Rabu, 28 November 2007

[psikologi_transformatif] Lagi: PERBEDAAN MENDASAR antara MMD dan Vipassana tradisional -- keraguan seorang pemeditasi vipassana Mahasi

Teman-teman pemeditasi vipassana sekalian,

Di masa lampau beberapa kali saya terlibat diskusi/debat mengenai perbedaan antara vipassana versi MMD dan vipassana tradisional, khususnya versi Mahasi Sayadaw. Namun para mitra diskusi saya itu semuanya adalah pemeditasi vipassana versi Mahasi, tapi tidak pernah mencoba melakukan vipassana versi MMD barang 3 hari. Jadi banyak segi dalam diskusi-diskusi itu yang tidak lebih daripada spekulatif belaka.

Nah, berikut ini sebuah email dari seorang rekan pemeditasi vipassana versi Mahasi Sayadaw yang PERNAH mengikuti retret akhir pekan vipassana versi MMD. Pengamatan dalam latihannya terhadap kedua versi vipassana itu cukup tajam sehingga ia bisa melihat perbedaannya, yang kemudian menimbulkan keraguan dalam dirinya mengenai "jalan" mana yang harus ditempuhnya.

Salam,
Hudoyo

=====================================
REKAN W.:

Bpk Hudoyo yg baik,
Saya pernah mengikuti retreat Mahasi 3X dan MMD 1X.
Setelah lebih memahami buku2 Krishnamurti,saya merasa
pandangan saya jadi lebih terbuka.
Selama retreat Mahasi terakhir(5 november'07),saya
mencoba tdk mencatat dlm batin(labeling),walau
retreat2 sebelumnya selalu mencatat.Sekitar 2 bulan
sebelum retreat tsb,saya juga berlatih di rumah tanpa
labeling.Memang ada kelebihan & kekurangannya jika
tanpa labeling.Pikiran lebih mudah berkelana,tapi saya
merasa perhatian jadi lebih total & lebih 'apa
adanya'.
Dalam interview retreat kemarin,Sayadaw juga tdk
terlalu mempersalahkannya,jika saya memang sudah
terbiasa tanpa labeling.
Tapi kadang2 timbul keraguan,terutama ketika teman2 yg
lebih senior(yg memiliki pengalaman lebih sering
mengikuti retreat Mahasi) menyarankan kalau ingin
maju:
"untuk tetap labeling,labeling lama2 akan seperti
menyatu,biarkan labeling lepas dg sendirinya."
Keraguan timbul,terutama dlm retreat,karena saya
kadang2 kawatir jika tanpa labeling pemahaman akan
batin & jasmani ini lebih lambat berkembang.
Keraguan ini kadang cukup mengganggu,kadang seperti
merintangi batin.Apalagi Januari'08 saya berencana
mengikuti retreat dg instruktur Sayadaw
Janakabhivamsa,satu2nya murid langsung dari Mahasi
Sayadaw yg masih hidup.
Bagaimana mengatasi keraguan ini?
Terima kasih sebelumnya Pak Hudoyo.
With metta,
W.

=================================
HUDOYO:

Rekan W. yg baik,

Masalah Anda bukan sekali ini saja saya dengar. Dari beberapa rekan yang semula adalah pemeditasi vipassana versi Mahasi dan kemudian mencoba vipassana versi MMD saya selalu mendengar masalah atau komentar yang persis sama.

Menurut hemat saya, perbedaan yang Anda rasakan itu bukan sekadar perbedaan "teknik" meditasi, melainkan mempunyai dasar yang jauh lebih dalam. Perbedaannya adalah perbedaan paradigmatik (perbedaan kerangka berpikir).

VIPASSANA VERSI MAHASI SAYADAW:

Vipassana ini mempunyai tujuan tertentu, yang harus dicapai dengan upaya tertentu. Tujuannya adalah mencapai nyana-nyana, yang berpuncak pada tercapainya magga-phala (tingkat-tingkat kesucian, pembebasan), yang berakhir pada tercapainya nibbana. Upayanya adalah mempertajam semaksimal mungkin perhatian (sati) pada obyek yang tengah diamati dari saat ke saat, sehingga akhirnya masuk ke dalam apa yang disebut 'khanika-samadhi' (pemusatan batin dari saat ke saat). Ini dapat dicapai dengan dua kiat yang dilakukan sekaligus: (1) memperlambat setiap gerakan tubuh selambat mungkin; dan (2) terus-menerus mencatat (naming, noting, labeling) obyek apa pun yang teramati dari saat ke saat. Inilah yang ada di latar belakang kesadaran seorang pemeditasi vipassana versi Mahasi Sayadaw.

VIPASSANA VERSI MMD

Vipassana ini tidak mempunyai tujuan apa pun, selain berada pada saat sekarang, dengan PASIF mengamati gerak-gerik AKU (atta) dari saat ke saat. Kesucian, pembebasan, nibbana, nyana-nyana, bahkan konsentrasi yang kuat, "pemahaman akan badan & batin", semua itu tidak relevan dalam kesadaran MMD, karena semua itu tidak lebih dari keinginan yang halus, serta bentuk-bentuk (konstruk) pikiran.

Ini tidak berarti bahwa pemeditasi MMD tidak akan mengalami nyana-nyana dsb. Tetapi pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan seperti itu tidak diajarkan dan tidak dihiraukan bila muncul.

Di sini tidak ada teknik apa pun. Sesungguhnya dalam MMD yang sejati tidak ada pencatatan sama sekali, karena pencatatan adalah gerak PIKIRAN. Kalau masih mencatat, itu masih belum MMD. (Anehnya, ini sesuai dengan salah satu pernyataan Chanmyay Sayadaw sendiri, bahwa "Mencatat itu sendiri bukanlah vipassana.")

Di sini juga tidak diharuskan memperlambat gerakan. Bagi MMD, yang benar justru sebaliknya: semakin tajam perhatian, dan semakin diam pikiran, maka setiap gerakan apa pun akan MELAMBAT dengan sendirinya. Jadi bukan sebaliknya, bukan memperlambat gerakan UNTUK memperkuat sati (perhatian). Lagi-lagi di sini terlihat konsistensi MMD: tidak ada upaya atau kesengajaan apa pun, karena semua itu adalah gerak-gerik dari AKU/ATTA.

***

>Memang ada kelebihan & kekurangannya jika
>tanpa labeling.Pikiran lebih mudah berkelana,tapi saya
>merasa perhatian jadi lebih total & lebih 'apa
>adanya'.
-------------------
Nah, dengan latihan selama 3 hari saja Anda sudah bisa merasakan perbedaan antara MMD dan vipassana tradisional. Lalu timbul keraguan dalam batin Anda. Tanpa mencatat, di satu pihak, Anda merasa 'lebih total' & lebih 'apa adanya'. "Lebih total" itu dirasakan ketika pikiran berhenti, karena pikiranlah yang mengkotak-kotak dan yang membatasi persepsi kita. Lebih "apa adanya", karena pikiran yang selalu terkondisi itu berhenti, dan Anda bisa melihat saat sekarang tanpa dipengaruhi oleh pengalaman & pikiran dari masa lampau; oleh karena itu segala sesuatu tampak seperti "apa adanya", tidak dipengaruhi oleh pikiran lagi.

Di lain pihak, Anda merasa pikiran yang "lebih mudah berkelana" itu sebagai "kekurangan", karena Anda sudah belajar bahwa dalam meditasi vipassana pikiran harus memusat terus-menerus. Di sini terjadi konflik antara apa adanya dengan cita-cita. Di dalam MMD, pikiran yang mudah berkelana bukan menjadi masalah. Yang penting adalah sati (eling, aware). Sati tidak perlu terlalu kuat sehingga mencapai khanika-samadhi. Namun dengan sati yang cukup, maka setiap pikiran yang muncul akan segera diketahui dan lenyap kembali. Tetapi sekali lagi, jangan punya cita-cita pikiran ini akan berhenti, karena keadaan itu bukanlah apa yang ada sekarang.

>Tapi kadang2 timbul keraguan,terutama ketika teman2 yg
>lebih senior(yg memiliki pengalaman lebih sering
>mengikuti retreat Mahasi) menyarankan kalau ingin
>maju:
>"untuk tetap labeling,labeling lama2 akan seperti
>menyatu,biarkan labeling lepas dg sendirinya."
-------------------
Kepada teman-teman pemeditasi vipassana versi Mahasi yang senior itu saya ingin menjawab: "Ingin maju ke mana? ... Sadarilah bahwa labeling itu tidak lain adalah gerak pikiran, maka labeling itu akan lepas sekarang juga." "Ingin maju" itu adalah semboyan khas pemeditasi vipassana tradisional; sedangkan semboyan MMD adalah diam, berhenti sekarang juga.

>Keraguan timbul,terutama dlm retreat,karena saya
>kadang2 kawatir jika tanpa labeling pemahaman akan
>batin & jasmani ini lebih lambat berkembang.
---------------------
Itu kan spekulasi pikiran Anda belaka. Spekulasi itu dipengaruhi oleh apa yang Anda pelajari dari satu pihak, yang pernah Anda terima sebagai SATU-SATUNYA kebenaran, sebagai SATU-SATUNYA jalan mencapai nibbana, dan yang sekarang mulai Anda ragukan. Mungkin saja teknik Mahasi Sayadaw itu bisa membawa praktisinya pada nibbana; tapi pertanyaan saya ialah: apakah itu SATU-SATUNYA jalan untuk mencapai nibbana? Saya rasa tidak, karena banyak jalan untuk mencapai runtuhnya AKU, bahkan ada yang tidak melalui jalan vipassana. Mungkin saja vipassana versi Mahasi dan vipassana versi MMD SAMA-SAMA bisa membawa orang pada nibbana.

***

Nah, rekan W., masalah Anda pada dasarnya adalah masalah pilihan. Kedua versi vipassana itu pada dasarnya tidak bisa dipertemukan, karena titik tolak paradigmanya (pemikirannya) bertolak belakang. Jadi Anda harus memilih salah satu.

Tapi saya sarankan, jangan menentukan pilihan sekarang (dalam waktu dekat ini). Di satu pihak, Anda sudah mengikuti retret vipassana versi Mahasi berkali-kali @ 10 hari, dan di lain pihak, Anda baru mengikuti MMD Akhir Pekan (3 hari) sekali. Saya sarankan, tunggulah sampai Anda punya kesempatan untuk ikut retret MMD sekurang-kurangnya 7 hari (seminggu penuh). Barulah Anda mempunyai pengalaman MMD yang kurang lebih seimbang dengan pengalaman Anda dalam vipassana versi Mahasi. Barulah setelah itu, Anda dapat menentukan pilihan secara lebih "obyektif". Dan pada akhirnya Anda HARUS memilih salah satu, karena Anda tidak mungkin melakukan dua hal yang saling bertentangan: yang satu mengerahkan upaya (viriya), yang lain diam, berhenti (thita). Persis seperti kata Sang Buddha kepada Angulimala: "Aku sudah lama berhenti, Angulimala, kamulah yang masih harus berhenti." Soalnya, vipassana versi manakah yang buat Anda menghasilkan sungguh-sungguh berhenti?

Salam,
Hudoyo

PS: Pada sekitar Juli 2008 saya merencanakan mengadakan retret MMD Seminggu di Brahmavihara-arama.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Women of Curves

on Yahoo! Groups

see how women are

changing their lives.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: