tidak memiliki emosi.. dan
merasa dirinya selalu benar. dimana Vincent.. saya pikir telah
melepaskan dirinya untuk terbawa emosi dan marah.. lalu minta maaf
karena kesalahannya.. ini merupakan sebuah bukti.. bahwa Vincent ingin
menjadi orang yang apa adanya...

"Justru kesaktian orang terlihat ketika mereka bersikap dan bertingkah
laku sesuai emosinya.. kalau benar yaa senang.. kalau salah yaa
sedih.. kalau marah.. yaa jadi sulit objektif dan segala macam."

Vincent Liong answer:

Pernyataan di atas sifatnya relatif.

Apakah seseorang yang sekedar disiplin menuruti apa yang dianggap baik
believe system yang ditanamkan system pendidikan, agama, metafisika
atau spiritual, dlsb kepada dirinya tanpa adaptasi dengan keadaan yang
terus berubah adalah tidak memanipulasi diri. Kadang-kadang keyakinan
jenis ini menganggap dirinya mengikuti alur, meski tidak sadar bahwa
telah memposisikann diri seolah-olah tidak memiliki pilihan lain
selain pasrah (nurut sama believe system).

Apakah seseorang yang mengambil keputusan sesuai kebutuhan keadaan
saat itu sehingga benar tidak selalu benar dan salah tidak terlalu
salah adalah tidak memanipulasi diri?

Nah, yang berbeda hanyalah apakah proses intuisi (pencarian kebenaran)
si pelaku masih memiliki hubungan relasional dengan proses insting
(pengukuran terhadap keadaan sekitar). Kalau pada kasus si pelaku
masih memiliki hubungan antara intuisi dan instingnya maka dia bagian
kerja ini saling mengadaptasi, tidak ada kebenaran mutlak. Yang perlu
diperhatikan hanya materi di luar diri kita dan tujuan kebenaran yang
dibuat dari pemetaan pola pengalaman kita sendiri.

tinta negatif <tinta_negatif@yahoo.com> wrote:

Mungkin juga Vincent hanya seorang seniman. Saya tidak tahu apakah
Kompatiologi bisa dikategorikan sebagai sebuah temuan ilmiah.. saya
pikir tidak karena.. pada akhirnya setiap Pendekon akan membentuk
terdekon dengan gayanya masing-masing.. dengan seni mendekonnya
masing-masing.. tak ada hasil umum. tak ada patokan tentang jadi
begini-jadi begitu.. itu mungkin hanya efek atau reaksi umum dari
dekon yang dilakukan sesuai tekhnis-mekanistis.. tapi yang jelas
selalu ada pertukaran nilai-nilai antara Pendekon dan Terdekon.

Saya.. saya mengakui bahwa.. saya mungkin melakukan pertukaran nilai
dengan Vincent.. saya dulunya yang tidak mau jualan.. sekarang jadi
jualan.. dan Vincent yang dulunya ingin mengontrol segala sesuatu..
bahkan alam sekali pun.. sekarang lebih rileks dan santai.. membiarkan
alam berjalan apa adanya..

ini mungkin terdengar metafisis.. dan saya juga mulai mendapat
tanda-tandanya.. bahwa.. pengetahuan yang akan saya dapatkan bulan
depan dan tahun depan akan ke arah 'sana'. walau saya sendiri tidak
pernah menyukainya. saya sendiri memilih.. mengetahui dimensi yang
'nyata-nyata' saja. Yang keilhatan dengan kedua mata saya.. tidak
perlu mata ketiga.. keempat.. atau mata ikan sekali pun.

Sekian dari saya.. Kompatiologi menurut saya adalah sebuah karya seni.
Dan Vincent adalah Senimannya.

Vincent Liong answer:

Bukan hanya terdekon dan pendekon tetapi juga antar terdekon dan antar
pendekon. Saat dekon tandem semua peserta merasakan gradasi-gradasi
penggaris pencicipan yang merupakan representasi data pertumbuhan
mental pribadi si terdekon, juga antar peserta saling merasagan
gradasi perubahan pemposisian diri / karakter yang ditampilkan yang
berubah dengan cepat pada para peserta yang lain. Maka dari itu dalam
dekon sering kali ilmu didapatkan bukan dari dekon-kompatiologi itu
sendiri tetapi dari menemui banyak orang (terdekon dan pendekon)
berbeda yang memiliki data pribadi berbeda dengan pengalaman,
keahlian, dan kemampuan berbeda; yang dimana data-data tsb memperkaya
koleksi daya, keluesan pilihan bersikap dan bertingkahlaku dari
masing-masing peserta. Dekon-kompatiologi-nya sendiri tidak memiliki
nilai apa-apa, itu hanya alat / metodologi untuk membantu. Setiap
peserta adalah Senimannya, saya hanya fasilitator.

Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Jumat, 30 November 2007


Email sebelumnya…
Subject: Apakah Vincent seorang seniman??
From: tinta negatif <tinta_negatif@yahoo.com>
DDT: Thu Nov 29, 2007 6:25 pm
e-link: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/23254
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3008
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/36025
--- In vincentliong@yahoogroups.com, tinta negatif
<tinta_negatif@yahoo.com> wrote:

Apakah Vincent seorang seniman??

Vincent penggagas atau penemu kompatiologi tidak memposisikan diri
sebagai seorang ilmuwan--berjubah putih dan sibuk dengan botol-botol
dan campuran kimia. Bahkan Vincent tidak memiliki jubah putih milik
para ilmuwan dan dokter tersebut.

Kalau saya perhatikan ketika era-era ketika Vincent.. merasa telah
kehilangan Mbak Isti.. ketika Mbak Isti ingin mengetahui gerakan
Pabrik T. Vincent tiba-tiba menjadi sangat puitis.. dan berbicara
tentang reinkarnasi dan segala macam. Suatu luapan emosi yang sangat
bagus digambarkan.. yang Vincent mendapat empat jempol dari saya. --
DImana Novelnya justru sangat biasa saja...

Lalu sekarang ketika Vincent.. lagi-lagi merasa Mbak Isti akan
melakukan suatu pilihan yang buruk--tentang 'bisnis bersama Lulu'.
Vincent entah memposisikan diri.. atau benar-benar emosi dan marah
ketika.. pilihan Mbak Isti yang ingin belajar namun--sebenarnya akan
lebih banyak ruginya seperti yang dijelaskan dalam email Vincent yang
permohonan maaf.. maka Vincent pun terbawa emosi dan membuat sebuah
teori konspirasi antara Lulu dan Pabrik T.

Vincent mungkin sengaja.. atau tidak sengaja.. tapi saya merasakan
bahwa Vincent sudah mulai untuk melepaskan diri mengikuti gejala
alam.. mengikuti alur.. dan kalau terbawa emosi.. yaa marah.. yaa
kalau takut kehilangan kekasih.. jadi puitis... jadi tidak lagi
sekedar pemposisian diri.

ini memang yang saya alami ketika bertemu orang-orang yang bijak dan
merasa dirinya bisa merubah orang dan menceramahi orang... mereka
seakan-akan tidak memiliki kelemahan, tidak memiliki emosi.. dan
merasa dirinya selalu benar. dimana Vincent.. saya pikir telah
melepaskan dirinya untuk terbawa emosi dan marah.. lalu minta maaf
karena kesalahannya.. ini merupakan sebuah bukti.. bahwa Vincent ingin
menjadi orang yang apa adanya...

"Justru kesaktian orang terlihat ketika mereka bersikap dan bertingkah
laku sesuai emosinya.. kalau benar yaa senang.. kalau salah yaa
sedih.. kalau marah.. yaa jadi sulit objektif dan segala macam."

Mungkin juga Vincent hanya seorang seniman. Saya tidak tahu apakah
Kompatiologi bisa dikategorikan sebagai sebuah temuan ilmiah.. saya
pikir tidak karena.. pada akhirnya setiap Pendekon akan membentuk
terdekon dengan gayanya masing-masing.. dengan seni mendekonnya
masing-masing.. tak ada hasil umum. tak ada patokan tentang jadi
begini-jadi begitu.. itu mungkin hanya efek atau reaksi umum dari
dekon yang dilakukan sesuai tekhnis-mekanistis.. tapi yang jelas
selalu ada pertukaran nilai-nilai antara Pendekon dan Terdekon.

Saya.. saya mengakui bahwa.. saya mungkin melakukan pertukaran nilai
dengan Vincent.. saya dulunya yang tidak mau jualan.. sekarang jadi
jualan.. dan Vincent yang dulunya ingin mengontrol segala sesuatu..
bahkan alam sekali pun.. sekarang lebih rileks dan santai.. membiarkan
alam berjalan apa adanya..

ini mungkin terdengar metafisis.. dan saya juga mulai mendapat
tanda-tandanya.. bahwa.. pengetahuan yang akan saya dapatkan bulan
depan dan tahun depan akan ke arah 'sana'. walau saya sendiri tidak
pernah menyukainya. saya sendiri memilih.. mengetahui dimensi yang
'nyata-nyata' saja. Yang keilhatan dengan kedua mata saya.. tidak
perlu mata ketiga.. keempat.. atau mata ikan sekali pun.

Sekian dari saya.. Kompatiologi menurut saya adalah sebuah karya seni.
Dan Vincent adalah Senimannya.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Cat Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about cats.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: