Minggu, 28 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Psikologi ala Pak Jusuf Sutanto - Bagian 2

Pak Jusuf, senang bisa sampai kesimpulan ini:

> Saya berangkat dari tuntutan publik saat sekarang ini.
> Sedangkan anda melihat dari betapa sulitnya mendidik mahasiswa psikologi dengan input SMU yang sdh demikian.
> Kalau standarnya ditinggikan, maka takut pada kabur ; kalau standarnya que sera-sera ya tentu ada konsekuensinya.
> Pareto anda dengan saya berbeda, tapi karena saya rasa sepakat mau menyelesaikan persoalan bangsa ini, mengankat martabatnya di tengah pergaulan bangsa, maka di sinilah landasan untuk kerjasama, sehingga kita tidak perlu ikut2 an main timpuk2an.

Memang ini masalah awalnya :) Saya sangat setuju bahwa banyak yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan saat ini supaya "anak-anak bangsa" lebih siap melayani publik. Salah satunya memang sistem pendidikan di fakultas psikologi. Dan saya banyak setujunya dengan Bapak jika meninjau dari kebutuhan publik yang ideal.

Hanya saja, saya memang juga melihatnya dari sisi institusi pendidikan formal tersebut. Sulit jika dimulai hanya dari pendidikan tinggi, apalagi jika hanya diterapkan di salah satu jenis pendidikan tinggi tertentu. Selain kebutuhan publik yang ideal, ada kebutuhan para calon mahasiswa atau orang tua calon mahasiswa, ada juga kesulitan institusi untuk mendidik secara masal dan umum. Itu yang akan selalu bertentangan dengan kebutuhan ideal, dan harus dicari titik temunya.

Yang berikutnya mungkin belum bisa dikomentari karena masih bersambung. Jadi saya tunggu sambungannya dulu :) Tapi mungkin saya komentari pertanyaan Bapak yang terbawah dulu:

> Tapi kalau manager produksi, pemasaran, utility, keuangan mempunyai Job Spec yang jelas sehingga prestasinya bisa diukur, maka kepala HCD ini masih serba kabur : apakah mengurus sistem penggajian, membuat KKB, mengorganisir training dsb sudah cukup untuk menilai kinerjanya ? Inilah yang sampai saat ini belum jelas. Sementara itu taken for granted posisi ini hrs dipimpin oleh psikolog.

> Inilah mutu lulusan perguruan tinggi kita. Masalah belum terasa ketika dia bekerja di perusahaan kecil /menengah dimana pemiliknya ikut aktif sehari-hari. Tapi menjadi masalah serius bagi perusahaan besar yang punya cabang dimana-mana.
> Alih2 mensukseskan program perusahaan, yang terjadi direksinya malah sibuk mengurus orang berkelahi.
> Terjadilah office politics yang saling menjegal.
> Pertanyaannya dapatkah pimpinan HCD yang psikolog itu mengatasi soal ini ?
> Pendidikan yang bagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pimpinan HCD yang cakap ?

Pertama2, job spec Kepala HCD sangat bisa diukur dengan analisa jabatan. Job spec Kepala HCD sangat bisa bervariasi dan berbeda2 antar perusahaan. Di perusaaan tertentu, titik beratnya masih mengurus soal penggajian. Di perusahaan lain bisa dititikberatkan pada training. Di perusahaan lain titik beratnya bisa menangani buruh/pekerja honorer dan menjadi jembatan antar mereka dgn pihak manajemen. Jadi, pada dasarnya, job spec Kepala HCD adalah sesuatu yang sangat bisa diukur dan sifatnya berbeda tergantung sifat perusahaannya :)

Kedua, saya belum pernah mendengar bahwa Kepala HCD taken for granted HARUS dipimpin oleh psikolog. Banyak teman2 psikologi yang mengeluh bahwa Kepala HCD-nya bukan psikolog dan tidak mengerti psikologi.

Ketiga, saya belum pernah juga mendengar seorang fresh graduate menjadi Kepala HCD (kecuali kalau perusahaannya milik bapaknya, mungkin ;)). Semua yang menjadi Kepala HCD berangkat dari bawah: masuk HCD sebagai staf dan meniti karir hingga ke puncak.

Jadi.. kalau pertanyaan Bapak adalah: "Pendidikan yang bagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pimpinan HCD yang cakap?", terus terang itu tidak bisa dijawab dan dibebankan pada institusi pendidikan :) Tujuan pendidikan psikologi bukan secara spesifik menghasilkan pimpinan HCD yang cakap. In fact, tidak semua lulusan pendidikan psikologi diharapkan (apalagi diharuskan) mampu menjadi pimpinan HCD yang cakap. HCD hanya merupakan salah satu bagian kecil dari psikologi.. yang mampu dan mau bergerak di bidang itu, silakan memperdalam pengetahuan di bidang itu. Yang tidak mau dan mau memilih jalur yang lain, tidak harus menguasai HCD.

Sistem pendidikan psikologi yang sekarang mengajarkan beberapa aspek yang dapat digunakan untuk "menjual diri" masuk ke bidang HCD. Untuk menjadi staf HCD yang cakap, apalagi agar karirnya naik menjadi Kepala HCD, seseorang perlu belajar lagi dan lagi.

Dan untuk pertanyaan ini: "Pertanyaannya dapatkah pimpinan HCD yang psikolog itu mengatasi soal ini?", jawaban saya adalah:  bisa, jika memang kemampuan, pengetahuan, dan usahanya diarahkan ke bidang ini, serta kebijakan/budaya perusahaan mendukung dia sepenuhnya :) Yang sering terjadi adalah: pimpinan HCD-nya merupakan psikolog industri yang handal, namun tidak didukung oleh kebijakan perusahaan :) Ini terutama saya amati terjadi pada perusahaan besar, dimana pekerja dianggap tidak lebih dari sekrup dari sebuah mesin besar; yang jika rusak satu sangat replaceable :)

Tidak semua psikolog yang baik mampu menjadi seorang pimpinan HCD yang baik, karena psikologi lebih luas daripada sekedar HCD :) Jadi, janganlah kita kotak2kan atau kita reduksi menjadi sekedar HCD.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Women of Curves

on Yahoo! Groups

A positive group

to discuss Curves.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: