Rabu, 24 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Psikologi ala Pak Jusuf Sutanto - untuk Swas

Swas,
Hehe... (kita sama-sama pake nama samaran ya).
Menurut saya, sebetulnya nggak usah pake psikologi positif ataupun
negative reinforcement. Cukup membershipnya doi di-banned. Atau
message yang masuk di seleksi / dimoderasi, yang jelek-jelek nggak
usah diloloskan. Di milis lain hal ini berjalan efektif. Kalau memang
milisnya bagus, moderasi tidak akan menyebabkan postingan / message
berkurang. Saya punya contoh 2 milis seperti itu (non psikologi).
Dengan moderasi juga, di 2 milis itu, kualitas tulisan tetap terjaga.
Debat atau eyel-eyelan masih bisa terjadi, tapi dengan mutu yang
terjaga.

Juga nggak usah pakai Tao Teh King, Hui Neng, ataupun Kearifan Kuno.
Cukup pakai teknologi mailing list : ban membership atau seleksi
messages !

Di sini, psi-trans, memang terjadi penambahan jumlah member.
Kuantitas bertambah, tapi tanpa ada peningkatan (atau penjagaan)
kualitas. Saya sendiri membaca milis ini hanya kalau sempat. Saya
baca terutama kalau ada message dari Swas, Harez, Pak Jusuf karena
saya kenal mereka.
Fokus saya adalah nyari message di milis-milis yang menambah wawasan
saya atau juga yang bener-bener lucu-menghibur-santai-bersahabat.

Satu hal sederhana saja. Seharusnya member diajar / diajak untuk
memotong messages berbalas terdahulu yang berkepanjangan. Kadang saya
lihat disini, tidak ada pemotongan message sehingga berkepanjangan
padahal yang lalu-lalu nggak perlu dibaca. Ini dapat menyebabkan
kapasitas inbox (bagi yang non web-base) cepat penuh...dan akhirnya
minta "unsubscribe". So simple.

Lalu soal psikologi. Keawaman dan keasal-asalan psikologi sangat
terasa disini. Apakah yang bicara atau bahas Freud, Watson, Pavlov,
Maslow pernah baca buku mereka secara langsung atau minimal membaca
sejumlah buku / resensi ringkasan secara cermat ?

Saya punya contoh mengenai perbedaan baca selintasan doang (tulisan
amat pendek) dengan baca serius (tulisan cukup panjang). Misalnya,
soal phrenology. Waktu kuliah di tingkat awal, mahasiswa Psikologi
tentunya diajari sejarah psikologi diantara diperkenalkan Phrenology.
Dari buku Pengantar Psikologi ataupun Sejarah Psikologi berbahasa
Indonesia, frenologi dijelaskan sangat sedikit. Kemudian segera
disimpulkan itu pseudoscience. Padahal kalau baca di buku 'History of
Psychology' yang cukup tebal dan komprehensif, kita akan mendapatkan
penjelasan bahwa Franz Joseph Gall menelitinya cukup serius dan bukan
melamun belaka. Coba lihat salah satunya :
http://en.wikipedia.org/wiki/Phrenology
Itu bukan berarti pherenology "bukan pseudoscience". Tapi maksudnya,
kalau kita mempelajari sesuatu secara cukup mendalam kita akan lebih
bisa memberikan apresiasi yang sepantasnya.

Saran saya, baik untuk ahli psikologi atau awam, bacalah Freud atau
Pavlov atau Maslow dengan seksama. Baru bisa kita dedel-dedel bahas.

Fritjof Capra ataupun Zen hanyalah ikon-ikon dari cakrawaka kehidupan
yang teramat luas. Masih ada misteri-misteri lain.

WK

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "swastinika"
<swastinika@...> wrote:
>
>
> Hai Monde Cookies, bagi cookiesnya dong :)
>
> > Monde : Mbak Swas, dari mana muncul penilaian tidak berhasil?
>
> Kebetulan sudah lebih dari setahun saya di milis ini, biarpun jarang
> posting. Saya lebih suka mengamati interaksi orang2 di sini, sambil
> sesekali nimbrung :) Sejauh yang saya amati, sebelum munculnya
cacimaki
> seperti ini, sudah banyak yang mencoba mencapaikan pesan secara
lebih
> empatik dan lebih positif. Yang terjadi bukanlah pesan itu
ditangkap dan
> direnungkan, melainkan email2 berisi pesan positif tersebut
diforwardkan
> kemana2 dengan embel2 tuduhan.
>
> Jadi, saya menilai berdasarkan pengamatan saya, bahwa cara2 yang
lain
> tidak berhasil (dalam 1 thn ini). Mungkin saja masih bisa berhasil
dalam
> 5- 10 thn ke depan. Tapi apakah kita harus menunggu 5 - 10 thn ke
depan
> ;)?
>
> Monde: Bukankah
> > justru kita seharusnya terus berusaha untuk menggunakan mazhab
> > psikologi yang positif dibandingkan menyerah dengan Negative
> > Reinforcement? Sebaiknya tidak ada alasan untuk membenarkan
munculnya
> > Negative Reinforcement.
>
> Kalau Monde percaya bahwa pendekatan positif yang terbaik, dan mau
> menjalankannya 5 - 10 tahun lagi, ya silakan. Tapi saya lihat tidak
> semua orang menganggap pendekatan ini yang paling baik. Tidak ada
yang
> mengharuskan kita menggunakan satu mazhab kok. Mazhab Behavioristik
> bukan perbaikan dari Psikoanalisa, Humanistik bukan perbaikan dari
> Behavioristik, dst. Mazhab2 ini berbeda, dan buat saya each serves
> specific purpose :)
>
> Monde: Mungkin saja Negative Reinforcemet memiliki
> > daya supaya setiap pelakunya akhirnya dapat mengambil hikmahnya.
Tapi
> > bukan sebagai saran atau toleransi untuk memicu/membenarkan
Negative
> > Reinforcement tersebut. Justru kita harus mengambil sikap tidak
> > mendukungnya.
>
> Saya tidak membenarkan :) Saya mengatakan saya memahami, dan
> mempersilakan orang menggunakannya karena apa yang saya amati dalam
1
> thn terakhir ini. Siapa tahu negative reinforcement ini bisa membawa
> hasil lebih baik. Kalau nanti ternyata tidak membawa perubahan
apa2, ya
> tinggal ganti saja toh? Coba lagi pendekatan lain :)
>
> > Monde : Ini adalah pengamatan sepihak mbak Swas. Bermasalah atau
tidak
> > bermasalahnya seseorang tergantung dari sudut kepentingan para
> > pengamatnya. Kalau mau melihatnya dengan sungguh-sungguh inilah
yang
> > terjadi pada fenomena kompatiologi. Vcl dianggap bermasalah atau
tidak
> > tergantung dari kepentingan terhadap kompatiologi ataupun
> > pertemanannya dengan Vcl. Jadi itu sangat subyektif sifatnya. Jadi
> > tetap tidak bisa dipukul-rata Vcl sudah pasti bermasalah untuk
> > membenarkan munculnya Negative Reinforcement karena teman-temannya
> > sudah tidak sanggup. Mbak Swas jangan terburu-buru memberikan cap
> > penilaian kalau kenal dengan Vcl dan teman-temannya saja cuma dari
> milis.
>
> Pengamatan sepihak memang iya :). Namun apakah ini merupakan
pengamatan
> subyektif? Dari apa yang saya amati di sini, banyak yang mencapai
> kesimpulan serupa dengan hasil pengamatan saya :)
>
> > Monde : Bermasalah atau tidak
> > bermasalahnya seseorang tergantung dari sudut kepentingan para
> > pengamatnya. Kalau mau melihatnya dengan sungguh-sungguh inilah
yang
> > terjadi pada fenomena kompatiologi. Vcl dianggap bermasalah atau
tidak
> > tergantung dari kepentingan terhadap kompatiologi ataupun
> > pertemanannya dengan Vcl. Jadi itu sangat subyektif sifatnya. Jadi
> > tetap tidak bisa dipukul-rata Vcl sudah pasti bermasalah untuk
> > membenarkan munculnya Negative Reinforcement karena teman-temannya
> > sudah tidak sanggup.
>
> Betul! Bermasalah atau tidak itu banyak tergantung dari sudut siapa
yang
> melihatnya :) Tapi semua ukuran subyektivitas itu sebenarnya
berpotongan
> dengan ukuran2 subyektivitas yang lain. Dan mana kala semakin besar
> irisan ukuran subyektivitas itu yang dilanggar, pada dasarnya
semakin
> bermasalah :)
>
> Monde: Mbak Swas jangan terburu-buru memberikan cap
> > penilaian kalau kenal dengan Vcl dan teman-temannya saja cuma dari
> milis.
>
> Ini maksudnya apa ya? Undangan untuk hadir survei lagi? HAHAHAHA..
> Tidak, saya tidak memberikan penilaian berdasarkan interaksi di
milis
> dan apa yang saya baca di milis saja ;) You can count on me ;)
>
> > Monde : Sekali lagi apa yang dikatakan oleh mbak Swas sendiri
justru
> > menunjukkan kerelatifan suatu perilaku seseorang. Bukankah
bermasalah
> > atau tidaknya seseorang sangat tergantung dari penilaian
> > lingkungannya? Nah kalau lingkungannya sudah mendukung, apa
masalahnya
> > kalau begitu?
>
> Betul! Kalau lingkungannya mendukung, dan si subyek itu hanya
berada di
> lingkungannya saja, maka nggak ada masalah. Yang menjadi masalah
jika
> subyek itu diterima di lingkungannya, tapi kemudian semua lingkungan
> (yang mengklasifikasikannya sebagai masalah) diharuskan untuk
> menerimanya juga dan memberi dispensasi. Itu masalah.. :)
>
> Contohnya gini deh: beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengenal
> dekat dua keluarga yang masing2 dikaruniai anak autis. Keluarga A
ingin
> anaknya terjun ke masyarakat, dan oleh karenanya dengan disiplin
ketat
> mengikuti terapi dan diet agar anaknya bisa mendekati kemampuan
anak2
> yang tidak autis. Keluarga B tidak menerima anaknya autis, mereka
tidak
> mau mengikuti terapi dan diet karena percaya bahwa apa yang dialami
> anaknya adalah keterlambatan perkembangan biasa.
>
> Jika keluarga B konsisten, kelak tidak memaksa SD menerima anaknya
> sekolah, misalnya, maka kita bisa katakan tidak masalah. Toh
keluarganya
> menerima. Yang jadi masalah adalah ketika (hypothetically),
keluarga B
> tiba2 mencak2 karena anaknya dianggap tidak mampu masuk sekolah
dasar,
> atau kalaupun diterima tidak diberi dispensasi khusus :).
>
> Monde: Vcl bermasalah bagi mbak Swas itu sih urusan kepentingan
> > mbak Swas. Sekali-lagi tidak bisa dipukul-rata kalau mbak Swas
sudah
> > memberikan penilaian Vcl bermasalah maka dianggap bagi seluruh
> > lingkungan lainnya pasti menilai juga Vcl bermasalah sekaligus
> > menganggap lingkungan lain adalah buta jika tidak melihatnya. Vcl
> > memiliki kekurangan iya. Kita semua pun memiliki kekurangan. Tapi
> > apakah kekurangan (yang lagi-lagi relatif) itu bermasalah bagi
> > lingkungannya itu soal lain.
>
> Wah, saya sih tidak ada urusan :) Hidup saya nyaman2 saja kok, nggak
> terpengaruh apa2. Makanya saya nggak ikut memberikan "negative
> reinforcement".
>
> Dasar pemikiran saya adalah seperti di atas: lingkungan lain sudah
> pernah mencoba memberikan dispensasi, dan sekarang sebagian dari
> lingkungan yang merasa terganggu itu fight back :) Menurut saya
adalah
> hak dari lingkungan2 yang lain untuk merasa terganggu dan fight
back :)
>
> Nggak bisa dong, lingkungan yang menerima si subyek sebagai tidak
> bermasalah lantas memaksa lingkungan2 lain untuk tidak merasa
> bermasalah, hanya dengan dasar bahwa semua itu subyektif. Buktinya,
> dengan subyektivitas Anda, Anda fight back juga toh? Hehehe.. Dan
apakah
> saya keberatan dengan itu? Enggak juga. Cuma memberikan pandangan :)
>
> Salam,
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Best of Y! Groups

Discover groups

that are the best

of their class.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: