Rabu, 19 September 2007

RE: [psikologi_transformatif] Disain Pengujian Pengaruh Suatu Intervensi Terhadap Keberadaan Makhluk


Pak Posma,
 
Usulnya menarik nih... hehehhee... hanya saja, ada beberapa usul:
 
1. Seberapa yakinkah dengan reliabilitas alat ukurnya (dalam hal ini tim penguji)? Benar bahwa akan dilakukan kalibrasi, tapi karena tim pengujinya juga menggunakan metode yang subyektif (misal: merasakan badan gemetar kalau ada makhluk halus, kaki kiri semutan, kepala berdenyut, dsb), maka reliabilitas alat ukurnya menurut saya kurang bagus. Lebih bagus kalau digunakan alat ukur yang lebih handal (psikometrik, atau mengukur perubahan fisiologis)
 
2. Kelompok kontrol sangat penting. Menurut saya, yang ideal adalah dibentuk satu lagi kelompok yang deberi intervensi dengan metode yang ngawur (misal: dekon dengan metode yang palsu, bertolak belakang dengan metode dekon baku). Metode intervensinya harus disepakati dulu dengan tim intervensi, yaitu metode yang diyakini TIDAK AKAN menghasilkan apa2.  
 
3. Kira2 siapa yang mau ngerjain penelitian aneh ini ya? Dan siapa pula yang mau jadi sponsor....  hehehehe... haute mungkin? hehehehhe
 

 


To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
From: sinagahp@yahoo.com
Date: Thu, 20 Sep 2007 00:11:41 +0000
Subject: [psikologi_transformatif] Disain Pengujian Pengaruh Suatu Intervensi Terhadap Keberadaan Makhluk Halus



 
Disain Pengujian Pengaruh Suatu Intervensi Terhadap Keberadaan Makhluk Halus


Dari berbagai bacaan dan diskusi yang saya cermati, antara lain saya mendapatkan gambaran sebagai berikut:

  1. Dunia gaib/roh/spirit merupakan salah satu dimensi dimana manusia memiliki banyak keterbatasan untuk memahaminya. Keterbatasan ini memebuka peluang terjadinya "pembodohan" atau bahkan "penipuan".
  2. Ada kemungkinan bahwa seseorang selalu "disertai" dengan keberadaan "makhluk halus" disekitarnya, entah itu namanya khodam, jin, malaikat pelindung, roh leluhur, dan sebagainya.
  3. Ada individu-individu yang memiliki kepekaan yang lebih dibandingkan dengan individu lain pada umumnya, entah itu disebut memiliki extra sensory perception, sixth sense, third eye, mata batin, dan sebagainya. Kepekaan ini pun memiliki gradasi, artinya ada tingkat-tingkat kepekaannya.
  4. Ada program-program intervensi yang dikatakan/diakui dapat meningkatkan kepekaan, sehingga seseorang dapat memiliki kepekaan yang lebih dibanding dengan individu lain pada umumnya, sebagaimana telah saya sebutkan pada butir 3.
  5. Ada program-program intervensi yang dikatakan/diakui memang menambah keberadaan "makhluk halus" di sekitar orang yang mengikuti program tersebut, tetapi ada juga program-program intervensi yang mengingkarinya. "bersih dari hal-hal mistik" demikian kata yang mengingkari.

 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, saya mencoba untuk mengemukakan "Disain Pengujian Pengaruh Suatu Intervensi Terhadap Keberadaan Makhluk Halus". Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah setelah dilakukan suatu intervensi, keberadaan makhluk halus di sekitar individu yang menjalani intervensi, berubah, bertambah, berkurang, sama saja, dan sebagainya.

Untuk melakukan pengujian, diperlukan satu TIM PENGUJI, yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepekaan yang lebih dibandingkan dengan individu lain pada umumnya sebagaimana saya sebutkan pada butir ketiga. Sedapat mungkin anngoita tim terdiri dari unsur yang bervariasi, lebih baik lagi kalau dapat mewakiliki unsur berbagai agama/kepercayaan.

 
KALIBRASI

Untuk memastikan kepekaan yang lebih dari anggota tim penguji, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi melalui suatu uji coba kepekaan. Tim penguji secara bersama-sama akan dipertemukan dengan sejumlah orang (subyek penelitian) yang sebelumnya tidak dikenal oleh seluruh anggota Tim penguji. Pada tiap pertemuan, hanya ada tim penguji dan satu orang subyek penelitian. Secara independen, masing-masing anggota tim penguji akan menuliskan "pengamatan/penilaiannya" terhadap keberadaan makhluk halus yang menyertai seorang subyek penelitian. Demikian dilakukan untuk semua subyek penelitian dalam tahap uji coba ini.

Setelah semua subyek dinilai, kemudian hasil penilaian tersebut di evaluasi. Bisa dilakukan secara kualitatif, bisa juga secara kuantitatif (inter-rater reliability). Berdasarkan evaluasi tersebut, dipilihlah anggota-anggota tim penguji yang dinilai memiliki kepekaan yang setara (yang penilaiannya tidak ekstrim kiri/kurang maupun ekstrim kanan/berlebih).

 

LANGKAH PENGUJIAN

  • Subyek penelitian yang akan diberikan intervensi (entah intervensinya berupa attunement, dekon-rekon, pembukaan mata ketiga/batin, meditasi, dan sebagainya) terlebih dahulu dinilai oleh Tim Penguji. Masing-masing Tim Penguji secara independen menilai keberadaan makhluk halus pada tiap-tiap subyek, baik jumlah, bentuk maupun karakteristik lainnya. Penilaian ini kita sebut saja sebagai penilaian pre-test.
  • Subyek penelitian mengikuti program intervensi, entah itu yang diakui cuma dalam hitungan jam, hari, maupun minggu (tergantung masing-masing program intervensinya).
  • Setelah mengikuti program intervensi, masing-masing subyek kemudian dinilai kembali oleh Tim Penilai, sebagaimana dilakukan pada penilaian pre-test, hanya saja penilaiannya kita sebut sebagai penilaian post-test
  • Masing-masing anggota Tim Penguji kemudian memberikan penilaian/gambaran apakah ada perbedaan antara penilaian pada pre-test dengan penilaian pada post-test. Setelah itu, secara bersama-sama seluruh anggota tim penilaian mengadakan  evaluasi secara bersama-sama, untuk menilai apakah program intervensi tersebut memiliki pengaruh terhadap keberadaan makhkuk halus di sekitar subyek penelitian.
  • Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif dan atau kuantitatif.

 

CATATAN

Disain ini hanyalah merupakan kerangka dasar saja, bisa dikembangkan dengan mempergunakan kelompok kontrol misalnya. Atau kalau mau lebih lengkap, bisa juga dipakai disain 4 kelompok seperti solomon design.

Berdasarkan hasil pengujian, berbagai klaim yang diajukan oleh pembuat program intervensi dapat dievaluasi kebenarannya. Apakah memang program intervensi A benar-benar tidak melibatkan atau menyebabkan keberadaan makhluk halus? Apakah program intervensi B benar-benar melibatkan/menambah keberadaan makhluk halus? Apakah program intervensi C benar-benar dapat mengurangi keberadaan mkhluk halus?

Dengan informasi/evaluasi/penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, mudah-mudahan "pembodohan" dan "penipuan" dapat dikurangi, entah sekecil apapun.

 
Dapatkah disain pengujian ini diwujudkan? Siapa tahu saja ada yang mau membentuk TIM PENGUJI KEBENARAN/KEJUJURAN PARANORMAL, ha....ha....ha.... :)))

 
Masukan dan tanggapan sangat diharapkan.
Terima kasih sebelumnya.

 

salam,

harez

 

 

 




Live Search: Better results, fast Try it now!

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Fitness Zone

on Yahoo! Groups

Find Groups all

about healthy living.

Beauty Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: